Jam istirahat sekolah baru saja dimulai semua penghuni kelas berhamburan keluar kelas untuk sesaat melepas penat setelah sejak pagi hari menerima pelajaran. Di salah satu sudut ruang kelas duduk seorang diri seorang remaja perempuan, Mayang, matanya menatap kosong suasana luar kelas, dia enggan untuk berbaur dengan teman-temannya, entah karena apa sudah dua hari ini Mayang tampak tak terlalu bersemangat saat berada di sekolah.
"Hei, bengong aja Lu!" Kehadiran Nadia mengagetkan Mayang
"Ngagetin aja sih Lu." Protes Mayang sambil cemberut.
"Mikirin apa sih tuan puteri ini?"
"Nggak mikirin apa-apa kok." Elak Mayang.
"Udah deh nggak usah bohong sama Gue May."
"Maksud Lu?"
"Boy kan?"
"Iihh sotoy !"
"Besok dia udah boleh masuk sekolah kok, cuma diskors 2 hari sama Pak Harso."
"Oh ya?" Bola mata Mayang terlihat sedikit membesar setelah mendengar ucapan Nadia.
"Tuh kan ketauan, katanya nggak mikirin Boy, tapi pas disebut namanya langsung semangat.Hahaha "
"Iiihh apaan sih!" Mayang mencoba menyembunyikan rasa malunya dari Nadia.
"Udah ah jangan diem mulu di kelas, yuk ke kantin, sambil ngecengin dedek kelas yang lagi main basket !"
"Males banget Gue, udah Lu duluan aja, ntar Gue nyusul."
"Ya udah deh kalo gitu, jangan kelamaan di sini sendirian, ntar kesambet setan jomblo baru tau rasa Lu ! Hahaha !" Kata Nadia sambil berjalan meninggalkan Mayang.
Setelah Nadia pergi, Mayang meraih smartphone dari dalam tasnya, jari-jari Mayang terlihat sibuk bergerak di atas layar mencari beberapa foto pada menu galery, matanya berhenti saat di layar smartphonenya terpampang foto Boy yang dengan lucu manyun di samping wajah Mayang, foto 2 tahun lalu saat mereka masih menjadi sepasang kekasih.
Dulu Mayang dan Boy memang pernah menjalani hubungan special, keduanya terlihat begitu serasi, bahkan tak jarang kebersamaan mereka menimbulkan kecemburuan bagi siswa siswi lain. Mayang dikenal sebagai murid berprestasi nan cantic jelita, sementara Boy meskipun terkenal dengan label badboy, tapi tak bias dipungkiri jika paras tampannya bisa membuat banyak gadis-gadis belia terkesima. Namun sayang, hubungan mereka harus kandas di tengah jalan, hanya bertahan selama dua tahun. Meskipun begitu, Mayang tak juga bisa melupakan mantan pacarnya itu, meskipun banyak siswa lain yang ingin menjadikan gadis cantic itu sebagai kekasih, tapi hati Mayang tak juga bergeming. Boy masih melekat pada hati dan ingatan Mayang.
*****
"Eeecchhmmmm ! Aaaacchhh ! jangan disini Bim ! Eeecchhmm, nakal banget ihh kamu ini !" Nadia melenguh pelan saat Bima menciumi leher jenjangnya.
"Sssstttt!! Please jangan berisik ! Bahaya kalo kedengeran !" Bisik Bima sambil menutup mulut Nadia dengan telapak tangannya.
"Eeemmmhhh !! Eeeemmmcchhmm!! Ecchhmmm!!!" Mata Nadia melotot sambil menggerakkan kepalanya, memberi tanda agar Bima segera melepas tangannya dari mulut.
Bima melepas telapak tangannya dari mulut Nadia dan segera mengarahkan bibirnya ke bibir Nadia. Keduanya kemudian saling berciuman panas, saling melumat dan memagut. Tubuh Bima semakin merapat ke tubuh ramping Nadia, mendorongnya ke belakang sampai menempel ke dinding kamar mandi. Nadia merasakan ganjalan keras di selangkangan Bima menggesek-gesek sisi dalam pahanya.
"Udah keras banget sih penis Lu Bim."
