Sebut saja namaku Namira. Aku memiliki seorang kakak bernama Citra. Aku berteman dengan Putri, perkenalanku dengan putri yang sama - sama broken home. Cuma aku memiliki seorang ayah tiri. Kedua orang tuaku bercerai saat umurku baru 20 tahun. Ayahku meninggalkan kami setelah perceraian, Citra dibawa oleh ayahku, sedangkan aku bersama ibu. Setelah 5 bulan bercerai ibuku menikah lagi dengan pacarnya yang bernama Jaka.
Sebenarnya aku sangat menolak kalau ibu menikah lagi. karena ibu tetap dengan keputusannya, terpaksa aku pergi dari rumah sebagai tanda penolakan tersebut. Karena tidak mengetahui keberadaan ayah dan kak Citra maka aku memutuskan untuk indekost sambil bekerja.
Setelah jam kuliah selesai aku bekerja di toko x. Tiga bulan sudah ibu menikah dengan Om Jaka. Tidak ada yang aneh diantara mereka, atau terjadi pada diri ayah tiriku itu. Aku memanggil ayah tiriku dengan sebutan om. Karena ibu akan keluar kota selama seminggu, oleh ibu aku dipanggil untuk pulang dulu. Walaupun berat hati kembali ke rumah, aku terpaksa mengiyakan panggilan ibu.
Bila kami bertiga di rumah, Om Jaka selalu mencari muka pada ibu, dengan memberikan perhatian padaku. Dengan perhatiannya itu dia akan mendapat pujian dari ibu. Tapi bagiku itu tak lebih dari sebuah topeng.
Suatu hari, dimana ibu sedang pergi keluar kota untuk keperluan dinas ke Gorontalo selama seminggu lamanya.
“ Namira, besok mama akan berangkat ke Gorontalo untuk perjalanan bisnis selama seminggu lamanya” Untuk itu, saya berharap Namira di rumah saja bersama ayahmu. Untuk makan terserah apakah kalian ingin pesan makanan di luar atau masak sendiri” jelas ibu padaku yang hanya banyak diam.
“ Kok mendadak sekali sih, ma ?” imbuhku pada ibu.
“ Iya sebenarnya ini dadakan karena orang yang seharusnya berangkat berhalangan sehingga ibu yang ditugaskan untuk menggantikannya” jelas ibu lagi.
“ jadi aku cuma tinggal dengan Om Jaka di rumah ini ?” tanyaku.
“ Iya, tidak apa - apakan. Ibu juga sudah diskusikan sama ayah kamu untuk menjaga ibu selama ibu pergi dan dia menyetujuinya.
“ Aku bukan lagi anak kecil ma. Biarin saja Mira di kosan” selaku.
“ Namira, ini rumah kamu juga. Saya harap kamu pulang dulu. Cuma seminggu kok !” bujuk mama padaku.
“ Cuma seminggu akan “ memperjelas perkataan ibu.
“ Iya cuma seminggu gak lebih kok, nak “ tegas mama.
Aku hanya mengangguk tanda setuju dan siap - siap berangkat ke kampus.
Pukul 5 sore aku sudah pulang, karena jadwal kuliahku memang hanya sampai pukul 5. Biasanya sampai pukul 6 sore. Di Perjalanan aku singgah membeli makanan yang akan aku makan di rumah.
Sesampainya aku di rumah, aku bergegas ke dapur dan menyiapkan makan siang hingga akhirnya aku menyelesaikan dan berlalu ke kamar untuk beristirahat.
Ketika aku tengah selesai mandi dan hanya mengenakan handuk yang melilit di tubuhku kulihat Om Jaka masuk kedalam kamarku.
Aku terkejut dan sontak membentaknya
“ Astaga om, ngapain kamu masuk ke kamarku tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu ?”
tanyaku terkejut akan kedatangannya di kamarku.
“ Aku hanya ingin memastikan kamu saja Mira, apakah kamu sudah pulang atau belum “ balasnya dengan sebuah tatapan aneh padaku.
Om Jaka memandangi seluruh tubuhku yang ditutupi oleh handuk. Aku yang dipandangi seperti merasa risih. Aku segera mengusirnya keluar dari kamarku.
“ Aku sudah pulang sejak tadi, kok, dan sekarang aku harap om keluar dari kamarku” balasku dengan nada tinggi.
Om Jaka bukannya segera keluar malah semakin mendekat ke arahku. Yang lebih membuatku lebih kaget, saat dia semakin mendekat ke arahku.
“ Kenapa kamu kasar gini sih” Om kan cuma ingin dekat dan mengenalmu lebih dekat” balasnya menyeringai. Dan aku tak lagi dapat menjauh karena aku sudah tersudut.
“ Seperti apa yang om maksud. Saya curiga om punya maksud tidak baik kepada Namira “ bentakku padanya.
