"Apa kau berniat menyiksaku hari ini..?"
Pertanyaan macam apa itu.
"Kau yang sudah menyiksa batinku dengan tak berperasaan RAYYANSYAH SIDDIQUI.." aku meraih apapun yang ada dimeja rias dan bergegas ke arahnya.
"Hentikan itu.." dia datang mendekat.
"Kau akan memberikan aku talak?" Itu bukan pertanyaan melainkan permohonan.
Dia mengangkat tangan kemudian meletakannya di atas kepala. Aku memandangnya penuh harap. “Baiklah,, KEISHA AZZAHRA..” dia terlebih dahulu membuat nafas yang terasa berat sebelum melanjutkan kuliahnya.
"Katakan Rayy, aku menunggunya.." mengukir senyum pemurnian kata-kata yang akan membebaskanku.
Satu detik dua detik sampai tiga menit, aku masih setia dengan senyum manis yang mengembang.
"Kau ... akan menjadi istriku selamanya, aku tidak akan pernah melepaskanmu sampai kapan pun.." Dia menarik kembali tangannya bersamaan dengan lenyapnya senyuman di wajahku, harapanku pupus, Hatiku patah sejuta bukan seribu lagi.
"Maka jangan meminta hal itu lagi, jangan harap aku akan mengatakannya.."
Batinku histeris, tapi aku malah memaksa tertawa. "Kenapa.. kenapa Rayy? apa kau tidak rela warisannya jatuh ke tangan sepupumu. Hingga kau akan membelengguku selamanya..!
Apa salahku? aku tidak meminta dikaitkan dengan warisan kalian, kenapa hidupku harus kau kuasai.." tatapku nyalang.
*INI KISAH HIDUPKU, KISAH SUAMI YANG TELAH MENDUAKANKU, DAN AKU TERPAKSA BERTAHAN DISISINYA.*