"Terkadang kita bertemu dengan orang yang kita kira tidak kita temui lagi"
Alzam termenung mengingat kejadian pagi tadi di kampus. "mengapa harus bertemu dengannya lagi apalagi di situasi seperti ini ". Gumam Alzam. Ia merasa kejadian pada waktu SMA akan terulang kembali. Klo dibuat kenangan bisa di bilang lucu dan menjengkelkan. Tapi klo terulang kembali bisa bisa tensi darah naik. " yah, mkn seiringnya waktu wataknya sudah berubah.jadi gak perlu adu mulut seperti dulu" Alzam menghelai nafas panjang.
Disi lain Fiza di dalam kamarnya menatap foto kelulusan SMA nya dulu bersama teman temannya. Di situ ada pula foto Alzam .
" memang, ternyata gak ada berubah sama sekali. Mulai tampang sama mulutnya yang tajam. " batin Fiza selintas ingatnya melayang di waktu SMA dulu dan seulas senyum terukir si wajahnya.
\*\*\*
" hari ini jadwal ustad Alzam. Gak sabar nunggunya"
" ngapa gak sabar…"
" iya pingin lihat wajahnya yang cakep"
" cakep apanya kamu belum tahu ia itu manusia berhati dingin, dosen kiler, mulut tajam setajam silet, buat apa tampang cakep" kata Fiza pada Mila
" mbak ini kok tau aja kan masih sekali pertemuan'"
" kita lihat nanti , moga perkiraanku salah"
Ketika Alzam masuk kelas Fiza ia melihat Fiza duduk paling depan sambil tersenyum lebar. Hati Alzam mulai tidak enak. Dan benar saja. Mulailah Fiza berulah. Mulai menguap berkali kali, kadang melotot tanpa kedip, memutar mutar pena di sela sela jarinya kadang terlepas jatuh ke lantai bikin kaget cos pas serius seriusnya menerangkan materi.
" anda yang serius jangan main main!!" Kata Alzam gusar
" saya serius, benar benar serius ustad. " kata Fiza melipat tangannya sambil menatap Alzam dengan tajam. Teman teman tersenyum lebar melihat tingkah Fiza tapi tidak berani tertawa cos mulai tahu klo Alzam adalah dosen yang super tegas. Tit..tit…tit…lampu kuning lampu kuning bahaya bahaya. Peringatan itu mulai muncul di pikiran Alzam
" dasar anak ini. Klo di lanjut lanjutkan bisa bisa adu mulut lagi bikin malu. " batin Alzam menahan diri berusaha nggak terpancing omongan Fiza.
Dan itu berlanjut saat Alzam ngajar si kelas Fiza. Maunya ia pindah kelas untuk menghindari Fiza. Tapi tidak enak hati dengan kawan kawan dosen lainnya. apa lagi alasanya gara gara menghindari Fiza, alasan yg gak masuk akal.
Dan memang seiring waktu para mahasiswa tau klo Alzam adalah dosen kiler berwajah tampan, tukang ngasih tugas yg super susah ngerjainnya, pelit nilai dan bermulut tajam.
Semua mahasiswa malas untuk duduk di kursi depan tapi berbeda dengan Fiza ia paling antusias duduk di depan . Alzam udah hapal kelakuan Fiza dan berusaha tidak menghiraukan. Dan Alzam paling jengkel klo Fiza mulai bertanya. Yang kurang faham lah. Atau bertanya sepele yg gak penting penting. jadi harus mengulang lagi menerangkan . Alzam berusaha sabar, maunya nyolot klo Fiza mulai bertanya aneh aneh bahkan kadang tanya tidak sesuai materi bikin emosi. Dan klo di bilangin Fiza pintar beralasan mau nggak mau ulang lagi menerangkan. Sempat Alzam hilang kesabaran
" kamu itu, belajar yg lebih giat lihat nilaimu jelek semua sering remidial.memang mau jadi mahasiswa abadi nggak lulus lulus"
" yah, setidaknya saya kan sudah berusaha. Saya harap ustad bermurah hati memberi nilai baik pada usaha saya."
" mana bisa klo jelek ya tetap ngulang"
" klo begitu ustad jangan bosan bosan melihat saya di kelas anda" dan mulailah Alzam ceramah panjang lebar sesekali menyindir Fiza dengan kata kata pedas. Semua mahasiswa di kelas Fiza terdiam takut tapi saat Alzam melihat Fiza yg tersenyum tipis. Ia terdiam teringat masa masa di SMA dulu. Dia kemudian terdiam dan menghelai nafas
"Percuma juga ngomong" batin Alzam.
Suatu hari Alzam dan Fiza berbicara di lorong kampus.
" akhirnya bisa juga berbicara denganmu di luar kelas"
" kenapa minta di nilai.bagus"
" loh kok tahu, yah ingat ingat hubungan perteman kita dulu"
" jangan harap"
" ya…ya…ya..aku akan berusaha terus tau sendiri kan kemampuan otaku"
" ya sudah tercetak di wajahmu" mendengar itu Fiza meringis.
