5 [FINAL]
1798Please respect copyright.PENANAi33uqsrlFm
Hujan menyambut kembalinya Nisa ke kota. Tapi ke mana tujuannya? Rumah orangtuanya sendiri sudah tidak lagi menyambutnya. Keluarga besar? Kejadian barusan sudah menghancurkan kepercayaannya pada keluarga besarnya.
1798Please respect copyright.PENANAfgtqd4RxPZ
Dengan uang tersisa, Nisa mencari angkutan ke tempat tinggalnya yang terakhir, asrama polwan. Sesudah kasus Ryoko selesai, Nisa memang kembali ke sana. Tapi dia hanya mendapat sodoran tas berisi barang pribadinya dan komentar dingin dari penjaga di depan.
1798Please respect copyright.PENANAsuJo1G4fKY
“Karena sudah dipecat, Anda sudah tidak berhak tinggal di sini lagi. Ini barang-barang Anda.”
1798Please respect copyright.PENANARgVhFZmwdL
Satu lagi tujuan Nisa. Kombespol Bambang Harjadi.
1798Please respect copyright.PENANAMSZ329iDK0
Nisa nyaris kehabisan uang. Tapi dia berhasil sampai juga di rumah besar Bambang Harjadi yang sepi. Lagi-lagi…
1798Please respect copyright.PENANAUG5yzx4Qb7
“Bapak tidak ada di tempat, sedang ke luar negeri,” kata bintara penjaga rumah dari balik kaca sempit pos jaga.
1798Please respect copyright.PENANAX0qxyo0Y3f
“Kapan pulangnya?”
1798Please respect copyright.PENANAsDVt8XnlcO
“Maaf, Mbak ini perlunya apa ya? Bapak ke luar negeri untuk tugas negara. Kalau tidak ada keperluan penting, saya tidak bisa bantu.”
1798Please respect copyright.PENANASfAB6PCy90
Nisa tidak bisa bertanya lebih lanjut karena si penjaga langsung menutup tirai jendela kaca pos jaga.
1798Please respect copyright.PENANA9HeSKn829c
Habis…!
1798Please respect copyright.PENANAS5FiyH7aIf
Sesudah institusi dan keluarga, Bambang Harjadi pun telah meninggalkannya. Tidak ada lagi manusia yang mau menolong Juanisa. Dengan langkah gontai dan jiwa terguncang dia berjalan terseok menjauhi rumah Kombes Bambang, aliran air matanya tak terlihat di tengah guyuran hujan lebat.
1798Please respect copyright.PENANAw2fFfqihrn
Andai ada Ryoko…
1798Please respect copyright.PENANAduhlygHGbm
Ryoko sudah kau khianati!
1798Please respect copyright.PENANAfUR04tSyui
Tapi dia penjahat!
1798Please respect copyright.PENANAYM8rOchJv0
Apa bedanya dengan dirimu? Biarpun penjahat, justru Ryoko tak pernah mengkhianatimu kan?
1798Please respect copyright.PENANA5UsMMCtjSk
Mana orang-orang baik? Mana keluargamu? Mana lembagamu? Mereka orang baik kan? Bukankah justru orang-orang baik mengkhianatimu?
1798Please respect copyright.PENANAymRh0KSMVA
Hampir dua jam Nisa berjalan tak tentu arah, dan hujan tetap turun dengan deras. Nisa sudah tak peduli lagi, ia benar-benar kehilangan pegangan. Berkali-kali dia terpeleset, dan terciprat ketika kendaraan melintas di sampingnya.
1798Please respect copyright.PENANAODH5CyRIf9
TEET TEEET!
1798Please respect copyright.PENANA8xOo9eLcb9
Nisa menoleh. Seorang pengendara motor berada di sebelahnya, dan berkata kepadanya,
“Ojek, Non?”
1798Please respect copyright.PENANAPGi6qdHcRf
Sejenak Nisa tertegun. Lalu dia memutuskan untuk naik ojek itu. Ke manapun dibawa, dia tak peduli…
1798Please respect copyright.PENANAIxyFNQmGeS
“Ke mana?”
1798Please respect copyright.PENANAeiZmTo2Ail
Nisa menggumam tak jelas. Tapi si tukang ojek seolah mengerti… dan ojek pun melaju menembus hujan, di tengah kota yang menuju senja.
1798Please respect copyright.PENANACLT6wSByO6
*****
1798Please respect copyright.PENANAtRXZlnaAH0
Menjelang malam…
1798Please respect copyright.PENANAHSLoW0DYdu
“Pemirsa. Skandal penggerebekan jaringan prostitusi Ryoko yang melibatkan oknum polwan kembali membuka babak baru ketika beberapa hari ini di masyarakat mulai beredar video porno yang diduga dibintangi JP, oknum polwan tersebut. Meski demikian Kepolisian menyatakan video itu tidak ada hubungannya dengan kasus ini dan bukan melibatkan JP. JP sendiri diketahui telah diberhentikan secara tidak hormat karena terbukti melakukan pelanggaran kode etik…” Siaran berita malam terus menayangkan hal-hal yang menohok Nisa.
1798Please respect copyright.PENANA974jFs3Ymh
“Maati’iiin TV-nyaaa…” suara Nisa mengeluh panjang ditingkahi gelak tawa beberapa laki-laki. Mereka semua sedang berada di satu warung kecil di kawasan kumuh, di tengah asap rokok, kulit kacang, dan botol-botol minuman keras. Nada bicara Nisa melantur karena dia sendiri sudah tak kuat mengangkat kepalanya dari meja. Dia mabuk. Dia dibawa ke warung itu oleh si tukang ojek dan dibikin mabuk.
1798Please respect copyright.PENANAiHZakQ9stX
“Eh gue ada videonya yang ada di tivi itu loh!” seru seorang laki-laki di dekat Nisa. “Gue dikasih sama si Kus tukang pulsa di depan. Mau nonton nggak?”
1798Please respect copyright.PENANAdKVfGwLrqW
Teman-temannya merubung. Orang itu memutar video di HP-nya. Bunyinya diperkeras. Dan terdengarlah desah nafsu Nisa di dalam warung itu.
1798Please respect copyright.PENANAKtK1qax2Ci
“Oh! Ahh! Entot akuu!! Ngh! Nguhh!”
1798Please respect copyright.PENANAsesIxDOafm
Para laki-laki itu, tukang ojek, preman, pedagang asongan, tukang parkir, pengangguran, tertawa dan berkomentar jorok melihat hiburan kecil di tengah dinginnya hujan yang berlanjut sampai malam dan mengguyur warung itu.
1798Please respect copyright.PENANArSXNwZWQ3M
“Eh Non, mau ikut lihat film seru nggak?” Si tukang ojek yang tadi memboncengkan Nisa mengangkat kepala Nisa sehingga Nisa bisa melihat video di HP temannya. Seorang temannya lagi, sepertinya preman, mengelus paha Nisa. Nisa yang mabuk tak kuasa melawan ketika dipermainkan seperti itu. Di atas meja warung juga ada koran murahan yang memajang beberapa foto Nisa ketika sedang menyamar menjadi pelacurnya Ryoko. Video itu jelas dari kamera video Ryoko yang disita pada saat penangkapan di pelabuhan, dan foto-foto berasal dari penyelidikan Savitri. Andai Nisa masih berpikiran jernih, dia layak curiga dengan bocornya semua bukti itu ke pers—pasti ada permainan orang dalam. Namun bergelas-gelas minuman keras sudah mengaburkan akalnya.
