Danang, umurku sekarang 19 tahun aku tinggal tidak jauh dari pantai parang Tritis Yogjakarta. bulan ini masih pandemi parah bahkan ayahku juga ikut meninggal di taun ini, jadi sekarang aku hanya tinggal berdua dengan ibuku.

hari hariku kulalui dengan berat karena kebijakan pemerintah yang tidak memihak rakyat miskin. hasil jeri payah keluargaku mengumpulkan barang bekas kini tidak ada hasilnya karena pengepul rongsokan tutup total akibat PPKM. sekarang aku hanya jadi penganguran dirumah, sejujurnya aku juga tidak punya teman, disana hanya sekedar kenal baik dengan orang yang usianya jauh diatasku, karena rata- rata penduduk sana adalah orang pindahan dan kaya, mereka hanya bergaul dengan orang yang mempunyai wewenang penting di desaku.

aku pernah mempunyai mimpi untuk bekerja diluar kota supaya bisa hidup lebih baik dari sekarang, tapi sayang aku hanya tamatan SMP dan tidak mempunyai koneksi dengan orang luar, jadi aku memutuskan untuk bekerja apa adanya, karena aku harus menjaga keluargaku satu-satunya yaitu ibuku.

sejak kematian ayah, ibu juga turut bekerja tapi tidak memulung, dia kerja jadi penjaga toko roti yang letaknya lumayan jauh dari rumahku, sementara aku hanya terus jadi pemulung meneruskan profesi ayah. nama ibuku Risma wulandari, tetanggaku biasanya memangilnya dengan Mbak Risma karena usianya yang terbilang masih mudah yaitu 34 th, dia sekarang janda.

ibuku sebenarnya cantik dan mempunyai bodi yang sempurna untuk wanita seumurannya, tingginya sama denganku dada dan bokongnya juga lumayan montok, perutnya tidak buncit dan badannya juga tidak kurus. tapi kita orang susah, jadi untuk perawatan tubuh kita cukup mandi 2 kali sehari. ibuku selalu tertutup jika keluar rumah, selalu pakai kerudung dan baju lengan panjang. berbeda kalau dia sedang ada dirumah, dia memakai pakaian seadanya dan aku juga pernah melihat kalau ibu sering tidak memakai BH, tercetak jelas puting dibalik bajunya. aku tidak pernah mempermasalahkannya, mungkin dia nyaman seperti itu atau karena dirumah tidak ada orang.

semenjak jadi pengangguran dan kekurangan uang, aku menjadi sedikit berbeda dari biasanya, hidupku kini menjadi sedikit tak terkendali karena libur memulung. dulu saat dirumah selalu ada kedua orang tuaku yang menasehati ku agar selalu berbuat kebaikan, tapi sekarang ayanh sudah tiada dan ibu kerja diluar rumah, hanya saat malam saja aku bisa berkumpul dengan keluarga tapi saat pagi aku ngak ada kerjaan jadi aku sendirian dirumah.

aku tidak pernah tau asal-usul keluargaku karena memang aku selalu hidup damai walau kekurangan. kedua orang tuaku tidak pernah menceritakan sejarah keluarga kepadaku, siapa kakek- nenekku aku tidak tau. suatu saat aku mengingat-ingat lagi kalau ayah meningal di usia 53 th, dan ibu sekarang masih usia 34 th, dan aku 19 th selisih umur yang aneh. kenapa ibu mau menikah dengan ayah padahal selisih umur mereka jauh sekali selisih 19 tahun. atau memang cinta itu buta aku tidak mengerti. tapi aku masih sangat penasaran dengan keluargaku sendiri, dan aku harus mencari kebenaran yang sesungguhnya.

