![](https://static.penana.com/images/chapter/1339782/IH_GGWKGO7aEAAcsuc.jpg)
Tante Lina pemilik toko di sebelah tokonya Tante Yuri yang sepertinya juga tipe Tante Girang Binal, dia sering datang sore hari setiap toko akan ditutup. Dia biasanya saling omong-omong, bersenda gurau dengan Tante Yuri, dan apabila telah begini tentu lama sekali selesainya. Dan seperti biasanya, aku pulang duluan ke rumah karena Tante Girang Yuri biasanya dijemput oleh suaminya atau anaknya.
Tapi suatu saat, ketika mau pulang aku teringat bahwa harus mengantarkan Indomie ke pelanggan, aku cepat-cepat balik ke toko. Dan memang toko sudah sepi, pintu pun hanya ditutup tanpa dikunci. Aku pun langsung masuk menuju tempat penyimpanan Indomie. Ternyata aku menyaksikan peristiwa yang tidak kuduga sama sekali, kulihat Tante Yuri dengan posisi terlentang di antara tumpukan karung beras sedang dioral memeknya oleh Bu Lina. Tante Yuri sangat menikmati dengan rintihannya yang ditahan-tahan dan tangannya memegang kepala Bu Lina untuk dirapatkan ke selangkangannya.
Karena terkejut atas kedatanganku, maka keduanya pun berhenti dengan memperlihatkan wajah sedikit malu-malu. Tapi tidak sampai lima detik, mereka pun tersenyum dengan penuh arti
“Kamu belum pulang to Her (Hery namaku), kebetulan lho kita bisa rame-rame, ya kan Bu Lina..?” ucap Tante Yuri sambil menarik tangan Bu Lina ke arah kedua dadanya yang terbuka.
“Ayo sini Her.., jangan malu, ughh, ahh..!” desah Tante Yuri lagi, kali ini tangannya melambai ke arahku.
Dan aku pun sempat bingung tidak tahu harus berbuat apa, tapi karena kedua wanita dalam keadaan tanpa pakaian seperti itu memanggilku, nafsu kelelakianku bangkit walaupun aku belum pernah merasakan sebelumnya. Perlahan aku mendekati keduanya sambil melihat mereka berdua. Seperti seorang raja aku pun disambut, mereka yang tadinya telentang dan menindih kini mereka bangkit dan duduk sambil menata rambutnya masing-masing.
Hanya lima langkah aku pun sampai di hadapannya, dan dengan lihai mereka berdua langsung meremas selangkanganku.
“Her, ini pernah masuk ke sarangnya belum..?” tanya Tante Yuri manja.
“Be.., belum Tante..!” jawabku polos sambil menahan rasa geli yang begitu nikmat.
“Wah.., hebat dong belum pernah. Pertama kali langsung dapat dua lubang..!” canda Bu Lina, sementara tangannya menarik lepas celanaku hingga aku benar-benar telanjang di hadapan mereka.
Dan sesaat kemudian aku merasakan kehangatan pada batang penisku. Terdengar srup, srup ahh. Tante Yuri dan Bu Lina seakan ingin berebut untuk menikmati batang penisku yang berukuran normal-normal saja.
“Ayo Bu.., hisap yang lebih kenceng biar keluar isinya..!”
“Iya Bu.., ini kontol kok enak banget sih..?”
“Cupp.., cupp..!” kata mereka berdua saling menyahut.
Aku hanya pasrah menikmati perlakuannya dan sesekali kuusap pipi-pipi kedua Tante-Tante itu dengan nafsu juga.
Tidak sampai 10 menit, aku merasakan sesuatu kenikmatan luar biasa yang biasanya terjadi dalam mimpi, badanku menegang, mataku terpejam untuk merasakan sesuatu yang keluar dari kemaluanku. Tumpahan maniku memancut mengenai wajah Bu Lina dan Tante Yuri, dan dengan serta merta Tante Girang Yuri mengalihkan lumatan dari punyaku ke wajah Bu Lina. Dengan buas sekali mereka saling berciuman bibir, berebutan untuk menelan air kenikmatan punyaku. Aku pun berjongkok dan membuka paha Tante Girang Yuri, Tante Yuri hanya menurut.
