Adam Harrison dan Rissabella Montgomery adalah dua jiwa yang pernah terikat oleh cinta, namun hidup telah membawa mereka pada jalan yang berbeda. Mereka pertama kali bertemu di sebuah kafe yang sepi, tempat Adam sering menulis dan Risa sering mendapatkan inspirasi untuk melukis. Cinta mereka tumbuh begitu mendalam, mengikat mereka seperti lem untuk kertas.
Adam adalah seorang penulis tampan dengan mata biru yang dahulu pernah menjadi daya tarik bagi Risa. Mereka pernah merasakan cinta yang mendalam, namun waktu dan kehidupan telah mengubahnya. Kini, Adam hidup dengan serius, mencerminkan perasaan dan kenangan yang mendalam terhadap Risa. Karya-karya tulisnya yang mendalam mencerminkan perasaannya yang rumit.
Risa, seorang seniman kreatif dan penuh bersemangat dengan mata cokelat yang mampu membuat Adam terpesona. Ia seorang pelukis berbakat yang menciptakan karya seni penuh emosi dan ekspresif. Melalui lukisan-lukisannya, ia mencurahkan perasaan dan pengalaman hidupnya. Meskipun pernah merasakan luka karena hubungan masa lalu dengan Adam, Risa masih menyimpan kenangan manis tentang saat-saat indah bersamanya.
Ini adalah perjalanan cinta antara Adam dan Risa. Mereka telah menjalani hubungan yang indah, tetapi waktu dan perubahan telah memisahkan mereka. Meskipun hubungan mereka berakhir, kenangan mereka tetap hidup dalam hati masing-masing. Ketika Adam dan Risa bertemu kembali, perasaan mereka campur aduk.
Mereka memutuskan untuk bersua di kafe tempat pertama kali mereka bertemu. Di tengah hujan lebat, mereka berdiri di pintu masuk kafe yang telah lama ditinggalkan. Hati mereka seperti kota mati, tanpa riuh rendah, hanya kenangan lama yang mengendap di sudut-sudutnya.
"Apakah kau masih ingat kafe tempat kita pertama kali bertemu?" tanya Adam, mencoba menyingkirkan rasa gugupnya.
Risa mengangguk dan duduk di hadapannya. "Tentu saja, itu adalah tempat di mana cinta kita tumbuh."
Mereka berdua tersenyum, mengenang momen pertama mereka bertemu. Adam berkata, "Saat mata biru kita pertama kali bersentuhan, aku tahu kau istimewa."
Risa tersenyum lembut dan menjawab, "Dan mata birumu membuatku tak bisa berhenti memandangmu."
Waktu berlalu, dan keduanya mengakui bahwa mereka telah berubah. Adam berkata, "Waktu telah berlalu, tetapi cintaku padamu masih sama kuatnya."
Risa bertanya, "Namun, kita telah berubah, bukan?"
Adam mengangguk, "Aku menjadi lebih serius dengan perasaanku, mencerminkan kenangan tentangmu."
Risa juga berbagi perubahannya, "Dan aku tetap seorang seniman yang mencurahkan perasaanku ke dalam lukisan."
Mereka sadar bahwa hubungan mereka telah berakhir, tetapi kenangan indah mereka tidak pernah pudar. Risa berkata, "Aku merindukan waktu-waktu itu, Adam."
Adam tersenyum dan menjawab, "Sama di sini, Risa, namun kita perlu menghadapi kenyataan sekarang."
Mereka berdua merenung sejenak, dan akhirnya Adam bertanya, "Apakah cinta kita masih memiliki tempat di hati kita yang telah berubah ini?"
Adam mengungkapkan perasaannya, "Aku mencoba menutup perasaanku, tetapi kenangan selalu kembali."
Risa tersenyum dan berkata, "Aku ingin kita mencoba, meskipun perasaan kita berubah."
Mereka berdua menyadari bahwa cinta mereka rumit, tetapi mereka berjanji untuk mencari cara agar cinta mereka tetap hidup. Pada saat itu, mereka belum tahu bagaimana cerita cinta mereka akan berkembang, tetapi mereka siap menjalani perjalanan yang rumit ini bersama-sama.
ns 18.68.41.179da2