"Iya nih sange banget, emutin dong." Nadia melorotkan resleting celana Bima dan mengeluarkan penis Bima dari sangkarnya.
Nadia kemudian mengurut pelan penis Bima sambil terus menjilati lidah Bima yang sedari tadi seolah tak puas menjelajahi rongga mulutnya. Saat asyik dengan permainannnya, tiba-tiba keduanya dikejutkan oleh suara langkah kaki mendekat dari luar pintu kamar mandi.
"Sssssttt!!!" Bima memberi tanda pada Nadia untuk menghentikan kegiatan.
BRAAAAKKK!!!!
Pintu kamar mandi terbuka dengan paksa karena didobrak dari luar. Bima dan Nadia langsung kaget saat melihat Arya sudah berada di depan mata mereka berdua.
"Lu berdua lagi enak-enak kok nggak ngajak Gue sih?!" Tanya Arya sambil melangkahkan kaki ke dalam kamar mandi.
Nadia yang sempat ketakutan terlihat tersenyum menatap wajah Arya, perlahan dia menghampiri adik kelasnya itu dan dengan buas mulai menciumi bibir Arya. Bima yang sempat kaget dengan kehadiran Arya tak mau kalah, dia mulai meremas payudara Nadia dari belakang, bibirnya juga mulai menciumi tengkuk gadis itu. Kini Nadia harus bersiap memuaskan dua adik kelasnya itu, hal yang sudah sering dia lakukan. Arya melepas bibir Nadia dari bibirnya, satu tangannya bergerak menutup pintu kamar mandi, kini 3 remaja itu sudah siap untuk melakukan permainan panas dan cepat seperti biasa.
"Buruan lepasin celana kalian, waktu kita nggak banyak ! " Kata Nadia sambil membuka kancing seragamnya. Seperti kerbau yang dicokok hidungnya, Bima dan Arya menuruti perintah Nadia tanpa banyak protes, keduanya bergegas melepas celana dan baju seragam sekolah mereka, tak lama ketiga siswa siswi itu sudah telanjang, berada dalam satu kamar mandi.
Nadia berjongkok diantara tubuh Arya dan Bima yang masih berdiri, perlahan Nadia mulai melakukan oral pada penis Bima, sementara tangan kanannya mengocok lembut penis Arya. Secara bergantian Nadia memasukkan penis kedua adik kelasnya itu ke dalam mulut mungilnya. Mendapat servis seperti itu, Arya dan Bima tak mau tinggal diam, tangan mereka secara kasar meremas-remas dada Nadia yang membusung kenyal, kadang dengan jahilnya Arya menarik puting Nadia, membuat gadis itu memelototkan matanya ke arah Arya, tanda bahwa dia tak nyaman diperlakukan seperti itu.
"Udah buruan yuk ! Vagina Gue udah basah banget nih !" Kata Nadia setelah meyakini dua penis adik kelasnya itu sudah sama-sama mengeras dan siap melakukan penetrasi ke dalam vaginanya.
"Gue duluan ya Bro ! Udah sange banget nih !" Cerocos Bima tak sabar.
"Iyaa deehh." Balas Arya pasrah. Bima mengangkat tubuh Nadia dan memposisikan tubuh gadis itu dalam posisi membungkuk membelakanginya.
Kini pantat semok Nadia yang masih tertutup rok span longgar sudah berada tepat di depan tubuh Bima, sementara kepala Nadia mengarah ke selangkangan Arya. Bima dengan cepat mengangkat rok span Nadia dan mengarahkan ujung penisnya ke dalam vagina gadis itu tanpa melepas celana dalam yang masih terpasang menutup area sensitif milik Nadia, Bima hanya menyingkirkan bagian tengah CD ke pinggir dan langsung melakukan penetrasi ke dalam vagina Nadia.
"Ooooocchhh ! Fuck!!" Lenguh Nadia saat ujung penis Bima menerobos masuk ke dalam vaginanya dengan keras.
Arya mengarahkan batang penisnya ke bibir Nadia agar segera kembali dioral oleh gadis itu. Dengan lahap, Nadia kembali menghisap penis Arya, sementara pantatnya bergerak maju mundur mengimbangi tusukan penis Bima dari arah belakang. Ketiga remaja itu mulai larut dalam permainan panas.