" ku harap jaga kelakuanmu di kelas. Jangan seperti anak SD. apa kelakuanmu juga seperti itu di dosen dosen yang lain?"
" eng …. gak juga sih, sepertinya cuman di jadwal mu aja aku seperti itu"
" Astagfirulah…emang kamu mau jadi tukang usil di kelas ku" mulai tensi Alzam naik.
" sabar sabar .. aku lebih serius di kelasmu. Klo dosen dosen lain , ya aku paling mojok sambil tidur"
" dasar kamu. Gak ada berubah berubahnya"
" ya sebelas duabelas kita gak ada berubahnya kan"
" jangan banding bandingkan"
" ya …ya…ya…"
" sudahlah… " Alzam segera meningalkan Fiza
" Al, senang bertemu denganmu" kata Fiza tersenyum lebar.
" aku yang gak senang bertemu denganmu" batin Alzam dengan muka kecut.
…………….
" apa kamu mahasiswanya Alzam ? " kata Kayla dan tertawa terbahak bahak. Kayla adalah sahabat Fiza di SMA. Dan menikah dengan Hisyam teman akrab Alzam pas SMA dulu. Mereka setelah menikah mendirikan Cafe Resto .
" pa, tau nggak Alzam jadi dosennya Fiza"
" iya kah, aku tahunya ia setelah dari Kairo sekarang jadi dosen. gak disangka jadi dosenmu"
" aku belum sempat omong omong sama dia.tau sendiri aku sibuk. Katanya sih mau main kesini tapi kapan aku nggak ngerti, Alzam sendiri juga orang sibuk"
" iya aku tahu itu" kata Fiza sambil menyeruput Es Teh.
" gmn ada yg berubah dari Alzam gak???"
" gak ada berubahnya sama sekali"
" omonganya masih sepedas cabe, walaupun tampang cakep tetap aja gak menarik blas. Sekalian aja ku jahili"
" oh ya ,ceritakan deh pasti seru" kata Kaila antusias. Fiza mulai bercerita dan mereka tertawa terpingkal pingkal.
" settt. Jangan sampai Hisyam tau entar aku di ceramahin lagi tau kàn duo manusia itu ada kemiripannya" bisik Fiza
" iya betul selama aku jadi istrinya aku kudu sabar hadapinnya"
" iya mereka kan tipe tipe cowok tsundere, dingin di luar hangat di dalam"
" apanya Tsundere, Alzam itu gunung es di kutub utara gak ada hangat hangatnya"
" aih…aih… janga begitu entar jadi suka loh sama dia "
" mana lah…" elak Fiza .
Tapi di relung hatinya mendengar kata suka dengan Alzam, hati Fiza jadi bergetar. Beberpa waktu kemudian kebetulan Fiza bertemu dengan Alzam di Cafe milik Keyla dan hisyam. Jadinya reunian dadakan. Alzam dan Fiza canggung juga klo bertemu dengan mereka. Apalagi mulut keyla sedikit ember. Suka olok olok Alzam dan Fiza. Klo Fiza sih cuek aja malah suka godain Alzam.
" Al, udah usia segini ni apa gak kepikiran merit? Tanya Keyla. Di tanya seperti itu Alzam tersipu sipu malu.
" Alzam udah ada calon" sela Hisyam
" wah, siapa …siapa jadi pengen tahu" desak Keyla. Alzam hanya tersenyum tersipu malu
" ada lah, nanati klo udah waktunya tak kasih tau" kata Alzam pelan. Mendengar Alzam udah ada calon hati Fiza membeku. Tapi ia berusaha cuek dan biasa saja.
Sampai dirumah Fiza menghempaskan dirinya di atas ranjang. Sambil menatap langit langit kamar. Ialu berkata pada dirinya sendiri
" lah iya emang Alzam siapaku kok perasaanku jadi gini" Fiza menghelai nafas panjang.
" ngapa di pikir gak penting " batin Fiza.
Dan akhirya Fiza tahu klo calon Alzam adalah ustazah Fahira salah satu dosen di kampusnya. Fiza kenal baik denganya. Wanita yang kalem, lembut berwajah teduh. Fiza senang di bimbing oleh Ustazah Fahira. Suatu hari Kebetulan Fiza bertemu kembali dengan Alzam di cafe Keyla.
" apa gak salah lihat ustadazah Fahira nikah sama kamu Al"
" emang kenapa???aku dan dia sudah cocok . "
Fiza tertawa
" apa dia sudah tau sifatmu yg kayak gini"
" emangnya kenapa sifatku, tau enggak gak ada yg nolak jika wanita yg mau kulamar" kembali Fiza tertawa terpingkal pingkal.
"Narsis amat dirimu al , klo jadi aku pasti aku tolak"
" ais ,emang siapa yang mau melamar kamu aku gak akan sudi" kata Alzam sewot
" ingat ya jangan ngomong macam macam ke fahira tentang aku"
" pasti itu, aku akan omong sifat sifatmu dan cerita masa lalu mu pas di SMA dulu pasti dia ilfil ke kamu"
" kau.."
