Cerita ini bermula dari permulaan abad ke 13, dimana kerajaan Kediri berdiri megah dan perkasa.
1034Please respect copyright.PENANAWsyfmFZK2V
Pada suatu malam, dimana para nelayan sedang berlabuh untuk mencari ikan di laut Jawa. Malam gelap gulita, dan tepat pada saat itu terjadi gerhana bulan.
1034Please respect copyright.PENANAPdC1kiwp4u
"Wah, bulan menghilang," kata seorang nelayan sambil mendayung perahunya.
"Sepertinya akan terjadi hal yang buruk, menimpa negeri Jawa," kata nelayan yang lain.
"Ah.. Itu hanyalah takhyul, jangan percaya yang tidak tidak"
1034Please respect copyright.PENANAyfmPNZWwWz
Karena malam itu sangat gelap gulita, maka para nelayan itu menghentikan perahu mereka sesaat agar tidak tersesat di lautan luas. Kemudian terdengarlah suara orang berbicara dan ombak air bergelombang besar.
1034Please respect copyright.PENANAOYxPt9sG6U
"Suara apa itu?" tanya seorang nelayan.
1034Please respect copyright.PENANAGBcksr4WEG
Namun karena mereka tidak dapat melihat apa apa, maka mereka pun hanya terdiam saja. Dan kemudian beberapa saat kemudian, gerhana bulan pun selesai. Cahaya bulan kembali bersinar terang. Para nelayan itu kemudian melihat ke arah dimana suara aneh itu datang, dan saat mereka berpaling, terlihatlah sebuah logam baja raksasa bergambar wajah yang menyeramkan.
1034Please respect copyright.PENANAQT8mkOG3zi
"Ah Naga raksasa! Ayoo kabur," teriak salah seorang nelayan.
1034Please respect copyright.PENANAFMo0seR9Vl
Namun yang mereka lihat bukanlah seekor naga, namun sebuah kapal raksasa yang berlabuh tepat di depan mereka. Kapal itu berbekal sebuah logam raksasa bertulisan huruf aneh yang menyerupai huruf sansekerta.
1034Please respect copyright.PENANApr2G0dzJ8D
"Brak!"
1034Please respect copyright.PENANAzzotAI5pQG
Kapal raksasa itu menabrak perahu nelayan dan para nelayan pun hanyut terseret ombak raksasa yang berasal dari kapal raksasa itu. Salah seorang nelayan sebelum tenggelam ke dalam laut, ia pun merasa kaget dan tidak percaya apa yang baru saja ia lihat. Di belakang kapal raksasa tersebut, ada ribuan kapal raksasa lainnya mengikuti dari belakang. Di setiap tepi kapal ada tiang bendera besar yang melambai-lambai. Bendera itu berwarna kuning emas dan bergambarkan naga yang sedang bersiap perang.
1034Please respect copyright.PENANAv91kxW4m88
Nelayan itu berteriak,
1034Please respect copyright.PENANAkCkk32oTsS
"Tolong!"
1034Please respect copyright.PENANAxPKkuU6FRd
dan dari jauh terlihatlah ada seorang pria berdiri di tepi kapal. Pria itu memakai baju perang aneh yang terbuat dari baja. Kepala pria itu botak dan ada rambut panjang terkepang lurus kebawah di atas kedua telinga mereka. Pria itu mengambil suatu benda dimana nelayan tersebut tidak dapat melihatnya, karena sinar bulan yang terang sedikit terhalang kapal. Tiba-tiba sebuah anak panah besar melayang dan tertancap tepat di leher nelayan tersebut. Nelayan itu pun mati dan tenggelam di laut Jawa. Ternyata kapal-kapal raksasa itu adalah kapal milik kerajaan Monggolia dari daratan utara.
1034Please respect copyright.PENANAcpl8vdYDwG
Seorang pria yang baru saja memanah nelayan itu ternyata adalah seorang tentara perang. Ia pun pergi ke dalam kapal dan melaporkan yang baru saja ia lakukan kepada atasannya.
1034Please respect copyright.PENANAGIElej7dO9
"Apakah ada yang berhasil lolos," tanya atasannya.
"Tidak Jendral Subodai". Setelah itu ia pun pamit dan kembali ke posnya.