"Aaaacchhh ! Aaacchhhh !!!! Enak banget vaginamu !!!" Erang Bima ditengah-tengah sodokannya di vagina Nadia. Dua tangannya sesekali meremas keras pantat Nadia yang bergerak liar mengikuti irama sodokan penisnya.
"Isep yang kenceng!!!! Aacchhh!!! Fuck You bitch!!!" Perintah Arya pada Nadia sambil terus meremas payudara kakak kelasnya itu.
Nadia yang awalnya memberi perintah pada kedua adik kelasnya itu kini berbalik harus menuruti perintah Arya dan Bima. Setiap kata-kata kotor yang keluar dari mulut Arya dan Bima tak membuat Nadia marah bahkan kata-kata kotor itu justru membuat gadis itu semakin terangsang. Bima semakin mempercepat sodokannya pada vagina Nadia, saking cepatnya tumbukan antara penis Bima dengan liang vagina Nadia hingga menimbulkan suara keras pada bagian luar pantat Nadia.
PLAK!!PLAK!!PLAAK!!!
"Buruan Bro, Gue juga pengen ngrasain vaginanya." Kata Arya yang mulai tak sabar ingin segera melakukan penetrasi pada vagina Nadia, oral sex yang diberikan Nadia tampaknya tak membuat Arya merasa puas.
"Iyaa bentar lagi Gue mau keluar !" Balas Bima sambil terus menggerakkan pinggulnya maju mundur.
"Aaaacchhh ! Aaaaaqcchhh!! Anjing kalian ! Aacchhh!!! Kencengin anjing!!! Aacchhgghh!!! Fuck!!" Erang Nadia saat Bima menghentakkan batang penis dengan kasar ke dalam vaginanya.
Mulutnya sudah tak lagi mengoral penis Arya, tubuhnya hanya berfokus pada tusukan demi tusukan penis Bima yang menyeruak masuk lebih dalam, mengobok-obok isi vaginannya. Tubuh Nadia kini tak lagi membungkuk, dia mengangkat punggungnya hingga sejajar dengan tubuh Arya dan Bima. Tangan kirinya bertumpu pada pundak Arya, sementara tangan kanannya sibuk mengocok penis Bima.
"Oooocchhhh!!! Gue mau keluar nih!!! Ooccgghhhh!!!" Bima mempercepat gerakan pinggulnya dan dengan sekali sentak dia mengeluarkan batang penisnya dari dalam vagina Nadia, dengan sedikit kocokan tangan, Bima menumpahkan sperma di atas pantat Nadia.
CROT ! CROT! CROOT!!
"Aaaaaccgghhh!!! Kenapa nggak dikeluarin di dalem sih?!!!" Protes Nadia.
"Lah Elu nggak bilang tadi." Jawab Bima tanpa penyesalan. Arya yang sudah tak tahan lagi segera menarik tubuh Nadia dan mendorong tubuh gadis itu menempel ke permukaan tembok kamar mandi.
"Pelan-pelan iihh, kasar amat!" Protes Nadia pada Arya.
"Udaahh, cepetan, bentar lagi bel masuk kelas nih!!" Arya mengangkat paha Nadia dan menempelkan punggung gadis itu ke sisi luar tembok kamar mandi.
"Uuucchhhh ! Gede amat penis Lu." Desis Nadia saat Arya mulai melakukan penetrasi ke vagina Nadia dari depan.
Arya sedikit kesulitan memasukkan batang penisnya ke dalam vagina Nadia dengan posisi seperti itu, apalagi postur Arya yang lebih tinggi dibanding postur Nadia membuat Arya harus sedikit menekuk kakinya ke bawah agar posisi selangkangannya berada persis di depan vagina Nadia.
"Gue jaga di luar aja ya, ntar kalo ada yang dateng Gue kasih tanda." Kata Bima setelah merapikan celana dan bajunya. Arya masih kesulitan memasukkan batang penisnya ke dalam vagina Nadia, berkali-kali Arya mencoba tapi tetap saja gagal.
"Mau doggy aja nggak? Biar gampang masuk." Tanya Nadia setelah melihat Arya kesulitan melakukan penetrasi dengan posisi berdiri dan berhadapan seperti ini.
