Hari senin yang sangat melelahkan, bahkan setelah libur di akhir pekan pun tak membuatku fresh sama sekali. Kekurangan tidur yang membuat kepalaku pusing dan badanku lemas, sehingga otak pun tak bisa diajak kompromi. Aku baru saja keluar dari pantri untuk menyeduh kopi, berharap setelah meminumnya aku merasa lebih baik dan bisa kembali fokus untuk bekerja.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSe7EEVam3F
Dengan gontai ku seret langkah kaki yang terasa menanggung beban berat.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuCx6kFUm2m
Koridor ini sepi di waktu jam kerja, tapi bukan berarti tak ada orang selain aku.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlD6WgPm4Gf
Didepan sana ada sepasang insan yang tengah berbahagia layaknya di dunia hanya ada mereka berdua, dan aku seperti benda mati yang terpaksa harus melihat kemesraan mereka, membuat kepalaku semakin cenat-cenut dibuatnya.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC7c5r6T4dz
Kenapa harus sekarang? tak bisakah mereka lewat setelah aku masuk ruang kerjaku agar tidak berpapasan disini. Bagaimana lagi, aku terpaksa harus melewati mereka karena tidak ada jalan lain, kembali ke pantri juga tidak mungkin.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQV3YHQosv8
"Makasih sayang aku seneng banget, biarpun sifat kamu keliatan cuek tapi tetap perhatian, di tengah kesibukan kamu pun masih mau ikut urus persiapan pernikahan kita, aku jadi makin cinta deh sama kamu.." Perempuan yang bergelayut manja pada lelaki berbalut setelan jas mahal itu kini mencium pipinya, yang dicium hanya diam tanpa ekpresi apalagi setelah menyadari kehadiranku.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1lN6hfFdhT
Ahh.. mau pura-pura tidak melihat juga sudah terlanjur.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl2rdS2zxnt
Segera ku palingkan muka, dan mempercepat langkahku bermaksud untuk melewati mereka begitu saja.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjjqKjwZPuL
"Hey kamu..!" Aku menoleh menatapnya sebagai bentuk jawaban dari seruannya.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡanoMcTKiOZ
"Kenapa kamu begitu tidak sopan, disini ada CEO dan calon istrinya loh, tapi kamu lewat tanpa menyapanya terlebih dulu. Dimana letak sopan santunmu sebagai bawahan hah?" Ucap perempuan itu dengan congkaknya.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWpW0x5VFk2
Kukira dia tidak menyadari keberadaanku, atau tidak akan mempermasalahkannya karena sedang sibuk bermesraan, tapi ternyata dia mau menegurku dengan menggunakan kedudukannya. Ok baiklah..
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeDio3N4dYa
"Maaf nona mungkin anda tidak mendengarnya, Saya sudah menyapa tadi." Benarkah...? Tentu saja itu bohong.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlhFvZ0cm1l
"Jadi kau mau bilang aku tuli.." ucapnya tersulut, benar memang aku tidak ada menyapa dengan bentuk kata apapun, tapi kenapa aku harus melakukannya.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwtszmWuzkO
"Tidak begitu.." jawabku enteng.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNr0jmtDEGr
"Kau.. " geramnya mengarahkan telunjuk pada wajahku. Ingin rasanya aku mematahkan jarinya atau menyiram wajah cantiknya dengan kopi ditanganku.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ8WHHdULya
"Coba tanya pak CEO apa beliau mendengarnya..!"
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiJfhxoGsGm
Perempuan itu beralih menatap pria yang katanya calon suaminya itu. mengikuti arahan dariku, bodoh memang mau saja aku kerjain.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU88tczh7Va
"Sayang apa kamu mendengar dia menyapa?"
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmRgIgtX7uc
"Hmm.." Yang ditanya hanya bergumam enggan bersuara.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Lyd7JQSsw
"Baiklah kalo begitu saya mau kembali bekerja." Aku pun segera mengayunkan kakiku sebelum perempuan itu membuka suaranya lagi.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5PI62cLgB9
"Sudah biarkan saja dia pergi.." Lelaki yang sejak tadi diam itu menghentikan calon istrinya.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAFMt7yAaTp
Masih bisa kudengar perempuan itu merajuk pada calon suaminya tersebut. "Sayang aku tidak menyukainya, kamu harus memecatnya ya.."