“Mau apa kau Sayang..?” desah Tante Yuri.
Aku hanya diam saja dan mengarahkan wajah ke arah selangkangannya yang berbau anyir dan tampak mengkilap karena sudah basah. Aku mencoba untuk melakukan seperti di film-film. Kumasukkan lidahku ke dalam rongga-rongga vaginanya serta menyedot-nyedot klitorisnya yang kaku itu. Kurasakan ketika aku menyedot benda kecil Tante Girang Yuri, Tante Yuri selalu menggelinjang dan mengangkat pantatnya, sehingga kadang hidung ikut mencium benda kecil itu.
“Her.., kamu kok pinter banget sih, terus, terus uggh.. ughh.. ahhh, ahh, ahhh..!” meracau Tante Yuri
“Terus Her, terus..! Beri Tantemu surga kenikmatan, ayo Her..!” ucap Bu Lina yang memilin dan mengemut puting susu Tante Yuri.
“Terus Bu..! Her.., aku mau muncrat! Ayo Her.., sedot yang keras lagi..!” pinta Tante Yuri.
Aku pun semakin liar memainkan vaginanya, dan dengan teriakan Tante Yuri, “Aghh.., ughh..!” lidahku merasakan ada cairan kental keluar dari vagina Tante Yuri. Aku cepat-cepat menangkapnya dan sedikit ragu untuk menelannya.
“Her, sudah Her.., Tante sudah puas nih..! Kamu gantian dengan Bu Lina ya..!” ucapnya sambil tangannya mengusap cairannya yang keluar dari liang senggamanya.
Aku pun tidak sadar bahwa batang penisku sudah bangun lagi, tegak dengan sempurna walaupun sedikit terasa ngilu.
“Bentar Her.., kamu disini dulu ya..!” pinta Bu Lina sambil keluar ke tempat tumpukan koran dan mengambil beberapa lembar.
Kemudian Bu Lina masuk ke gudang lagi dengan menggelar koran yang dibawanya. Setelah kira-kira cukup, Bu Lina menelentangkan tubuhnya dan memanggilku, “Ayo sekarang giliran saya dong Her..!” katanya sambil tangannya meremas susunya sendiri.
Aku pun langsung mengangkanginya dan kedua tangan pun mengganti tangannya untuk meremas susu-susunya yang masih kenyal. Lembut, halus, enak rasanya memegang payudara orang dewasa.
“Her.., masukin dong tuh penis kamu ke lubang Lina, ayo dong Her..!” bisiknya lembut.
Aku pun berusaha untuk mengarahkan masuk ke liang vaginanya, tapi dasar memang masih amatir, terasa terpeleset terus.
“Ayo Lina bantu biar nggak salah sasaran..!” ucapnya.
Dan tangannya pun memegang batang kontolku dengan lembut dan memberikan kocokan sebentar, dan akhirnya dibimbing masuk ke lubang vaginanya.
Ini pertama kali kurasakan penisku masuk ke sarangnya. Terasa hangat, lembab, nikmat dan seperti ditarik-tarik dari dalam kemaluan Bu Lina. Secara naluri aku pun mulai menggerakkan pantatku maju mundur secara pelan dan berirama.
“Terus Her.., masukin lagi yang lebih dalam, ayooo, ughh..!” desah Bu Lina.
Tangan Bu Lina pun telah memegang pantatku dan menekan-nekan supaya doronganku lebih keras, sedangkan kakinya telah melingkar di pinggangku.
Kira-kira hanya 10 menit berlalu, Bu Lina menjerit sambil menggaruk punggungku dengan keras, “Ahh.., aku ngecrot.., Her..! Yeess.., uhhh..!”
Kemudian tubuhnya lunglai dan melepaskan kakinya yang melingkar di pinggangku. Aku pun bangkit meninggalkan Bu Lina yang telentang dan tampak dari liang kenikmatannya sangat banyak cairan yang keluar. Kuhampiri Tante Yuri yang mulai menutup pintu-pintu tokonya. Aku pun turut membantunya untuk mengemasi barang-barang.
