Radit mengigit jarinya. Dia merasa khawatir dan mulai berpikir keras. "Mike, coba lu cium Stella sekarang!"
"APA?!" teriak mereka secara bersamaan
Mike, Adam dan Dave mencoba untuk mengingat kembali apa yang harus mereka lakukan setelah para wanita-wanita itu meminum ramuan cinta buatan Radit. Mereka harus menci-1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLgzCYTamqH
"GAK ADA!!! GUE TABOK LU CIUM-CIUM DONA SAMA STELLA!!!" pekik Aira. "Ugh!" Tiba-tiba kepala Aira terasa pening. Aira memijit pangkal hidungnya.
Thalita yang berada disebelah Aira menatap sepupu iparnya dengan panik. Tangan Thalita memegang bahu Aira dan mengguncangkan pelan.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFmc4RJUtXY
"Ra, kamu gak apa-apa?" tanya Thalita khawatir.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9jYEm8BQf3
"Kepala gue pening, Tha." jawabnya lirih. "
1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE9HUDyTxU5
Lang, lu masukin apaan ke-"1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu4VRwTfgIu
1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeZP4wu1GGT
Bruk!1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvUo8ZeBIeu
Ucapan Aira terputus karena tiba-tiba pingsan. Radit membelalakan matanya langsung mengampiri Aira. "Ra, bangun."
Dave juga ikut berjongkok dan panik. "Ra, lu kenapa? Dit, kalo sampe Aira kenapa-kenapa awas lu!"1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl9mU63Rfaw
Radit langsung membawa Aira diatas sofa ruang tamu. Sedangkan temannya masih sibuk menyadarkan Stella dan Dona. Radit memandang lembut Aira.
"Seharusnya gue gak ngelakuin hal konyol kaya gini." ujarnya lembut. Keningnya menempel dikening Aira. Perlahan-lahan Radit menutup matanya lalu mendekatkan bibirnya pada bibir Aira dan mengecup lembut bibir Aira. Cukup lama Radit mengecup Aira. Lalu melepaskan ciumannya. Radit duduk dilantai dan menyandarkan tubuhnya. Matanya masih melirik Aira yang masih pingsan.
Tak lama Dave keluar dari kamar tamu bersama dengan Thalita yang bersandar dibahu Dave. "Gue titip Aira sama Dona. Tiba-tiba Thalita gak enak badan." Dave memasang wajah khawatir. "Awas lu kalo mereka pada kenapa-kenapa!" 1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFm6XRZUSHb
"Hah~ semoga aja gak kenapa-kenapa. Bukan lu doang yang khawatir." ujar Radit pelan.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC9un4GRyZo
Setelah Dave keluar dari apartemen Aira. Dari dalam kamar terdengar teriakan Adam.
"Dona! Akhirnya lu sadar." Adam membantu Dona untuk duduk.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHNFESchFyQ
"Gue kenapa, bang?" tanya Dona bingung saat memandang wajah khawatir adam.
Adam menggelengkan kepalanya. Melihat wajah khawatir Adam membuat Dona ingin memeluk Adam. Dengan gerakan cepat Dona langsung memeluk Adam.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlQQ9c0UvkY
"Gak tau kenapa, gue gak suka Bang liat muka lu yang khawatir kaya gitu."
Adam membatu ditempat. Baru kali ini dia merasakan pelukan hangat Dona. Adam membalas pelukan Dona.
"Gue khawatir sama lu, Don." ujar Adam.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ81lbIvIN5V
"Gue gak apa-apa." ujar Dona pelan melepaskan pelukan Adam dan menangkup pipi Adam. Mata Dona melihat Stella yang pingsan disebelahnya.
"Kak Stella kenapa, Bang Mike?" tanya Dona yang masih berada didalam pelukan Adam.
"Gak tau, Don." jawab Mike pelan. Tangannya mengusap lembut pipi Stella.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF24m4UgUwe
"Mike, lu coba gih sarannya Radit." kata Adam.