“ Hm..aku ingin kamu Mira. Aku inginkan tubuhmu. Mumpung ibu kamu selama seminggu tidak bersama kita. Aku akan memberimu kesenangan” ucapnya sambil mencekal tanganku yang saat itu tengah memegangi handuk takutnya jatuh .
“ Sebenarnya sudah lama aku ingin menginginkan tubuhmu yang bagus ini” ucapnya dengan pandangan nakal.
Aku yang mendekat ucapannya membuatku terkejut, aku segera berteriak meminta bantuan, siapa tau saja ada orang lewat dan mendengar teriakan aku sehingga menyelamatkan aku dari laki - laki buaya ini.
“ Hahaha…..berteriak…berteriak, tidak bakalan ada orang yang mendengar teriakan kamu”
“ karena om sudah menutup semua pintu dan jendela yang ada di rumah ini. Apalagi rumah ini jauh dari rumah lainnya “ judesnya padaku.
Aku yang mendengar ucapan Om Jaka menjadi semakin takut.
Aku memberontak sekuat tenaga atas perlakuan Om Jaka yang mulai memelukku dan tangan yang berada di genggamannya.
“ Lepasin om…jangan lakukan ini padaku” akhirnya tangisan pecah saat tubuhku sudah dalam pelukannya.
Om Jaka segera melepaskan handukku yang masih melilit di tubuhku hingga aku tak lagi mengenakan apapun untuk menutupi tubuhku. Om Jaka segera mendorong tubuhku ke atas ranjang. Sungguh aku tak mampu membayangkan apa yang akan dilakukan oleh Om Jaka yang nampak liar memandangi seluruh tubuhku yang tak ditutupi apapun. Aku takut jika Om Jaka akan merenggut keperawananku.
Meskipun aku mencoba untuk memberontak melawan perlakuannya, tetapi kekuatanku tidak sebanding dengan tenaga yang dimilikinya. Apalagi Om Jaka memiliki tubuh lebih besar dan berotot.
Om Jaka melihatku dengan hawa nafsu.
“ Kau tenang saja Mira, om akan bermain halus kok. Sehingga kamu tidak akan pernah melupakan setiap sentuhanku di tubuh montokmu. Dan kamu tidak akan menyesali apa yang om lakukan padamu!”
Aku hanya bisa menangis mendengar ucapan dan perlakuan Om Jaka pada tubuhku.
Tubuhku yang sudah bugil menggigil kedinginan karena memang aku baru saja mandi dan kondisi AC kamarku memang disetel dingin.
Om Jaka yang berada diatas tubuhku mulai mencium pipiku hingga terus menjalar ke hidung, dagu dan terakhir ke bibir ranumku.Dikecupnya wajahku hingga akhirnya melumat bibirku dengan lembut.
Awalnya aku menghindarinya, tapi karena kedua tanganku yang tengah ditahan dengan tangannya di atas kepalaku membuatku tidak bisa terlalu memberontak.
Saat tidak ada lagi perlawanan dariku, membuat om Jaka mendekatkan bibirnya di bibirku hingga akhirnya dia melumat bibirku. Aku yang awalnya tidak membuka mulut terpaksa dengan cara menggigit bawahku yang membuatku perih dan akhirnya membuka mulut dan Om Jaka bebas mengobrak abrik isinya.
“ Mmmhhh…mmmhhh…Om..suara bejad dari mulutku keluar saat om Jaka mencecap, dan melilitkan lidahku dengan lidahnya.
Tidak lupa tangannya yang lain menyentuh gunung kembarku.Diremasnya dadaku itu dengan lembut dan plintirnya ujung dadaku dengan jarinya dan dimain - mainkan hingga membuatku mengeluh nikmat merasakan sentuhan yang diberikan.
Sentuhan demi sentuhan yang diberikan seperti aliran listrik yang menjalari seluruh tubuhku. membuatku melayang dan keenakan. Ciuman itu kemudian turun dan menjalar ke leherku dan dikecupnya di sana beberapa kali lalu dihisapnya.
“ Aaaahhh…Aaahh..aaahhh….uuuhhh…” Om Jaka yang mendengar desahanku membuat melepaskan cekalan tangannya yang membiarkan aku bebas.
Puas mencium leherku dia segera mendaratkan kecupan di bagian dadaku dan menghisap puncak gunung sambil meremas.Dia juga memilin - milin ujungnya dengan jari yang membuatku geli namun sangat nikmat kurasakan.
“ Aaahhh…ooohhh….Ommm….aahhh…geli….ommm.
Setelah puas bermain dengan gunung kembarku. Setelah puas menikmati gunung kembar, wajahnya mengarah ke bagian paling sensitif.
Dia tersenyum penuh kemenangan, dengan melihat liang kenikmatanku yang sudah basah.