suatu hari ibuku menerima telephon kabar yang menyayat hati dari sahabatnya dan ibuku memintaku mengantarnya ke sana untuk melihat kondisi yang sebenarnya terjadi, aku langsung sigap dan menyiapkan keperluan apa saja yang harus dibawah. aku memeriksa semua kelengkapan motorku, termasuk bensin, surat-surat dan tekanan ban. lalu ibuku memberitahu kalau nanti berangkat naik kereta saja, aku sempat bertanya kalau sebenarnya kita mau pergi kemana?… dia menjawab mau ke Garut. jauh juga, Garut sudah diluar propinsi Jawa tengah. aku mengiyakannya saja karena sepertinya situasinya darurat, aku menyiapkan pakaian ganti secukupnya dan mengambil separuh celengan ku untuk uang saku. aku sedikit khawatir karena ini perjalanan jauh pertama ku, malam harinya aku tidak bisa tidur sama sekali sampai menjelang pagi.

aku membatu ibuku menyiapkan bekalnya termasuk makanan nanti, karena dikereta tidak ada yang jualan makanan. setelah semua beres dan tidak ada yang terlupakan aku berangkat ke stasiun, ibuku membeli 2 tiket kereta kelas exsekutif, kata ibu kalau beli yang kelas exkskutif harganya sedikit lebih mahal dari yang kelas ekonomi tapi banyak keunggulannya di masa Pandemi ini, termasuk surat rapit tesnya. woahhh…. banyak juga uang ibuku ya, padahal aku sendiri bokek.

saat di dalam kereta aku tidak banyak bicara, karena suasananya berbeda dengan di rumahku. disini sangat bersih dan tempat duduknya juga nyaman. selama diperjalanan aku terus mengingat-ingat selisih umur orang tuaku, ternyata ayahku selama ini sudah tua tapi kenapa menikah dengan gadis yang jauh lebih mudah, kenapa tidak menikah dengan wanita yang seumuran. ingin aku menanyakan hal ini kepada ibu sekarang tapi sepertinya situasi disini tidak mendukung, jadi aku mengurungkannya.

” bu… ada apa sih, kenapa kita harus jauh jauh ke Garut, padahal sekarang kita juga susah kan?…” tanyaku dengan lembut

” aku mau ketemu teman SMA ku dulu….. dan katanya dia mau minta tolong kalau sementara waktu anaknya mau dititipin ke ibu… ngak papakan?…” katanya, memberi penjelasan

aku sedikit kaget, karena ibu tidak memberitahuku hal yang sebenarnya terjadi.

“ohhh… kok gitu?…. ” jawabku

” maaf ngak ngasih tau kamu sebelumnya….. tapi ini benar benar darurat , lagian kita cuma berdua di rumah,misal tambah 1 orang lagi juga ngak mempersulit hidup keluarga kita ,jadi ngak papa ya? katanya, dengan senyum kecewa dia melihatku, jadi aku juga membalas dengan tersenyum

” ibu kok mau sih… dititipin anak, padahal setiap hari ibu kan kerja?… ” tanyaku

” anaknya udah gede kok, mungkin umurnya 2 tahun lebih tua dari kamu” jawabnya

aku lebih kaget lagi mendengar jawaban dari ibuku.

” lah… kalau udah gede ngapain di titipin ke orang coba” tanyaku lagi

“emmmm… gini ya, aku bakal jawab jujur tapi kamu janji dulu, apapun yang terjadi kamu ngak boleh marah, gimana?…” tawarnya. aku melihatnya dengan tatapan curiga, tapi dia memalingkan wajahnya, sepertinya ini masalah serius pikirku.

” yaudah deh…. tapi ibu harus jujur ya, tentang semuanya ” jawabku.tiba- tiba ibu melihatku lagi dengan tersenyum aneh

” temanku minta tolong dengan setulus hati, dia mau nitipin anak ceweknya ke ibu sampai bayinya lahir” jelasnya

” Apa…… ” kataku sedikit membentak, karena kaget

” ya..kan kamu marah, padahal tadi udah janji ngak marah” jawabnya.