"Bosen Gue pake gaya itu mulu." Jawab Arya sambil kembali menekan batang penisnya ke dalam vagina Nadia.
Nadia sedikit meregangkan kedua pahanya untuk mempermudah Arya dalam melakukan penetrasi ke dalam vaginanya. Perlahan kepala penis Arya mulai bisa menerobos masuk, pelan-pelan Arya menekan pinggulnya ke depan agar seluruh batang penisnya bisa tertelan seluruhnya oleh mulut rahim Nadia.
"Aaaacchhhh ! Sakiiitttt anjing ! " Umpat Nadia saat merasakan ngilu di selangkangannya, batang penis Arya yang ukurannya lumayan besar menerobos kasar masuk ke dalam liang vagina. Arya kembali menciumi leher Nadia, mencoba memberi rangsangan tambahan pada gadis cantik itu. Dua tangan Nadia memeluk erat pinggang Arya, menekannya ke dalam agar penetrasi penis Arya juga semakin dalam.
"Ayooo goyangin pantat Lu. Bikin Gue puas." Bisik Nadia dengan nakal.
"Sempit banget vaginamu beb. Oouucchhhhh !" Arya mencoba mempercepat ritme sodokannya, membuat tubuh Nadia terhempas ke belakang membentur dinding kamar mandi.
"Oooouucchhhh ! Oooouuucchhh fuuuckkk!! Terus beb, terus, ooooccchhhhh!! Penismu gede banget!!!" Nadia mulai mengimbangi tiap tusukan penis Arya, pinggulnya bergerak mengikuti sodokan penis Arya yang semakin lama semakin cepat.
Arya semakin beringas, sodokannya makin cepat dan kasar, mulutnya pun tak kalah beringas dengan terus menghisap dan terkadang menggigit puting Nadia. Kakak kelasnya itu hanya bisa melenguh dan merintih saat Arya terus menerjang tubuhnya.
"Aaaacchhhh ! Aaaacchhhh ! Aaacchhhh, anjing bangsat! Enak banget penismu ! Aaacchhggttt !" Tangan Nadia kini mencengkram kuat pundak Arya.
"Gue mau keluar nih ! Aaacchhhh !" Erang Arya.
"Keluarin di dalem ! Keluarin yang banyak ! Gue mau sperma yang banyak!!" Perintah Nadia. Arya sedikit menjauhkan dada dan punggungnya dari tubuh Nadia, sementara dua tangannya memegang erat pinggang gadis itu sambil terus mempercepat irama penetrasi yang dilakukan penisnya. Tubuh ramping Nadia terdorong ke belakang saat Arya dengan sengaja menyentak keras penisnya ke dalam vagina.
"Aaaaacchhhhh!! Anjing!! " Teriak Nadia.
"Aaaaccgghhh Gue keluar!!! Aaaacchhggttt!!!!" Tubuh Arya mengejang hebat saat semprotan sperma keluar dari ujung penisnya dan membanjiri seluruh rongga rahim Nadia.
"Jangan dicabut dulu!! Gue masih pengen ngrasain penis Lu di dalem." Nadia menahan tubuh Arya yang mulai melemas setelah mengalami ejakulasi. Nafas Arya menderu dan dapat diasakan oleh tubuh Nadia, keduanya berpelukan untuk sesat.
"Heh ayo buruan!! Bentar lagi masuk kelas nih!!" Teriak Bima dari luar.
"Iyaaa bawel!!" Jawab Nadia kesal, Arya melepaskan pelukan dan bergegas merapikan seragamnya, hal yang sama dilakukan oleh Nadia setelah sebelumnya menumpahkan sperma Arya dari dalam vagina dan membersihkannya dengan air. Keduanya segera keluar dari dalam kamar mandi, menyusul Bima yang sudah dari tadi menunggu di luar.
"Ok Guys, ntar sore lanjut lagi ya." Kata Nadia antusias dan diamini oleh dua adik kelasnya itu.
1865Please respect copyright.PENANAnRNTRqKZzb
BERSAMBUNG
Cerita "BU GURU I LOVE YOU" sudah tersedia dalam format PDF FULL VERSION dan bisa kalian dapatkan DISINI
ns 15.158.61.55da2