Glek. Mike meneguk ludahnya dengan susah payah. Perlahan-lahan Mike mendekatkan wajahnya dengan wajah Stella yang terlihat sangat cantik. Detak jantung Mike berdegup kencang.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqpkvZ64sla
1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFoZ1i9uGTU
Cup.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7CP1056kfA
1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtQyljogsDb
Mike mencium bibir Stella cukup lama. Adam dan Dona yang melihatnya memerah. Mereka berdua memilih untuk mengalihkan pandangan mereka.
Karena merasa terganggu Stella akhirnya membuka matanya dan terkejut saat melihat wajah Mike yang begitu dekat dengannya dan bibirnya merasakan sensasi lembut. 1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm0qO8fNSOH
Stella langsung mendorong jauh tubuh Mike. Wajahnya memerah bak kepiting rebus. Begitu juga dengan Mike tak dapat menyembunyikan rona merah dikedua pipinya.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdGOm0A7XiF
"Wow. Beneran bekerja." Adam merasa takjub.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiI29yPkOsm
"Apanya yang bekerja?" tanya Dona penasaran.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWvvyE01VxO
"Gak ada. Apa kamu masih ngerasa sakit don?" Adam mengalihkan pembicaraannya.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaexCZU9Sg4
"Sedikit pusing. Ini apartemennya kak Aira ya?" Dona merasa familiar dengan pemandangan disekitarnya.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtX3pRztMIK
"Iya. Tapi Aira tidur tuh diruang tamu."1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy0vJ5hPRex
"Oh. Kak Stella, udah baikan?"1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ22Nmd66SN3
"Emang gue kenapa, Don?" Stella memandang ketiga temannya bingung.
"Ketiduran kayanya. Cuma lu tidur kaya orang mati. Giliran diciuma Bang Mike baru bangun. Kalo lu cinta sama Bang Mike tuh bilang." jelas Dona.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO7r8EqX8fc
"Lah, lu sendiri. Emang lu gak cinta sama Adam?" Stella mendelik kesal.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhW9pb59cup
Wajah Dona memerah dan melepaskan pelukan Adam. Dona memilih untuk keluar dari kamar. 1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡljvK9lXqvK
"Emang Dona suka sama gue, Stell?" Adam menandang Stella.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6xZp5sVaXo
Stella hanya mengangkat bahunya acuh. "Mike, anterin aku pulang. Kepala aku pusing."
"Hah? Eh, iya aku anterin kamu pulang." Mike masih merasa canggung ketika melihat sikap manja Stella padanya. Mike merangkul Stella.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfeNVBgHmYF
"Mike."1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGOyoWkuURd
Panggilan Stella membuat Mike menundukan wajahnya. Stella tersenyum lembut kearah Mike. Adam yang mengerti situasi akhirnya memilih untuk berdiri dan mencari Dona. Sebelum pergi Adam menepuk bahu Mike memberikan semangat.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBtVSeqYctc
Setelah Adam pergi. Mike mencoba memberanikan diri. 'Semoga ramuannya berhasil.'1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJW7eeGc5Hy
"Mike, aku-"1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyANyehnYzm
"Stella, gue suka sama lu. Bahkan cinta. Sebenernya udah lama gue suka sama lu. Tapi gue gak berani ungkapinnya. Gue gak mau lu jadi pacar gue. Gue mau lu jadi bidadari surga gue. Lu mau gak jadi istri gue?" Mike mengeluarkan sebuah cincin dari sakunya. Dia sudah mempersiapkan ini semalam. Kalau pun nantinya Stella sadar. Mike akan tetap berusaha untuk Stella.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIXrMy09dCN
Stella menatap Mike tidak percaya. Tangannya menutup mulutnya. Air mata kebahagiaan turun dari pipinya. "Aku mau. Aku mau nikah sama kamu. Aku juga punya perasaan yang sama kaya kamu, Mike." Stella memeluk Mike erat.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCJ2H1OpThR
Mike tersenyum lembut. Dia tahu cara ini salah. Tapi entah kenapa ucapan Stella itu sepertinya benar-benar tulus. Mike melepaskan pelukannya lalu berjalan keluar. Disana ternyata ada Dona, Radit, Adam dan Aira yang tidur disofa.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGI7cMuA2BS
"Gue pulang duluan ya. Stella ngerasa pusing." 1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCXR8BjCgd1
"Yaudah. Hati-hati dijalan." kata Radit.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTSn4d55Ymz
Mike memberikan tanda jempol yang mengisyaratkan ramuannya berhasil. Radit tersenyum bahagia melihat sahabatnya senang seperti itu. Matanya melirik Adam.
