05.00
Daniel mengerjapkan matanya, kemudian duduk dan mengucek kedua matanya. Dia tidak banyak memikirkan kejadian semalam dan segera bersiap untuk berangkat sekolah.
Bangunan besar yang cukup tua bertuliskan 'District 9 High School' di atas pagar sekolah yang terbuka mulai nampak dari kejauhan. Disitulah tempat Daniel bersekolah.
06.30
Daniel merasa lelah dan mengantuk. Ini aneh sekali. Semalam ia tidur pukul 9 malam. Itu sudah lebih dari cukup untuknya, tapi mengapa sekarang ia sangat mengantuk? Tak butuh waktu lama baginya untuk jatuh terlelap dalam lipatan tangan. Sungguh, rasanya seperti tidak tidur semalaman.
Risa, teman sebangku Daniel, datang dan menatap Daniel yang masih tertidur. Duduk dan meletakkan tasnya, Risa menggoyangkan bahu Daniel pelan. Daniel terbangun dan sedikit terkejut karena menemukan wajah Risa yang hanya berjakrak satu jengkal dari wajahnya.
"Bagaimana tidurmu? Apakah nyenyak, Pangeran?" Kata Risa usil. Daniel yang masih belum sepenuhnya sadar dengan spontan meminta maaf, membuat Risa terkekeh pelan. "Seharusnya aku mengejutkanmu saja, ekspresimu benar-benar lucu."
Ah, Daniel ingin mengubur diri saja rasanya.
09.00
Bel istirahat berbunyi. Daniel langsung membuka kotak bekalnya. Isinya sedikit berantakan, membuat Risa mengernyit heran. "Apakah kamu masih merasa sedih Daniel?"
Daniel spontan menoleh ke arah Risa yang menatapnya khawatir. "Tidak, aku tidak apa-apa." jawabnya. Risa menatap mata Daniel intens, mencari kebohongan yang barangkali terselip di dalamnya, namun ia tidak menemukan apapun.
"Kamu tidak berbohong, kan?" Risa menghela napas, "maafkan aku karena menyinggung hal ini, tapi kurasa kamu masih sedih atas kepergian ayahmu. Ini baru 3 hari setelah pemakamannya, dan kamu sudah masuk sekolah." Daniel hanya mengangguk sembari memakan bekalnya. Rasa khawatir Risa semakin menjadi, namun ia tak ingin mengusik Daniel lebih lagi dan memilih untuk ikut memakan bekalnya.
11.30
Sekolah dipulangkan lebih awal dikarenakan renovasi gedung. Daniel yang baru saja keluar dari kelas dikejutkan oleh David, adik sepupu Risa. "Daniel, bisakah kamu membantuku merapikan buku di perpustakaan?" tanyanya. Daniel mengangguk dan mengikuti langkah David ke perpustakaan.
Perpustakaan itu cukup besar dan nyaman. Suasananya pun cukup sepi, karena murid dan guru sudah meninggalkan sekolah.
Selesai merapikan buku, Daniel memilih untuk melihat-lihat perpustakaan sebentar. Daniel bukan tipe anak yang suka menghabiskan waktu senggangnya untuk membaca buku di perpustakaan, jadi mungkin sesekali melihat-lihat tidak ada salahnya.
Lelah karena berkeliling perpustakaan, Daniel duduk di salah satu bangku yang terletak di sudut ruangan. Mejanya berdebu. Daniel pernah mendengar desas-desus tentang makhluk yang suka duduk di bangku tersebut. Konon katanya, sosok itu berwujud anak kecil yang terlihat ceria dan muram di satu waktu yang sama. Pun di atas meja itu ada satu buku usang bertuliskan 'Myth Hour', di sampul depan.
Daniel tidak bisa melepaskan pandangannya dari buku tersebut, seolah ada sesuatu yang mendesak Daniel untuk membaca isinya. Tangannya sudah terulur untuk menggapai buku yang kini berada di tengah meja, namun suara David yang lantang sudah cukup untuk membuatnya tersadar.
"Daniel! Apa yang kamu lakukan di sana?"
Daniel menoleh ke arah David yang sedang memainkan kunci perpustakaan di jari telunjuknya. "Ayolah, aku ingin pulang. Cepatlah kemari!"
Daniel kembali menatap buku yang tadi menangkap perhatiannya dan mengacuhkan David, membuat laki-laki berkunci itu berdecak kesal.
"Kamu ingin membacanya? Bawa saja buku itu pulang. Kamu simpan saja, toh di sini tidak ada yang pernah meminjamnya. Ayolah, cepat keluar!" seru David lantang dengan nada kesal.
Tak ingin membuat David lebih marah lagi, Daniel langsung memasukkan buku itu ke dalam tasnya dan bergegas menyusul David yang sudah berada di luar perpustakaan.
ns 15.158.61.20da2