” lah…. suaminya kemana?” tanyaku lagi

“ngak tau” jawab ibuku

“kamu dengerin cerita ibu dulu, jangan dipotong…… sebenarnya ibu juga ngak mau dititipin cewek hamil, tapi ini demi pertemanan, dan situasinya darurat. jadi ngak ada salahnya kan nolong teman ” lanjutnya

” yaudah deh….. gimana ceritanya” tanyaku, dengan kecewa aku mencoba menerima apapun yang terjadi

” aku minta maaf karena ibu ngak ngomong apa apa ke kamu…. cuma minta anterin aja. gini ya… anaknya temanku hamil diluar nikah dan pacarnya kabur. sebenarnya keluarga minta diaborsi saja, tapi dia menolak karena alasan masih cinta. jadi temanku minta tolong di massa kehamilannya dia harus disembunyikan untuk menjaga nama baik keluarganya. jadi ibu bisa memaklumi” jelasnya

alasan ibu demi persahabatan sejati mungkin sedikit ngak masuk akal, aku sendiri tidak pernah merasakan punya sahabat, jadi yasudah lah. dia juga berjanji akan menanggung semua biaya selama dia tinggal dengan kita dan tidak membebaniku. jadi dengan berat hati aku setuju. setelah itu suasana jadi hening, lalu tiba-tiba kepala ibu di senderkan di pundak ku. aku tau sepertinya dia juga tidak setuju dengan pilihannya tapi mengapa dia mau, padahal mungkin saja keluargaku yang menanggung malu. selama perjalanan dikereta aku hanya diam, sesekali kulirik ibuku ternyata dia tertidur.

aku teringat percakapan awal tadi kalau kita akan turun di setasiun Leles Garut. tapi kereta ini sepertinya belum keluar Jogja jadi aku putuskan untuk tidur juga. setelah bangun ternyata sudah sore, aku baru sadar kalau kepalaku ganti yang bersandar di pundak ibu dan ibuku juga sudah bangun. aku melihat keluar ternyata keretanya berhenti.

” sekarang sudah sampai mana bu?…” tanyaku

” di stasiun Ciawi Tasikmalaya, bentar lagi sampai kok.” jawabnya

” gitu ya ” jawabku singkat

aku berpamitan ke kamar kecil untuk membasuh mukaku, tidak terasa aku tidur tadi sudah 6 jam. aku merasa tidak nyaman dengan pikiranku sendiri,aku mulai bertanya-tanya setelah tiba di Garut kita mau kemana lagi, hanya ibu yang tau. aku putuskan untuk tidak berlama-lama lagi disini, karena kurasakan keretanya sudah berjalan, aku kembali dan melihat ibu sedang membuka bekal makanan nasi bungkus yang tadi kita bawa.

” ayo makan dulu, kamu tadi tidurnya nyenyak banget sampai ibu ngak berani bangunin” kata ibu. aku tidak merespon apa apa.

” ayo deh ” kataku singkat

aku makan tidak seperti biasanya, sepertinya aku kehilangan nafsu makan ku gara-gara keputusan yang sudah diambil ibu. tapi aku tetap memakannya, sesekali aku mencuri pandangan kearahnya, dan sialnya aku ketahuan.

” ngapain sih liatin ibu terus… ada yang aneh ya” tanyanya

aku tidak menjawabnya, aku hanya memalingkan wajahku dan berkonsentrasi menghabiskan makananku

” Danang!….. kok ngak dijawab sih? ” tanya ibuku dengan nada sedikit meninggi

” ngak papa kok bu….. ibu tambah cantik, itu aja kok” jawabku asal-asalan, dan tidak melihatnya karena malu.aku tidak berfikir dengan apa yang aku ucapkan. tapi kurasa ibu senang mendengarnya

” kamu sampai segitunya ya,… ibu kandung sendiri dirayu.” katanya dengan senyam-senyum. mendengar jawabannya itu aku tidak bisa ngomong apa-apa lagi. aku hanya bisa melihatnya sambil melongo.

