Seperti biasanya jika hari Minggu saya akan berkunjung ke rumah pacarku. Hera namanya. Gadis perawan tua. Kenapa saya katakan perawan tua karena di usianya yang di angka 45 tapi belum juga menikah
Hanya memerlukan waktu 1 jam untuk menuju ke rumah Hera. Sesampai di rumah Hera. Rumah dalam keadaan sepi.
" Assalamualaikum!" saya mengucapkan salam.
" Waalaikumsalam " suara seseorang membalas dari lantai dua.
" Kak Randy, naik kak " Bian yang saat itu baru saja selesai mandi. Tubuhnya hanya mengenakan handuk yang dililitkan pada tubuhnya.
Bian adik kedua dari Hera. Bian gadis yang juga belum berumah tangga, saat pertama kali aku mengenal Hera. Dab usia Bian saat ini telah berada di angka 33 tahun seumuran denganku. Aku langsung naik ke atas. Maklum sudah kebiasaan. Apalagi aku sudah dibebaskan keluar masuk rumah ini. Dan kapan saja aku bisa datang.
Sesampainya di atas, aku langsung duduk di kursi yang ada di depan pintu kamar Hera. Maklum pintunya belum jadi karena rumah masih dalam tahap renovasi. Jadi pintunya hanya ditutupi dengan kain gorden doang.
Dan saat itu kain gorden tengah dibuka lebar oleh Bian.
Dari arah belakang aku menyaksikan kemulusan paha Bian. Kulihat belahan pantatnya begitu menggoda. Tubuh Bian memang lebih padat berisi dari kedua saudaranya. Cuma yang membedakan, kalau vagina Hera berbulu jarang, nah milik Bian ini jembutnya lebat
Ternyata dia belum memakai cd sehingga belahan lubang vaginanya tampak tergambar jelas, membuat kontol di dalam celana perlahan mengeras.
“ Maaf ya kak, aku baru mandi nih “ kata Bian tanpa menoleh ke arahku.
Sementara aku takjub melihat pemandangan dari arah belakang. Vagina yang memerah terpampang di hadapanku.
Tanpa kusadari Bian bangkit dan menghadap ke arahku yang masih terus memandangi bawahannya.
Tapi tiba - tiba lamunanku buyar saat ku dengar suara Bian menjerit
" Haa..." jerit Bian segera menutup kedua susunya yang berukuran 40C. Ukuran yang sangat fantastis menurutku.
Milik Hera saja hanya berukuran 36C. Tapi ini sangat super menurutku dalam hati.
Saya memalingkan mukanya, namun sempat melihat keindahan tubuh gadis itu. Memberikan kesempatan pada Bian untuk menutupi tubuhnya yang putih mulus dan pada berisi.
" Kak Randy..." suara Bian memanggil.
" Kakak tadi lihat susu saya" menatapku tanpa ada rasa malu.
“ Siapa suruh gordennya gak diturunin “ belaku sambil memandangnya
"Menurut kakak, bagaimana tubuhku ini!" Bian meraba seluruh tubuhnya yang sudah ditutupi handuk putih sebatas paha.
Pahanya yang putih padat berisi sengaja diperlihatkan padaku
" Hmm tubuh kamu bagus padat dan berisi" kataku.
" Apalagi yang..." saya tidak melanjutkan ucapanku
" Dan apa kak" Bian kembali bertanya padaku yang menelan ludah.
" Susumu ukurannya besar banget " ucapku.
" Ukuran berapa kak ?" bertanya padaku yang menyingkap bawahan handuknya mempertontonkan pahanya yang mulus
" Gimana kak " tanya Bian menuntun tanganku untuk meremas susunya.
Kuremas susu itu. Begitu padat dan hangat.
Saya semakin berani meremas kedua susunya.
" Ahhh......ahhh...." desah kecilnya merasakan remasanku
Entah karena terpancing, saya langsung meremas kedua susunya.
Saya melumat bibir tebal Bian. Ternyata Bian membalas tidak kalah panasnya.
Sepertinya Bian memiliki nafsu yang tinggi, mendorong tubuhku duduk diatas ranjang.
Dia buru buru membuka handuknya sehingga kini dia dalam keadaan bugil. Susunya berukuran 40 C begitu indah. Bergelantungan turun menunggu sentuhanku.
Bian membuka resleting celana dan memelorotkan bersama celana dalam milikku.
Kontol milikku yang sudah tegak langsung bebas tanpa penghalangnya lagi.
" Ini besar sekali kak " melihat tonggak yang sudah mengacung.
" Kak, saya boleh kan " tanya Bian padaku.
" Boleh apa ?" saya berbalik tanya.
Belum saya lanjutkan ucapan, Bian langsung meraih kontol ku dan mengelus dengan tangan kirinya.
Lalu dielus elusnya dengan tangan kirinya. Perlahan elusan itu menjadi kocokan. Membuatku mendesah nikmat.
