CYBER UNIVERSITY, dengan segala kemegahannya, gedung kaca berlantai 5 yg memiliki ukuran luas di setiap ruangan nya, disertai fasilitas elit dan mewah menambah pesona dan kekaguman tersendiri untuk Kampus ini. Dengan hampir seluruh mahasiswa dan mahasiswi nya datang ke kampus dengan menggunakan mobilnya masing-masing.
Di kampus inilah Fandy dan Audrey memanfaatkan sebagian waktunya untuk kuliah.
186Please respect copyright.PENANASj3jwDRF8I
Sebenarnya untuk Audrey sendiri,kampus ini terlalu mewah baginya, dia merasa tidak pantas berada disini. Jika bukan karena Fandy yg membawa nya pindah ke Jakarta meninggalkan kota kelahirannya di Sumatera. Mungkin dia tidak akan memiliki niat untuk kuliah di kampus elit seperti ini.
Fandy yg memaksa untuk membawanya ke Jakarta dengan alasan agar dia bisa selalu menjaga dan melindungi Audrey, selepas kematian ayahnya yg membuat Audrey kini sebatang kara. itulah sebab nya Audy menyetujuinya, hingga tidak terasa dia sudah belajar selama 1 semester di kampus CYBER.
186Please respect copyright.PENANAjkPZZmWZdq
"Kakak,kau tahu? Aku merasa seperti Upik abu jika berada di kampus, kampus ini rasa nya terlalu besar untuk orang seperti aku "
"Hei, kau kenapa selalu bicara seperti itu, kau sudah 1 semester kuliah disini. Dan kau masih saja minder begitu"
"Tapi aku bersyukur juga sih kak bisa kuliah disini." Audrey menggandeng tangan Fandy dengan mesra,sembari memandangnya dengan senyumnya.
" Kenapa tiba-tiba kau jadi mesra begini padaku, hah?"
"Kakak lihat saja sendiri, para gadis-gadis di kampus ini sedang menatap iri padaku, dan bersiap ingin melenyapkan ku " bisik Audrey di telinga Fandy, yg kemudian membuat Fandy sadar kalau sedari tadi mereka masuk, sudah banyak gadis dikampus yg memperhatikan mereka berdua.
Dan kemudian mereka tertawa lepas bersama.
186Please respect copyright.PENANA2TJSoyiGe7
"Hai guys!! Disini..!!" Suara teriakan itu berasal dari arah kantin cyber, dan lelaki yg berteriak itu adalah farel abigeel, salah satu sahabat lama Fandy.
"Bisa tidak kau jangan berteriak histeris seperti itu, kau terlihat menakutkan.". Audrey hanya tersenyum melihat tingkah kedua sahabat itu yg saling berdebat setiap kali bertemu.
"Kau ini, syukur aku menyambut mu, apa perlu aku panggil anggota trambolin untuk memeriahkan kedatangan mu agar terlihat heboh"
"Setidaknya nya itu lebih merdu, di banding suara mu yg memekik itu".
"Sialan..!!" Farel mengumpat sembari tersenyum dan menarik kursi di hadapan Fandy. Audrey yg sudah sedari tadi duduk di samping Fandy mengedarkan pandangannya ke sekeliling kantin. Seakan mencari seseorang.
186Please respect copyright.PENANA7k23SzceZZ
"Uhm.. farel,, dimana Fian?
Bukannya dia sudah kembali dari Paris semalam ya" Akhirnya Audrey menanyakan seseorang yg dicari nya sedari tadi.
"Untuk apa kau mencari nya?
Kau begitu merindukannya ya? Apa ada sesuatu antara kau dan dia, Hah?" Ucap fandy, yg membuat Audrey bingung untuk menjawabnya. Dia takut Fandy akan berfikir aneh jika Audrey mengatakan alasan dia mencari Fian.
"Fian bilang dia akan telat, karena harus singgah sebentar ke suatu tempat". Dengan cepat farel menyela pembicaraan Audrey dan fandy.
"Oh, begitu. Lalu dimana saudara kembarmu?" Ucap fandy.