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIzpgBYOqwt
Laki-laki itu tidak terdengar menjawab. Aku hanya berdecak. "Dia tidak akan bisa memecatku begitu saja." Gumam hatiku sombong.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlnj4gseoJw
Yeaahh kopiku kini sudah dingin, haruskah aku membungnya?.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIBI3AI8dgt
***
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY8Q8YRXpQZ
"Assalamualaikum,, aku pulang.." Setelah mencapai rumah, aku menyandarkan tubuhku pada sofa, mengusir rasa lelah untuk sejenak akibat otak dan hatiku yang sudah maratonan.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3coDphnnF4
"Wa'alaikumsalam,, sayang.. wajahmu pucat sekali..! apa kamu sakit..?" Wanita dewasa yang baru memasuki usia paruh baya dengan jiwa keibuan penuh kasih sayang ini tengah mengkhawatirkanku.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU3PRg8aOA7
"Kei cuma kurang tidur mi.." Yaaa.. sudah empat malam aku tidak bisa tidur dengan baik semenjak mendengar kabar tanggal pernikahan mereka yang telah di tentukan.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVCHDn7ntmH
Ini bukan tentang patah hatinya gadis remaja yang akan ditinggalkan menikah oleh kekasihnya atau seseorang yang disukainya, melainkan lebih dari pada itu.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMvadLNHfB7
"Sayang..." Panggilnya sendu, memahami apa yang aku alami.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM49TTyyXQi
"Kei baik-baik aja, Mami gak perlu khawatir." Kalimat penenang. Tapi semua orang yang tahu posisiku saat ini pasti mengerti aku tidak sedang dalam keadaan baik.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuohcQ798OO
"Apa tadi dia mengajaknya ke kantor..?" Selidik wanita yang kupanggil mami.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJWyYZ4ko4T
Aku menanggapi dengan tersenyum masam seraya memejamkan mata, menahan buliran yang mendesak keluar. Bukan sekali dua kali dia mengajak perempuan itu ke kantor, hanya saja sekarang aku sudah hampir melewati batas ketegaran.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9xdg5AxrBt
"Kemari sayang peluk mami, tidak usah sungkan lagi, menangislah sepuasmu,, keluarkan kesakitanmu." Sosok yang paling pengertian itu merengkuh tubuhku.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfAsp8ykz1h
Air mata yang coba kutahan itu luruh juga, membasahi bahu yang memelukku erat.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTLgaiwL7FA
"Mami,,, kei mau pulang kampung.." Tiba-tiba aku menginginkan healing, pura-pura tegar juga menguras energi luar dalam..
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEWjIcH98H0
"Mami akan menemanimu.." Bukan tawaran tapi ini merupakan penegasan dari mami.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhYmMSQXoSo
"Gak usah mi, Kei sendiri aja.." penolakan dariku.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHAHZ62vuXj
Aku bukan lari dari kenyataan, lebih tepatnya menghindar untuk sesaat.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡejQJjraFfU
Sosok yang memeluku saat ini bukanlah ibu kandungku, aku tidak bisa menariknya terlalu jauh sehingga dia harus memilih antara aku atau anaknya sendiri, yang sialnya dia adalah suamiku.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIqBjeKlUl9
"Istirahat lah sayang, mami akan membawakan vitamin ke kamarmu.."
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgTJtvoWzrB
Aku mengangguk atas perintah ibu keduaku tersebut.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLM33SyWX4p
Berkat vitamin yang diberikannya aku bisa tidur dengan nyenyak malam ini dan paginya aku terlihat segar kembali, siap untuk bekerja sebelum cutiku dikabulkan.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoKXZ0Lxiqj
***
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLosKMXnACN
Aku mengangkat gagang telepon yang berada diatas meja kerjaku, baru menyapa dengan mengucap hallo suara disebrang sudah terdengar memberi perintah. "Keruanganku sekarang.." Singkat, padat, jelas, jangan tanyakan siapa penelpon itu, bukan lain ialah sang pemimpin hidupku.. Menyebalkan sekali..
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfsIQ47yL0V
Tak ayal aku gegas menghampiri ruangannya. "Bapak memanggil saya..?"
