Namaku Ana.. Pertama kali aku berhubungan seks adalah tak lain dan tak bukan bersama ayah kandungku sendiri. Ceritanya begini. Saat itu umurku baru 14 tahun.. Ibuku telah meninggalkan kami sejak aku kecil lagi untuk mencari kehidupan mewah bersama lelaki lain. Ayahku pula seorang peniaga alat sukan. Aku seorang anak tunggal. Ketika umurku 15 tahun aku mempunyai tubuh seperti perempuan dalam lingkungan umur 20an. Aku mempunyai buah dada yang agak besar. Saiz coliku pada waktu itu adalah 38C. Pinggangku masih dalam 24inch dan punggungku saiz 36. Sepanjng hidupku sentiasa dengan ayah. segala permintaanku, dia akan cuba turuti memandangkan aku adalah anaknya seorang dan disayangiku bagai menatang minyak yang penuh. Saat umurku 12 tahun ayah pernah cuba berdating dengan perempuan lain tapi tak ada jodoh… ada mak janda, ada mak dara… sampai tiba masanya dia kata padaku
‘Ana… Ana tak rasa sunyi ke tak ada Ibu atau adik beradik?‘tanya Ayah
'Tak pun.. Ana happy camnie.. Kenapa Ayah taknak kahwin ngan orang lain? tanyaku balik
'Entahlah.. barangkali tak ada perempuan yang boleh ganti ibu kamu… Ayah pun lebih ok camnie.. Ada anak dara satu pon dah pening kepala..’ seloroh Ayah. Ayahku orangnya tinggi lampai dan mempunyai badan yang tegap.. maklumlah bekas seorang bodybuilder tempatan saat mudanya. Kini dia masih menjaga badannya dengan baik sebab dia mempunyai alat gym yang lengkap di rumah. Segala tentang dirinya masih lagi kelihatan muda. Setakat rambut putih kelihat sedikit. Dia mempunyai senyuman yang cukup menawan. Teman2 sekolahku pun pernah menyatakan bahawa Ayahku handsome orangnye.. Kadang aku juga berasa bangga mempunyai ayah seperti Ayahku.. Sebelum hari lahirku yang ke 16, Ayah bertanya apa aku inginkan untuk hadiah.. Aku hanya meminta Ayah mengajak aku bercuti di Langkawi and seutas beg LV kerana kebetulan hari lahirku jatuh pada cuti sekolah. Ayah menyatakan semuanaya sudahpun diatur seperti yang ku mahu.. sebenarnya aku sentiasa ingin tahu apakah rasanya seorang berhubungan seks.. Adakah seperti buku novel romance yang aku baca di perpustakaan? Aku sering bermimpi membayang diriku sedang hangat bersetubuh bersama lelaki yang tak ku kenali… Aku sering terasa basah pada seluar dalamku pada esok pagi kerana mimpiku. Tak pernahpun aku menceritakan tentang mimpiku itu pada Ayah. Pada hari lahirku kami berdua beranak tiba di Casa Del Mar.. Sangat romantis dan cantik hotel itu..Seperti yang aku bayangkan. Kami tiba di waktu senja dan kebetulan waktu makan malam. Aku dihadiahkan beg idamanku dan juga kek hari jadiku yang indah.. Aku berasa sangat gembira.Di saat itu aku memakai baju off shoulder hitam yang pendek yang kelihatan seksi dibeli sebelum hari lahirku. Setelah makan malam aku dan ayah berjalan di taman di sekitar hote itu sambil berbual
'Ana.. happy tak hari ni?
'Happy ayah… rasa macam puteri kayangan’ kataku
Ana, you have always been my princess.. Ana istimewa pada diri ayah’ kata ayahku sambil memelukku. Di saat pelukkan Ayah aku mula merasakan dadaku berdegup dengan kuat..Seperti kejutan elektik.. Aku tak tahu mengapa. Ayah terus mencium pipiku.. Aku rasa terpegun.. Ciuman itu bukan seperti ciuman saat kecilku tapi ciuman seperti seorang lelaki dan perempuan.. Aku hanya tersenyum tapi hatiku seperti inginkan sesuatu.
'Ayahh.. ana rasa ngantuk nak tidur la ayah..
'Mari kita pulang ke bilik masing2’ kata Ayahku Bilikku dan Ayahku adalah adjoining suite. maksudnya ada pintu antara dua bilik. Aku masuk ke bilikku lalu mula membuka baju dan berbogel untuk mandi..Saat aku mula membuka shower, tiba2 aku terasa tangan memegangku.. aku berpaling dan alagkah terkejutnya apabila Ayah yang berseluar pendek datang memelukku lagi… Kali ini perasaanku tidak boleh terbendung lagi… Ayah mula mencium leherku… Aaahhh. sensitifnya tempat itu…
'Ayah… kenapa kita rasa begini…’ aku berdesah
'Ayah sendiri tidak tahu… Ana terlalu cantik seperti ibumu..Maafkan Ayah tapi Ayah tidak boleh terbendung perasaan Ayah terhadap Ana.. kata Ayahku sambil memeluk mendakap dan mencium pipiku..Tangannya mula rasa liang tubuhku yang basah..