"Fino ada di ruang rektor, ayahnya menyuruh nya datang ke sana."
"Ada masalah apa?"
"Hem.. entahlah.. kita akan tanya ketika dia kemari."
Fandy melirik ke arah Audrey yg sibuk dengan ponselnya. Dia menaikan sebelah alis nya saat melihat Audrey tersenyum sendiri menatap layar ponselnya.
"Apa ada yg lucu di ponsel mu, sehingga kau tersenyum seperti itu?" Audrey yg kaget di perhatikan Fandy segera menutup ponselnya dan memasukkan nya kedalam tas nya.
"Kau Seperti orang yg sedang kasmaran saja, tersenyum-senyum begitu."
"Emang iya, aku lagi menunggu seseorang yg akan membuat ku kasmaran." Ucap Audrey dengan polosnya sembari tersenyum dan menepuk-nepuk lembut kedua pipinya.
"Omong kosong.!! Tidak akan ada yg berani mendekati mu selama masih ada aku Audy sayang." Ucap Fandy dengan bangganya.
"Iya iya.. aku tahu itu kakak. Tapi mau bagaimana lagi, namanya juga lagi kasmaran. Gak masalah kan?" Audrey menatap Fandy sambil Menaik turun kan alis nya.membuat Fandy berdecak kesal dan membuang wajah nya kearah lain.
186Please respect copyright.PENANAW6nYHeSGuc
"Nah, yg sudah kau cari-cari tadi kini tiba Audy." Ucap farel yg menatap kearah depan kantin, yg kemudian di ikuti oleh Audrey.
Sementara Fandy memutar malas bola matanya.
"Hai, apa kau sedang menunggu ku Audy? Hem? "Ucap Fian,lelaki yg sedari tadi di tunggu oleh Audrey, Audrey tersenyum lebar melihat kedatangan fian dan ingin memeluk Fian segera, namun dengan segera Fandy yg duduk ditengah-tengah mereka bangkit berdiri, dan menatap tajam ke arah Fian.
"Kau ingin mati ya? Beraninya ingin memeluk Audy."
Audrey dan Fian terpaku mendengar ucapan fandy yg penuh ancaman.tapi tidak dengan farel,dia hanya tersenyum simpul menyaksikan drama Korea yg ada di hadapannya.
"Ayolah.. aku hanya bercanda Friend, peluk aku saja." Ucap Fandy kemudian,dengan merentangkan tangannya dan tersenyum merekah kepada Fian. Fian yg sadar tengah di kerjai oleh fandy menggelengkan kepala sembari tersenyum dan membalas pelukan Fandy.
Lalu juga memeluk farel sambil berjabat tangan persahabatan.
186Please respect copyright.PENANAQlglPMeUfc
"Kak Fian,kenapa hanya memeluk kak Fandy dan Farel saja? Aku juga ingin..!!" Ucap Audrey dengan ekspresi memelas.
"Kenapa dengan wajah mu itu ? Kau terlihat seperti anak anjing yg minta di beri kehangatan." Ledek Fandy yg seketika membuat tawa yg di tahan farel sedari tadi meledak karena drama Korea yg ada di hadapannya tak kunjung usai.
"Ada apa dengan mu? Kau tertawa seperti orang tidak waras." ucap Fandy sambil kembali duduk di kursi nya dan merogoh saku untuk mengambil ponselnya. Audrey dan Fian saling pandang, Fian mengedipkan sebelah matanya pada Audy, seakan memberi kode. Audrey yg mengerti kode itu lalu kembali duduk di samping Fandy. Sementara Fian segera mengambil tempat duduk di samping Audrey.
"Hei kak, kau jauh-jauh pergi ke Paris selama seminggu, apa kau tidak memberikan oleh-oleh untuk ku?" Bisik Audrey di telinga Fian, berusaha agar Fandy tidak mendengarnya.
