#6
Marah Besar
2370Please respect copyright.PENANAhbf9smcarB
Hari Minggu, Reni lebih siang datang ke rumah orangtuanya. Sepulang dari gereja bersama suami dan anaknya, baru ia ke rumah orangtuanya.
Jimmy dan anaknya kini juga ikut ke sana. Namun tak lama, keduanya kemudian pamit pulang dulu, nanti Reni akan dijemput saat siang atau sore hari.
Setelah tahu menantu dan cucunya pulang, Santo berani menemui Reni untuk menanyakan keberadaan sex toys miliknya.
“Ren kamu simpan ke mana sex toys milik papa?” tanya Santo ke Reni saat berada di belakang rumah.
“Aku buang pa, buat apa papa mainan gituan, udah tua, ingat umur pa,” jawab Reni dengan tegas.
Ia kemarin diam-diam membawa semua sex toys papanya, lalu membuangnya. Ia tak ingin papanya kecanduan barang itu.
“Kamu ini ya… Sudah dibilangin, sudah dikasih penjelasan, alasan papa kenapa pakai barang-barang itu. Malah dibuang. Itu papa beli, harganya juga ada yang mahal!” Santo marah, membentak Reni.
Reni tak menyangka, papanya bakal semarah ini.
“Eh pa, maaf. Ini demi kebaikan papa,” jawab Reni ketakutan.
“Justru alat-alat itu yang membantu papa, untuk kebaikan papa. Daripada papa main sama wanita lain. Paham?” ucap Santo dengan nada tinggi.
“Kalau gini gimana sekarang, papa kalau pengen jadi bingung.” Santo masih marah besar.
“Ya maaf pa, kan bisa coli pa. Gak usah pakai alat-lat gitu,” Reni coba kasih saran, agar papanya tidak marah.
“Coli? Gak enak, papa kurang puas jika coli. Papa gak suka coli sendiri.” Santo terus marah-marah. Tidak bisa meredam amarahnya.
Reni pun jadi diam saja. Takut. Matanya memerah, mau menangis.
“Jadi sekarang gimana ini Ren, kamu mau bantu coliin papa kalau gini?” tanya Santo, bikin Reni kaget………………… Baca versi lengkapnya di:
https://novelkita.online/menjadi-istri-kedua-papa-full-chapter/2370Please respect copyright.PENANAr5dSIrfgJm
https://karyakarsa.com/Bacaya/menjadi-istri-kedua-papa2370Please respect copyright.PENANAvrB5eaTp8B