Semua mata tertuju pada ruby yang saat ini diapit oleh seven dan leo. Mereka berjalan dikoridor kelas 10 yang menatap kagum ketampanan leo dan seven. Mungkin seluruh perempuan dilorong itu merasa iri dengan ruby yang dekat dengan mereka berdua. "Kelas kalian kan udah lewat kenapa masih disamping gue sih" ucap ruby risih. Dengan senyum jahil leo pun menjawab" sengaja biar anak baru tau lo itu adek gua". Mendengar jawaban abangnya itu ruby menggerutu kesal dengan tingkah abangnya. Lalu ia pun menatap ke seven yang berada disebelahnya. " Kalau lu kenapa kak? mau orang orang tau lu abang gua juga?" tanya ruby kesal. Seven pun menatap singkat ruby disebelahnya dan menjawab singkat " gak, mau kekantin." ucapnya lalu pergi dengan cepat. Leo melihat tingkah sahabatnya pun tertawa puas dan melihat ruby yang sedang kesal saat ini.
Leo tau bahwa seven tidak bermaksud untuk bersikap menjaga jarak dengan adiknya. Ia tau bahwa seven hanya terlalu menutup rapat pintu hatinya.
273Please respect copyright.PENANAxDH1nsIac3
Sesampainya di ruang kelas ruby menyapa teman sebangkunya. Rian menatap ruby dengan aneh " masih pagi tuh muka lupa di setrika ya by" ucapnya terkekeh pelan. Ia tau hal yang membuat ruby kesal pasti bang leo yang saat ini tertawa dengan keras di lorong kelas 11. " Kayak gak tau aja bang leo yan" ucap ruby singkat. Tiba tiba ruby mendengar teriakan keras dari luar. ia tau suara siapa itu lalu ia pun berlari ke luar ruang kelas. "ANJING LO SEVEN JANGAN RIBUT NJIR" suara teriakan leo lah yang membuat ruby langsung berlari keluar. Ia melihat ke arah lapangan yang saat ini sudah ramai dengan kerumunan siswa siswa yang penasaran dengan kejadian itu. Ruby melihat abangnya terlah hilang dari koridor kelasnya, abangnya langsung berlari melihat kejadian sahabatnya itu. 273Please respect copyright.PENANAHQwFqZhAOm
"APA MAKSUD LO NGOMONG GITU BANGSAT?" teriak seven yang kini tengah memukul wajah pria didepannya dengan brutal. Sambil mencengkram kerah leher pria itu seven terus melayangkan pukulan ke wajahnya. Kini pria itu terbujur lemas karna pukulan dari seven. Leo pun langsung menahan seven untuk memukuli pria di depannya ini. "cukup ven lo ada masalah apaan sih njir!" ucap leo kesal.
Ruby pun langsung menyusul ke arah lapangan, ia mencoba menerobos kerumunan siswa yang menggerumuni seven dan abangnya itu. 'sial kenapa badan gua kecil sih' desis nya. Selagi berusaha menerobos kerumunan itu tiba tiba saja kerumunan yang sempit menjadi luas. Ruby pun bersorak senang karna tidak perlu berdesak desakan.273Please respect copyright.PENANAO1DgZvxd7T
'Bugh'273Please respect copyright.PENANA7tr0EdjnDM
ia menabrak seseorang, orang yang saat ini ia khawatirkaan. Melihat tatapan marah seven, ruby pun bergerak pelan menyentuh sudut bibir seven yang berdarah. "Lo berdarah kak, gua obatin ya" ucap ruby pelan. Seven seketika sadar dari amarahnya dan kini menarik tangan ruby menjauh dari kerumunan itu.