Bian semakin senang mendengar desahanku. Perlahan mengecup ujung kontol dan memasukkan kedalam mulutnya.
Clepp....embb l......sshh.....emm l...em bblr eee..
Bian menghisap kontol ku yang basa oleh air liurnya.
Dia berusaha memasukkan seluruh kontol, kulihat kedua pipinya kempang - kempis menghisap tonggak.
Karena ukuran kontol yang besar membuat mulutnya tak mampu menampungnya.
Kepala Bian mulai bergerak maju mundur menghisap kontol itu. Dia sangat menikmati tonggak milikku.
Mlllp...mmmeelllppp...mmllpppp1141Please respect copyright.PENANABGiAN1XP2N
" Ahhhh...ahh....uhhh.....ahhh...." desahku merasakan keliaran mulut Bian pada kontol milikku yang semakin membesar.
" Enak.....kak......sluup........sluup.....sluup....ahhh...enak banget....saya suka kontol kakak..." kata Bian sambil terus menghisap kontol itu.
" Kontol kakak, enak...tidak seperti milik Izal....ahhh......kontol besar...saya suka yang besar...." racau Bian di sela - sela aktivitas menghisap kontolku
" Iya....enak banget mulut kamu...!" membalas sambil memegang kepala Bian dan mendorong dorongnya.
" Shhh.....tonggak kak randi juga enak....besar........aku suka kontol besar..." gumamnya.
" kamu suka kontolku, Bian ?" tanyaku menahan rasa enak pada permainan mulutnya.1141Please respect copyright.PENANAlshRvIbN78
" Saya suka banget kontol kakak, kontol kakak besar, mlllp....mllppp" Bian menjawab dengan suara terputus - putus1141Please respect copyright.PENANATrubbaIjY5
Dia begitu rakus menghisap kontolku.1141Please respect copyright.PENANAKSuu5utlOP
Permainan mulut Bian membuatku lupa kalau saat ini adik kekasihku yang tengah ku cumbui
" Kak......lakukan yang ingin kakak lakukan " kata Bian yang meraih kepalaku dan mendekatkan ke susunya yang bergelantungan turun. Kuraih kedua susu itu kuremas dengan kasar dan putingnya yang kecil berwarna pink kutarik - tarik.
" Akhhh....kak...pelan....sakit...a.ahhkkk...geli....ahhh..." Jerit Bian di sela - sela permainan mulutnya menghisap kontolku.
" Ahhh....ahhh...ahhh.......kak....." desah nikmat Bian.
Saya sudah tidak dapat menahan diri. Langsung meraih tubuh Bian naik keatas. lalu kubaringkan tubuhnya. Saatnya saya yang melakukan cumbuan. Saya segera mencucup puting susunya dan menghisap susu itu silih berganti.
Membuat pemiliknya mendesah - desah lirih. Tidak digubris desahannya, Saya semakin bernafsu menghisap kedua susunya yang besar.
Tanganku tidak mau diam, menyusup masuk dan mempermainkan tiga jari. Jariku menggesek gesek lubang vagina itu. Bahkan jari itu masuk kedalam lubang vaginanya. Mempermainkan seluruh isinya.
" Ahhh...ahhh......ashhh...ahhh....uhhh.....kak....enak....ahhhh" jerit nikmat Bian merasakan permainan tiga jari pada lubang vaginanya.
Setelah merasakan sudah saat menunjuk pada permainan inti. Saya naik dan menindih tubuh montok Bian. Ku arahkan kontolku ke bibir vaginanya.1141Please respect copyright.PENANAq9SmvUHocu
Kuelus - elus kepala nontolku pada daging yang ada diatas bibir vaginanya.1141Please respect copyright.PENANAu7KsaV4xVg
Bian mendesis seperti kepedasan,setelah kurasakan tepat. aku memasukkan seluruh kontolku.
Kontol tidak mengalami hambatan, langsung menyusup masuk ke dalam. Walaupun kulihat Bian menggigit bibir bawahnya. Mungkin ukuran kontol ku yang besar.
" Aahh.....ahhh.....ahhh..........ahhh.......shhh........kontol kakak enak sekali....terasa sesak milikku ….ahhhh...ahhh..." desah panjang Bian merasakan kontol itu telah bersarang di lubang vaginanya yang sudah banjir oleh cairan licin
" Ahhhh..ahhh......kak....terusss....lebih cepat.....ahhh...shhh....enak... kontol kakak...ahhh...ahhh...." Bian mendesis merasakan tusukan kontolku.
Clep...clep..plop...plop......
Suara benturan dua alat kenikmatan saling bertemu. BIan ikut bergoyang setiap kali pantatku maju menyarangkan kontol di dalam lubang vaginanya.
