Hari sudah hampir malam, karena semua penginapan dipenuhi dengan para zombie kami terus mencarinya. Sepertinya Shizu terlihat sedikit mengantuk, aku pun menawarkan diri untuk bisa membantunya tidur. “Shizu, kau terlihat kelelahan tidurlah dipangkuanku”
“heh? Tidak usah repot-repot aku...”
Aku terus memperhatikan raut wajah Shizu yang memerah bercampur aduk dengan kantuk yang terus menyerangnya. “tidak perlu sungkan begitu Shizu, tak apa-apa”
“ba-baiklah tapi jangan melakukan hal aneh ketika aku sedang tidur!”
“siapa juga yang mau melakukannya?!”
Tanpa panjang lebar, Shizu pun tertidur dipangkuanku dan aku terus berjaga-jaga untuk menemukan lokasi kami. Tiba-tiba saja ponsel milik Shizu terjatuh, aku pun mengambilnya lalu membuka Google Map. “syukurlah sinyal masih ada”. Nada pelan agar Shizu tidak bangun.
Oh iya hampir lupa, nama temanku yang menyetir bis yaitu Kenage Yuukan atau biasa dipanggil Nage oleh teman-temanku, dia satu tahun lebih muda dariku. Terkadang aku lupa menyebut namanya. Oleh karena itu aku beruntung bisa mengandalkannya disaat situasi seperti ini.
“hmm.. Nage, apa kau mau menginap di rumah ku? Jaraknya tak jauh”
Nage pun menerimanya lalu bertanya. “heh? Apa tidak apa? Kemana orang tuamu”
Aku pun sedikit tertawa kecil sambil perlahan meletakan Shizu diatas sofa bis karena aku akan menemui Nage. Ketika bis sampai didepan rumahku, aku memberitahu Nage untuk ikut bersamaku. “orang tuaku sedang ada urusan diluar negeri jadinya aku tinggal sendiri disini, ayo ikutlah denganku”
“tapi Takagi, kita harus membangunkan yang lainnya”
“ah.. benar juga itu”
Aku pun segera membangunkan Shizu yang tertidur lelap, sementara Nage membangunkan temannya yang tertidur di sofa bis paling belakang. Ketika semuanya sudah terbangun, aku mengajak mereka untuk masuk kedalam rumahku. “hoooaammpp... Takagi, apa sudah sampai?” tanya Shizu dengan pandangannya yang masih ngantuk.
“kita sudah sampai di rumahku ayo masuk”
Kami pun keluar dari bis lalu aku membukakan mereka pintu gerbang tapi tak sepenuhnya, dikhawatirkan ada zombie yang tiba-tiba masuk.
“maaf mengganggu kalian tapi aku sarankan tetap waspada terhadap zombie yang tiba-tiba datang”
“kalau itu serahkan padaku Takagi!”
Matahari sudah terbenam dan malam pun tiba. Aku memasak makanan untuk bisa kami makan malam ini. Disaat aku sedang memotong sayuran, Shizu menghampiriku. Aku pun menoleh ke arahnya. “ada perlu apa Shizu?” kataku sambil sedikit senyum.
“apa boleh aku membantumu?”
“wah jika itu memang maumu, silahkan kau bantu memotong sayuran ini”
Dalam hati Shizu pun berkata.*jadi ini ya rasanya memasak bersama laki—laki*. Sementara itu, Nage sedang berjaga-jaga dibagian teras lantai dua untuk memastikan situasi aman.
“hmmm... tampaknya disini. Eh? Apa itu?”
Nage pun sempat meminjam teleskop milikku yang akan ia gunakan. Nage melihat ada beberapa kekacauan yang berjarak tak lebih dari empat ratus meter dari rumahku. Ia mempunyai firasat kalau disana masih ada penyintas yang masih selamat, Nage juga mendengar suara tembakan dan juga beberapa ledakan.
“ternyata disana masih ada yang selamat, tapi mau bagaimana lagi? Malam ini aku harus beristirahat dan bersiap untuk mencari wilayah baru bersama takagi dengan yang lainnya”
Apa yang dikatakan Nage terdengar oleh Mizora Sayaki. Disaat itu pula ia sedang membaca buku milikku yang ia pinjam. “kau itu benar-benar tak bisa ditebak ya Nage”
“hah? Apa maksudmu Mizora?”
“sudahlah lebih baik bersiap makan, kau tahu? Takagi memasak enak malam ini” nada datar sembari kembali menuju ruang makan.
“cih! Apa maksudnya?”. Tak peduli apa yang dikatakan Mizora, Nage tetap berada disana.
Makan malam sudah siap dan ku sajikan diatas meja makan. Hanya Nage saja yang belum berada di meja makan. “Takagi, panggil tuh Nage dia masih berada diteras atas sana”. Nada datar Mizora sambil tetap membaca buku.
Aku pun segera memanggil Nage untuk makan bersama pada malam ini. Sesampainya disana, aku melihatnya yang masih dengan teleskop milikku. “mau sampai kapan kau disana Nage?”
“oh Takagi, maaf aku sampai lupa akan makan malamnya”
“yasudah cepat yang lain sudah menunggu di meja makan”
Malam ini aku dan teman-teman sekolahku makan dan beristirahat. Kalau aku sih berencana untuk mengajaknya ke kantor militer pamanku, itu pun jika mereka mau. Setelah makan malam malam. Sebagian dari kami beristirahat, hanya aku dan Nage yang akan berjaga-jaga.
Ku pinjamkan senjata tajam yang ku simpan untuk membantu Nage berjaga-jaga. “tak ku sangkan kau menyimpan senapan ini”
“tidak, itu dulu milik pamanku”
“apa pamanmu seorang pemburu atau yang lainya?”
“tidak, pamanku hanya seorang militer yang bertugas di markasnya”
“kedengarannya menarik, apa boleh besok kita berkunjung kesana?”
“aku sih berencana demikian, tapi kita harus memberitahu ke yang lainnya”
“haa.... aku berfikir itu akan membosankan”
Hampir sepanjang malam aku dan Nage terus berjaga-jaga hingga rasa ngantuk menyerang kami. 481Please respect copyright.PENANA1KQIps1eg4