" sudah sudah kok adu mulut aja, entar kafe ku sepi karena kalian rame terus"
" sory, syam cuman bercanda" kata Fiza.
" ya. Selamat semoga samawa deh Al sama ustazah Fahira." Mendengar itu Alzam tersenyum. Dia tau selama ini memang Fiza dan Dia suka adu mulut buka berarti musuhan.
' nah kamu Al sudah ada calon sekarang tinggal Fiza yang jomblo, apa kamu punya teman atau kenalan untuk di jodohkan sama Fiza" tanya Keyla ke Alzam
" stop…stop untuk masalah ini kalian jangan ikut campur oke" Fiza mengoyang goyangkan jari telunjuknya
" ingat umurmu non"
" emang kenapa, santai aja emang jodoh belum datang"
" udalah klo aja ada yg pas untuk kamu siapa tau"
" nggak mungkin pas tau pria idealku seperti apa klo ada aku nggak nolak"
" oh iya emang pria idealmu seperti apa??"
" pertama ia orang yang sholeh dalam agamanya, berhati hangat penyabar, bijaksana gak kayak kamu Al . Klo suamiku seperti kamu bisa bisa perang dunia tiap hari yah moga moga Ustazah Fahira betah berdampingan denganmu"
" hey, itu gara gara kamu klo kamu gak tunkang nyolot ya gak adu mulut terus" kata Alzam sewot sedang Fiza tersenyum lebar melihat Alzam seperti itu.
" yah ke depannya ia harus jaga mulut gak enak sama Ustadzah Fahira " pikir Fiza
" terus itu saja pria idmanmu"
" ya enggak lah, aku pingin nikah sama orang luar negri, bule muslim cakep, dan tajir aku pengen keliling dunia"
" haduh, Fiz .emang ada pria seperti itu , jangan tinggi tinggi pengenya" kata keyla sambil memyentil dahi keyla. Fiza hanya tersenyum lebar padahal ia berkata itu biar teman temannya gak cari cari orang untuk di jodohkan dengannya. Cos Fiza sendiri saat ini benar benar gak mau menikah.
Namun dari tadi Alzam cuma diam saja.
Pagi hari yg cerah. Dengan santuy Fiza menyusuri koridor kampus. Ia memegang buku banyak tebal tebal lagi. Sempat Fiza ngedumel kesal.
" dasar dosen kiler, kasih tugas banyak banyak bawa buku berat berat. Bikin capek aja" gumam Fiza kesal.
"Loh kok segitu aja bukunya" tiba tiba alzam mendekati Fiza dari samping menambahi beberapa buku. Sontak saja Fiza tambah ngedumel
" dirimu itu teman macam apa nggak malah bantu malah nambah nambahi tugas aja, kamu tahu kan seberapa kemampuan otak ku" mendengar itu Alazam tertawa renyah.
Memang saat ini hubungan Fiza dan Alzam gak seperti kucing dan anjing lagi.walaupun Fiza tukang usil namun sekarang Alzam menanggapi dengan santai bahkan sering dia membalas dengan keusilan juga. Dan mereka sering bercanda saat ketemu. Tanpa di sadari Fiza, Fahira terus memperhatikan gelagat dua orang itu. Sempat kesal juga melihatnya walaupun Alzam udah ngasih tau kalo Fiza itu teman sekelasnya dulu dan nggak ada perasaan lebih padanya.
Sore itu di Cafe Keyla, Fiza menunggu Alzam katanya ada sesuatu yg penting untuk di bicarakan. Tak lama kemudian Alzam datang dengan seorang pria bule timur tengah. Wajahnya menawan khas orang arab, tubuh jangkung dan kekar, hidung mancung , matanya berwarna abu abu. Fiza dan Keyla sempat terbengong bengong melihat teman yg di bawa Alzam.
" kenalkan ini seniorku pas belajar di Mesir.namanya Ahmad Erhan Farhat. Dia keturunan Indonesia Turki, ayahnya orang jawa ibunya orang turki.
" Assalamualikum, panggil saja Erhan."
Fiza dan Keyla sempat tercengang melihat sosok Erhan yang cakep .
" Waalikumsalam" kata Fiza keyla bersamaan.
" ini Fiza temanku yg tak ceritakan itu, dia masih jomblo klo saja kalian cocok"
" woy, ngapa kamu gak ngomong omong ke aku klo mau jadi mak comblang" bisik Fiza ke Alzam.
" loh , bukankah kamu cari suami dengan yg seprti temanku ini. Kebetulan dia juga mau cari pendamping."
" tqpi..." sebelum melanjutkan kata katanya Keyla menyenggol Fiza.
" dah terima saja. Segera taaruf siapa tahu dia jodohmu"
Mendengar itu hati Fiza galau. Diterima enggak ya.. ia terus bertanya tanya pada dirinya sendiri. Sekilas ia melihat wajah Erham yang cakep dan menawan dan kemudian melihat wajah Alzam.
" baiklah aku mau menerima taaruf dengan Erham. Semoga aja ia jodohku" kata Fiza pada Alzam.
ns 15.158.61.39da2