Setelah latihan tersebut berakhir, kami pergi ruang makan yang lumayan luas untuk makan siang. Sebelum makan kami diwajibkan mengantri untuk pembagian jatah makan. setelah mendapat jatah, aku duduk di satu meja dengan Randy.
"seperti biasa, kau lama sekali." kata Randy
"apa kau tidak lihat antriannya sangat panjang."balasku agak kesal
"ya itu salahmu, kenapa tidak datang lebih awal."balas Randy
"woy, pada ngomongin apa nih?" tanya salah satu orang yang tiba-tiba bergabung
"apaan sih kepo banget." balasku
"yah, gitu nih." balas orang tadi
"eh, Adam kau tadi tidak ikut latihan tangan kosong kan." kata Randy
"eh iya, kok tau?" balas Adam
"ya cuma asal jawab aja." balas Randy
"berarti bener dong." tambah Randy
"ah, sial kau, jangan beri tahu siapapun mengenai ini !"
Balas Adam
"gak diberi tahu juga nanti bakalan ketahuan."balasku
"yah, tinggal tunggu saja nanti." balas Randy
"kalau sampai gak ketahuan mau bagaimana?" balas Adam
"yah berarti kau sedang beruntung."jawabku
"bukan itu yang kumaksud, tapi kau berani bertaruh berapa jika aku tidak ketahuan?" balas Adam
"baiklah, aku bertaruh 10 dollar." balas seseorang yang tiba-tiba bergabung lagi
"tidak ada yang bicara denganmu, lagian siapa kau?" balas Adam
"Yo, Ferdian lama gak jumpa." Sahut Randy
"wah, kau masih ingat kukira kau sudah lupa." balas Ferdian
"kau kenal dia?"balasku
"ya, dia satu sekolah denganku dulu."balas Randy
"apa dia temanmu?"tanya Ferdian pada Randy
"yang mana?" balas Randy
"dua-duanya." jawab Ferdian
"ya begitulah, ini Khalid (sambil menunjuk kearah ku)
Dan yang itu Adam." balas Randy
"Khalid bukannya yang membuat masalah di malam pertama kita semua disini?" tanya Ferdian,
Apa maksud orang ini, begitu datang langsung bilang begitu.
"ya, dia orangnya."balas Randy
"dan yang satu ini bukannya si pembuat masalah." tanya Ferdian
"woy, siapa yang kau sebut pembuat masalah!" balas Adam
"ya itu kau, sudah suka membuat masalah, selalu ketahuan lagi." balas Ferdian
"ya begitulah mereka." jawab Randy
"woy Randy, apa masalahmu bilang begitu!" balas Adam
"ada apa, aku hanya mengatakan fakta." balas Randy
"kenapa kau suka berteman dengan pembuat masalah?" tanya Ferdian
"ya karena, lebih seru ketika bersama mereka, dan bukannya karena itu aku berteman denganmu ketika masih SMP." balas Randy
"jangan mengungkit masa lalu, aku yang sekarang sudah berbeda, lagian jika aku membuat masalah tidak akan ketahuan." jawab Ferdian.
165Please respect copyright.PENANAM8Wyvy0Kvu
Tiba-tiba datang seseorang menghampiri meja kami dan langsung berkata
"Adam kau dipanggil ke ruang instruktur."
"apa kubilang pasti ketahuan." kata Randy pada Adam
"yah, aku menantikan 10 dollar mu." sahut Ferdian pada Adam
"tunggulah sebentar sampai aku selesai makan." balas Adam pada pria yang menghampirinya
"aku tidak punya waktu untuk menunggumu, ayo cepat." kata pria itu sambil menarik baju Adam
"woy, apa maksudmu." balas Adam sambil memegangi tangan pria itu
"apa, kau mau babak belur?" balas pria itu
"coba saja kalau bisa, orang sok kuat.' balas Adam
"hey !! jangan bikin keributan disini !!" teriak penjaga dapur ke meja kami
"baiklah ayo sekarang." kata Adam yang akhirnya menyerah dan pergi bersama pria itu.
165Please respect copyright.PENANAvQsJKqJ3f5
Setelah mereka berdua pergi Randy bertanya
"siapa orang itu?"
"entahlah, aku juga gak tau."balasku
"dia ketua OSIS di sini." balas Ferdian
"nampaknya kau tahu banyak soal orang disini ya." balas Randy
"namanya Novan Erfanda, tinggi 173 cm, berat 63 kg."
Jawab Ferdian
"mengerikan, apa kau penguntit?" tanyaku pada Ferdian
"tidak, aku hanya mengamati." balas Ferdian
"tetap saja itu berlebihan." balas Randy
"apanya ?, itu hanya tinggi dan berat yang sudah bisa kita lihat tanda menguntitnya." balas Ferdian
"bagaimana cara orang mengetahui berat badan hanya dengan melihat, pasti kau berbohong." balasku
"aku tidak berbohong, aku hanya tidak sengaja dengar dari anak kelas sebelah." balas Ferdian
"oh ya, ngomong-ngomong soal kelas sebelah, bukannya membosankan disini, pagi masuk kelas sampai siang, setelah itu latihan fisik sampai malam." balas Randy
"apa hubungannya dengan kelas sebelah, dasar bodoh." balasku
"hei, kau lebih bodoh dari diriku." balas Randy
"yah, tapi itu gak nyambung." jawabku
"seperti biasa kau kadang tidak nyambung ya." sahut Ferdian
"lha kan memang kelas ada hubungannya dengan itu, seperti..., ah entahlah, aku tidak tahu, baiklah aku kalah." balas Randy yang menyerah dalam obrolan
"hahaha, kau belum berubah ya." balas Ferdian
"apakah dari dulu sifatnya sudah seperti ini?" tanyaku pada Ferdian
"seperti apa?" tanya Ferdian balik
"yah seperti...." belum selesai aku bicara Randy memotong omonganku
"woy, lebih baik kita cepat makan sebelum waktu makan siang habis." sahut Randy tiba-tiba
"ada apa ini, bukankah kau sudah menyerah." balas Ferdian dengan senyum sininsnya
"tutup mulutmu sekarang." balas Randy dengan menatap tajam ke arah Ferdian sambil mengancam dengan tangan kanannya yang sudah berapi-api
"baiklah, ayo makan." balas Ferdian mengakhiri obrolan. Aku hanya mengikuti alur dan melanjutkan makan siangku yang dari tadi belum aku makan sedikitpun.
165Please respect copyright.PENANAhb65QVjGn8
Dan seperti melintas dipikiran ku sebuah pertanyaan "apakah hari-hariku yang biasa akan berakhir di tempat ini, atau dari sini?".
ns 15.158.2.210da2