1034Please respect copyright.PENANAXcTaIcVsac
"Ha.. ha.., akhirnya kita bisa menghancurkan kerajaan Kertanegara," jawab seorang panglima yang berdiri disamping sang Jendral.
Lalu jendral Subodai pun berkata,
"Jangan terlalu buru-buru panglima Meng Chi, Aku tidak mau perang ini gagal karena dendammu dengan raja Kertanegara".
Setelah mendengar itu lalu panglima Meng Chi pun geram dan berkata,
"Kau tidak pernah merasakan malunya wajah seseorang di lukai dengan pedang".
1034Please respect copyright.PENANAoeINLPYBxn
Jendral itu hanya terdiam, lalu bangun dari tempat duduknya dan berjalan untuk istirahat ke kamarnya. Beberapa saat kemudian, ribuan kapal raksasa tentara Mongol telah memasuki Pantai Utara Jawa.
1034Please respect copyright.PENANAuoVnPGGWf1
Akhirnya pagi pun tiba, kapal Mongol pun merapat ke pantai Jawa. Sekitar 13000 Tentara berkuda dipimpin oleh Jendral Subodai, dan panglima Meng Chi keluar dari kapal dan berjalan menuju Kerajaan Kertanegara. Tentara Mongol itu berjalan dari pagi hingga siang hari dan tidak menemukan petani maupun warga sekitar.
1034Please respect copyright.PENANAV5YmB3qhzr
"Bah, dimana orang-orang? Apakah mereka semua mengumpat di bawah tanah" kata Meng Chi.
"Mungkin mereka sudah tahu kalau kita akan datang, dan mereka pun telah bersiap siaga" kata Jendral Subodai.
1034Please respect copyright.PENANAsk7uAAltRf
Beberapa saat kemudian, terlihatlah istana Kertanegara.
1034Please respect copyright.PENANA4apPi8kn9c
"Serang!" teriak Meng Chi dan ribuan tentara berkuda menyerang ke dalam istana dengan membabi buta.
"Jangan bodoh, mungkin didalam ada jebakan" teriak Subodai, namun segalanya sudah terlambat, dan sebagian besar tentara sudah masuk ke dalam istana. Subodai pun segera mengejar Meng Chi dan akhirnya terlihat lah Meng Chi di depan barisan tentara.
"Apa yang kau lakukan.." teriak Subodai.
1034Please respect copyright.PENANAZOxaSp3GRP
Meng Chi tidak menjawab. Ia hanya melihat kedepan. Subodai pun mencoba melihat kedepan dan terlihatlah pintu gerbang istana yang telah hangus terbakar. Rumah-rumah penduduk telah hancur. Akhirnya mereka pun menjelajah istana itu dan menemukan banyak mayat tentara. Akhirnya mereka pun menemukan makam raja Kerajaan Kertanegara.
1034Please respect copyright.PENANAo0j5yPTxBG
"Puih," Meng Chi meludah kemakam itu lalu berjalan keluar dari istana.
1034Please respect copyright.PENANAu6rc0mrPZx
Subodai pun akhirnya kembali ke Kapalnya. Pada malam harinya Meng Chi pun kembali ke kapal dengan membawa banyak tahanan. Para tahanan adalah rakyat desa sekitar yang memutuskan untuk tinggal didaerah itu. Setelah ditanya, para rakyat-pun menjawab bahwa Kerajaan kertanegara telah dihancurkan oleh Kerajaan Kediri. Meng Chi menjadi marah dan kecewa karena ia ingin sekali membunuh raja Kertanegara dengan tangannya sendiri. Karena emosinya maka ia pun mengeluarkan pedang dan membelah meja makan. Melihat itu maka Jendral Subodai mengeluarkan pedangnya dan menyerang Meng Chi, namun tidak membunuhnya.
1034Please respect copyright.PENANAUkJQPVBaE2
"Aku sudah cukup muak melihat tindakanmu yang sembrono. Pagi ini kita bisa saja masuk jebakan musuh karena emosimu. Akulah pemimpin disini bukan kamu".