1798Please respect copyright.PENANAwycNYdsu0C
Si preman meraih wajah Nisa dan menciumnya dengan paksa. Bau alkohol di satu mulut bertemu bau alkohol di mulut lain. Teman-temannya malah tepuk tangan dan menyemangati. Mereka tidak tahu, tidak peduli, siapa perempuan cantik kebingungan yang dibawa si tukang ojek ke tempat nongkrong mereka itu. Alkohol dan video porno memancing birahi mereka dan kebetulan ada perempuan…
1798Please respect copyright.PENANA4PFMJAZFPn
“Lonte yang lu bawa cakep ya. Mirip sama yang di video!” kata si pemilik HP.
1798Please respect copyright.PENANAivBBWo30fL
“Sembarangan lu, yang di video kan polwan?”
1798Please respect copyright.PENANA8n9fcuLfyC
“Eh udah tengah malem nih. Gue mau tutup!” kata seseorang, sepertinya pemilik warung.
1798Please respect copyright.PENANAoh30rfEpGG
“Ayo bayar, jangan pada ngutang! Lu pada buka botol aja sampai sepuluh…”
1798Please respect copyright.PENANA8oYhq4kHkd
Si tukang ojek lalu bilang, “Sori Bang, gue kagak ada duit. Ni cewek aja numpang nggak bayar. Tapi kalo gue bayar pake dia aja gimana?”
1798Please respect copyright.PENANAfsnv9ueI4V
“Maksud lu apa bayar pake dia?” kata si pemilik warung.
1798Please respect copyright.PENANANC5goTD8ib
“Lu boleh pake ni cewe semau lu, gimana?” si tukang ojek menawarkan.
1798Please respect copyright.PENANAnKOMYJLel9
Sementara si tukang ojek berusaha ‘menjual’ Nisa, si preman terus menciumi dan menggerayangi Nisa. Dia lalu memaksa Nisa meminum segelas miras lagi.
1798Please respect copyright.PENANAS05PtcPY7q
“Oke,” kata si pemilik warung sambil memperhatikan tamu perempuannya yang mabuk itu. “Tapi gue duluan yang pake dia. Gue kagak mau bekas elu pada.”
1798Please respect copyright.PENANA7QyJgBml0y
“Tutup dulu warungnya,” kata si tukang ojek. Si pemilik warung langsung menutup pintu dan jendela warung. Orang-orang di sana menyingkirkan semua yang ada di atas meja, lalu mengangkat tubuh Nisa dan menaruhnya telentang di atas meja, disiapkan untuk menjadi tempat pelampiasan nafsu.
1798Please respect copyright.PENANAHEPvixZNPX
*****
1798Please respect copyright.PENANAedL0rrqN8H
Pagi...
1798Please respect copyright.PENANAqrnpHjM9q5
Nisa terbangun dari tidur dengan kepala sakit, hangover. Tubuhnya terasa linu, seluruh ototnya pegal. Dapat dia rasakan kulit punggungnya menyentuh alas kayu—
1798Please respect copyright.PENANAw8UjNrtWx2
Dia sadar dia tertidur telanjang. Pelan-pelan dia membuka mata dan dilihatnya cahaya matahari yang sudah agak tinggi. “Ahh...” rintihnya, merasa kepalanya sakit.
1798Please respect copyright.PENANAvKglCHZVb1
“Sudah bangun?” terdengar suara perempuan di dekatnya.
1798Please respect copyright.PENANA5pc0M87DLe
“Kepala... sakit...” keluh Nisa.
1798Please respect copyright.PENANAzL5hvFPDbi
“Kebanyakan minum sampai ketiduran di sini ya?”
1798Please respect copyright.PENANAiRDps5zBuQ
“Auhh... ngga tau... Badan... sakit semua...” Nisa cuma bisa bicara putus-putus. Dia belum melihat siapa perempuan yang bicara dengannya.
1798Please respect copyright.PENANAwcpbgwxbAs
“Sampai ga pake baju gini. Ayo, bangun, pake baju dulu.”
1798Please respect copyright.PENANAz6P3oIXw4O
Nisa bangun dengan susah payah, lalu memakai lagi bajunya yang berserakan. Dia pun sadar di dalam vaginanya ada sisa-sisa sperma. Dia teringat kejadian-kejadian serupa ketika masih menyamar, dia tertidur sesudah melayani laki-laki, ditinggal begitu saja dengan benih mereka dalam dirinya.
1798Please respect copyright.PENANARm3IVFAyyC
“Ada... kamar mandi di sini?”
1798Please respect copyright.PENANAWfykGSM4PM
“Ada air di belakang,” kata si perempuan sambil menunjuk. Nisa kini bisa melihat dia: perempuan 40-an dengan rambut keriting, wajah keras yang masih sedikit menyisakan kecantikan, tank top lusuh, dan kuku bercat merah yang tak rapi.
1798Please respect copyright.PENANAQzKcRfyUXo
Nisa menuju belakang warung, di sana ada WC jongkok sederhana yang jorok dengan ember dan gayung. Menahan jijik, dia membersihkan diri seperlunya, lalu kembali ke tengah warung.
1798Please respect copyright.PENANAtyspl79lx4
“Katanya Alip kamu mau nyari kerja di wisma?”
1798Please respect copyright.PENANAZqjJj1YfyE
“Alip? Wisma?”
1798Please respect copyright.PENANAQjizo2SlC9
“Tukang ojek. Tadi pagi dia bilang bawa kamu ke sini katanya kamu mau nyari kerja.”
Nisa agak bingung.
1798Please respect copyright.PENANAH59YMGgthL
“Bingung? Baru pertama ke sini yah? Tempat ini namanya Kalirotan,” si perempuan menjelaskan, sambil menyalakan rokok.
1798Please respect copyright.PENANAB1MfyjtXWP
“Kalirotan. Oh...” Nisa tahu nama itu. Nama salah satu lokalisasi kelas bawah di kotanya. Statusnya setengah legal.
1798Please respect copyright.PENANAVlR7GcslqD
“Oh iya kenalin. Nuri...” kata perempuan itu sambil menyalami. “Bener mau kerja di wisma? Kamu lumayan cakep. Di tempatku aja mau?”
1798Please respect copyright.PENANAho4BlPGZCe
Nisa termenung mencerna tawaran perempuan itu.
1798Please respect copyright.PENANAMdEEeT07Yz
*****
1798Please respect copyright.PENANACE2gp39Xqx
“NGENTOT!!”
1798Please respect copyright.PENANASu2JFdxygZ
“MINGGAT LU BANGKE!!”
1798Please respect copyright.PENANAkRZNXtVm9J
BUKK! BRAK! DUGG!!
1798Please respect copyright.PENANA702K8n4qhv
Seorang laki-laki terjatuh di jalanan. Dua orang laki-laki lain menendang dan menginjaknya. Laki-laki yang jatuh itu susah payah berdiri dan akhirnya berhasil kabur. Dua orang yang menyerangnya memaki-maki.
1798Please respect copyright.PENANAF3ynXkjm8J
“Ooii ribut-ribut apa sih itu?” teriak Mami Nuri dari dalam warung tendanya.
1798Please respect copyright.PENANA84IMMQeId9
“Orang main ga bayar Mbak!” orang yang tadi menendangi berteriak membalas.