“ Sepertinya kamu sudah terangsang Mira, lihat dari liangmu yang sudah basah oleh cairan licin ini” ucapnya yang membuat wajahku memerah karena malu.
Aku tidak menjawab ucapannya. yang ada aku segera memalingkan muka menghindari tatapannya.
Tidak merespon apapun dariku membuat Om Jaka kembali melancarkan aksinya dan memainkan liang kenikmatanku. Kulihat wajah Om Jaka berada di antara selangkanganku. dia menyentuh liang vaginaku dengan cara menyedot - nyedot daging kecilku dan menjilatinya berulang - ulang membuatku bergelinjang dan mengangkat pinggulku.
Tanganku menekan wajah Om Jaka semakin rapat di selangkanganku.
Mendapat perlakukan seperti itu membuatku merem melek menikmati kenikmatan yang ditimbulkan oleh permainan mulut Om Jaka.
“ Aaaahhh….Oooohhhh….Oomm…aaahhh…..aku pertama kalinya merasakan sentuhan nikmat membuatku semakin mendesah.
Om Jaka yang merasa kemenangan sepenuhnya berada di pihaknya. Dia dengan buru - buru membuka seluruh pakaiannya hingga dalam keadaan yang sama denganku.Dan ketika Om Jaka melepaskan celana dalamnya, aku terbelalak melihat pentungan Om Jaka yang mencuat. Besar dan panjang, membuatku teringat pada video - video yang pernah ku nonton. Gejolak birahiku tiba - tiba muncul, membuat keinginanku untuk mencoba pentungan itu.
“ Kamu sudah siap..Mir…?” tanya Om Jaka yang tersenyum.
Aku tidak menjawab. aku malu mengatakan iya yang akan membuat harga diriku hancur. Namun aku juga tidak mampu menolak ajakannya. karena semua perlakuan yang diberikan Om Jaka membuat aku menikmatinya.
Melihat aku hanya dia, Om Jaka mempermainkan tubuhku. Aku kembali menikmati sentuhan - sentuhan liar di tubuhku.
“ Bagaimana Mir….kamu rasakan enak ya…” tanya Om Jaka padaku yang mengeluh nikmat
“ Om…jangan permainkan aku…ooohhh…..aku suka om…” desahku
“ Apakah kamu ingin merasakan yang lebih dari ini?” tanyanya padaku.
“ Omm…berikan padaku…ayo om, aku inginkan punyamu…” memohon padanya.
“ Baiklah…Mir…om akan kabulkan keinginan kamu itu”
Setelah berkatan Om Jaka kembali mengerahkan wajahnya ke depan selangkanganku. Dia sibuk menikmati liang vaginaku. memberikan sentuhan yang mampu membuatku lupa daratan karena nafsu yang semakin bergejolak.
Disedot - sedotnya daging kecilku, setelah puas mempermainkanku seperti itu, hingga aku mendesah panjang membuat aku mengeluarkan cairan yang banyak pada liang vaginaku.
“ Aaahhh…Uuuhhh….gelii…..ooohhh…..sedot lagi om…sedot yang lebih dalam…ahh”
“ Ay keluarkan semuanya Mir…ayooo jangan ditahan…” kata Om Jaka yang terus mempermainkan liang kenikmatanku.
Setelah puas menjilati, bangun dan duduk menghadap ke arahku dengan memposisikan kontolnya tepat didepan wajahku. Aku bingung dengan kelakuan Om Jaka
“ Sekarang kamu mainkan, kontol ini, mainkan dengan mulutmu” mendengar permintaan Om Jaka. Aku merasa jijik. tapi melihat Om Jaka yang menatapku seolah ingin dipuaskan membuatku harus melakukan keinginannya. Aku menjilati kontol milik Om Jaka membuatnya merem melek merasakan enak.
Aku yang melihat Om Jaka keenakan semakin berani memainkan kontol miliknya yang besar masuk ke dalam mulutku.
Kuarahkan kontolnya ke dalam mulut dan aku mulai mengulum kontolnya dan keluar masuk di dalam sana dan menjilati ujungnya yang mengkilap. Kulakukan berulang - ulang dan menyedot kontol hingga desahannya semakin kencang dan tak tertahankan.
“ Ooohhh….aaaahhh……kulumanmu enak banget…aahhhh……teruuss…..sedot yang kuat..ahhh…om mau keluar….ooohhh…..”
Akhirnya Om Jaka mengeluarkan cairannya yang membuatku tersedak.
“ Huuk..huukk…Om kenapa di muncratin didalam mulutku. Kumuntahkan keluar cairan milik Om Jaka dan dibersihkan dengan tisu yang ada berceceran di atas kasur.
Melihat aku yang tengah kesal, Om Jaka mencium bibirku yang aku ikut membalas hingga lidah kami saling bertaut di dalam sana. Lama kasi saling bermain lidah dan saling memagut.