Kayanya gue pulang aja deh. Gue gak enak badan. Bang Radit, tolong jagain kak Aira. Jangan lu apa-apain!" ancam Dona.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz6Qa1yevLV
"Ya Allah, Don! Yang ada gue diamuk Aira. Gue gak berani sama dia."1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2ZOBisjWPV
"Tapi lu cinta 'kan sama kak Aira?" celetuk Dona.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpoY3vl2T4y
"Lu emang gak cinta sama Adam?" tanya balik Radit.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmAKuSbi9jT
Wajah Dona kembali memerah. "Dua orang yang nanyain itu. Kalo gue cinta sama Bang Adam gak mungkin gue meluk dia tadi." Dona sedikit kesal dan menghentakan kakinya keluar apartemen.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn5l2g1yQmO
Adam menganga tidak percaya. Sedangkan Radit langsung melirik Adam. 1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJgIjzeNzdQ
"Kejar weh!!! Buset dia bengong." 1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcsvEgbGnc8
"Ah, Dona!!! Tunggu!" Adam berlari keluar unit apartemen meninggalkan Radit yang masih menemani Aira.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqnZVUZyJzR
Radit menundukan kepalanya. Rasa bersalah masih menghantuinya. Kalau seandainya terjadi apa-apa dengan Aira. Dia pasti akan menyesela seumur hidupnya. Karena ramuan untuk Aira paling banyak Radit tuangkan.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡchNBwnFbZY
***1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBCrhkcZ1Mc
"Sekarang kamu makan buburnya, Tha. Ini udah mau abis." bujuk Dave.
Thalita menggelengkan kepalanya. "Udah kenyang, Dave."1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9Tqy082wWo
"Buka mulutnya. Satu suap lagi. Janji." 1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0j0gLA02Tf
Akhirnya Thalita membuka mulutnya. Dave tersenyum lembut dan mengusap kepala Thalita. Wajah Thalita memerah saat melihat senyuman Dave. Entah kenapa suaminya itu benar-benar terlihat sangat perhatian dan tampan.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi273FqkQAq
"Kamu kenapa?" Dave menaruh telapak tangannya dikening Thalita. "Masih panas." gumam Dave. Kemudian Dave mengeluarkan satu tablet obat penurun panas dan memberikannya pada Thalita.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdFi1bIzRyC
"Aku gak mau minum obat. Pait." tolak Thalita.1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvXWoaNOO4u
Dave menghela nafas. Tidak ada cara lain selain memaksa Thalita. Dave menaruh tablet itu ke dalam mulutnya dan meminum air. Tiba-tiba dia menarik kepala Thalita lalu mengecup bibir istrinya.
"Hmpp...Dave..."
Lidah Dave mendorong obat demam itu ke mulut Thalita. Bisa Thalita rasakan saat obat itu berpindah ke mulutnya dan dia juga meminum air yang diberikan Dave dari mulut ke mulut.
Thalita meremas kaos Dave dengan sangat erat. Matanya menatap mata Dave yang terpejam. Dave terus memagutkan bibirnya dengan bibir Thalita. Tiba-tiba mata Dave terbuka disaat tubuh Thalita mulai lemas akibat efek dari obat.
"Aku...mencintaimu...Dave."
Dave terpaku saat mendengar deretan kalimat cinta dari Thalita. Semalam ini dirinya yang selalu mengatakan cinta pada Thalita. Tubuh Thalita terhuyung ke arah dada Dave.