” maskipun ibumu sudah janda,… kamu ngak boleh ngerayu ibu ya, nanti kalau ibu tertarik sama kamu gimana, mau tanggung jawab?. ” lanjut ibu

” ibu apa sih….. siapa juga yang merayu ibu” jawabku, aku tidak terlalu merespon kata katanya. setelah makanan kami habis aku membereskan sampahnya dan kami duduk seperti biasa, suasana kereta jadi sunyi. penumpang yang lain sudah sampai tujuannya masing masing, aku menoleh kanan kiri, ternyata di gerbong ini tersisa 5 orang saja termasuk aku dan ibuku. setiap aku bergerak ibuku selalu memperhatikanku tapi tidak bicara apapun, aku merasa canggung di sini. jadi aku memulai percakapan dulu

” emm… bu, setelah sampai, selanjutnya kita kemana?” tanyaku membuka percakapan

” langsung ke rumah temanku, jemput anaknya. abis itu langsung pulang” jawabnya singkat

” emang ibu sudah pernah kesini ya, sebelumnya. kayaknya hafal banget wilayah ini, ” tanyaku lagi

” ya… gitu deh ” jawab ibu

aku merasa kalau ibu memang sudah pernah kesini, melihat raut wajahnya yang tidak ada rasa gelisah sama sekali, aku jadi sedikit tenang.

” Bu…. aku boleh nanya sesuatu ngak, tentang keluarga kita” tanyaku

“boleh dong… apasih yang engak buat kamu” jawabnya manja

” ayah meningal dunia di usia 53 th di taun ini, tapi ibu masih muda banget kok bisa gitu?” pertanyaan bodoh yang aku lontarkan ke ibuku

” masih mudah gimana?,…. usia ibumu sekarang sudah 34 tau. kamu nanya apaan sih” jawabnya

” kalau sama ayah kan selisihnya 19 taun, kenapa ngak nikah sama yang seumuran. kenapa milih yang lebih tua?” tanyaku lagi. aku melihat wajahnya, dia gelisah

” mungkin ayahmu, sudah jodohku, Danang. kamu kenapa sih, tiba-tiba kok nanya ginian” jawabnya, kulihat ibu tidak tersenyum sama sekali

“gak papa, aku pengen tau aja. soalnya ayah dulu ngak pernah menceritakan sama sekali tentang masa lalu keluarga, jadi sampai sekarang aku ngak tau siapa kakek-nenekku. mungkin ibu bisa ngasih tau? ” kataku, ibu memalingkan mukanya menghadap jendela dan tidak merespon kata-kataku

” ibu umur berapa pas ngelahirin aku?” tanyaku lagi

” ehmmmm… usia berapa ya, lupa ah!.” jawabnya. dia semakin gelisah

“umur ibu sekarang 34 th. 2021 – 34 = 1987, jadi ibu lahirnya ditahun 1987.umurku sekarang 19 th jadi aku lahir di tahun 2002. iya ngak bu?… tanyaku

” ya kamu ingat ingat sendirilah…. ibu agak lupa” jawabnya, aku melihat ekspresi aneh di wajagh ibu. sepertinya dia menyembunyikan sesuatu

” berarti 2002 -1987 itu ketemu 15, Haaaah…. jadi ibu sudah ngelahirin aku di usia segitu ?” tanyaku kaget.

” ya… memang kenapa?. cewe dulu nikahnya emang di usia muda kok, beda sama jaman sekarang. kamu di usia 19 aja belum punya pacar” jawabnya, menyangkal tuduhanku

” trus kenapa?… nikahnya sama cowo tua bukan yang seumuran ibu aja?..” tanyaku lagi

” dulu ayahmu belum tua kayak sekarang tau ngak, dulu dia cowo tampan yang dewasa dan aku suka ama cowo dewasa. setelah menikah semua jadi ngak terasa. seiring bertambahnya usia ayahmu jadi tua karena memang selisih umur, itu aja kok. itu bukan salahku kalau aku nikah sama cowo yang lebih dewasa.” jawab ibu

“udah puas…. nanya apa lagi. biar ibu jawab sekarang” imbuhnya

” kalau ibu melahirkan aku di umur 15 terus nikah sama ayah di usia berapa?…” tanyaku. aku terus memberinya pertanyaan- pertanyaan konyol, tapi kurasa ibu sudah tidak segelisah tadi

” ya yang jelas sebelum umur 15 dong, tentunya sebelum hamil kamu” jawab ibu

“umur berapa dong bu… aku penasaran “.. kataku

” rahasia dong… kamu ngak perlu tau ya” jawabnya. sambil tersenyum kecil kepadaku, aku masih penasaran dan terus menanyakan hal hal konyol yang mungkin sedikit menganggu ibu.

