![](https://static.penana.com/images/chapter/1419428/iW_GOw19RKaMAAM4Fg.jpeg)
Revan melajukan motor ke arah kosan. Di tengah jalan Revan melihat Ratih tengah berjalan.
“ Ratih, ratih !” panggil Revan pada Ratih yang terus berjalan.
Wanita itu berbalik dan melihat ke sumber suara
“ Kamu mau kemana sore - sore begini !” tanya Revan sambil menghentikan motor.
“ Mas Revan to, aku mau ke pantai mas, biasalah menikmati senja di sore hari !” jelasnya.
“ Yo Wes, sini tak antar kamu “ menawari tumpangan padanya.
“ Bener nih, gak repotin kamu ?” tanyanya Ratih.
“ Ya gak lah to Rat !” ujar Revan padanya
Ratih naik keatas boncengan, dan aku berniat mengarahkan motor ke arah Teluk Penyu.
“ Rat, kita mampir dulu ke kosan aku ya !” kata Revan sedikit keras.
“ Yo wes, gak papa Mas !” jawabnya.
“ Mang mau ngapain di kosannya, bukannya mas sudah tinggal sama Mbae” tanyanya.4075Please respect copyright.PENANAoemcHiBoa6
“ Mau ambil barang yang masih ada disana Rat !’ jelas Revan pada Ratih yang memeluknya.
Sesampainya di kosan, Revan mengajak Ratih masuk kedalam kamar.
Krek krek
Pintu kamar dibuka
Begitu pintu kamar ternukabuka aroma harum tercium. Revan memang selalu membersihkan dan merapikan kamarnya. Setelah menyemprotkan pewangi.
“ Waduh kamar Mas Revan rapi banget !” Ratih kagum melihat penataan barang yang ada di dalam kamar.
“ Masuk dulu Rat !” mempersilahkan masuk.
Ratih duduk diatas ranjang. maklum kamar kosan kecil yang ada hanya ranjang berukuran kelas 2 dan satu lemari. Revan menutup pintu kamar, lalu mengambil barang - barang yang akan dibawa ke rumah Miranda.
Saat Revan tengah sibuk mengepak barang, Dari arah belakang Ratih memeluk Revan.
Membuat susunya yang berukuran besar mengenjet punggung Revan.
Susu itu begitu lembutnya dan hangat, walaupun masih terbungkus dengan bra.
“ Hei !” sedikit kaget Revan mendapat serangan itu dari Ratih
“ Lama kita tak bertemu, aku kangen sama kontol kamu !” bisik Ratih ditelinga Revan. Hembusan nafasnya Ratih dengan liarnya mencium Revan tanpa memberikan kesempatan.
Dibaliknya tubuh Revan ke arahnya lalu dengan cepat membuka baju kaosku dan melemparkannya ke atas ranjang.
Dia kembali menciumi dadaku. Mulutnya ke puting lalu di emutnya dan dijilati, membangkitkan nafsu seks Revan.
Ratih begitu liarnya menyerang, dan tanpa berlama - lama dia membuka celana panjang dan sekaligus celana dalam. Kini Revan telanjang bulat di hadapannya.
Ratih bangun lalu membuka seluruh pakaiannya juga. Branya dibuka membuat kedua susunya yang indah berukuran besar bergelantungan turun.
Bukan hanya itu dia langsung membuka celana dalamnya yang berwarna putih.
Dia berjongkok di bawah Revan lalu memegang kontol yang mulai membesar.
Dijamahnya dielus - elusnya naik turun di dalam genggamannya. Bagaikan mendapat mainan baru, dia terus mengocoknya hingga kontol Revan mulai tegak dan makin membesar.
Ratih senang melihat perubahan yang terjadi pada kontol itu, lalu dengan lahapnya memasukkan kontol itu kedalam mulutnya. Sebentar dia menggerakkan mulut maju mundur. Kontol Revan keluar masuk. Revan tak mau kalah, dia memegang kepala Ratih dan menekannya sehingga kontollnya terbenam seluruhnya di dalam mulut Ratih.
Ratih memang mahir mempermainkan nafsu Revan, dia menggoyangkan kepalanya, digeleng - gelengkan kepalanya, membuat kontollku semakin membesar dan tak mampu ditampung oleh mulut wanita itu..
“Sshhh,glek..mlb..emmll “ suara mulut Ratih mengisap kontoll itu. Ratih semakin liar mempermainkan kontol Revan yang tegak dengan kebesaran masimal..
Pintar sekali Ratih membangkitkan nafsu seorang laki - laki. Dia seakan tak berhenti mempermainkan kontol Revan. Walaupun kontol itu seakan tak mampu menampung karena ukurannya. Belumlagi karena kontol itu bengkok ke atas.
Revan tak lagi mampu menahan, dia ingin segera menerobos lubang vagina milik Ratih yang telah siap untuk dimasuki.
Diangkatnya tubuh wanita ke atas ranjang, lalu dengan cepat membuka lebar kedua kaki Ratih.
