hai aku loly aku adalah anak pertama dari dua bersaudara, aku punya adik perempuan usia kami hanya beda 5 tahun dan dia sakit mata. seperti tumor mata dan tentu mungkin itu yang membuat aku dibedakan dengan ibuku. dari semua hal selalu dibedakan. awalnya kupikir wajar saja bila dibedakan karna adikku itu sedang sakit namun rasa sakit itu selalu tumbuh sampai saat ini usiaku 22tahun. sampai-sampai kalau adikku melakukan kesalahan aku yang harus bertanggung jawab atas perbuatannya itu, pernah waktu SD aku tidak terima dan aku mengutarakan apa yang aku rasakan tapi tetap saja aku yang disalahkan.
dia tidak pernah disuruh membantu pekerjaan rumah sama sekali, semua aku yang melakukan. bahkan dari dia pun tidak ada niat untuk membantuku. satu-satunya yang buat aku bertahan kuat tinggal di rumah itu hanyalah bapaku, btw aku dan adikku ini bukan anak kandung dari kedua orangtua kami ini. ya karna ibu tidak bisa memiliki keturunan jadi ortuku ini memutuskan untuk mengapdopsi aku dan adikku ini.
lambat laun perbuatan ibu dan adikku semakin seenaknya dan sama sekali tidak ada perasaan terhadap aku dan bapakku, sampai di suatu hari ibu dan bapakku ribut besar dan ibu mengusir bapakku dari rumah, bapak sempat kembali ke rumah namun tidak diterima lagi sama ibuku ini, bapak di pukulin dan ditendangin. aku saat itu tidak bisa membela bapakku walaupun aku sangat ingin membelanya. tidak mungkin krn aku bisa dipukulin dan cicaci maki sama ibu. kalau boleh jujur sedari kecil hanya bapak yang sangat menyangyangiku dan mengasihiku selama ini jadi aku lebih memilih ikut sama bapakku, tapi tidak akan dibolehkan sama ibuku ini.
dan aku mulai kerja di warkop gaji yang kuterima saat itu 900rb itu pun aku hanya ambil gajiku untuk bayar cicilan hpku sisanya tentu di tangan ibuku. aku tidak masalah asalkan aku bisa tenang saat ada dirumah dan bisa tidur dengan tenang. terkadang dimalam hari aku sedang tidur tiba-tiba aku di tendangin sama ibu dan dipukulin entah apa salahku atau mungkin dia sedang melampiaskan semua amarahnya kepadaku, karna aku selalu diam di perlakuin seperti itu dan tidak pernah melawan.
padahal aku juga sering nangis karena diperlakuin seperti itu dan pernah mencoba bundir berkali-kali namun gagal , aku juga berdoa sama Tuhan setiap malam untuk ambil nyawaku saja dan berharap besok tidak terbangunkan lagi sangking capenya menghadapi ibu dan adikku ini.
aku tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu yang sesungguhnya sampai aku mungkin sudah tidak kuat secara mental dan fisik lagi. saat ini aku sudah tinggal jauh dari mereka dan aku mau memulihkan luka batinku yang dari kecil sudah ada. lega sekali bisa keluar dari rumah itu , tentunya pikirannku sangat tenang saat ini.
aku tahu trauma itu tidak bisa hilang tapi aku beruasaha untuk menjauhkan semua hal yang pernah buat aku kecewa dan traumaku sampai saat ini, semoga aku bisa menjalani hari-hariku dengan penuh rasa syukur dan selalu tersenyum .