Manusia telah hidup 500 tahun setelah kejadian besar hari itu, tapi apakah mereka masih bisa di sebut manusia, mereka terlalu banyak kehilangan sesuatu namun telah menerima sesuatu
Hari ini adalah hari perayaan lebih banyak kebahagiaan dan hanya menyisakan sedikit kesedihan, seseorang yang begitu tua berdiri di atas mimbar
"Hari ini 500 tahun yang lalu formula manusia telah di tulis ulang oleh para dewa, dan manusia memiliki kesempatan untuk menjadi dewa"
Suara gemuruh teriakan dan tepuk tangan saling bersahutan, sebuah kembang api meledak di udara, semua orang melihat keatas menikmati keindahan percikan api yang membentuk warna dan pola yang bertebaran dan lenyap, sebuah bangunan tinggi menjulang yang menembus awan menggantikan pemandangan itu
Seseorang yang tua itu melanjutkan pidatonya
"Tapi sayank para dewa telah mati, demi memberikan keberkahan kepada kita, lalu apakah kita akan diam saja?"
Orang tua itu terlihat diam sejenak, dan raut begitu sedih terlihat di wajahnya
"Aku di beri keberkahan umur yang begitu panjang, namun aku tidak memiliki kemampuan untuk melewati gerbang yang terbuka itu, tapi aku sama sekali tidak ada niat untuk menyerah, Manusia memiliki harapan besar kepada kalian untuk membenahi sesuatu yang para dewa telah lakukan"
Lelaki tua itu turun begitu saja dari, mimbar suara teriakan dan tepuk tangan sekali lagi terdengar bersahutan
"Apakah pidato ku tadi terlihat keren?"
"Tentu saja tuan presiden"
"Ahh"
"Ada apa tuan presiden"
"Tidak, tidak, hanya saja kau tidak begitu mengasikan"
"Maafkan aku tuan presiden"
"Jangan terlalu formal dengan ku, aku bukan sesuatu yang harus di hormati secara berlebihan" kita hanya mengurus manusia yang tidak memiliki kemampuan"
"Maksud tuan presiden"
"Jika kau memiliki kemampuan yang cukup, kau juga ingin berada di dalam tembok bukan?"
"Tentu saja"
"Ya sudah lah, kau pergi lah dan nikmati perayaan ini"
420Please respect copyright.PENANAHE4RDScVgm
420Please respect copyright.PENANA4pGWD81Ubw