” la terus…. waktu ibu nikah, ayah usia berapa?..” tanyaku lagi

” emm….. berapa ya? ” , dia sengaja berlama- lama tidak menjawabnya dan ” rahasia” itu jawaban yang keluar dari mulutnya

” yaudah deh… kalau rahasia. gimana kalau tak hitung sendiri?…” tawarku kepada ibu

” terserah deh” jawab ibu singkat

“ayah dulu sebelum meninggal umur 53. tahun 2021- 53 = 1968. jadi ayah lahir di tahun 1968. berarti taun kelahiran ku 2002- 1968= 34. jadi ibu pas ngelahirin aku dulu ayah sudah berusia 34 dikurangi 1 taun untuk ibu hamil aku, ketemu 33.jadi ayah nikah diusia 33 dan ibu 14 th. bener gitu?… tanyaku pelan. aku berharap ibu memberikan jawaban lain

tapi dia hanya menganguk kecil, sambil tersenyum lebar kepadaku

” gila berarti ayah dulu om- om yang udah genjot anak SMP sampai hamil dong” kataku menyidik. tiba-tiba ibu merubah senyumnya menjadi tatapan marah

” Danang….. kamu keterlaluan banget deh…. kan ibu sudah bilang, kalau jaman dahulu itu kalau cewek nikahnya memang diusia muda. sudah deh… ngak usah bahas ginian lagi” jawab ibu, ibu sepertinya marah,tapi dia bisa mengendalikan amarahnya.

” kalau cowoknya… ada ngak bu. yang nikahnya di usia muda seperti ibu nikah dulu “tanyaku. dia tidak menjawab

” ngak ada ya? ” lanjutku

” wah berarti, aku kalau mau nikah harus umur 34 dulu dong” kataku, aku mencoba membuat lelucon supaya ibu tidak marah lagi, tapi sepertinya tidak berhasil

” enak banget ya jadi cewe, di umur segitu udah bisa ngerasain kenikmatan, sementara cowok harus jadi om-om dulu” imbuhku, ibuku tertawa tapi ditahan, aku bisa mendengarnya dengan jelas, tiba-tiba dia melihatku sambil senyum kecil lalu membalikan mukanya lagi

” uhh…. kok jadi jadi keras gini ya, padahal aku masih umur 19 . gimana nih bu. ” kataku, aku berbicara sendiri walau tidak direspon. aku menanyakan hal hal yang tidak selayaknya di ucap, tapi aku senang karena setidaknya aku sudah membuat ibuku tersenyum lagi.

tak terasa terdengar suara azan magrib dan kereta tiba-tiba memberi perhatian kalau sebentar lagi kereta akan berhenti di stasiun Leles artinya kita hampir sampai tujuan, aku mengambil barang bawaan kami dari bagasi atas dan bersiap-siap turun, kami mendekati pintu keluar kereta. ibu tiba-tiba memeluk lenganku, aku sedikit kaget, lalu dia melihat wajahku dengan senyum gembira aku juga ikut senang melihatnya.lalu kereta berhenti dan kita turun sama-sama

” yaaa… udah sampai, lega rasanya” kata ibuku

“terus kita mau kemana?” tanyaku

” kencan dong” jawabnya , dia menarik ku ke suatu tempat yang tidak jauh dari situ. aku menurutinya saja tapi jujur aku sangat tidak nyaman dengan perlakuannya

” ibu….. lepasin dong, jangan gini. ngak enak dilihat orang” kataku, ibuku tiba-tiba menghentikan langkahnya

” emang kenapa, ngak boleh ya peluk lengan kamu?….. lagian kita ini ibu dan anak” jawab ibuku, aku mencoba melepaskan diri dan berhasil

” genggam tangan aja bu” tawarku, dia nuruti usulanku tapi sepertinya dia agak kecewa

ibu mengandeng tanganku sambil berjalan sampai kita keluar dari area stasiun, kita masih terus berjalan di pinggir jalan raya, kita berhenti di bengkel dan cuci mobil, ibuku langsung masuk tanpa bertanya ke spg situ, sepertinya ibuku sudah hafal daerah sini. dia bertemu dengan pria seumurannya dan mengenalkan ya padaku.