Ayah… Ana tak tahan.. dengan ciuman Ayah nie..
Ana… Ayah sayangkan Ana..
'Ana juga Ayah.. Ayah tak sanggup… Ana anak Ayah.. tapi…
Tapi apa Ayah..?? ’ aku mengeluh… Ayah terus mendukungku lagi membaringkanku atas katilku.. Dia terus mencium mulutku bertubi- tubi… hairannya aku turut menciuminya.. Tanganya meraba buah dadaku yang montok ini..
Ayah….l think I am in love with you Ayah!!! Ana love Ayah.. I want to be your lover Ayah… Sambil mengisap buah dadaku; ayah berkata..
Are you sure Ana??? Apa yang Ayah lakukan, there is no turning back..
Ana sanggup ayah… Ana nakkan Ayah!! Aku terus merangkul Ayah lalu menjilat lehernya.. Ayah terus membuka seluar pendeknya… Alangkan terkejutnya aku melihat senjata Ayahaku… untuk pertama kalinya..
Ana… Ana takkan menyesal.. Ayah akan bahagiakan Ana.. Ayah takkan tinggalkankan Ana.. Ana sungguh cantik. Kini Ana sudah dewasa. Tubuhmu indah dan jauh lebih berisi.., mmpphh..”, katanya sambil menciumi bibirku, mencoba membuka bibirku dengan lidahnya. Aku seakan terpesona oleh pujiannya. Cumbu rayunya begitu menggairahkanku. Begitu lembut dan hati-hati. Hatiku semakin melambung tinggi mendengar semua kekagumannya terhadap tubuhku. Wajahku yang cantik, tubuhku yang indah dan kini jauh lebih berisi. Payudaraku yang membusung penuh dan menggantung indah di dada. Permukaan perut yang rata, pinggul yang membulat padat berisi menyambung dengan pantatku yang tembam. Diwajah ayah kulihat ekspresi kekaguman yang tak terhingga saat matanya menatap ke arah lembah bukit di sekitar kelangkanganku yang dipenuhi bulu-bulu hitam lebat, kontras dengan warna kulitku yang putih mulus. Kurasakan tangannya mengelus paha bahagian dalam. Aku mendesis dan tanpa sedar membuka kedua kakiku yang tadinya merapat.
Ayah… show me your love please… Ayah menempatkan diri di antara kedua kakiku yang terbuka lebar. Kurasakan koneknya ditempelkan pada bibir kemaluanku. Digesek-gesek, mulai dari atas sampai ke bawah. Naik turun. Aku merasa ngilu bercampur geli dan nikmat. Cairan yang masih tersisa di sekitar itu membuat gesekannya semakin lancar karena licin. Aku terengah-engah merasakannya. Kelihatannya dia sengaja melakukan itu. Apalagi saat muncung koneknya itu menggesek-gesek kelentitku yang sudah menegang. Ayah menatap tajam melihat reaksiku. Aku balas menatap seolah memintanya untuk segera memasuki diriku secepatnya. Tiba2 aku macam sudah rasa macam seorang professional sedangkan ini baru kali pertama… Ayah seperti tahu apa yang kurasakan saat itu. Namun kelihatannya ia ingin melihatku menderita oleh siksaan nafsuku sendiri. Kuakui memang aku sudah tak tahan untuk segera menikmati batang koneknya dalam pukiku. Terus terang aku sangat kagum dengan keperkasaannya. Kuingin buktikan bahawa aku sanggup membuatnya cepat-cepat mencapai puncak kenikmatan.
Ayah…. cepat…
'Cepat apa sayang?….
Cepatlah….
Ana nak ayah buat apa?
CEPAT MASUKKAN KONEK AYAH DALAM PUKI ANA!!!!! Aku macam tak percaya dengan kata2ku itu..
Baiklah sayang.