Setelah beberapa menit menunggu jemputan, terdengar telpon berdering. Setelah diangkat ternyata mobil yang dipakai menjemput dipakai suaminya untuk ngantar tetangga pindahan. Kemudian aku pun menawarkan untuk mengantarkan ke rumah Tante Yuri dengan Impresa 95 kesayanganku.
Di dalam perjalanan, Tante banyak bercerita bahwa hubungan lesbinya dengan Bu Lina sudah 3 tahun, karena Omku suka pulang malam (mabuk-mabukan, judi, nomor buntut, dan sebagainya) sehingga tidak puas bila dicumbu oleh Omku. Sedangkan Bu Lina memang janda karena suaminya minggat dengan wanita lain.
Sampai di rumah Tante Yuri, suasananya memang sepi karena anaknya kuliah dan Omku sedang mengantar tetangga pindah rumah. Setelah aku angkat-angkat barang ke dalam rumah, aku pun lalu pamitan mau pulang kepada Tante Yuri. Aku terkejut, ternyata Tante Yuri bukannya memperbolehkan aku pulang, tetapi malah menarik tanganku menuju kamar Tante Yuri.
“Her.., Tante tolong dipuasin lagi ya Yang..!” pintanya sambil memelukku dan menempelkan kedua buah dadanya ke tubuhku.
Aku pun mencium bibirnya yang terbuka dan mengulumnya dengan nafsu, demikian pula Tante Yuri . Kemudian dengan dorongan, jatuhlah tubuh kami berdua di kasurnya, dan dengan bersemangat kami saling meraba, menindih, merintih. Hingga akhirnya aku melepaskan maniku ke dalam kemaluan Tante Yuri.
Aku pun pamitan pulang dengan mencium bibirnya dan meremas susunya dengan lembut. Kemudian dari laci lemari diambilnya uang seratus ribuan, dan diberikan kepadaku, “Untuk rahasia kita..!” katanya
“ Iya, tante “ Sahutku pendek saja.
Tante Yuri tersenyum sambil mengedipkan mata kirinya padaku.
Didalam kamarnya, kami kembali bergumul.10652Please respect copyright.PENANA2BgIwizW1P
Tante Yuri dengan cepat membuka seluruh pakaiannya dan pakaianku.10652Please respect copyright.PENANADpi2LYIaGk
Kedua payudaranya segera kuremas dengan kuat dan kuisap putingnya.10652Please respect copyright.PENANAUj2bM66Gig
" Akkkh.....gila....ahhkk......enak...Her...isep...isep" jerit lirih tante Yuri.10652Please respect copyright.PENANApYuHDbwXGj
Aku yang memang sudah tahan segera membimbing tenta Yuri keatas ranjangnya. Penisku telah tegak maksimal.10652Please respect copyright.PENANAcM35Y3GJ2H
Ku kangkangkan kedua kakinya. Kulihat vaginanya telah basah.10652Please respect copyright.PENANA4KY75QmZSq
Aku menuntu peniku ker liang vaginanya.. Saat kurasakan tepat kudorong pantatku menyarangkan peniku jauh kedalam sana10652Please respect copyright.PENANAWgBjDrkpkQ
" Arggg.....akkh...>Her....penismu enak..."jerit tante Yuri yang matanya merem melek saat aku mulai menyodok liang vaginanya dengan penisku.10652Please respect copyright.PENANA5TE0843IWY
Kugenjot dengan cepat tubuh gemoy tante Yuri yang meremas kedua payudaranya.10652Please respect copyright.PENANAvQcPKgnx6s
10652Please respect copyright.PENANA3Q9XqSaf0V
" Akkh...arghh....yess....aaauuuoooww....cedpat...Her....aooouuuhhh...ahhh...akhh.." Tante Yuri berkejat beberapa kali begitu pula aku. Akhirnya aku menembakkan spermaku didalam liang vagina tente Yuri sebanyak 5 kali.10652Please respect copyright.PENANALyoxNx1bTV
10652Please respect copyright.PENANAAypGuLz2ku
10652Please respect copyright.PENANAKFvQKldR3i