” Danang, kesini bentar deh!… kenalin ini om Ade teman ibu SMA dulu, yang saya ceritain ke kamu” kata ibu, aku sedikit terkejut

” loh….. jadi sahabat ibu itu cowok ya?.” tanyaku kaget kepada ibu

” kamu ngak usah kaget gitu donk, sahabat ibumu itu banyak ada yang cewek juga ada yang cowo.” jelas om Ade. aku hanya mengangguk

“saya Danang om, anaknya ibu Risma” jelasku sambil kusodorkan tanganku untuk berjabat tangan dengannya

“aku sudah tau kok, kamu anak pertamanya risma” jawab om Ade sambil menjabat tanganku, kulihat ibu sepertinya tidak senang.

” om Ade kok tau” tanyaku menyelidik

” ya… donk, sahabat itu selalu mengetahui setiap permasalahan sahabatnya.” jawab om Ade, ibu tidak berbicara sama sekali

” Danang…. Adek kamu sekarang, sudah berapa?” tanya om Ade

“ngak punya om” jawabku singkat

“ya minta dong, ibu kamu kan masih muda, masih cantik?”kata om Ade. om Ade tersenyum kepada ibuku, tapi ibu hanya menundukkan kepalanya. disini aku mempunyai firasat buruk kalau sebenarnya ibu sudah selingkuh dengan om Ade yang seumuran. dan ibu telah mengkhianati ayah, dan dia kesini untuk memberi kabar kalau dia sudah janda. aku mempunyai firasat lebih buruk lagi kalau anak yang akan di titipkan adalah anak hasil perselingkuhan mereka sebelum ibu menikah dengan ayah. tapi aku tidak langsung mengambil kesimpulan, aku mulai berfikir 2 kali. kata ibu dia lebih tua dariku 2th , saat ibu melahirkan ku dia berusia 15 th, berarti saat melahirkan dia ibu berusia 13 donk, tapi ngak mungkin pikirku, aku langsung tersenyum dengan akal sehatku sendiri

” yaudah deh… bu buat adek yuk, yang banyak” kataku, bercanda.

“HaHaHa….. hahaha.. ha. haa .haa” om Ade tertawa terbahak bahak mendengar candaan ku kepada ibu. tiba- tiba ibu mencubit pinggangku dengan sangat keras hingga aku kesakutan.

“Aaaaaaw…… ibu apaan sih, sakit tau. aku kan cuma bercanda!..” kataku, aku menoleh ke arahnya, ternyata ibu benar-benar marah gara-gara candaan ku barusan

” pinter Danang…. aku suka sama sikap dewasa kamu. kalau ayahmu sudah ngak sanggup buatin adek buat kamu, berarti kamu sendiri yang harus buat sama ibu kamu” kata om Ade. kata ini benar-benar menyayat hatiku, aku inggin sekali melempar pukulan keras ke mulutnya, tapi aku melihat, ibu pasrah dengan semua yang dikatakannya, seakan semuanya yang dia katakan mungkin benar. aku menebak kalau ibu kesini bukan karena persahabatan melainkan paksaan.

” dimana anak kamu sekarang, sini biar ikut pulang denganku, ” kata ibu memutuskan bacotan om Ade

” kamu ngak sabaran banget deh” jawab om Ade.

aku terus mengikuti om Ade sampai masuk mobilnya. aku dan ibuku diantar ke rumahnya, dia tinggal di perumahan elit dan rumahnya gede banget ada 3 lantai. kami di persilakan masuk dan diantar langsung ke kamar putrinya, ternyata putrinya mengalami gangguan jiwa akibat kehamilannya. kakinya dirantai supaya dia tidak kabur dari rumah.

ibuku sangat kaget, melihat kondisi putrinya om Ade yang tidak sama seperti yang dia bicarakan ditelephon. ibuku langsung menolak, ibu beranggapan kalau dia di pihak yang dirugikan.