1798Please respect copyright.PENANAHVKwKeNujK
“Berisik amat sih,” omel Mami Nuri sambil melongok ke jalan. Seorang laki-laki berdiri di luar warung. Bapak-bapak setengah baya, kumisan, dengan rambut tipis dan kemeja lusuh. Tampangnya seperti pegawai rendahan, laki-laki yang gagal meraih sukses padahal umur produktifnya hampir habis. Tetap saja Mami Nuri menyambutnya dengan baik, mempersilakannya duduk di sofa depan dan tanpa diminta langsung membukakan botol minuman. Mami Nuri lalu memanggil anak buahnya. Lima orang perempuan langsung mendekat dan memajang diri di depan si bapak. Bentuk mereka bermacam-macam, dari ABG kurus kering sampai STW montok. Bau macam-macam parfum murahan bertabrakan di hidung si bapak. Para pelacur kelas bawah itu berusaha tampil seksi, mengumbar belahan dada dan paha, namun kesan murahan tidak bisa hilang.
1798Please respect copyright.PENANAjTuJMWRBom
Tapi si bapak merasa ini malam keberuntungannya. Di lokalisasi kelas bawah yang dia kunjungi itu, ternyata ada juga yang lumayan. Dia menunjuk perempuan yang berada di tengah. Perempuan itu mengenakan blus tanpa lengan putih tipis dengan bra hitam berenda membayang di baliknya, rok superpendek kotak-kotak, sepatu hak tinggi. Rambut panjangnya dikuncir ekor kuda, sehingga sepasang telinganya yang digelantungi anting lingkaran terlihat. Meski dandanannya semenor yang lain, dengan bedak tebal, lipstik merah, eyeshadow biru, dan bulu mata palsu, wajahnya tetap lebih cantik. Si bapak memilih dia.
1798Please respect copyright.PENANABbttwVBvkk
1798Please respect copyright.PENANApugxL7lUhG
Nisa
1798Please respect copyright.PENANAjWhQqw9qe4
1798Please respect copyright.PENANA3SmYg1azFW
Si bapak memilih Nisa.
1798Please respect copyright.PENANAJMd4fh4QxF
Sudah dua minggu Nisa berada di sana, melacur di warung remang-remang Mami Nuri. Dia benar-benar merasa tak punya harga diri lagi sesudah dipermalukan di mata publik, dipecat, dibuang orangtua, dikhianati keluarga, dan terakhir digilir oleh sekelompok begundal kelas teri ketika mabuk. Maka dia pun tak berpikir macam-macam ketika Mami Nuri menawarkan pekerjaan.
1798Please respect copyright.PENANASrrdSQHRxF
Dia tak lagi merasa dirinya perempuan baik-baik. Apalah lagi dia selain seperti yang dituduhkan seluruh dunia, semua orang kepadanya? Dia pelacur. Lonte. WTS.
1798Please respect copyright.PENANAnmEDNpdzqB
Di sinilah tempat yang pantas baginya, di mana semua orang di dalamnya tak punya harga diri. Di mana semua perempuannya mengangkangkan kaki demi uang.
1798Please respect copyright.PENANAhrNvpUpNes
Nisa tersenyum dan menggandeng si bapak keluar dari warung remang-remang Mami Nuri, sesudah si bapak membayar minuman yang tidak diminta dan harganya kemahalan. Mereka menuju kamar tempat kencan—sebenarnya tenda tertutup dengan ranjang bambu dan kasur di dalamnya. Dari tenda-tenda lain terdengar desahan dan rintihan palsu para pelacur murahan yang sedang bekerja. Satu-dua preman berjaga di sana.
1798Please respect copyright.PENANAhesPOV1DJj
Seperti itulah kehidupan Nisa sekarang, hakikatnya sama dengan pekerjaannya di bawah Ryoko dulu, namun kelasnya jauh berbeda. Dari kamar hotel bintang lima ke warung tenda. Dari jutaan ke seratusan ribu. Dari pengusaha, pejabat, petinggi ke sopir, kuli, preman.
1798Please respect copyright.PENANAWyfUujZedb
Nisa tak repot-repot mengajak bicara atau berkenalan si bapak, dia langsung melucuti pakaian laki-laki hidung belang itu, kemudian menelanjangi diri. Untuk memancing nafsu, dia menciumi sekujur tubuh si bapak yang langsung berbaring di ranjang. Tangan, lengan, ketiak, leher, belakang telinga. Turun ke dada, perut, dan akhirnya kemaluan. Si mantan polwan langsung menjulurkan lidahnya dan menjilati kepala burung si bapak seperti menikmati lolipop. Keahlian blowjobnya yang sangat terasah ketika bekerja untuk Ryoko tak hilang. Sesudah membasahi seluruh kepala burung itu dengan liur, lidahnya bergerak turun sepanjang batang, menggelitik pelir, dan turun terus sampai lubang anus. Si hidung belang merasa geli-geli nikmat dibegitukan, dia benar-benar beruntung mendapat servis kelas tinggi di tempat murahan itu.
1798Please respect copyright.PENANAJTP1gm2K82
Lalu Nisa mengangkangi tubuh si bapak dan menancapkan penis yang basah dengan liur itu dalam vaginanya. Dia sudah tidak berpikir menggunakan kondom—dia tak peduli lagi dengan dirinya, tak peduli risiko hamil ataupun penyakit. Nisa tersenyum palsu selagi dia mulai menggoyang-goyang tamunya pelan, lalu dia menundukkan tubuh ke depan sambil merangkul kepala si bapak agar menikmati payudaranya. Si bapak dengan bahagia menyusu kepada Nisa. “Uhhh!! Isep Mas!” rayu Nisa.
1798Please respect copyright.PENANA6QE6PLZKiq
Yang agak di luar dugaan, ternyata ereksi si bapak tahan lama. Nisa menggenjotnya sampai dia sendiri orgasme, tapi tamunya tetap tegang. Mereka kemudian tukar posisi jadi misionaris, dan si bapak menggenjotnya cukup lama, mungkin 20 menit, sampai dia mandi keringat dan si bapak pucat.
1798Please respect copyright.PENANAQgzb0BwFwh
“Kok gak keluar-keluar sih! Pake obat kuat ya?” maki Nisa kesal. Si bapak nyengir. Ternyata kejantanan hasil dibeli dalam bungkusan! Sekali lagi Nisa orgasme, tapi dia tak menikmatinya. Vaginanya sudah terasa kering karena kelamaan dipakai.
1798Please respect copyright.PENANAFXbfrb4s0o
Akhirnya si bapak ejakulasi juga, meski disambut wajah cemberut Nisa. Sialan! Umpatnya dalam hati.
1798Please respect copyright.PENANARgGrsJ0PT9
Bapak itu menaruh uang di atas ranjang dan mengeloyor pergi. Nisa terkapar mengangkang, nyeri...
1798Please respect copyright.PENANA0lW40lKjDD
Namun pekerjaannya belum selesai.
1798Please respect copyright.PENANAt3n1cOwbEG
Kecantikan alami Nisa telah membuat para lelaki hidung belang menyemut ingin menikmati kemulusan tubuhnya. Dan baru saja Nisa bangkit dan mengenakan handuk untuk menutupi tubuh bugilnya, pintu bilik tempat pertempurannya tadi sudah membuka dengan paksa. Tiga orang preman mabuk dan berwajah sangar masuk dengan seenaknya, Salah seorang dari mereka yang sepertinya pemimpin gerombolan itu lalu membuka resleting celana jeans lusuhnya. Nisa masih terlalu lemah untuk melawan, selangkangannya masih perih setelah digempur penis bandot tua pelanggan sebelumnya, dan ia memang tak ingin lagi melawan...