"Tentu saja. Aku membawa banyak untuk Mu Audy." Ucap Fian yg juga ikut berbisik-bisik seperti Audy. Audy sumringah mendengar ucapan Fian yg mengatakan membawa banyak oleh-oleh untuknya. Dia tak sabar untuk menanti oleh-oleh tersebut, dia kemudian melirik ke arah tangan Fian, dan mengerutkan alisnya, lalu berbisik kembali kepada Fian,
"Tapi, aku tidak melihatmu membawa apapun kak? Dimana oleh-oleh ku?". Fian tersenyum simpul melihat ekspresi Lugu Audy, dia sungguh tidak sanggup melihat wajah polos Audrey seperti saat ini, ada rasa gemas ingin mencubit pipinya saat itu. Tapi dia haru menahannya karena tidak ingin membuat Fandy kembali bersifat sakratis terhadap nya .
"Akan ku berikan nanti Audy, tapi kau harus memberikan waktu untuk bertemu dengan ku, bagaimana?" Ucap Fian sambil Menaik turun kan alis nya, Audy berfikir sejenak lalu melirik sekilas ke arah Fandy yg masih sibuk berkutat dengan ponselnya.
"Majikan ku pasti tidak akan mengizinkan kan ku kak. Kau kan tahu sendiri Bagaimana dia?" Fian hampir tertawa ketika mendengar ucapan Audy yg mengatakan Fandy sebagai majikannya.'gadis ini memang polos' ujarnya dalam hati, dan 'aku semakin menyukainya'.
"Baiklah, kali begitu aku akan menemui mu di cafe tempat Mu bekerja saja, bagaimana?" Audy mengangguk senang dan ingin menjawab ucapan fian. Tapi tiba-tiba saja fandy duduk diantara keduanya mengejutkan sepasang muda-mudi yg tengah asik berbisik-bisik sedari tadi.
186Please respect copyright.PENANAx6jp8eZZr5
"Apa acara bisik-bisik nya sudah selesai? Kalau sudah, biarkan aku duduk disini saja ya? Ini akan sangat menyenangkan, bukan begitu adikku sayang?"
Audy membulatkan mulutnya melihat Fandy yg tiba-tiba duduk di antara dia dan Fian, bagaimana tidak, tadi dia melihat sendiri Fandy tengah asik dengan ponselnya. Dan tiba-tiba saja kini sudah berada diantara dia dan Fian.
"Kau datang dari mana kak? Kenapa bisa secepat itu?" Tanya Audrey polos. Fandy yg melihat ekspresi penasaran Audrey menatap nya lagi dengan intens.
"Aku datang dari dalam hati mu? Dengar, apa kau ingin aku melanjutkan hal yg tertunda dikamar mu tadi pagi?. Kau tentu sudah menggosok gigimu kan?" Ucapan fandy itu segera membuat kedua pipi Audrey memerah lagi, kali ini seperti buat tomat yg siap untuk di petik.
186Please respect copyright.PENANA0bepYW1bqm
"Hal yg tertunda apa maksud mu Fandy?" Fian yg penasaran dengan ucapan fandy akhirnya menanyakan hal yg mengganggu fikiran nya itu. Fandy memutar malas bola matanya dan berbalik badan agar berhadapan dengan Fian.
"Ini masalah rumah tangga kami berdua. Apa kau ingin ikut campur?" Fian mengerut kan alis nya. Tidak paham dengan perkataan Fandy padanya.
Hingga tak lama suara jitakan kan di kepala dan teriakan sakit terdengar dan membuat Fian serta farel memandang kearah orang yg sukses mengalihkan perhatian mereka.
"Aduh Audrey, apa yg kau lakukan ? Kepalaku sakit sekali.," keluh Fandy yg kepala nya ternyata dijitak oleh Audrey.
"Aku melakukannya agar kakak sadar dan berhenti mengganggu ku" Audrey melipat kedua tangan nya di depan dadanya dengan wajah cemberut dan membuang mukanya kearah lain. Tidak merasa bersalah sedikit pun dengan perbuatannya terhadap Fandy. Fandy yg diperlakukan seperti itu merengut dan berdecak kesal sambil mengusap-usap kepalanya yg sakit.
Fian dan Farel hanya menggelengkan kepala melihat tingkah keduanya yg bertingkah seperti anak kecil.
186Please respect copyright.PENANA6hPkHyFLe9