Saat aku kelas 4 SD, saat itu ibuku kedatangan tamu. Ia adalah salah seorang tetanggaku, tidak terlalu dekat, mungkin berjarak 300 meter. Ia tampak sedang mentransfer sesuatu melalui bluetooth saat aku pulang ke rumah seusai sekolah. Saat ibuku sedang di dapur dan tamu tersebut sedang pergi ke kamar mandi, aku intip HP mereka untuk mencari tau apa yang sedang mereka transfer. Disitu rupanya mereka sedang mentransfer video dewasa! Betapa senangnya aku. Lalu saat malam hari, ibuku pergi ke rumah tetangga dan membiarkan HP-nya tertinggal di rumah. Aku langsung membuka galeri dan menonton video tersebut. Entah mengapa aku lebih tertarik melihat video yang berisi anak kecil, aku juga lebih suka sekedar melihat susu, apalagi punya anak kecil sampai usia SMA. Itulah sekilas tentang bagaimana aku bisa berkenalan dengan dunia tercela ini.
Hubunganku dengan adikku saat itu terbilang cukup akur. Kami sering melakukan sesuatu bersama-sama. Saat itu ibuku sedang pergi untuk urusan keluarga dan aku disuruh menjaga adikku di rumah, ide jahat pun muncul di kepalaku. Aku mengajak adikku yang masih TK itu untuk menonton video dewasa yang berhasil ku transfer ke HP ku. Adikku nampak sangat antusias melihat tiap adegan video tersebut sambil sesekali bertanya.
"Itu ngapain sih, kak? Kok burungnya dimasukin ke lubangnya ceweknya? Pasti sakit ya sampai teriak-teriak gitu? Ih, orang itu udah besar kok masih nyusu sih?" Tanya adikku.
"Itu namanya ngentot. Kalau cewek cowok habis nikah, terus mau punya anak, mereka bakal ngentot biar hamil. Si cewek itu teriak bukan kesakitan, tapi keenakan, itu rasanya enak banget. Terus yang nyusu itu, biar si cewe makin keenakan, lagian susu cewek cuma keluar kalau habis melahirkan aja, kalau belum melahirkan atau melahirkan udah lama itu ga keluar susunya" jawabku.
"Oh itu enak ya? Ya udah kita coba yuk" ucap adikku sembari melepas celana dan celana dalamnya.
"Eh jangan, nanti selaput dara kamu sobek. Kalau belum pernah ngentot, kamu masih punya selaput dara. Kalau suami kamu tau kalau selaput dara kamu sobek, bisa marah besar dia, yang boleh nyobek itu cuma suami kamu aja" jelasku. Adikku manggut-manggut seolah mengerti.
"Kalau aku nyusuin kakak boleh dong?" Ucapnya sambil mengangkat kaosnya. Jantungku seakan berhenti berdetak. Inilah yang aku tunggu-tunggu. Aku mengangguk dan menyuruhnya berbaring. Lalu aku langsung menjilati kedua putingnya yang belum tumbuh dan berwarna coklat muda itu. Putingnya masih sangat kecil, bahkan putingku masih lebih besar dan menonjol. Kulihat adikku merem melek karena itu. Nafasnya terengah-engah seolah habis lari keliling lapangan. Setelah beberapa saat kujilati putingnya, rupanya adikku terangsang dan putingnya yang kecil itu mengeras. Aku memilin putingnya yang sebelah kiri sambil menghisap putingnya yang sebelah kanan hingga pinggiran putingnya memerah.
Ku hentikan permainanku. Aku melepas celana kolorku dan juga celana dalamku. Ku sodorkan kontolku yang masih kecil dan belum disunat itu ke mulut adikku.
"Isepin ya" perintahku.
"Ih jorok" tolaknya.
"Ga apa coba dulu" ujarku meyakinkannya.
Ia pun memasukkan penisku ke dalam mulut dengan raut muka jijik. Ia juga mulai menghisap penisku sampai aku merasa keenakan. Tak lama kemudian ia melepas penisku dari mulutnya sambil meludah di telapak tangannya. Kuberikan celana dalamku untuk membersihkan tangannya. Aku baru saja mengeluarkan cairan kental bening di mulut adikku. Aku belum bisa mengeluarkan sperma saat itu. Kulihat kedua puting adikku sudah lebih mancung dari sebelumnya. Aku tidak tau apakah itu permanen atau hanya sementara, sebab aku tidak pernah melihatnya untuk jangka waktu yang lama karena ibuku jarang keluar.
Tapi aku berhasil melakukannya lagi saat ia kelas 6 SD.
ns 15.158.61.8da2