1798Please respect copyright.PENANAEDQKHYDhGR
Ia membiarkan saja si preman menjambak rambutnya, memaksanya berlutut di lantai yang hanya diaci seadanya. Lututnya sedikit sakit karena terbentur semen kasar, dan perih ketika ia dipaksa beringsut mendekati selangkangan sang preman.
1798Please respect copyright.PENANAUrTJBBkLl4
Preman itu sama sekali tidak berperasaan, dengan kasar ia menjejalkan penis kotor dan bau miliknya ke dalam mulut indah sang gadis yang kini tersedak, dan berusaha sebaiknya untuk memuaskan lelaki yang telah membayar tubuhnya untuk memberikan pelayanan terbaik. Sementara dua temannya mulai menelanjangi diri mereka sendiri, lalu mulai mengelilingi Nisa... lalu memaksa sang gadis men-deepthroat penis mereka juga.
1798Please respect copyright.PENANA38woJd0zzy
Ah... seandainya Nisa tahu kalau para preman itu sama sekali tak membayar satu rupiah pun untuk menikmati tubuh indahnya! Seandainya Nisa tahu kalau Mami Nuri sekarang sedang mengurut dada karena harus membiarkan primadonanya dijadikan upah uang keamanan yang memang rutin ditagih para preman…. Dan Mami Nuri hanya bisa mendesah mendengar rintihan Nisa, erangan sang gadis, serta jerit tertahan perempuan itu seiring tubuhnya yang diperlakukan bagai binatang oleh ketiga preman.
1798Please respect copyright.PENANAMnfxcQPn68
Akhirnya Mami Nuri hanya bisa terisak pelan ketika ia masuk ke dalam kamar dan melihat Nisa telentang pingsan tak berdaya, semprotan sperma memenuhi wajah, payudara dan bagian tubuhnya yang lain... Vagina sang gadis memar, dan anusnya membuka...
1798Please respect copyright.PENANA2JANDoGeZ6
*****
1798Please respect copyright.PENANABHKWrcY2ZL
Hampir lima bulan Nisa menjalani profesi sebagai pelacur kelas teri. Namun kecantikannya tak pudar, bahkan kenggunannya makin terpancar walau ia tak mengenakan banyak riasan seperti rekan-rekannya yang berdandan sangat menor demi menarik perhatian lelaki hidung belang. Riasan Nisa yang sederhana, bahkan nyaris tak bermake-up malah membutanya menjadi sangat anggun, dan menyebabkan banyak lelaki yang menginginkan pelayanan dari dirinya. Kecantikan alaminya, kepasrahan total yang dilakukannya membuat pelanggannya begitu menyukai dirinya...
1798Please respect copyright.PENANA8UgEfJYbJv
Dan begitu total pelayanan yang diberikan Nisa hingga para pelanggannya tak lagi mengetahui kalau sang gadis mulai memalsukan orgasmenya.
1798Please respect copyright.PENANAMSiQM5XiA1
Ya, seperti pada umumnya para pelacur yang terlalu sering melayani laki-laki, Nisa pun mulai merasa rangsangan pada vaginanya mulai berkurang... hingga ia mulai berakting untuk membuat para tamunya merasa bagai laki-laki hebat. Walau kenyataannya jika bukan karena obat kuat, maka dalam hitungan 3 sampai 5 menit maka para lelaki itu sudah berejakulasi dalam rahimnya...
1798Please respect copyright.PENANAoLLZ90x83Q
Dan selama lima bulan itu, kepopuleran yang diperoleh Nisa mulai membuat seorang pelacur yang sebenarnya masih lebih muda dari Nisa merasa tersaingi. Karena sebelum Nisa datang dirinya-lah primadona di seluruh kompleks Kalirotan.
1798Please respect copyright.PENANA2Jvo9h21jX
"Bang..." desah Mira, pelacur belia itu sambil membelai dada bidang Margo, kepala preman Kalirotan yang sangat disegani.
1798Please respect copyright.PENANAQgTwn2yHIo
"Apa?" kata Margo pelan namun dengan nada tegas.
1798Please respect copyright.PENANAJn0uJTVQ9K
"Aku ngga suka sama si Nisa..." desah Mira dengan manja, bibirnya yang bergincu merah manyun bagai anak kecil yang ingin diperhatikan.
1798Please respect copyright.PENANAHj5fJ4Izut
"Nisa yang mana?" tanya Margo sambil lalu, walau sebenarnya ia sudah bisa menebak perempuan mana yang disebut Mira, karena ia sendiri telah beberapa kali mencicipi kehangatan dan pelayanan total sang gadis yang diberikan secara cuma-cuma sebagai bonus pembayaran uang keamanan dari Mami Nuri. Termasuk ketika dengan tanpa jijik dan risih perempuan itu menjilat bersih penisnya yang baru saja menghamburkan benih di anus sang gadis...
1798Please respect copyright.PENANAWWl28YJTiB
"Itu, bang... yang di tempat Mami Nuri...."
1798Please respect copyright.PENANAxEJLRKME2L
Iya... aku tahu… ujar Margo dalam hatinya. Ia kini dalam dilema.
1798Please respect copyright.PENANAqp8ikoIriV
Bagaimana tidak, lima bulan yang lalu, ketika ia sedang menunggu anak buahnya menyetor hasil keamanan di warung langganannya, mendadak kepalanya ditutup kantung hitam dan sebuah sengatan taser di uluhatinya membuatnya limbung sehingga ia tak bisa melawan ketika diseret ke dalam mobil dan dibawa pergi dari Kalirotan.
1798Please respect copyright.PENANAxRw0V7kd8Z
Sinar lampu yang diarahkan ke wajahnya membuatnya silau. Tangannya terborgol ke belakang kursi. Margo sudah tak aneh lagi dengan ruang interogasi. Ia sudah beberapa kali harus duduk dalam ruangan seperti itu, bernegosiasi untuk keamanan Kalirotan yang sesungguhnya...
1798Please respect copyright.PENANABfqRoScBgb
Namun kali ini permintaan, bukan... perintah yang diterimanya cukup unik...
1798Please respect copyright.PENANAOS0kIfqpcl
Ia malah belum mengenal siapa interogatornya kali ini. Suara pria itu begitu dalam, bahkan ia pun mengakui kalau ia jadi menaruh hormat pada orang itu.
1798Please respect copyright.PENANAlcIP4Qv1EM
"Margo, sekarang ini di Kalirotan ada orang baru, namanya Juanisa Putri,” kata lelaki itu sebagai permulaan. Margo yang biasanya tak sabaran dan berani melawan kini memilih menyimak.
1798Please respect copyright.PENANALqJFRcQvMk
"Ia sekarang tinggal di tempat Nuri. Aku mau, kau awasi dia... Kau dan anak buahmu boleh memakai dia sebagai jasa uang keamanan seperti yang biasa kau lakukan."
1798Please respect copyright.PENANA2tOu0fAbMa
Hembusan cerutu Kuba menerpa wajah Margo. Orang ini hebat, pikir Margo... ia bertemu lawan yang jauh lebih tangguh daripada dirinya.
1798Please respect copyright.PENANAsIu30AJnL8
"Anak buahku juga akan sering datang seperti biasa, meminta jatah darimu... dan kamu akan antar mereka untuk menikmati perempuan itu. Aku mau perempuan itu dijarah habis-habisan... kau harus atur hingga tamunya jadi lebih banyak dari tempat yang lain, walau sebenarnya tanpa bantuanmu pun dia sudah pasti akan jadi primadona di sana... Sebarkan berita, sebarkan tentang dirinya... kecantikannya, kemolekannya..."
