
Setelah kejadian itu, sikap suamiku jadi berubah, awalnya dia pendiam sekarang menjadi lebih aktif. Bahkan mengenakan parfum saja dulunya dia enggan, namun kini setiap hari menggunakannya.
Ada alasan kenapa demikian, kejadian saat itu sebenarnya sebagian besar adalah rencanaku namun dilain pihak ada banyak wanita yang sejujurnya berfantasi liat tentang suamiku. Dia lebih sering work out sepulang dia bekerja, beberapa kali aku kerap melihat dadanya yang bidang dengan sixpack nya yang terbentuk. Membuatku ingin merasakan kegagahannya di ranjang, namun setelah punya anak dua, keinginan kami untuk bercinta akhirnya memudar. Walau demikian Mas Wisnu masih tetap mencintaiku.
Di rumah dengan dua anak dan ditambah aktifitas pekerjaanku sebagai freelancer memang sulit, maka dari itu aku menyewa jasa Babysitter dengan gaji diatas normal pada umumnya. Alasannya? pembaca pasti paham kemana arah cerita ini akan berlabuh.
Dewi, seorang babysitter janda yang ditinggal kawin lari suaminya. Mengaku bahwa alasan sebenarnya karena dirinya terbilang montok, alasan yang tak masuk logika. Pria mana yang menolak berkencan dengan wanita seperti Dewi? Payudara berukuran 38D, perut rata, pinggul besar dan pantat bulat serta kulit yang bersih lagi putih. Setelah aku menilik lebih jauh, karena suaminya menjadi simpanan Janda kaya dari negeri Jiran. Pantas saja lah kalau dirinya ditinggalkan, siapa sih yang nggak suka uang.
Setibanya suamiku pulang, dia lantas berteriak kaget, karena tak menyangka ada orang lain dirumahnya. Dewi pun juga demikian halnya dengan suamiku. Aku yang tengah bekerja, lalu berhenti untuk menyapa dan mengenalkan siapa dirinya. "Mas, kenalin ini babysitter kita yang baru. Dia akan tinggal sama kita, kalau kerjaan yang lain kan masih ada Mbok Tiyem dan Mbok Laras" sergahku. "Oh begitu, maaf saya kaget, saya kira ada maling" "Huss ngawur mas, mana ada maling cantik dan menggairahkan seperti Dewi!" ucapku sembari membakar gairah lelakinya.
"Ya.. kan papa kaget soalnya mama nggak cerita cerita dulu sih. Ya sudah, semoga kerasan ya Dewi disini. Jika butuh sesuatu bilang saja dengan istriku" sembari melumat bibirku didepannya. Dewi tersipu melihat kelakuan kami yang panas. "Baik pak, terima kasih" jawab Dewi.
Dewi kumanjakan sebagai seorang wanita yang akan kujadikan santapan syahwat suamiku. Tak jarang aku mengajaknya berbelanja dan membelikannya skincare mahal. Dewi merasa bersyukur karena majikannya tak seperti lainnya yang selalu menuntutnya bekerja keras. Padahal Dewi tidak tahu bahwa aku akan menjadikannya umpan untuk dijadikan suamiku penampung peju.
Selama itu kami saling berkomunikasi, hingga sewaktu ketika aku membuka omongan "Dewi, menurut kamu suamiku seperti apa?" "Aduh bu, saya nggak berani, takut ibu marah dan memecat saya" "Eh santai aja, aku mah liberalis.. bahkan aku bangga kalau ada yang sampai kegaet suamiku" sembari menunjukkan foto lama suamiku yang kini sudah berubah seperti artis boyband korea. Putih, atletis, hiperseks dan baik serta kaya raya.
"Saya kagum melihat kebaikan bapak, bu.. " "cuman itu ajah??" "sejujurnya aku tertarik dengan auranya yang positif, belum lagi, bapak harum dan putih bersih serta atletis.. duh maaf bu saya jadi kebablasan, tolong maafkan saya" "ohhh.. kirain ada lagi" jawabku sambil tersenyum. Dewi yang menggunakan hijab nanggung ini kalo berpakaian serba ketat, tak jarang sering digodain oleh satpam dan tukang jualan keliling. "Kalo semisalnya kamu kenal sama orang lain seperti suami saya, apakah kamu mau?" "mana mungkin bu, wong saya jelek kok" "jelek? tapi banyak yang naksir..!!" Dewi tersipu malu sembari menyapu lantai rumah kami.
Dewi merasa pekerjaan sebagai Babysitter saja terasa sangat ringan, karena anak kami keduanya sudah masuk usia Sekolah Dasar. Jadinya tidak memberatkan pekerjaannya, hanya membantu mengantarkan dan sisanya membantu merapikan kamar anak kami.
Tepat setelah 3 bulan Dewi bekerja, dia menjadi semakin akrab dengan kami, khususnya suamiku. Selalu hadir disaat dirinya pulang, dan yang menyapa duluan adalah dirinya. Seperti memiliki selir hahahaha, lanjut ceritanya ya. Dewi mulai berani membuka diri dengan berpakaian yang minim, bahkan hotpants dengan kaos you can see saja menjadi makanan sehari hari suamiku. Pernah aku mendapati suamiku onani di ruang tv saat anak anak tidur dan Dewi dari kejauhan bermain memek sambil sesekali meremas susunya.
Akhirnya bibit bibit perselingkuhan muncul, sebelumnya suamiku juga pernah threesome dengan Mbok Tiyem dan Mbok Laras. Dua pembantu yang belum cocok dipanggil mbok ini masih berusia 25-30 an. Kuning langsat dengan ukuran tubuh proporsional. Suara desahan mereka bertiga menggaung keras, membuatku terangsang.
Dewi yang tak menyangka bahwa Mas Wisnu ini memiliki kontol yang terbilang besar, walau hanya 13cm tapi durasi bermainnya tidak main main. Mbok Tiyem dan Mbok Laras adalah saksi hidup, kegagahan suamiku menggilir tubuh mereka. Aku akhirnya memilih tidur saja sembari menyalakan CCTV jika persetubuhan itu terjadi.
Saat ini anak anak tengah liburan ke rumah Neneknya dari pihak suamiku, jadi hanya ada aku, kedua pembantuku, suamiku serta Dewi. Aku tak pernah membatasi hasrat pembantuku, hanya saja ku berikan saran untuk tak membawa lelaki lain ke rumah, jika mau bolehlah untuk sekedar staycation. Namun pada kenyataannya mereka lebih memilih suamiku untuk memberikan kebahagiaan seksual mereka.
Paginya kudapati suamiku sudah tak berada di sebelahku, lalu aku membuka handphone yang terhubung CCTV. Betapa terangsangnya aku melihat Dewi bercinta liar djatas tubuh suamiku. Susunya bergelayutan kesana kemari dengan rintihan penuh nikmat "Ouuhhhh mas, teruuuss sayang ewein aku pakek kontolmu... aku geli banget mas... ahhhkkkk... aku keluar mas... semprotin aja isi memekku" keduanya memeluk erat lama sekali dan diakhiri dengan lelehan sperma mengalir dan membanjiri sofa keluarga kami.
Bersambung...
ns 15.158.61.6da2