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFrWRtyrh0d
"Kamu mengambil cuti.. untuk apa?" Laki-laki yang tengah sibuk dengan berkas-berkas itu berbicara. Rupanya secepat ini dia tahu, padahal aku baru mengajukannya kemarin sore sebelum pulang.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy5aYzK3MHd
"Urusan keluarga." Aku sengaja menjawabnya Ketus.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDbE5cBQHi5
"Pernikahannya dua bulan lagi.." Dia berkata dengan masih menatap berkas, seakan kertas-kertas itu yang diajak bicara.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFg8bvm1bzs
Aku muak mendengar penuturannya. Malas juga melayani omong kosongnya.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcv8B2ao0c8
"Cih.. yang menikah kan anda, apa kaitannya sama cuti saya sekarang.."
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwneLqaepXK
"Kamu tidak boleh cuti, aku mau laporan keuangan tahunan.." apa dia sedang mengujiku, memberi perintah tidak masuk akal sekali.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAIkgx1Njt7
"Ini baru bulan sembilan pak, saya juga tidak meminta cuti lama, saya hanya ingin pulang kampung. Rindu keluarga apa tidak boleh..?" Ketus aku mengatakannya.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2YmKrMohdQ
"Tidak,, karena aku tidak bisa ikut bersamamu.." Apa salahnya sih, aku kan tidak mengajak atau memintanya ikut, kenapa dia menjadi tidak jelas begitu jawabnya.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvPS1jYl6PM
"Saya bisa pergi sendiri. Urus saja persiapan pernikahan anda jangan mengurusi kehidupan saya.." Aku mulai naik pitam, hanya karena masalah pribadi mengambil jatah cutiku di perusahaan saja dipersulit padahal selama aku bekerja disini tidak pernah menyia-nyiakan waktu, aku bisa dibilang termasuk karyawan teladan lah.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM7cdv8vMvE
"Tapi kamu masih istriku sha.." ucapnya pelan tapi penuh penekanan, sekarang dia mengakui kalo aku istrinya, istri yang diduakan begitu maksudnya.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVhknKB5gpZ
"Kenapa tidak diceraikan saja..!
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu8VZoLJBuz
Saya sudah sering meminta talaq kan.." Aku juga berbicara pelan, karena ini kantor dimana orang-orang tidak tahu kalau kami suami-istri.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4zkfTMK7i0
"Kamu tidak akan pernah mendapatkanya.." Jawaban yang serupa seperti sebelumnya,.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ99nwpGLt0P
"Wanita mana yang mau di madu, kenapa kamu tidak mengerti juga." Saya mulai frustasi, dia masih tetap pada posisi sebelumnya.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtJTQCbxKL4
"Baiklah..." Ucapku menggantung. aku bergerak mengambil pemotong yang terdapat disudut meja, ternyata pergerakanku tak luput dari perhatiannya.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKKISaN98QR
"Hanya ada satu cara agar bisa terbebas dari anda, biar saya mati saja kalau begitu." Lanjutku mengarahkan cutternya ke arah pergelangan tangan.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtBC6R5F53i
Dia menangkisnya dengan cepat, kemudian menarikku dalam pelukannya. "Kendalikan dirimu.."
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWxEDVWTa6h
"Lepaskan.." tentu aku berontak.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3NJIYCuLj1
"Istighfar sha.." sebelum dia menyuruh pun aku sudah melafalkannya berkali-kali dalam hatiku, agar aku tetap waras, bagaimana pun,, bunuh diri adalah dosa besar, aku hanya ingin menggertaknya saja, Tapi ternyata itu tak ada gunanya.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX5VzH9FvsN
Untuk sewaktu-waktu aku diam diposisi ini dengan nafas yang masih menahan sesak di dada, semua jadi satu, hingga ketukan dipintu membuat melepaskan pelukan, begitu terbebas aku segera keluar dari kamarnya, sudah terlalu lama aku didalam, mungkin saja sekertarisnya sudah curiga aku berselingkuh dengan CEO mereka atau jangan-jangan dia mendengar argumen kami.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Ga4kuq4Ez
Terserahlah aku tidak mau ambil pusing sekarang, mungkin jika ketahuan tentang status kami aku berharap itu bisa membuat aku terbebas dari situasi tak mendamaikan hidup seperti ini.
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrDPjpuSLjs
*****
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgZXdYmGqAs
768Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhtWW666vq5