Tapi pelan-pelan ya inikan kali pertama Ana' Aku menunggu cukup lama gerakan konek ayah memasuki diriku. Serasa tak sampai-sampai. Selain besar, konek ayah cukup panjang juga. Aku sampai menahan nafas saat batangnya terasa mampat di dalam. Rasanya sampai ke ulu hati. Aku baru bernafas lega ketika seluruh batangnya terbenam jatuh ke dalam. Ayah mulai menggerakkan pinggulnya perlahan-lahan. Satu, dua dan tiga tusukan mulai berjalan lancar. Semakin membanjirnya cairan dalam liang memekku membuat konek ayah keluar masuk dengan selesanya. Aku mengimbangi dengan gerakan pinggulku. Meliuk perlahan. Naik turun mengikuti irama tusukannya. Sakit mula terasa.. Gerakan kami semakin lama semakin meningkat cepat dan bertambah liar. Gerakanku sudah tidak beraturan karena yang penting bagiku tusukan itu mencapai bagian-bagian peka di dalam relung kewanitaanku. Ayah tahu apa yang kuinginkan. Ia mengarahkan batangnya dengan tepat ke sasaran. Aku bagaikan berada di surga merasakan kenikmatan yang luar biasa ini. Batang ayahku mengisi penuh seluruh isi liangku, tak ada sedikitpun ruang yang tersisa hingga gesekan batang itu sangat terasa pedih di seluruh dinding vaginaku.
“Aduuhh.. auuffhh.., nngghh..”, aku meintih, melenguh dan mengerang merasakan semua kenikmatan ini. Kembali aku mengakui keperkasaan ayahku di atas ranjang. Ia begitu hebat, jantan dan entah apalagi sebutan yang mampu kuberikan padanya. Yang pasti aku merasakan kepuasan tak terhingga bercinta dengannya meskipun aku sedari perbuatan ini sangat terlarang dan akan mengakibatkan masalah besar nantinya. Tetapi saat itu aku sudah tak perduli dan takkan menyesali kenikmatan yang kualami. Sedap tak terhingga…
Ayah sedapnya rasa konek ayahhh…. Hentaklah kuat2! Ayah bergerak semakin cepat. Kontolnya bertubi-tubi menusuk daerah-daerah sensitive. Aku meregang tak kuasa menahan henjutan-henjutan yang mulai berdatangan seperti gelombang mencecah pertahananku. Sementara ayah dengan gagahnya masih mengayunkan pinggulnya naik turun, ke kiri dan ke kanan. Eranganku semakin keras terdengar seiring dengan henjutan dahsyat yang semakin mendekati puncaknya. Melihat reaksiku, ayah mempercepat gerakannya. Batang konek yang besar dan panjang itu keluar masuk dengan cepatnya seakan tak memperdulikan liangku yang sempit itu akan terkoyak. Kulihat tubuh ayah sudah basah bermandikan peluh jantannya. Aku pun demikian. Tubuhku yang berpeluh nampak mengkilat terkena sinar lampu kamar. Aku mencuba meraih tubuh ayah untuk mendakapnya. Dan disaat-saat kritikal, aku berhasil memeluknya dengan erat. Kutarik seluruh tubuhnya sehingga menindih tubuhku dengan erat. Kurasakan tonjolan otot-ototnya yang masih keras dan pejal di sekujur tubuhku. Kubenamkan wajahku di samping bahunya. Punggung kuangkat tinggi-tinggi sementara kedua tanganku menggapai kedua belah punggungnya dan menekannya kuat-kuat. Kurasakan semburan demi semburan memancar kencang dari dalam diriku. Aku mengelupur seperti ayam yang baru disembelih. Tubuhku mengejang-ngejang di atas puncak kenikmatan yang kualami untuk kedua kalinya saat itu.
“Ayah.., oohh.., Yaahh..”, hanya itu yang terkeluar dari mulutku kerana dahsyatnya kenikmatan yang kualami bersamanya.
“Sayang nikmatilah semua ini. Ayah ingin kamu dapat merasakan kepuasan yang belum pernah kamu alami”, bisik ayah dengan mesranya.
“Ayah sayang padamu, ayah cinta padamu. Ayah ingin melepaskan kerinduan yang tersimpan selama ini..”, lanjutnya tak henti-henti membisikan kata-kata indah yang terdengar begitu romantik. Aku mendengarnya dengan perasaan tak menentu. Kenapa ini datangnya dari lelaki yang bukan semestinya kusayangi. Mengapa keindahan ini kualami bersama ayahku sendiri? Kurasakan ciumannya di bibirku berhasil membangkitkan kembali gairahku. Aku masih gian dengannya. Sampai saat ini ayah belum juga mencapai puncaknya. Aku seperti mempunyai hutang yang belum terbayar. Kali ini aku bertekad untuk membuatnya mengalami kenikmatan seperti apa yang telah dia berikan kepadaku. Aku sedar kenapa diriku menjadi ghairah untuk melakukannya dengan sepenuh hati. Timbulnya fikiran ini membuatku semakin bergairah. Apalagi sejak tadi ayah terus-terusan menggerakan kontolnya di dalam memekku. Ku tolak tubuh ayah hingga terlentang. Aku langsung menindihnya dan menicumi wajah, bibir dan sekujur tubuhnya. Aku pegang batang kontolnya yang tegak bagai tiang bendera itu. Lidahku menjilat-jilat, mulutku mengemut-emut. Tanganku mengocok-ngocok batangnya. Ku lihat ayah kelihatannya menyukai perubahanku ini. Belum sempat ia mahu mengucapkan sesuatu, aku langsung bertinggung dengan kedua kaki bertumpu pada lutut dan masing-masing berada di samping kiri dan kanan tubuh ayah. Kelangkanganku berada tepat di atas batangnya.