1034Please respect copyright.PENANABeQtLFuWwS
Setelah itu Subodai memerintahkan untuk menghukum para tentara berkuda yang mematuhi Meng Chi untuk menyerang ke dalam istana Kertanegara. Meng Chi pun marah dan tidak dapat berbuat apa-apa. Ia pun pergi ke dalam kamarnya dan membawa seorang wanita desa ke dalam.
1034Please respect copyright.PENANAJPyxHnbWJA
Wanita itu berlari dan berteriak didalam kamar. Meng Chi mengejarnya dan memeluknya dari belakang. Wanita itu lalu dilempar ke ranjang dan Meng Chi pun mencampakan dirinya tepat ke atas wanita itu. Baju wanita itu disobek-sobek dan terlihatlah kedua payudara yang besar. Meng Chi lalu meraba-raba kedua payudara itu dengan ganas. Bibir Meng Chi langsung mencium bibir wanita itu, sehingga ia tidak dapat berteriak lagi.
1034Please respect copyright.PENANAep97HDzcXF
Lidah Meng Chi langsung menerobos ke dalam mulut wanita itu dan mereka pun berciuman selama 15 menit. Wanit itu pun lemas dan tidak dapat berontak lagi. Meng Chi pun bangkit dari wanita itu dan menelanjangkan dirinya. Lalu ia pun merobek pakaian wanita itu bagian bawah. Wanita itu pun kembali meronta-ronta. Meng Chi lalu merangkul punggung wanita itu dan mendorongnya ke dada ia sendiri. Sekarang tubuh mereka berdua telah saling menempel.
1034Please respect copyright.PENANAkHOUH2Bcrr
"Ha ha ha, wanita Jawa memang enak untuk dirasa".
1034Please respect copyright.PENANAwuCKjAl1h6
Warna tubuh wanita yang hitam kecoklatan itu membangkit nafsu seks Meng Chi. Kedua paha wanita itu dipaksa buka dan diapitkan ke pinggulnya Meng Chi. Kedua tangan Meng Chi meraba-raba punggung wanita itu dengan ganas. Beberapa saat kemudian berhasil lepas dari kedua tangan itu dan menjatuhkan dirinya ke ranjang. Ia berusaha merangkak kabur namun Meng Chi malah senang dan bergairah melihat pantat wanita itu yang elastis dan kecoklatan. Meng Chi lalu memegang pantat wanita itu dan mencium serta menjilati seluruh pantat itu.
1034Please respect copyright.PENANAiIYrsIL9Ob
"Ah.. Ah.." desah wanita itu.
1034Please respect copyright.PENANAowGbSJaaXS
Meng Chi lalu menjilati lubang pantat itu. Lidahnya masuk sampai ke dalam lubang pantat. Wanita itu tidak dapat berbuat apa-apa. Lalu Meng Chi berpindah tempat dan menjilati lubang vagina.
1034Please respect copyright.PENANASSrTNmFmcV
"Ah.."
1034Please respect copyright.PENANAsnD4qOc6XB
Wanita itu berbaring diranjang dan kedua tangannya mencoba mendorong kepala Meng Chi. Beberapa saat kemudian kepala Meng Chi pun terdorong keluar, namun Meng Chi langsung berdiri dan berjongkok di depan wanita itu dan memasukan penisnya ke dalam mulut wanita. Wanita itu berteriak dan berusaha menghindar, namun ia tidak dapat berontak. Penis Meng Chi telah masuk ke dalam mulut wanita itu. Tangan kiri Meng Chi memencet kepala wanita itu dan mendorongnya ke arah penis. Tangan kanannya memegang dagu wanita itu dan mengoyangkannya. Lidah wanita itu otomatis ikut goyang dan menjilati penisnya dari dalam mulut.
1034Please respect copyright.PENANAf5Thyfsh1O
Meng Chi pun merasa nafsunya makin besar. Ia pun mengeluarkan penisnya dan menusukannya ke vagina wanita itu. Wanita itu meronta kesakitan, karena vaginanya kecil, dan penis panglima Mongol itu besar. Meng Chi tidak memperhatikan wanita itu. Ia hanya mendorong penisnya keluar masuk di vagina itu. Beberapa saat kemudian wanita itu kejang-kejang. Meng Chi mengerti bahwa cairan wanita itu telah keluar dan wanita itu telah mencapai tahap orgasme. Namun Meng Chi masih belum puas. Ia tidak ingin wanita itu pingsan, maka ia berganti tempat. Ia memasukan penisnya ke dalam pantat wanita itu. Wanita itu meronta kesakitan dan akhirnya ia hanya bisa menangis. Beberapa saat kemudian Meng Chi mencapai tahap orgasme. Spermanya muncrat didalam pantat wanita itu.