1798Please respect copyright.PENANAh9amlY2bkK
Margo akhirnya memberanikan diri untuk bertanya... "Kenapa kau ingin menghancurkan perempuan itu begitu rupa... apa salahnya padamu?"
1798Please respect copyright.PENANAtLCAbFCujB
Lelaki itu menjawab, "Aku ingin menghancurkan dirinya, hingga bila waktunya sudah tiba... ia akan patuh seutuhnya pada diriku... Namun, seblum ia mendapatkan posisi yang terhormat di telapak kakiku... ia harus merasakan apa itu namanya neraka dunia, apa itu neraka jahanam..."
1798Please respect copyright.PENANAv58Jli5z2s
Margo bergidik. Lelaki ini gila, pikirnya.
1798Please respect copyright.PENANAAXWliqvPrX
*****
1798Please respect copyright.PENANA9QRw3ntfgg
Dering Sony Experia Ultra hasil curian bergetar halus di samping meja butut dalam kamar Margo, dan membuat Margo kembali ke alam sadarnya. Ia mengambil HP itu dan tertegun...
1798Please respect copyright.PENANAVsgZN10KNu
"Ya?" jawab Margo.
1798Please respect copyright.PENANAZhZJWBdiEE
"Baik... Siap... Baik... Laksanakan..."
1798Please respect copyright.PENANAqfGCOHcB7x
Mira melihat kalau Margo jadi pucat setelah menerima telepon itu... dan Mira belum pernah melihat Margo setakut itu.
1798Please respect copyright.PENANAcPRSlD84YA
"Siapa Bang?" tanya pelacur itu manja. Margo menghalau gadis itu.
1798Please respect copyright.PENANAkMIGKQZlct
"KELUAR!" bentaknya, membuat Mira takut.
1798Please respect copyright.PENANALBjwQKCzrf
"Ada apa Bang?"
1798Please respect copyright.PENANA8hl7SGDQkC
"Keluar kataku! Aku mau urus Nisa, kau boleh ikut lihat dia disiksa. Tapi sekarang, keluar!"
1798Please respect copyright.PENANAi5V1Y45Hrh
Mira segera keluar dari rumah Margo yang sederhana itu, namun hatinya sedikit puas karena ia bisa menghasut Margo untuk menghancurkan Nisa. Ia tak lagi peduli dengan Margo yang kini terduduk pucat.
1798Please respect copyright.PENANA2b84LffIR3
Percakapan tadi membuat Margo sangat takut. Lelaki itu benar-benar iblis...
1798Please respect copyright.PENANA6aurgZnEGw
"Margo... tentunya sekarang Mira sudah memberi tubuhnya padamu sebagai bayaran untuk menghancurkan Nisa..." kata lelaki itu, yang membuat Margo terdiam.
1798Please respect copyright.PENANA9t0G3hw12Z
Bagaimana ia bisa tahu?
1798Please respect copyright.PENANAJ7mFHW1CDk
"Kau akan melakukan apa yang ia minta... kau bawa Nisa ke gudang kosong, ajak kesepuluh panglima wilayahmu... silakan siksa Nisa, perkosa habis-habisan, tapi jangan sampai dia mati... Kau boleh ajak Mira, biar dia juga ikut menyiksa Nisa untuk melampiaskan dendamnya..."
1798Please respect copyright.PENANAWPDvcsX9vR
"Namun satu saja perintahku kau langgar... MATI!"
1798Please respect copyright.PENANAjHiBfzwVhO
*****
1798Please respect copyright.PENANAZiJTvbQPOA
Nisa yang sedang belanja sayuran, hanya mengenakan tank top dan celana pendek, tak terlalu memperhatikan Mira yang datang mendekatinya. Ia menganggap wanita itu sama seperti dirinya... hanya penampungan sperma.
1798Please respect copyright.PENANAnMDJMx9RnI
"Eh Nisa..." sapa Mira berlagak ramah. "Belanja?”
1798Please respect copyright.PENANAFrsM0Yae19
Nisa hanya tersenyum simpul, ia sedang tidak ingin berbasa-basi. Bahkan sebenarnya ia sendiri tak banyak memiliki teman di Kalirotan. Ia menjadi lebih tertutup dalam pergaulan. Yang ia ingin lakukan hanyalah membuka pahanya lebar-lebar, dan membiarkan para lelaki hidung belang kelas teri menikmati vagina, lubang anusnya dan mulutnya secara maksimal.
1798Please respect copyright.PENANANp24Bq56tS
"Nisa... saya mau minta tolong sebentar, saya mau ambil barang di gang sebelah, saya males sendiri... maklum banyak yang suka godain, hihihi!"
1798Please respect copyright.PENANAF8YZrkgt8z
Nisa yang enggan ingin sekali menolak, namun Mira mencekal lengannya dan menariknya ke tempat yang agak sepi sebelum menodongkan pisau ke pinggang Nisa.
1798Please respect copyright.PENANAZRdG4CT6VT
"Ikut gua, anjing! Atau gua tusuk elo di sini!" bentak Mira.
1798Please respect copyright.PENANAyugyXrBgve
Nisa terpaksa mengikuti langkah Mira ke arah gang yang ia tahu merupakan bagian terkejam di Kalirotan, dan tak ada satupun PSK yang cukup waras untuk menjajakan diri di tempat itu...
1798Please respect copyright.PENANAYJqjLPsbX2
Mira mendorong Nisa masuk ke dalam satu rumah yang lebih mirip gudang, Dorongannya cukup keras sehingga Nisa terjerembab jatuh masuk ke dalam rumah yang gelap itu. Ketika sang gadis bangkit, ia dapat mendengar kalau pintu di belakangnya ditutup.
1798Please respect copyright.PENANAaMjw4W9O4H
Untuk sekejap, kegelapan total.
1798Please respect copyright.PENANAXlSGlSStZp
Byaaaar!
1798Please respect copyright.PENANAPbOVbjmr46
Nyala lampu yang mendadak itu membuat sang gadis mengerjap karena silau. Dan ketika ia sudah bisa memperoleh kembali pengelihatannya....
1798Please respect copyright.PENANA3WA5rLg1Gr
Margo dan sepuluh panglimanya telah mengepungnya. Mira kemudian melangkah ke tengah lingkaran, ia mendekati Nisa dan…
1798Please respect copyright.PENANAnPVblTq1Ei
PLAK!
1798Please respect copyright.PENANARgH9PzobFf
Tamparan keras sang pelacur yang tak disangka oleh Nisa membuat Nisa terhuyung. Lalu pukulan dan tendangan bertubi-tubi Mira membuat Nisa terjengkang.
1798Please respect copyright.PENANAA97Q8B6FaA
Mira yang seakan kesetanan menerjang Nisa yang terjengkang, jatuh terlentang di lantai gudang. Mira menduduki perut Nisa, dan dengan membabi buta memukuli wajah Nisa, menjambak rambut gadis itu, dan membenturkannya ke lantai gudang. Cakaran Mira yang sengaja mengincar wajah Nisa meninggalkan bekas di wajah mulus sang mantan polwan.
1798Please respect copyright.PENANAvgG5M2595s
Pada awalnya Nisa memilih pasrah. Namun nalurinya untuk bertahan kembali muncul. Begitu mendapat peluang, Nisa segera memberikan perlawanan. Ia balas mencakar, menjambak, meninju dan menendang Mira.
1798Please respect copyright.PENANAH3jexe1VNq
Para lelaki tertawa melecehkan, ya... kecuali Margo...