“ Apa kamu sudah siap pada permainan puncak Mira?” tanya Om Jaka padaku yang nafasku mulai beraturan kembali.
Aku hanya diam, apakah aku sudah siap atau belum. namun keinginanku sangat besar. keinginan untuk merasakan permainan yang lebih hebat lagi.
Om Jaka kembali melumat bibirku dan kedua tangannya bermain - main pada kedua payudaraku yang kencang dan padat berisi. Dia memelintir putingnya sehingga membuatku melenguh enak.
Setelah dirasakannya aku telah rileks, tangannya mengarah ke liang vaginaku dan menjamahnya. Dia memainkan jarinya jauh dibawah sana. Menggesekkan jarinya membuatku melenguh hebat. Perlahan - lahan namun pasti jari itu bermain di liang vaginaku.
“ Uuuhhh……Eeemmm…..Omm…ahhh…Om…aku ingin sekarang…aku ingin dimasuki…ahhh….uuuhhh….”
mendengar rintihan dan seakan memberikan jalan lebar untuk melangkah ke puncaknya. Om Jaka mengarahkan kontolnya ke dalam lubang vagina sempitku dengan cara menggesek - gesekkannya perlahan dan mulai dimasukkan sedikit demi sedikit.
“ eeemmm….uuuhhhh…ahhhh…masuki…om…..aahhhkkk…ssssa…kkkiittttt…uuuh…..” aku merasakan kontol Om Jaka mulai memasuki liang vaginaku membuatku merasakan kesakitan hingga terasa ada yang tengah merobek tubuhku membuat aku menangis Menangis menahan rasa perih pada liang keinmatanku yang ditembus oleh kontolnya.
Tapi rintihanku tidak dipedulikan oleh Om Jaka dia malah terus memaksa untuk masuk lebih dalam dan akhirnya seluruh kontolnya masuk sepenuhnya.
Setelah beberapa saat mendiamkan kontolnya itu, Om mulai mengayunkan pinggulnya.
Perlahan rasa sakit hilang berganti rasa enak.
“ Aaahhh….aaahhh… “ Kamipun sama -sama mendesah. Aku yang pertama kali merasakannya merasa terbuai dan nikmat saat Om Jaka mulai bergerak maju mundurkan pantatnya.
“ oouuh…..oohhh…..teruss om….ahhh…teruuuss….”desahku. Aku terbuai membuatku tidak sadar dengan perbuatan kami. Aku benar - benar terlena dengan permainan yang diberikan oleh Om Jaka. rasa nikmat dari sodokan komntol Om Jaka di liang vaginaku membuatku melayang - layang.
“ Uuuhhh…..aaahhh…lubangmu sempit…ahh…….liang kamu sangat nikmat mir……pentungan om terasa dijepit kuat…ahh…..” desahan Om Jaka tanpa menghentikan gerakan pantatnya maju mundur membuatku mengikuti alur goyangan pantat Om Jaka yang berlawan arah.
Aku memutar - mutar pantat menyambut tusukan kontol Om Jaka pada liang vaginaku yang terasa penuh.
Om Jaka semakin cepat menggejot tubuhku hingga akhirnya merasakan cairan om jaka menyembur di dalam rahimku bersama dengan cairan nikmatku.
“ aah…aahhh….oouuh…..enaaak…om……aku keluar…ahhh” jerit panjangku. Om Jaka memelukku dan kubalas perbuatan yang sama. aku melingkarkan kedua kakiku pada pinggul Om Jaka. Membuat kontol miliknya terbenam jauh ke dalam liang vaginaku.
“ Ahhh…uhhh….om keluar juga Mir..ahhh” jerit Om Jaka.
Kami sama - sama bergelinjang hebat. Cairan kami menyatu di dalam rahimku.
Setelah semuanya tuntas, Om Jaka terbaring disampingku. Om Jaka memeluk dan menciumku.
“ Kamu sungguh nikmat Mir….baru aku rasakan kenikmatan seperti ini” pujinya padaku.
“ Aku takut Om, bagaimana kalau mama tahu “ merasa takut.
“ Kamu jangan takut, selama kamu tidak memberitahukan mama kamu” ujar Om Jaka.
Sejak malam itu, aku dan Om Jaka selalu mengulangi permainan nafsu kami ketika mama tidak berada di rumah. Berkali - kali aku dibuat orgasme oleh ayah tiriku itu
Aku tidak tahu berbuat apa ketika keinginanku untuk merasakan kenikmatan dari permainan nafsu semakin membuatku buta. Bukan hanya dengan ayah tiriku. Tapi juga pada teman kerjaku. Bahkan pernah juga dengan teman kampus.
1339Please respect copyright.PENANAgeBMiw58xq