” kita kan sudah sepakat Ris, kok kamu jadi gini, kamu bakal jaga anakku sampai dia beres dan aku akan menyimpan rahasia mu sampai aku mati” kata om Ade. mendengar kata rahasia aku langsung yakin kalau ibu berselingkuh

” tapi kamu bilang anak kamu hamil doang kan, ngak gila” bentak ibuku ke om Ade

” yasudah deh… kalau elo ngak mau juga ngak papa kok ris, tapi jangan nyalahin gue kalau rahasiamu bocor” ancam om Ade ke ibu.

“apalagi sekarang ada anakmu” lanjutnya

” rahasia apaan sih om”tanyaku penasaran.

” namanya rahasia ya ngak boleh diomongin dong” kata om Ade

” yasudah deh aku bakal ngerawat anak kamu yang gila dan hamil itu, tapi kamu harus tepati janji kamu” kata ibu sambil mewek pasrah dengan apa yang sudah diputuskannya, sehabis itu ibu bersimpuh dilantai dan menangis pelan

melihat ibuku nangis aku jadi tidak tega, intinya ibuku tidak mau membawa anak gila itu pulang. aku mencoba memikirkan tentang rahasia yang dikatakan om Ade, aku mempunyai 2 tebakan gila. yang pertama adalah perselingkuhan mereka yang kedua adalah anak itu juga anaknya ibu. setelah aku memikirkan lama aku mendapat jawaban pasti. saat aku mengetahui kebenarannya aku juga ngak bisa apa apa itu adalah jawaban yang pasti.

mengigat aku adalah anak semata wayang di keluarga ini jadi aku memutuskan untuk mengetahui rahasia tersebut. aku mencoba memanas manasi om Ade supaya dia buka mulut.

” sudah deh bu, ibu jangan memaksakan diri. kalau ngak mau tinggal bilang nggak gitu lo, jangan mempersulit diri sendiri, ngak usah di bawa. biarin dia bocorin rahasia ibu, kita disana ngak punya saudara, misal mereka tau aib ibu, mereka bisa apa?.” kataku ,sambil aku mengelus pundaknya supaya ibuku tenang dahulu

” aku sudah memutuskan untuk menjaga keluarga kecil ini, jadi apapun yang dikatakan orang-orang, aku ngak peduli” kataku meyakinkannya

” kamu yakin.. nyesel pasti dibelakang lo” kata om Ade ke aku

” jangan ,lepasin rantainya biar dia ikut aku pulang” sela ibu. dia masih menangis

lalu aku mendekati ibuku dan memeluknya, ku bisikan pelan di telinganya ” jangan dibawa bu, kumohon. aku sudah memaafkan semuanya kok” bujukku

” perselingkuhan atau apalah itu biarlah berlalu, ayo kita mulai lembar baru didik aku supaya menjadi anak yang berbakti kepada orang tua ” kataku sekali lagi untuk meyakinkan ibu.

disaat seperti ini, sebenarnya aku sudah tidak kuat membendung amarahku tapi aku juga kasian melihat ibuku, jadi aku lepas pelukan dan aku hanya bisa melontarkan kata kata sindiran doang, dan ibuku juga pasrah.

” aku boleh nebak ngak om” kataku ke om Ade.

“silakan “jawabnya santai

” perselingkuhan om dengan ibu sudah aku maafkan kok” kataku dengan percaya diri

” selingkuh apaan, ibu lo ngak pernah selingkuh tau ngak” jawabnya. berarti tebakanku salah total. dan aku mencoba menebak ngawur hanya bertujuan untuk menjatuhkan mentalnya dan membuat dia marah dan membocorkan semuanya

” kalau gitu bayi yang ada diperut anak om itu adalah bayi hasil dari hubungan sedarah antara anak om dan om” kataku… aku melihat om Ade, sepertinya dia tersinggung. jadi aku teruskan. misal dia memukulku aku juga ngak mau tinggal diam.

” kenapa dikasihkan ke orang, padahal kalau menurutku lebih baik dibesarkan sendiri lo om. siapa tau anaknya cewe, kan lumayan masih bisa dipake” lanjutku

” Apaaa….. katamu, “bentak om Ade kepadaku, tapi aku ngak peduli. aku ingin buat dia marah.