1034Please respect copyright.PENANA4ile5BQoOh
"Ah.. Ha ha.." tertawa Meng Chi.
1034Please respect copyright.PENANAXfywOkKtnP
Lalu ia pun tidur lemas dan memeluk wanita itu dari belakang. Pada pagi harinya wanita itu di tahan didalam kamar. Meng Chi mengancam akan membunuh seluruh keluarga wanita itu, apabila wanita itu kabur.
1034Please respect copyright.PENANAqhzp2FsoPx
Meng Chi pun keluar dari kapal dan menemui Subodai. Jendral Subodai berkata bahwa ia akan menarik seluruh pasukannya dan kembali ke negeri Monggolia. Meng Chi pun menyetujuinya karena ia telah mendapat apa yang ia inginkan. Tiba-tiba seorang tentara masuk ke kamar itu dan melapor kepada Subodai bahwa ada seorang bernama Wijaya membawa ratusan tentara dan ingin bernegoisasi. Subodai pun mempersilahkan Wijaya untuk masuk dan bernegoisasi.
1034Please respect copyright.PENANAMDNcTvYFNC
Wijaya menceritakan asal usulnya dan akhirnya ia membentuk perjanjian kepada Subodai bahwa, apabila Subodai membantu Wijaya untuk menghancurkan kerajaan Kediri, maka Subodai akan diberi setengah wilayah dari tanah Jawa. Meng Chi langsung tersenyum dan ingin menyetujuinya, namun ia tidak dapat berkata apa-apa, karena takut akan jendral Subodai. Subodai hanya terdiam, lalu berkata bahwa ia akan memikirkan hal tersebut. Maka Wijaya dan Meng Chi pun meninggalkan ruangan itu untuk sesaat.
1034Please respect copyright.PENANAYLyZDe3ltq
Pada waktu Subodai masih memikirkan hal tersebut, ada seorang wanita cantik masuk ke dalam ruangan itu dengan membawakan minuman teh.
1034Please respect copyright.PENANAVbRTnzEmpy
"Silahkan dicicipi Jendral," jawab wanita cantik itu.
1034Please respect copyright.PENANA5zrNs2Vp94
Wanita itu berpakaian sangat seksi, paha wanita itu terlihat sedikit saat berjalan, dan dada wanita itu terlihat menonjol tertutup pakaian itu. Warna kulit wanita itu putih kecoklatan.
1034Please respect copyright.PENANA0tRrbM4vxR
"Siapakah engkau?" tanya Subodai.
"Dinda adalah putri dari panglima Wijaya. Biasanya Dinda dipanggil Ayu".
1034Please respect copyright.PENANAEmfhcLnEic
Lalu ia pun mempersilahkan Subodai untuk minum, namun ia malah terjatuh. Subodai langsung memegangnya agar tidak jatuh, namun Ayu telah terjatuh dan tepat terpeluk oleh Subodai. Bibir Ayu secara tidak sengaja menempel di bibir Subodai. Lalu mereka berdua pun berciuman sambil berpelukan. Tangan Subodai merangkul Ayu dan tangan yang satunya lagi telah menempel di pantatnya Ayu. Paha Ayu pun dengan otomatis menempel dan mengunci kaki Subodai. Tiba-tiba terdengar suara Wijaya dari luar ruangan itu,
1034Please respect copyright.PENANATUABnJjbUp
"Ayu, jangan menganggu Subodai lama-lama".
1034Please respect copyright.PENANAig3SdJjNmK
Lalu Ayu pun bangun dari pelukan dan keluar dari ruangan itu. Dari belakang terlihat pantat Ayu yang molek dan padat. Subodai pun bangkit dan terbengong-bengong akan kecantikan Ayu.
1034Please respect copyright.PENANARYE6c6x0dX
1034Please respect copyright.PENANAv5qMYWEn4q