1798Please respect copyright.PENANAFJZ120RyTi
Ia memandang gaya perkelahian kedua pelacur di hadapannya itu.... terutama Nisa, pelacur yang sangat diperhatikan oleh sang perwira.
1798Please respect copyright.PENANAmJtlPecWj7
Aneh... gaya berkelahinya begitu biasa, batin Margo... Malah lebih mirip pelacur berkelahi....
1798Please respect copyright.PENANAuuAHITTIaX
Ya, Nisa kini tak lagi bertarung bagai seorang polwan. Ia kini hanya bertarung berdasarkan naluri survival... dan ini cukup mengherankan Margo, yang mengharapkan kalau pelacur yang sangat diperhatikan ini memiliki keahlian bertarung yang bisa membuat sang perwira terkesima.
1798Please respect copyright.PENANA20GvqVJwOe
Namun, sesederhana apapaun Cat Fight yang tersaji, jelas nampak kalau Mira mulai kewalahan. Nisa sendiri mulai nampak kembali ke style bertarungnya yang dulu.
1798Please respect copyright.PENANAXaksumKYke
Margo memberi tanda kepada seoang anak buahnya yang dengan sigap menelikung Nisa, menjambak rambutnya hingga sang gadis meringis dan mengaduh kesakitan.
1798Please respect copyright.PENANAZ5V1GhiumV
Mira menyeka darah dari bibirnya yang terluka oleh tonjokan Nisa, merapikan rambutnya yang kusut sambil mendekati sang gadis yang meronta kesakitan.
1798Please respect copyright.PENANAovGHcUN921
BAM!
1798Please respect copyright.PENANAfcJPNL1Wui
Mira menghajar wajah Nisa, menyebabkan bibir pecah.
1798Please respect copyright.PENANAUXsTjIixQv
BAM!
1798Please respect copyright.PENANAvi0zHZ40b8
Pelipis sang gadis.
1798Please respect copyright.PENANAuolmY840qE
BAM!
1798Please respect copyright.PENANAYmYDzVBVlk
Hidung Nisa... hingga mimisan...
1798Please respect copyright.PENANA8LDLLsuJTc
dan
1798Please respect copyright.PENANA6uB92ENARH
SCRATCH!
1798Please respect copyright.PENANAIi5JErONUO
Kuku Mira yang cukup panjang menggores wajah Nisa hingga meninggalkan guratan melintang dari kening kanan ke pipi kiri hingga ke rahang sang gadis...
1798Please respect copyright.PENANALu0Hwo74SC
Mira tersenyum iblis melihat wajah Nisa yang sudah dibuatnya cacad itu. Namun ia belum puas... Ia mengepalkan tangannya dan…
1798Please respect copyright.PENANAZHSwRnLkES
BUGH!
1798Please respect copyright.PENANAR4HgzKM1gD
Nisa sampai muntah dan megap-megap. Mira menghajar telak di uluhatinya. Panglima Margo melepaskan sang gadis yang segera jatuh terduduk, dan Mira memberikan tendangan keras ke rusuk sang gadis, menyebabkan Nisa terjengkang dan meringkuk kesakitan.
1798Please respect copyright.PENANAiyt7Z0vS1R
"Mira! Cukup!"
1798Please respect copyright.PENANAtrpIPhNTOb
Suara Margo yang tegas menghentikan langkah Mira. Ternyata Mira sudah menggenggam sebilah pisau cutter. Tadi cutter itu digunakan untuk menodong Nisa.
1798Please respect copyright.PENANA1JfOh3knAx
Mira memandang Nisa yang merintih menahan sakit di perutnya. Tangan yang menggenggam cutter itu bergetar... Dan Mira melangkah maju.
1798Please respect copyright.PENANAoRslrCIJhF
Kini Margo sendiri yang menghajar Mira dangan sekuat tenaga. Sang gadis terjengkang, menjerit kesakitan.
1798Please respect copyright.PENANAZXi1gNdwmZ
Ia memerintahkan lima panglimanya untuk memberi pelajaran pada Mira, yang kini beringsut ketakutan. Samar-samar Nisa mendengar pukulan, tendangan, jerit Mira, bunyi cabikan pakaian. Namun kini ia harus memikirkan dirinya sendri yang tidak lebih baik. Margo mendekati dirinya bersama lima panglimanya yang lain. Ia mencoba merayap menjauh, namun sebuah kaki yang menginjak telapak tangannya dengan keras membuatnya menjerit kesakitan.
1798Please respect copyright.PENANAsyuvJQjA5j
Nisa memandang belati komando yang dipegang Margo, belati dengan baja pilihan yang sangat mengkilat. Dengan tubuh tertelungkup, Nisa haya bisa merinding merasakan dinginnya baja yang digesekkan di balik celananya...
1798Please respect copyright.PENANAqXHIRLd2I5
Baja dingin itu menjalari pantanya yang sangat digilai banyak lelaki yang menikmati tubuhnya... bokong sekal yang seakan menggoda setiap lelaki untuk meremasi bongkahan itu, menamparinya, mengigitinya, bahkan menjilatinya... Dan terutama lubang indah yang seakan tak pernah membuka lebar itu yang menjadi pelabuhan penis-penis yang sangat jarang memperoleh kenikmatan serupa, baik dari istri sah mereka maupun pelacur lain yang memilih untuk tak membiarkan lubang pembuangan mereka dimasuki penis.
1798Please respect copyright.PENANASFiBasIKWq
Nisa bisa merasakan baja itu mengangkat bahan celana pendeknya, dan bunyi robekan perlahan terdengar, menandakan kalau kini kain penutup selangkangannya mulai tercabik dan membuat selangkangan indahnya terpapar dinginnya lantai gudang yang kotor dan dingin.
1798Please respect copyright.PENANAWNm4adsLej
Dengan tubuh yang masih ditahan tengkurap di lantai gudang kembali Nisa bisa merasakan dinginnya baja belati merayapi punggungnya... kemudian...
1798Please respect copyright.PENANAWzxbTNtg73
Sreeeeeeek!
1798Please respect copyright.PENANA7QFpoUBPPs
Bahan tanktop tipis itu tak sebanding dengan kuatnya baja belati, hingga dengan beberapa gerakan saja tubuhnya terpampang bebas di hadapan lelaki bajingan yang selalu memperlakukan para pekerja seks komersial bagai onggokan daging pemuas nafsu. Nisa masih tertelungkup di dinginnya lantai gudang yang kotor dan kasar karena hanya berupa lapisan adukan semen tanpa tegel atau keramik. Payudaranya, perut ratanya, pahanya perih karena tergesek lantai...
1798Please respect copyright.PENANAVIlVyk4nJS
Nisa bisa mendengar bunyi sabuk yang dibuka. Ia mempersiapkan dirinya....
1798Please respect copyright.PENANAfdTTrdUrWm
CTAAAAR!
1798Please respect copyright.PENANAx55w2S2415
Nisa mengigil... tangannya yang dipegangi mengepal dan menggigil... kepala sabuk yang terbuat dari besi itu yang mendera tubuhnya.
1798Please respect copyright.PENANAlQ325EgggV
CTAAAR!
1798Please respect copyright.PENANAw4hkSDpXCQ
CTAAAR!
1798Please respect copyright.PENANA1lpP3NbcT3
Nisa menjerit sejadinya ketika Margo mencambuki punggungnya, pantatnya, belakang pahanya...
1798Please respect copyright.PENANAPDPlXwcyL2
Dan jeritannya makin kuat ketika Margo memerintahkan anak buahnya untuk membalik tubuhnya, lalu tanpa belas kasihan mencambuki Nisa, di payudaranya, perutnya, rusuknya, dan di vaginanya....
