Tak lama si perampok pergi ke lantai atas dan turun dengan ngomel-ngomel, masa cuma segini, ujarnya kepada mama sambil membanting kotak perhiasan kecil di hadapannya. Kami gak pernah nyimpan uang cash di rumah kecuali sekedarnya, perhiasan juga saya simpan di bank, ujar mama terbata-bata dengan wajah kian memucat. wah, kayaknya harus kita kasih pelajaran nih Har, ujar si perampok yang kecewa dengan perolehannya. Ia mendekati mama, menghunus pisaunya… jangan, tolong jangan lukai kami, mama memohon setengah menangis. Aku pun sangat geram namun tak bisa berbuat banyak. Tapi yang terjadi di luar dugaan, si perampok menyelipkan pisaunya di lengan kaus mama hingga batas kerah dan preekk-prekk, kaus T shirt mama tersingkap hingga menampakan bahunya yang putih bersih dan tali BH nya, lalu bak tukang kuliti hewan, ia robek bagian depan kaus mama, kembali suara sobekan kain terdengar dan dengan kasar dia renggut kaus itu dari bagian punggung sehingga nampaklah payudara mama yang masih tertutup BH, mama hanya bisa memohon dengan suara lirih campur isak tangis. Kurang ajar kalian!!, teriakku sambil berusaha berdiri.. eit-eit… sabar anak mama, permainan belum selesai, ujar si Har, perampok yang sedari tadi memegangku. Mama memberi isyarat dengan gelengan kepala agar aku menyerah. Aku kembali terduduk dengan wajah tertunduk lesu dan marah, namun melihat mama setengah telanjang membuat sekilas pikiran nakal melintas, dalam hati aku memuji betapa mama masih sangat sexy dan memang masih cantik serta layak menjadi obyek khayalan banyak lelaki tak terkecuali rekan-rekanku pun kerap berkomentar nakal soal mama. Si perampok dengan kasar segera meremas-remas payudara mama yang cukup besar itu, mengeluarkan dari mangkuk BH nya dan membetot-betot ringan putingnya yang kecoklatan itu, mama hanya bisa meringis dan terisak. Lalu kembali ia sisipkan pisau di tali BH mama hingga terputus dan terlepas & terhempas ringan di pangkuan mama.
13245Please respect copyright.PENANA5UjtO0uvMh
Kembali ia remas-remas payudara mama dan mempermainkan putingnya. Cukup lama ia mempermainkan payudara mama di hadapanku dan rekannya sambil tertawa-tawa dan memberi komentar nakal soal mama. Membuatku kian marah namun… juga perlahan benda di selangkanganku bergerak-gerak hingga mendesak celanaku. Mama melakukan perlawanan dengan menegangkan otot lehernya dan menutup rapat-rapat bibirnya, Har… hajar, ancamnya, Si Har tiba-tiba memukul perutku membuatku terbatuk-batuk, mengetahui mereka mulai menyakiti anaknya, perlahan mama menyerah dan dengan wajah jijik membuka bibirnya dan dengan paksa si perampok mendesakan batang kontolnya ke mulut mama membuatnya terbatuk-batuk dan kian deras mengeluarkan airmata. ooh… terus bu, hisap terus.. ahhh, erangnya sambil menjambak rambut mama dan satu tangan lain meremas-remas kasar payudara mama sambil sesekali memelintir putingnya. Mama tak punya pilihan lain selain menuruti kemauan bejat si perampok, mengulum dan menjilat batang kemaluan dan biji pelir si perampok sampai akhirnya si perampok menarik kepala mama, menahannya hingga mama nyaris tak bisa bernafas dan menghujamkan kontolnya dalam-dalam sambil mengerang… ahhh… ahhh… hisap sampai habis bu… ahhhss, teriaknya dengan tubuh mengejang. Sadarlah aku kalau ia tengah ejakulasi di dalam mulut mama yang matanya hanya menampakan putihnya saja, dan mama mau tak mau harus menampungnya dengan paksa. Sekian menit berlalu ketika si perampok melepaskan kepala mama, mama dengan berlinang air mata dan wajah memerah terbatuk-batuk dan memuntahkan cairan putih kental ke lantai.
ns 15.158.61.20da2