273Please respect copyright.PENANADkd58mo81G
"Lo tunggu sini kak" ucap ruby lalu kembali ke kelasnya untuk mengambil kotak obat yang selalu dibawanya. Kejadian ini memang bukan sekali atau dua kali terjadi. Seven selalu berkelahi dengan pria pria brengsek yang tidak tau datang dari mana. Kenapa dia masih bisa bersekolah disini karna ia selalu memukul orang dengan alasan dan pihak sekolah memaklumi hal itu. Terkadang ada banyak siswa yang kurang ajar sehingga seven sulit mengontrol emosinya.
273Please respect copyright.PENANAsU9fZock4q
Sambil membawa kotak obatnya ruby berlari pelan menuju seven yang saat ini sedang menunggunya. Seven membawanya ke taman belakang sekolah untuk mengobatinya. "Lo itu ketua osis kok hobi ribut sih kak" omel ruby sambil mengoleskan obat ke ujung bibir seven. " Bukan urasan lo" ucap seven singkat. "Lo kali ini ada masalah apa lagi sampai mukulin anak orang ampe pingsan sih kak, dan kenapa tiap lo berkelahi kayak gini gua yang selalu obatin lo" ucap ruby geram. Seven menatap ruby dengan kesal " lo" jawabnya.
Ruby kaget mendengar perkataan seven dan menatap pria itu tak percaya. " Maksud lo kak? gara gara gua? gua ngapain kak astaga" ucapnya bingung. 'lo kalau gak mau obatin gua lagi bilang dari awal" bukannya menjawab pertanyaan ruby kini seven langsung berdiri meninggalkan ruby yang tengah kebingungan.
"Tuh orang ada masalah apa sih, buat emosi aja" ucap ruby kesal sambil ia membersihkan kotak obatnya. Ia pun melangkah kembali menuju kelasnya.
Sesampai di kelas ia pun terpaksa harus dikeluarkan dari kelas karna telat. Ia berdiri di koridor sambil menunggu kelas selesai. Ingin ia keluarkan umpatan untuk kakak kelasnya itu. Tapi dia tidak bisa melakukannnya saat ini. Emosinya kini tengah memuncak. Ingin rasanya ia meninju orang yang lewat saat ini.
Ditengah emosi yang memuncak ruby pun ditepuk oleh seorang siswi perempuan. " lu ruby ya" tanya siswi itu. Ruby pun mengganguk dengan bingung. "Lu dipanggil ke BK" ucap siswi itu lalu pergi. Ruby dengan perasaan bingung mencoba mencerna informasi itu. Kenapa dia harus ke BK karna telat masuk?.
Sesampainya di BK ia melihat kak seven, bang leo dan seorang pria yang babak belur. Ruby tidak bisa mengenali pria itu karna wajahnya penuh dengan luka lebam. "Ruby sudah datang kamu, ayo duduk disini" perintah guru BK itu. Ruby menatap abangnya yang kini menatap pria itu dengan amarah. Terlihat abangnya kini tengah menggengam kursi sekuat tenaga. Tak biasanya ia melihat abangnya semarah ini.273Please respect copyright.PENANA0PkklHjYef
"Jadi ruby kamu tau bukan tadi di lapangan seven dan rio berantem ?" tanya guru BK itu. Ruby pun mengganguk pelan dengan bingung dan berucap didalam hati 'ah nama siswa itu rio'. "Jadi saya memanggil kamu karna alasan mereka berantam karna kamu ruby" ucap guru BK itu. "APA?" Teriak ruby kaget. Dia merasa tidak melakukan apapun hari ini. Leo pun memukul pelan kepala adeknya yang bersikap tidak sopan " cil lo sadar gak sih ini diruang BK?' guman leo pelan.
Ruby pun tidak menggrubis abangnya kini menatap bingung kedua pria di sampingnya. " Bu saya aja gak kenal sama cowok itu. Kok gara gara saya sih bu? kak seven lu sengaja ya?" ucap ruby kesal. Seven pun menatap ruby dengan kesal. "Jadi rio jelasin apa yang terjadi di kantin tadi" perintah guru BK tersebut.