1798Please respect copyright.PENANAfTtUj2KEYn
Jerit kesakitan dan teriakan minta ampun Nisa sama sekali tak digubris oleh Margo yang seakan melepaskan kegeraman yang ditahannya selama ini. Ketika lelaki itu selseai, tubuh sang gadis babak belur penuh luka sabetan kepala sabuk, sebagian bilur di tubuh sang gadis mengeluarkan darah.
1798Please respect copyright.PENANAFFWFfgQjHx
Margo lalu berlutut di hadapan selangkangan sang gadis, menurunkan celana, dan mengeluarkan penisnya... Lalu dengan seenaknya menghujamkan penisnya ke vagina Nisa yang memar akibat sabetan sabuk yang berulang di sana. Nisa hanya bisa menggeliat kesakitan, penis Margo menerobos kewanitaannya yang kering. Tubuh Margo yang menempel di tubuhnya membuat sang gadis mendesis karena keringat sang kepala preman membuat perih bilur dan luka di tubuhnya....
1798Please respect copyright.PENANArLcnP3RjIp
Nisa hanya menggeletar menahan perih ketika akhirnya Margo menarik keluar penis yang telah membuang sperma ke dalam rahimnya.
1798Please respect copyright.PENANAsfiVpWT3uX
"Nikmatin tuh perek... sekarang....."
1798Please respect copyright.PENANAjgpgO7fvUp
Perintah Margo belum lagi selesai ketika kesepuluh anak buahnya segera merangsek Nisa yang hanya bisa merintih perih, meringis serta menjerit kesakitan. Sementara sang kepala preman sendiri beranjak ke arah sosok tubuh di sudut lain gudang itu. Sosok Mira yang sangat menyedihkan. Pelipis mata sang gadis pecah, hidungnya patah, beberapa giginya tanggal, lengannya nampak patah dan dislokasi.
1798Please respect copyright.PENANAP9uqlrLna8
Pelajaran yang diberikan anak buahnya memang kejam... namun itu perlu.
1798Please respect copyright.PENANAanhLoh1rA7
Margo berjongkok dekat tubuh babak belur Mira yang masih bernafas walau hanya sesekali.
1798Please respect copyright.PENANAZwvVtmIrrD
"Aku sudah melarangmu, Mira... tapi kamu menentang aku...." katanya sambil bangkit, menarik sebelah kaki Mira menuju pintu belakang gudang. Margo menarik tubuh Mira bagai menarik karung rongsokan ke sebuah kandang di atas panggung yang tertutup terpal.
1798Please respect copyright.PENANA5bYFhQy4mu
Margo mengangkat tubuh lemah Mira...
1798Please respect copyright.PENANAGBAZLdTXUh
"Lihat baik-baik, Mira... Ini hukuman buatmu," katanya sambil membuka terpal.
1798Please respect copyright.PENANALWQRmIKlW9
Mata Mira yang bengkak sedikit membelalak melihat isi kandang yang bisa menampung dua orang dewasa itu.
1798Please respect copyright.PENANA21sO2KyRv8
Cicit tikus-tikus ganas dalam kandang yang terkejut karena paparan matahari membuat Mira bergidik, Ya... hukumannya baru saja dimulai... dengan tubuh seperti itu, ia tak bisa meronta atau berontak, ia hanya bisa pasrah ketika tubuhnya diangkat Margo dan dicampakkan ke dalam kandang tikus itu.
1798Please respect copyright.PENANAEloizp02CY
Mira merasakan sakit, namun ia tak lagi mampu bergerak, berteriak atau meronta... Ia hanya bisa merasakan kesakitan tanpa mampu melakukan apa-apa... merasakan tubuhnya perlahan menjadi santapan tikus-tikus kelaparan itu....
1798Please respect copyright.PENANAD7sy9UzpFN
*****
1798Please respect copyright.PENANA8dWskB3kZQ
Margo memandang anak buahnya yang sedang menggarap Nisa. Dua penis anak buahnya sedang menghajar anus sang gadis secara bersamaan, sementara mulut sang gadis dipaksa mengoral penis demi penis yang disodokkan secara kasar...
1798Please respect copyright.PENANAsUF11chhcF
Vagina sang gadis tak lebih baik nasibnya... seorang anak buahnya sedang menggasak vagina sang gadis dengan kepalannya, dan ia menggerakkan tangannya dengan sangat kasar.
1798Please respect copyright.PENANA49Z3lRKP4Q
Margo memandang ke arah kegilaan di hadapannya, hingga laras sebuah pistol yang menempel di belakang kepalanya membuatnya tersadar....
1798Please respect copyright.PENANAbC3fNtqzFj
Dan seakan pasukan siluman yang keluar dari neraka, puluhan prajurit dengan seragam kamuflase lengkap menodong kesepuluh anak buahnya....
1798Please respect copyright.PENANA2Lqib3hyG2
Kini Margo berdiri di hadapan sepuluh anak buahnya yang berlutut dengan tangan berada di belakang kepala. Margo tersenyum bangga melihat ekspresi wajah para kepercayaannya yang tak mengenal takut itu... Ekspresi terakhir yang dilihatnya sebelum sebutir peluru yang menembus dahinya membuat nyawanya terbang meninggalkan tubuhnya...
1798Please respect copyright.PENANAIR6rNfx3Pz
Dan sosok sang bos preman yang berdebam di lantai gudang menjadi gambaran terakhir yang dilihat kesepuluh panglima wilayah yang tak lama juga mengikuti jejak sang pemimpin meninggalkan dunia fana ini dengan rasa bangga telah menjadi bagian kelompok yang sangat ditakuti, yang tak mungkin kalah kecuali dicurangi seperti itu...
1798Please respect copyright.PENANAIKWajYi7Bm
****
1798Please respect copyright.PENANANu3CN7UuEZ
Pemimpin regu menghampiri sosok yang sedang mengembalikan pistol yang baru saja menghabisi nyawa Margo ke sarungnya.
1798Please respect copyright.PENANAhArGbrFTXl
"Lokasi sudah diamankan, semua ancaman sudah dinetralisir, laporan selesai"
1798Please respect copyright.PENANAKiMhynqWob
Lelaki itu mengangguk dan pasukan tadi segera keluar gudang.
1798Please respect copyright.PENANA2J2G9DW7TB
Lelaki itu mendekati sosok tubuh Nisa yang sangat lemah.... Mata Nisa yang tertutup sperma membuka perlahan...
1798Please respect copyright.PENANAer1xzPwKig
Mulut Nisa berkata lirih.... "Ba...paaaak?"
1798Please respect copyright.PENANAkwzD2a5v4I
*****
1798Please respect copyright.PENANAL53iULYhUA
Nisa terbangun di ranjang empuk. Ia meraba bagian lengannya yang terasa sakit dan mendapati jarum I.V di sana.
1798Please respect copyright.PENANAs7h2AKDPPv
Matanya mengerjap, dan samar-samar ia melihat kamar tempatnya dirawat, rumah sakit dengan fasiitas bagai hotel bintang lima...
1798Please respect copyright.PENANAktDk8g7ocx
Perawat silih berganti merawat tubuhnya, memulihkan semua luka. Mereka semua dan para dokter berupaya dengan sepenuh tenaga untuk mengembalikan kondisi Nisa seperti sedia kala. Dan pekerjaan mereka tidak mengecewakan. Ketika Nisa bertelanjang bulat di kamar mandi rumah sakit dan memandang pantulan dirinya di cermin, ia kagum. Tak ada satu cacat pun yang tak diperbaiki, hingga bekas-bekas luka di tubuhnya baru kelihatan kalau diperhatikan dari sangat dekat.
