Di kedalaman museum yang redup, tersembunyi di antara peninggalan masa lalu yang terlupakan, Mekanisme Antikythera duduk terbungkus dalam kaca pameran. Rangkaian roda yang diukir secara rumit dan tujuan misteriusnya menarik minat pengunjung dari jauh dan lebar, tetapi sedikit yang mereka ketahui tentang rahasia gelap yang terkandung di dalamnya.
Di sebuah malam yang berbadai, seorang kurator berani bernama Evelyn merasa tertarik pada perangkat yang misterius itu. Tidak dapat menahan godaan itu lebih lama lagi, ia dengan hati-hati membuka kaca dan meraih artefak kuno itu. Saat ujung jarinya menyentuh permukaannya yang telah usang, menggigil berlari turun tulang belakangnya, seolah-olah nafas es melintas di lehernya.
Tanpa diketahui oleh Evelyn, Mekanisme Antikythera menyimpan kutukan kuno, kekuatan jahat yang telah terbangun oleh sentuhannya. Roda-roda mekanisme mulai berputar dengan suara gemerisik yang menyeramkan, seolah merespons kehadiran yang tak terlihat. Ketakutan mengisi udara saat tampilan yang tadinya diam menjadi hidup.
Evelyn mundur, detak jantungnya berdebar di dadanya, saat roda-roda berputar semakin cepat. Bayangan-bayangan menari di dinding, memanjang dan mengubah bentuk seperti melodi yang menyeramkan mengisi ruangan. Suhu merosot, dan udara menjadi berat dengan rasa malapetaka yang mendekat.
Tiba-tiba, sosok spektral muncul dari kedalaman mekanisme itu, bentuknya tersembunyi di balik jubah yang usang dan wajahnya tersembunyi di balik topeng porselen. Makhluk itu melayang di atas pameran, matanya bersinar dengan cahaya jahat. Ia berbicara dengan suara yang membuat bulu kuduk Evelyn merinding.
"Selama berabad-abad, aku telah terlelap, terperangkap dalam perangkat kuno ini," desis penampakan itu. "Namun sekarang, engkau telah membebaskanku."
Rasa takut melanda Evelyn saat ia menyadari kesalahan yang serius. Ia telah melepaskan roh pembalas dendam, terikat oleh Mekanisme Antikythera selama bertahun-tahun. Roh itu haus akan jiwa, mencari untuk merebut kembali apa yang telah diambil darinya.
Ketika sosok hantu itu turun kepadanya, jeritan putus asa Evelyn bergema di lorong-lorong kosong museum. Seruan minta tolongnya tidak terjawab saat kutukan Mekanisme Antikythera menyebar, menjebak siapa pun yang berani mendekatinya.
Mulai malam itu, museum menjadi tempat yang berhantu, lorong-lorongnya dipenuhi dengan roh yang gelisah. Mekanisme Antikythera, yang dulunya merupakan keajaiban teknik kuno, kini menjadi saluran kegelapan, pintu gerbang ke dunia kutukan.
Dan begitulah, artefak yang terkutuk tetap terbungkus dalam penjara kacanya selamanya, dengan sabar menunggu jiwa berikutnya yang tidak curiga untuk berani membuka rahasianya. Kisah tentang Mekanisme Antikythera berfungsi sebagai peringatan, bukti bahaya yang tersembunyi di dalam peninggalan yang terlupakan, menunggu untuk dilepaskan kembali ke dunia.
ns 15.158.2.213da2