Saya semakin cepat menggenjot tubuh Bian dari atas. Menyodokkan kontol semakin terbenam kedalam rahimnya
" Ahhh......ahhh........aku sudah gak tahan...ahh....ahhh...uhh......tonggak kakak.....nikmaaaattt.....ahhhh..." racau Bian.
Matanya merem melek menahan rasa nikmat.
" Ahhhh.....ahhhhh........ahhhh....aku keluar....ahhhh" jerit panjang Bian.
" Ahhh....ahhh....kita keluar bareng dek....ahhh... lubangmu menjepit punyaku...ahhh....."
"Ahh Ahh........kak..........aku sudah tidak tahan............ahh............tusuk lebih dalam lubangku kak......sshh......ouhh.....akhhhh....kakk.......punya kakak....enakkkk....ahhhhhhh......." Jerit panjang Bian. bokongnya terangkat tinggi - tinggi. Dia berkejat dan bergelinjang merasakan nikmat.
Mawar lebih dahulu mencapai puncak kenikmatan. Saya segera mencabut kontol dari dalam lubang vagina Bian.
Saya tidak ingin cairan yang bisa membuatnya hamil tumpah di dalam. Kukeluarkan seluruh cairan nikmatku di atas susu Bian.
" Ahhh...ini sangat enak kak. " kata Bian yang duduk diatas ranjang.
" Kontol kak Randi besar dan keras Bian suka banget " ujar Bian yang memegang kontol milikku yang masih mengacung ke arahnya.
Bian memasukkan kontolku ke dalam mulutnya. dan memompanya dengan mulutnya. Disedot - sedotnya dalam - dalam. Membuat Saya bergelinjang hebat.
Clep.....emblem............sruppp........" suara mulut Bian menghisap kontol milikku.
Dia memasukkan seluruh kontol itu ke dalam mulutnya, sesekali di pompa mulutnya.
" Ahhhhh......ahhh......Bian....mulut kamu enak banget......" desahku merasa nikmat.
" Hmmmm....sleppppp........aku suka kontol kakak......besar dan keras......sleppppp" Bian semakin liar menghisap kontolku.
Akhirnya saya tak mampu menahan dia ingin memuntahkan cairannya lagi.
Crooottt....croootttt.
Cairan itu tumpah didalam mulut Bian yang diterima seluruhnya.
" Hmmm.......cairan kakak enak banget..." katanya.
" Kapan - kapan aku bisa minta lagi kak" imbuh Bian yang masih menggenggam kontolku yang mulai lemas.
Bian dengan tenang berjalan dan mengambil baju dan Celana dalam dari dalam lemari plastiknya. Dia sebentar melirik lalu memakai baju kaosnya.
" Kakak, ternyata hebat. "
" Pasti kak Hera sangat puas ya main dengan kakak ?" tanya Bian
Dia tidak tahu, kalau bukan hanya Hera yang pernah bercumbu denganku. Bahkan Mawar pun pernah merasakan hujaman kontolku ini.
Dua gadis tua adik pacarku itu. Hanya saja perbedaannya Bian lebih liar daripada Hera dan Mawar .
Saya meminta agar dibuatkan segelas kopi sebelum kembali ke rumah sakit.
Setelah menikmati segelas kopi panas buatan Bian, saya akhirnya pamit.
" Kak, kapan - kapan kita ulang lagi ya " kata Bian.
" Iya, kapan - kapan kalau kamu pingin rasain " jawabku.
" Nanti kita mainnya di wisma aja" ujarku padanya sambil mencolek susunya yang tanpa penghalang.
" Kak, sama Hera hebat mana dengan aku ?" tanya Bian padaku yang tersenyum genit1141Please respect copyright.PENANAepSJHkXWJ2
" Hebat kamu sayang, kamu liar mainnya, kalo Hera pelan" jawabku.1141Please respect copyright.PENANA7N6kEzxvU7
Bian hanya tersipu malu. 1141Please respect copyright.PENANA198imqFoPX
" Aku baru rasakan nikmat banget, puas dan dibuat kepedasan oleh kontol kakak" lanjut Bian yang meletakkan tangan kirinya diatas selangkanganku.1141Please respect copyright.PENANAnMALjUi7Ah
" Kamu sudah sering ya, ngentot ?" tanyaku padanya
" Sudah kak, sama Faizal, pacar aku."1141Please respect copyright.PENANAfS1oGZugDs
" Cuma Faizal loyo, dan kontolnya gak sebesar kontol kakak" katanya.1141Please respect copyright.PENANA4fzsjFdOoU
" Aku sepertinya ketagihan nih rasain kontol kakak " lanjutnya sambil mengedipkan mata kepadaku.1141Please respect copyright.PENANAkToYflrZ9M
" Kamu nakal juga" tukasku padanya yang menyentuh payudaranya.1141Please respect copyright.PENANAYgl7dqILNI
1141Please respect copyright.PENANAM8wK4Egm5L