Diletakkannya adik kecil di lubang vagina yang banjir oleh cairan bening. Begitu dirasakan pas, diapun menghentakkan pantatnya ke depan, sehingga kontolnya yang berukuran besar menyeruak masuk ke dalam lubang vagina Ratih yang mendesis.
“ Akhhh, aahhh
Jerit nikmat Ratih saat menerima hujaman kontol Revan pada lubang vaginanya. Lubang itu terasa berdenyut - denyut menyambut hujaman kontoll Revan yang berukuran besar.
“ Kamu suka milikku, kamu ingin dan terus ingin ini !” dengus sambil terus menggoyangkan pantatnya maju mundur.
“ Iya mas, aku ingin kontol mas. Milik mas gede !” desah Ratih menahan rasa nikmat tusukan pada lubang vaginanya yang semakin banjir oleh cairan licin.
“ Ayo mas, berikan orgasme padaku”. Tekan lebih dalam mas, ahhh..sshh !” jerit Ratih ikut bergoyang.
Revan mengangkat kedua kaki Ratih dan menaruhnya di pundak. Dengan begitu dia makin bebas menggoyangkan pantatnya maju mundur menghujamkan kontollnya di lubang vagina milik Ratih.
Ratih mengimbangi goyangan Revan dengan ikut menggoyangkan pantatnya saat kontoll menusuk masuk hingga terasa mentok. Ratih juga meremas kedua susunya untuk menambah kenikmatan dari persetubuhan mereka.
Desahan nafas di dalam kamar kosan bergema. Nafas mereka semakin memburu. Keringat membasahi tubuh mereka berdua.
Kali ini aku yang mendominasi permainan. Dia terus menghentakkan pantatnya membuat Ratih menjerit - jerit nikmat. Kedua matanya merem melek dibuatnya.
Sudah 15 menit permainan mereka berlangsung, hingga akhirnya Ratih menjerit panjang tak mampu lagi menahan orgasme yang akan diraihnya.
“ Mass, aku keluar..ahh!” Ratih menjerit lalu bergenjang hebat. Dari dalam rahimnya dirasakan cairan keluar membasahi kontol Revan yang keluar masuk di lubang vaginanya yang becek. Hingga akhirnya dia lemas.
Aku semakin cepat menusukkan adik kecil miliknya, mencoba mencapai puncak walaupun Ratih sudah lemas.
“ Clop clop “ Aku semakin cepat bergoyang hingga akhirnya dia merasakan miliknya akan menembakkan cairan nikmat.
“ Ahh, uhh, aku keluar sayang !” desah panjang Revan menumpahkan seluruh peju di dalam sana. Menyiram rahim Ratih. Dia mencabut kontolnya yang masih tegak berdiri.
Dan terbaring disamping Ratih yang lebih dulu lemas
“ Mas, terima kasih !” Ratih berucap dan memelukku yang baring di sampingnya.
“ Aku harap kita bisa terus bertemu !” pinta Ratih.
“ Tap aku tidak berjanji padamu !”
“ Aku saat ini tinggal bersama dengan Miranda !” imbuhnya.
“ Karena dia, aku bisa mendapatkan pekerjaan sekarang !” tambahnya lagi.
“ Gak papa mas, aku tidak menuntut kok !” Ratih nampaknya mengerti dengan posisiku saat ini.
“ Aku takut, jika dia tahu “ Dia akan kecewa, karena telah memberi kehangatan pada wanita lain !” aku menghela nafas.
“ Mas, saya tidak memaksa dan tidak meminta waktu mas !” kilah Ratih
“ Kalau memang kita dapat dipertemukan lagi, ya itu namanya berjodoh mas “
“ Berjodoh bukan berarti kita akan dipersatukan dalam sebuah ikatan resmi. Tapi kita kembali dipertemukan di suatu tempat !” tambahnya.
“ Ya !” aku membalas ucapan Ratih dengan singkat. Dia bangun dari tidurnya dan memungut pakaiannya yang berserakan.
“ Sebaiknya mbak mandi dulu, biar badannya seger !” ujar Revan pada Ratih yang ikut bangkit dari tidurnya.
Revan memberikan handuk pada Ratih yang berjalan menuju ke kamar mandi yang ada di dalam kamar kosnya.Suara air terdengar dari dalam kamar mandi, Revan menunggu gilirannya untuk mandi sebelum meninggalkan kamar kosan.
Setelah mandi, Revan mengantar Ratih ke Teluk Penyu. Dan dia sendiri pulang kerumah Miranda. Karena biasanya setelah magrib wanita itu pulang untuk menyiapkan makan malam. Itu biasa dilakukan oleh Miranda. Dia begitu sangat perhatian pada Revan. Sampai - sampai rela bolak - balik kantor rumah hanya untuk menyiapkan makan malam untuk laki - laki itu.
4075Please respect copyright.PENANApU4rvVHEDM