1798Please respect copyright.PENANA1cjl0yYuVn
Kemudian, dokter yang merawatnya datang dan berkata, "Selamat Nona, sebentar lagi anda sudah boleh pulang."
1798Please respect copyright.PENANAXeE8Bhu1LW
Nisa kembali tercenung... Ke mana ia akan pulang?
1798Please respect copyright.PENANALEHrCsjpA6
Dengan lesu Nisa memakan makanan rumah sakit dan meminum obat yang diberikan padanya. Dan entah mengapa ia merasa sangat letih.... sangat sangat letih...
1798Please respect copyright.PENANAORZmvQ1Qd7
****
1798Please respect copyright.PENANAfMCkPc6HiW
Ranjang ini jadi lebih empuk, batin Nisa sambil membuka matanya...
1798Please respect copyright.PENANAxqpO8zG95K
Dan Nisa melompat bangkit dari tempat tidur itu, segera menjatuhkan diri bersimpuh....
Ia menangis sambil memeluk kaki lelaki yang berdiri dengan wibawa tinggi.
1798Please respect copyright.PENANAI4k1l8VQC2
Laki-laki itu akhirnya datang menjemput.
1798Please respect copyright.PENANAQkgx5TQFA3
"Bapaaaak…" tangis Nisa di kaki Kombes Bambang Harjadi, tangis sedih, tangis bahagia....
1798Please respect copyright.PENANAfLLKhunQcN
****
1798Please respect copyright.PENANAOozkFYkNFY
Satu tahun kemudian.
1798Please respect copyright.PENANAdsLK4KD8Yy
1798Please respect copyright.PENANAVM9AC5csvV
Kombes (Purn) Bambang Harjadi sedang memandang laporan di hadapannya. Ia tersenyum kebapakan pada Nisa yang menyerahkan laporan itu padanya.
1798Please respect copyright.PENANA4jROM335UP
Laporan rutin saja, mengenai pemasukan dan pengeluaran. Dari jejaring pelacuran yang dulu dikuasai Ryoko, namun sekarang sudah menjadi ladang pemasukan dirinya, dengan hasil yang sangat memuaskan. Dan lebih daripada itu, segala rahasia para klien kini menjadi miliknya, sehingga dia makin hebat dalam berkuasa di balik layar biarpun dia kini telah pensiun. Tidak mengapa mengakhiri karier penegak hukum dengan pangkat terakhir tak mencapai bintang; toh mereka-mereka yang menyandang bintang di bahu bisa dia pegang sewaktu-waktu, karena semua kartu ada di tangannya.
1798Please respect copyright.PENANAjQfg0wUgGy
Tahun lalu Ryoko divonis ringan, hanya satu tahun penjara. Memang itulah hukuman maksimal bagi mucikari. Ada pasal-pasal dengan ancaman hukuman lebih berat terkait kejahatan trafficking/perdagangan manusia, maksimal 15 tahun, namun pengacaranya, Prabu, berhasil menangkis dakwaan itu, terbantu kesaksian Nisa dulu yang menyatakan bahwa dia melacur di bawah Ryoko dengan sukarela. Ryoko telah menjalani masa hukuman dan bebas. Namun Prabu menyarankan agar segera menyingkir; maka dalam waktu singkat, dengan alasan menikahi seorang asing, Ryoko pun pindah ke luar negeri, tanpa niat kembali ke tanah air selama-lamanya.
1798Please respect copyright.PENANAJ97k5BxKVT
Nisa telah menyerahkan seluruh hidupnya kepada Bambang Harjadi. Sepenuhnya dia mengabdi kepada perwira yang dianggapnya sebagai dewa penolong. Itulah rentannya seseorang yang pernah hancur sehancur-hancurnya. Dalam keadaan terburuk, mereka akan menggapai ke mana saja, mencari apapun yang dapat dijadikan pegangan. Dan dari keadaan hancur luluh, akan terbentuk jati diri yang baru yang bisa jadi sangat berbeda dengan yang sebelumnya.
1798Please respect copyright.PENANAr9lIbgVt7w
Maka ketika pengabdian yang diminta Bambang Harjadi pada Nisa adalah mengurusi jejaring prostitusinya, Nisa bersedia tanpa ragu. Penghancuran dirinya yang dulu telah tuntas, sosok Ipda Juanisa Putri selaku penegak hukum yang lurus dan memegang teguh nilai-nilai telah mati. Yang menggantikannya adalah pribadi Nisa yang baru. Nisa yang dibentuk oleh tugas terakhirnya dan segala pengalaman sesudahnya. Perempuan dengan moralitas yang sangat berbeda, yang menyadari potensi keindahan tubuhnya dan daya tariknya untuk mendapatkan keuntungan. Perempuan yang tahu cara menguasai dan mempermainkan nafsu laki-laki, tak segan-segan menjual kehormatan diri maupun sesama perempuan demi mendapat apa yang diinginkannya. Dia menjadi seperti Ryoko yang pernah dikhianatinya, dan tak segan-segan memanipulasi perempuan lain sebagaimana dia memperlakukan Savitri dulu.
1798Please respect copyright.PENANAY4PNKZ5Vrb
Hampir semua nilai luhur yang ditanamkan didikan keluarga dan profesinya dulu telah dia buang, seiring rasa dikhianati yang menusuk dirinya ketika keluarga dan lembaganya menolak dia ketika dia berada di posisi terendah. Yang menggantikan adalah rasa terima kasih sangat besar dan pengabdian kepada sang penyelamatnya, siapa lagi kalau bukan Bambang Harjadi, yang telah menjadi pegangannya sejak dia menyamar, kemudian memungutnya dari kehancuran dan membentuknya kembali.
1798Please respect copyright.PENANA52Btou0waF
Maka Nisa pun kini hidup untuk kekasihnya, Bambang Harjadi, melakukan segala perintahnya, membentuk kembali jati diri seperti diinginkan penyelamatnya itu, ingin selalu memuaskan dan menyenangkan sang pegangan hidupnya.
1798Please respect copyright.PENANALJqcV7tSRz
Wajah dan tubuhnya telah pulih meski sempat dicederai para penghuni dunia bawah lokalisasi Kalirotan. Namun Nisa memilih mengubah konsep penampilannya, seiring jati dirinya yang baru, sesuai kesukaan dan keinginan Bambang Harjadi.
1798Please respect copyright.PENANAp6K4W926Wz
Bambang Harjadi melihat di hadapannya bersimpuh dua perempuan yang mengabdi kepadanya. Indah, pelayan setianya yang telah lama mengurusi semua kebutuhannya; dan Juanisa Putri, yang telah lama diincarnya. Kedua perempuan itu berpenampilan sama, dengan rambut disanggul, tubuh dibalut kemben dan kain, bahu dan tengkuk kuning mulus dan wangi menyampaikan sensualitas tradisional yang sangat disukai sang perwira. Dia merasa seperti seorang raja zaman dulu di tengah selir-selirnya.
1798Please respect copyright.PENANAl2GAJku6PH
Sang perwira tersenyum puas, dan senyumannya makin terkembang ketika ia melihat kedua pelayannya dengan anggun melepas busana, lalu saling berpagutan dan memandang kepadanya dengan tatapan nakal...
1798Please respect copyright.PENANAaTcpoJ7g2O
Kombes Bambang Harjadi tak pernah salah memilih orang....
1798Please respect copyright.PENANANGmQvtewkX