” sebenarnya hubungan om bukan hubungan sedarah murni, melainkan meniru tapi gagal total” tuduhan ku

“Apaaa…” bentaknya lagi

” om jujur aja deh, aku juga bisa meklumin kok” kataku ke om Ade. mendengar kata-kataku om Ade memegangi kepalanya sambil tersenyum ke ibu

” maaf ris….. sepertinya aku sudah tidak sanggup menjaga rahasiamu” kata om Ade ke ibu

” Jangaaaaaan.. ” teriak ibu ke om Ade, ibu lalu bangkit dan ingin menghampiri om Ade tapi aku hentikan, ku peluk perutnya dari belakang dan aku bisikan kata kata maaf di telinganya.

“ngak papa kok bu ….. aku udah tau. aku sudah maafin” bujuk ku. ibuku sedikit melemas, sepertinya ibu percaya bujukan ku.

” kamu hebat Danang, …tebakan mu yang kedua ini benar 100%. yang ada di perutnya adalah anakku, semua ini aku meniru seseorang dan aku gagal.” katanya om Ade

” om meniru siapa?” tanyaku penasaran

“ya ….meniru ayahmu sama ibumu lah” katanya. mendengar demikian ibuku langsung berontak, sepertinya ingin memukulnya, tapi tetap aku hentikan dan memeluknya lebih erat lagi

” ngak papa kok bu…. sudah aku maafkan kok” bujuk ku. ibuku juga sedikit menjadi lebih tenang. tapi aku masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan om Ade

” aku juga tidak percaya kenapa aku bisa terobsesi hubungan ayah dan anak dari ayah elo” kata om Ade kepadaku

” sebenarnya ibumu dulu juga tinggal disini, setelah nenekmu meningal, risma jadi jarang keluar bermain, padahal waktu itu masih SMP, jadi aku iseng menjemputnya. karena emang kita teman dari kecil. aku sengaja tidak memangilnya tapi langsung ke pinggir kamarnya lewat belakang rumah. aku melihat adegan yang tidak seharusnya di tonton anak di bawah umur. aku bisa melihat melalui jendela yang terbuka, ibu lo di genjot oleh ayahnya sendiri, sampai selesai mereka tidak menyadari kehadiranku” lanjutnya

“ah….aaah…ah. suara Risma saat di genjot ayahnya masih kuingat sampai sekarang.aku sudah memberitahukan ini kepadanya, tapi dia cuek, aku meminta imbalan dengan mengajaknya gituan atau beritanya akan ku sebar. tapi ancaman ku membuat dia bersemangat. dia memberitahuku kalau dia jatuh cinta ke ayah kandungnya.” kata om Andi. ibu sudah tidak menangis mendengar rahasianya dibocorkan

” yang jelas aku menyukai kisah keluarga kalian dan aku coba mewujudkannya dengan anak tetanggaku yang seumuran dengan ibu lo dulu” jelas om Ade kepadaku.

aku masih tidak percaya.

” jadi ayah itu sebenarnya ayah ibu juga” tanyaku menyidik ke ibuku

” maafkan aku, Danang” hanya itu yang keluar dari mulut ibuku.ibuku lalu menangis lagi.

” udah bu….. jangan nangis. udah aku maafkan kok. sekarang ayo pulang” ajakku, jujur aku belum bisa menerima kenyataan pait ini.

” ayo pulang” ajakku lagi, tapi dia masih belum bangkit dari duduknya.

jadi aku berinisiatif menggendong nya, kupindahkan letak tasku di depan dan meletakan tangannya di pundak ku, kuangkat kedua pahanya dan hap, aku bangkit dengan mengendong ibu di belakangku aku siap meningalkan rumah itu dan mengucapkan selamat tinggal kepada om Ade

” Danang terima kasih ya ” kata om Ade saat aku keluar dari pagar rumahnya.aku tidak tau apa artinya. yang kurasakan sekarang hanyalah marah dengan orang yang sedang ku gendong sekarang. aku tidak tau harus berbuat apa, tapi keinginanku sekarang hanya membalas perbuatan ibu