"Dasar. Disaat bilang cinta malah pingsan." Dave tersenyum geli melihat wajah damai istrinya. Dengan sangat hati-hati Dave membetulkan posisi tidur Thalita. Setelah selesai Dave keluar kamar untuk menaruh piring dan gelas yang tadi dipakai Thalita.
***
Aira mengerang. Matanya sedikit terbuka menatap sekelilingnya. Dia berada diruang tamu. Tangannya memegangi kepalanya yang sedikit pusing. Sepertinya dia tertidur cukup lama. Saat akan bangun, Aira merasakan tangan kanannya sedikit berat. Aira menoleh ke kanan dan terkejut melihat Radit yang tertidur disebelahnya dengan posisi duduk dilantai. Wajah mereka hanya terpaut 5cm.
Tangan Aira yang terbebas menyentuh rambut Radit yang terpotong sedikit lebih pendek saat kuliah dulu. Wajah Radit pun terlihat lebih tegas dan dewasa. Tiba-tiba Radit membuka matanya. Mata mereka berdua bertemu. Cukup lama mereka saling berpandangan.
BUAGH!
Aira memukul wajah Radit dengan bantal dengan sangat keras.
"Argh!!!"
"Muka lu ke deketan, kampret!" omel Aira.
Radit menyingkirkan bantal itu. "Tapi gak usah mukul juga kali, Ra. Buset dah nanti muka tampan gue ilang."
"Tampan tapi kalah sama sultan. Boleh ngakak gak?" Aira menahan tawanya.
"Gak usah ngeledek, sue!"
Aira merubah posisinya menjadi duduk. Sedangkan Radit masih duduk dilantai dengan tubuh bersandar pada sofa.
"Lu tidur kaya kebo, Ra. Lama banget." keluhnya.
"Gak tau, Lang. Ngantuk banget gue. Terus sekarang laper. Yang lain udah pada pulang ya?"
"Udah. Dona juga udah pulang. Lu mau makan apa? Biar gue pesenin."
"Gak usah. Gue masak aja. Lu mau?" tawar Aira.
Radit beranjak dari posisinya dan merenggangkan ototnya yang terasa kaku. "Gak usah. Gue pulang aja. Udah malem. Besok kalo masih gak enak badan kabarin gue. Biar gue jemput."
"Perhatian amat lu." Aira memandang Radit bingung.
Radit hanya mengangkat bahunya cuek. "Gak ada penolakan. Gue balik dulu, Ra."
Aira hanya menatap punggung Radit yang menghilang dari balik pintu. Sekarang hanya dirinya sendiri diapartemennya. Aira langsung bergegas pergi ke dapur karena perutnya minta diisi. Dia hanya membuat omlet karena merasa malas membuat makanan yang lain. Saat sedang asik menikmati makanannya sebuah pesan masuk. Aira mengkerutkan alisnya. Melihat nama Airlangga Raditya tertera dilayar ponselnya.
Airlangga Raditya : if "mrs" is proper title for a married woman. Then what is the title for unmarried woman?
Aira semakin mengkerutkan alisnya. Lalu tangannya mengetik kata-kata singkat.
Aira Crysan : Ms.
Airlangga Raditya : apaan tuh?
Aira Crysan : Miss peak!
Airlangga Raditya : What if we add U at the back
Aira Cryan : Miss u
Airlangga Raditya : Miss u too.
Aira Crysan : sialan!
Aira menyemburkan airnya saat dia tersadar apa yang diketiknya. Wajahnya memerah sempurna. Sedang Radit tertawa melihat balasan Aira yang seperti itu. Mungkin efek ramuan cintanya pada Aira belum bereaksi. Tapi melihat tatapan lembut Aira yang tadi membuat Radit semakin ingin mendapatkan Aira. Kita lihat saja efek maha dasyatnya ramuan cinta ala Radit seperti apa.
1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcsbmoMOSqH
***TO BE CONTINUE***1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡraO7ZCgfZO
1264Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsjCz6CY3wq
