Hampir 1 tahun berlalu, hubunganku dengan adikku makin erat sejak kejadian itu. Kami sering berhubungan badan, biasanya pada malam hari saat ibu sudah tidur. Terkadang ia aku ajak ke kamarku, atau bahkan inisiatifnya sendiri. Membiarkanku mengisap susunya yang montok itu. Saat ini payudara adikku sudah sedikit lebih besar dari sebelumnya, juga sekarang sudah mengeluarkan air susu walau tidak deras, namun cukup untuk menambah gairahku. Entah bagaimana caranya ia bisa menghasilkan susu walau ia tidak hamil. Mungkinkah karena aktifitas sexnya yang tinggi, utamanya payudaranya yang aku hisap kuat-kuat nyaris tiap hari? Aku tidak tau.
Saat sore hari, aku sedang duduk-duduk di balkon lantai 2. Aku mengamati beberapa gadis kecil yang masih SD yang bermain di depan rumahku di pinggiran jalan di kampung yang sepi ini. Pandanganku fokus pada buah dada mereka yang baru tumbuh. Kebanyakan dari mereka payudaranya sudah tumbuh. Mereka juga jarang yang mengenakan pakaian dalam, membuat puting mereka tercetak pada kaos mereka. Itu membuatku berkhayal bagaimana bentuk buah dada mereka tanpa penghalang.
Tak lama kemudian, terlihat Tika menghampiri mereka. Aku tidak yakin apa yang ia bicarakan. Ia tidak terlalu lama disitu, ia pun berjalan ke warung yang tidak terlalu jauh dari rumah. Kemudian saat Tika kembali, ia menyapa bocil-bocil itu sebelum masuk ke rumah. Tika memang cepat sekali akrab dengan anak kecil.
Aku pun mendapat ide cemerlang. "Tikaaa..... Sini bentar, buruan" aku memanggil Tika.
"Iyaaa... Bentar!" Jawabnya, tak lama kemudian ia sudah berada dihadapanku "napa?" Tanyanya.
"Bantuin aku dong sayang, aku pingin susu bocil-bocil itu. Kamu bantu rayu mereka ya sayang? Kan kamu deket ama mereka." Ucapku meminta tolong sekaligus merayu adikku.
"Kamu mau susu bocil itu?? Susuku udah ga enak ya? Kamu udah bosen ya sama aku? Dasar semua cowok sama aja" ucapnya merasa tersinggung.
"Ga gitu sayangku, kamu tau kan kalau aku suka sama susu anak kecil?? Dulu waktu kamu seumuran mereka, aku pernah ngisep susu kamu malam-malam. Itu fetish aku sayang, bukan berarti aku ga sayang kamu lagi. Aku tau kok fetish kamu, kamu suka di gangbang kan? Kamu juga pingin anal kan sebenarnya?" Ucapku membela diri. Adikku terkejut aku mengetahui fetishnya.
"Kalau kamu bawain bocil itu, nanti aku kabulkan fetish kamu. Aku bawa Haris untuk ngentotin kamu deh. Sama kamu cari bocil cowok deh. Tapi nanti dulu, setelah kamu bawakan susu bocil" ucapku mencoba bernegosiasi.
"Deal, mana DP-nya? Untuk nyogok mereka. Ga banyak cuma 100 ribu aja" jawabnya sambil merampokku.
*****
Beberapa hari berlalu hingga sekarang hari Minggu. Sekolah libur hari ini. Adikku membawakan seorang bocil saja. Namanya Annisa, aku mengenalinya karena ia adalah adik sepupu Haris. Aku sering bertemu dengannya saat berkunjung ke rumah Haris. Dia tinggal bersama nenek Haris karena ibunya meninggal dan ayahnya menikah lagi.
Annisa berusia 11 tahun, tingginya sekitar 145an cm. Menurut orang sekitar, wajahnya mirip karakter Masha di kartun Masha and the Bear, sangat imut kan?Tubuhnya sangat ramping, namun payudaranya sangat padat dan kencang. Dan ukurannya sangat kontras dengan tubuhnya yang ramping. Bahkan aku yakin saat SMP payudaranya akan lebih besar dari milik adikku sekarang. Saat itu ia hanya menggunakan daster saja tanpa.
Aku penasaran bagaimana payudaranya bisa sebesar itu diusianya yang belia, selain faktor genetik pastinya. Ia pun menceritakan kalau ia sering menonton video dewasa di HP Haris, sering memainkan payudaranya, seperti menarik-narik putingnya, memasukkan putingnya ke mulut bayi tetangganya, bahkan hampir tiap malam ia menyedot putingnya menggunakan alat pompa ASI yang ia ambil diam-diam dari rumah tetangganya. Aku pun terkejut mendengar perkataannya.
Aku sudah tidak tahan lagi, aku menyuruhnya untuk melepas dasternya. Payudaranya langsung terlihat dengan puting berwarna coklat muda yang sedikit menonjol dari payudaranya. Rupanya adikku menyuruhnya untuk tidak memakai apa-apa selain daster dari rumah. Aku menyuruhnya berbaring dan langsung menciumi putingnya sambil tanganku memainkan klitorisnya. Rupanya adikku ikut terangsang melihat tubuh indah Annisa, ia yang sudah bugil meremas payudaranya sendiri dan menusuk-nusuk vaginanya sendiri dengan jarinya sambil ikut menghisap puting Annisa.
Setelah 5 menit, Annisa yang tidak tahan dirangsang oleh dua orang langsung akhirnya mengelijang dan mengalami squirt. Aku dan adikku membiarkan Annisa yang lemas untuk mengatur nafas. Kemudian aku melepas celanaku dan mengarahkan batangku ke vagina Annisa yang sudah basah oleh cairan kenikmatannya sendiri. Kucoba memasukkan kejantananku ke dalam vagina Annisa. Sangat sempit sekali, saat baru masuk kepalanya saja Annisa sudah merintih kesakitan.
"Aw.. aw.. sakit mas..." Rintihnya. Tika langsung tanggap dan menyodorkan susunya ke mulut Annisa. Sembari Annisa netek di susu adikku, aku dorong perlahan-lahan penisku, sampai 5 menit kemudian aku merasa sepertinya aku menyentuh selaput dara dari Annisa. Kemudian aku mundurkan sedikit penisku kemudian dengan gerakan cepat aku langsung memajukan penisku hingga merobek selaput dara Annisa. Annisa berteriak kesakitan. Kulihat air mata mengalir ke pipinya. Kurasakan penisku berkedut didalam vagina sempit Annisa. Lalu aku mulai memaju-mundurkan badanku, rupanya aku tidak bertahan lama. Tidak sampai 5 menit, aku nyaris mencapai orgasmeku. Aku ingin menumpahkan spermaku di vagina Annisa, tapi aku khawatir Annisa hamil. Akhirnya aku mencabut penisku dan mengocoknya di wajah imut Annisa. Rasanya nikmat sekali.
"Tunggu dulu belum selesai kak, Annisa belum squirt lagi itu" ucap adikku.
"Ya udah colmekin sana, biar aku isep susunya" suruhku.
Sekitar 5 menit akhirnya Annisa mendapatkan orgasme yang kedua.
ns 18.68.41.146da2