"Jadi... gua bilang kalau mau taruhan buat nidurin lo... sorry" ucap rio dengan pelan. Saat ini ruby sedang mencerna perkataan dari rio yang dimana ia sendiri bahkan tidak kenal siapa dia bangaimana bisa ia membuat taruhan seperti itu. "lalu bang seven dengar dan dia marah" lanjut rio pelan.
PLAK
Ruby berdiri dan menampar kencang rio diruangan itu. Semua mata menatap tidak percaya apa yang dilakukan oleh ruby. Bahkan leo tau bahwa ruby adalah orang yang tidak pernah main fisik. "LO GAK KENAL SAMA GUA BISA BISANYA BUAT TARUHAN MURAHAN KAYAK GITU YA! EMANG GUA SEMURAHAN ITU DI MATA LO HAH?" teriak ruby dengan penuh emosi.
"LO BIKIN TARUHAN SAMA SIAPA HAH?' lanjut ruby dengan emosi. Sambil tertunduk rio menjawab nama yang tidak asing olehnya "Cerlly" ucapnya. Ruby pun langsung beranjak dari kursinya dan keluar dari ruang BK tersebut. "Kenapa tuh anak dibawa kesini sih" geram leo yang langsung menyusul adeknya.
BRAKK
Ruby pun langsung menghampiri meja cerlly, ia tak peduli saat ini ada guru yang mengusirnya karna telat. "LO APA APAAN SIH BIKIN TARUHAN KAYAK GITU CER? LO ITU SAHABAT GUA KOK BISA BISANYA!" Teriak ruby sambil menunjuk muka cerlly dengan emosi. Cerlly pun menatap ruby dengan tatapan mengejek " ya kan lo murahan by" ucapnya. Ruby yang kini emosinya sudah memuncak ingin menampar perempuan didepannya. Namun sayang tangannya ditahan oleh leo dan seven. " Dek biar gua aja yang urus" ucap leo lalu melepaskan tangan ruby. "Dan lo cerlly ikut gua ke BK " Ucap leo singkat.
Ruby kini terduduk sendu di taman belakang sekolah itu. Dirinya menatap sepatunya yang kini fikirannya sedang kacau. Ia tak menyangka bahwa sahabatnya menganggap dirinya murahan. Kata kata yang ia tidak pernah sukai sampai saat ini.
Seven menatap ruby yang kini tertunduk lemas. Ia pun berjongkok dihadapan ruby memastikan bahwa perempuan didepannya baik baik saja. "Lo kenapa bela gua kak?" Tanya ruby. Seven kaget bahwa perempuan ini sadar akan kehadirannya. "Bukan urusan lo" ucap seven singkat lalu duduk disebelah ruby.
"Gua suka sama lo kak" guman ruby pelan. Seven mendengar pernyataan ruby pun kaget. " Tapi lo gak suka gua kan kak? lo selalu jaga jarak sama gua" lanjut ruby tertawa pelan.
"Lo tau kan kenapa gua gak bisa suka sama lo?" jawab seven.
"Tau tapi gak bisa apa lo izinin gua berusaha buat nerima gua?" 273Please respect copyright.PENANA1rzEzaUUJK
Sambil menatap ruby seven pun menjawab " percuma lo berusaha yang ada lo malah makin sakit"
"Mending lo nyerah aja, cowok lain banyak kok yang baik" lanjut seven.
"Tapi yang kayak lo gak ada kak" balas ruby.
"Lucu ya ada manusia belain gua sampai segitunya tapi gak bisa coba izinin gua buat masuk ke kehidupannya. minimal gua bisa hapus jarak sama lo kak" ucap ruby tersenyum kecut.
"Kasih gua waktu 3 bulan kak buat buktiin itu" ucap ruby menatap seven penuh harap.
"7 minggu" jawab seven
"kenapa 7 minggu sih kak? nanggung banget tambah seminggu lagi jadi 2 bulan" jawab ruby kesal
"Terserah gua" jawab seven lalu meninggalkan ruby sendirian ditaman itu.
ns 15.158.61.16da2