“Akh sayang!” pekik ayahku tak tertahan ketika batangnya kubimbing memasuki liang pukiku. Tubuhku turun perlahan-lahan, menelan habis seluruh batangnya. Selanjutnya aku bergerak seperti sedang menunggang kuda. Tubuhku melonjak-lonjak seperti kuda liar yang sedang berahi. Aku tak ubah seperti seorang pelacur yang sedang memberikan kepuasan kepada pelanggan ku. Tetapi aku tak perduli. Aku terus berpacu. Punggungku bergerak turun naik, sambil sekali-sekali meliuk seperti ular. Gerakan punggungku seperti penyanyi dangdut dengan gaya gelek bergetar dan entah gaya apalagi. malam itu aku telah mengeluarkan semua jurus yang ku tahu dan khusus kupersembahkan kepada ayahku sendiri! Punggungku bergoyang lincah, mengulik liar tanpa henti. Tangan ayah mencengkam kedua buah dadaku, diremas dan dicubit2. Ayah lalu bangkit setengah duduk. Wajahnya dibenamkan ke atas dadaku. Mencium puting susuku. Menghisapnya kuat-kuat sambil meramas-ramas. Kami berdua saling cuba memberi kepuasan. Kami tidak lagi merasakan panasnya udara meski pun hotel menggunakan aircond. Tubuh kami bermandi peluh, membuat tubuh kami jadi lekat satu sama lain. Aku terus menghayun punggungku. Kurasakan tusukan kontolnya semakin cepat seiring dengan lenggokkan punggungku yang tak kalah cepatnya. Permainan kami semakin meningkat dahsyat.
Ayahhhh….. hentakkan lagi…. Sedappppppp….
Ooohhh Anaaaa….. Katil dan bantal serta selimut terlempar berserakan di lantai akibat pergelutan kami yang bertambah liar dan tak dapat dikawal lagi. Kurasakan ayah mulai memperlihatkan tanda-tanda. Aku semakin bersemangat memacu punggungku untuk bergoyang. selang beberapa detik kemudian, aku pun merasakan hal yang sama. Aku tak ingin kalah kali ini. AKu ingin ia pun merasakannya. Tekadku semakin kuat. Aku terus memacu sambil menjerit-jerit histeria. Aku sudah tak perduli suaraku akan terdengar hingga di luar bilik. Kali ini aku harus menang! Usahaku ternyata berhasil. Kurasakan tubuh ayah mulai mengejang-ngejang. Ia mengerang panjang. Menggeram seperti harimau keletihan. Aku pun merintih seperti anjing betina liar yang sedang berahi.
“Eerrgghh.. oouugghh..!” ayah berteriak panjang, tubuhnya menghentak-hentak liar. Tubuhku terbawa goncangannya. Aku memeluknya erat-erat agar jangan sampai batangnya terkeluar dari lubangku akibat dari goncangannya. Mendadak aku merasakan semburan dahsyat menyirami seluruh relung vaginaku. Pancutan begitu kuat dan banyak membanjiri liangku. Akupun rasanya tidak kuat lagi menahan desakan dalam diriku. Sambil mendesakan punggungku kuat-kuat, aku berteriak panjang saat mencapai puncak kenikmatan bersenggama dengan ayahku. Tubuh kami bergulingan di atas katil sambil berpelukan erat. Amat dahsyat sekali, tubuh kami berdua terjatuh dari katil nasib baiklah katil itu tidak terlalu tinggi dan permukaan lantainya dilapik oleh permadani tebal sehingga kami tidak sampai terluka… Nikmatnya tak terkata…. Selama tiga hari kami di hotel… kami bersetubuh tanpa henti seperti pasangan yang sedang berbulan madu.. Hingga sekarang aku masih bersetubuh dengan ayahku… .. Kami sekarang sudah hidup sebagai sepasang suami isteri… Kami berkahwin secara senyap-senyap.. Kami Belum lagi dikurniai anak.. Aku tidak menyesal atas perbuatan kami… malah aku menyukai perkara yang telah terjadi ini.. Sayang ayah tak sama seperti budak-budak macam mat rempit atau mat Bunga yang cuma mahukan cipap perempuan seperti Aku ini… Konek ayah sangat fantastik… Bye… Ayah sudah panggil untuk bersetubuh lagi..
ns 15.158.61.13da2