Sebut saja dia Emmet, suatu hari dia pergi ke event cosplay dan secara tidak sengaja dia bertemu dengan seseorang bernama Yuki.
Yuki adalah seorang perempuan berbadan kecil dengan suara imut yang dikagumi semua orang di cosplay, namanya sudah terkenal seantero dunia cosplay, siapa yang tak kenal Yuki, seorang loli berparas cantik dan imut, meski sudah dewasa namun wajahnya masih tampak seperti anak sekolahan dengan suaranya yang kecil dan imut, orang yang baru mengenalkan pasti akan mengira Yuki masih anak kecil.
Setelah mencari info dan bertanya kesana kemari akhirnya Emmet bisa kenalan juga dengan perempuan itu dan dengan nekat Emmet mencoba untuk mengajaknya untuk jalan bareng keliling event, siapa sangka kalau Yuki menyetujui ajakannya dan hari itu pula mereka jalan bareng dan Emmet tidak menyia nyiakan itu, Emmet gunakan kesempatan emas itu untuk PDKT.
Setelah lelah keliling event sambil ngobrol dan bercanda, akhirnya mereka harus berpisah karena petang itu event telah selesai dan para pengunjung harus segera meninggalkan stage. Karena tidak mau ini berakhir begitu saja dan menunggu momen seperti ini kembali, akhirnya Emmet nekat meminta nomor ponsel Yuki, betapa mengejutkan ternyata Yuki dengan senang hati memberikan nomor ponselnya kepada Emmet, dirinya berkata bahwa sudah percaya padanya bahkan meminta Emmet untuk segera menghubunginya saat dia sampai dirumah.
Emmet yang memang sudah menaruh hati dari lama padanya sangat senang mendapatkan orang paling lucu di circle cosplay, saat itu Emmet benar benar merasa orang paling beruntung karena bisa dekat dengannya, Emmet pun tidak menyia nyiakan kesempatan, dengan cepat dia ngebut pulang ke rumahnya dan langsung masuk kamar untuk menghubunginya.
“Halo, Yuki ya, ini aku emmet yang barusan di event, masih kenal kan??”
“Loh emmet, koq udah ngehubungin lagi? Katanya jauh rumahnya?” Tanya Yuki dengan suara imutnya.
Emmet menjawab, “Oh iya soalnya ngebut hehehe ga sabar buat telponan sama kamu, kalau kamu sendiri koq cepet banget sampai ke rumah?”
“Ya wajah, kosan aku kan ga jauh dari event itu makanya cepet banget sampai rumah.”
“Lah tau gitu tadi mampir dulu di kosan kamu.” Jawab Emmet merasa sedikit menyesal.
“Ya salah sendiri ga nanya hahaha.” Dan hari itu mereka berdua ngobrol sampai larut malam, Emmet sebenarnya meminta video call karena masih kurang puas bertemu dengannya, namun Yuki menolak dengan alasan kalau dirinya tidak percaya diri karena tidak sudah tidak make up-an, akhirnya setelah berjam jam telponan, mau tidak mau mereka harus mengakhiri obrolan karena sudah terlalu malam dan esok hari keduanya harus kembali ke rutinitas masing masing.
Di tempat lain, ketika Emmet sudah menutup teleponnya, Yuki yang sedang rebahan langsung berbicara pada dirinya sendiri, “Duh gimana ya kalau dia ga nerima aku apa adanya, padahal dia baik banget tapi takut dia kaget dan lari.” Semalaman Yuki memikirkan hal tersebut sampai akhirnya dia tertidur dengan sendirinya.
Esok harinya Yuki terbangun dan melihat ke arah ponsel karena takut ada pesan dari Emmet namun sayangnya, sampai Yuki tiba di kantornya Emmet masih tidak menghubunginya, “Nah kan bener, belum juga apa apa udah ninggalin lagi.”
Yuki pun bersedih dan update status di WA nya emoticon sedih, tanpa disangka sangka Emmet membalasnya dan bertanya “Yuki kenapa? Ada yang bikin kamu sedih.”
Seketika Yuki tersenyum melihat balasan sekaligus perhatian dari Emmet, Yuki pun secara blak blakan membalas, “Iya ada, kamu >_<”
“Lah koq aku??” Balas Emmet padanya.
Namun Yuki hanya membalas dengan emoji >_< saja
Emmet tiba tiba berkata, “Harusnya aku yang kesel soalnya kamu sama sekali ga ada kabar lagi, aku tungguin juga.”
“Ih gimana sih, masa aku yang duluan kasih kabar, kamu dong cowo harusnya kasih kabar duluan, weekk :p” Balas Yuki dengan maksud bercanda.
“Iya iya deh nanti aku tiap hari yang kabarin kamu.”
Yuki senang membaca balasan dari Emmet, singkat cerita seharian itu mereka bercanda sampai sore hari tiba dengan chatting karena tidak mungkin telponan saat bekerja, Yuki sudah merasa seperti sedang pacaran.
Sampai akhirnya saat Yuki berkata kalau akan pulang bekerja tiba tiba Emmet mengajak Yuki untuk makan bersama, tentu dengan senang hati Yuki menyetujuinya dan mereka pun janjian untuk makan bersama di cafe CAMI.
Setibanya di cafe CAMI, dengan mudahnya mereka bertemu, Yuki yang memiliki tubuh imut yang hanya 145 cm saja tentu bisa menjadi pusat perhatian karena seperti anak kecil, berbanding terbalik dengan Emmet yang tingginya mencapai 175 cm lebih sangat mudah ditemukan karena paling tinggi diantara pengunjung lain, apalagi muka chinesenya yang terlihat mempesona, Menurut Yuki hanya Emmet yang bisa menenangkannya.
Mereka pun akhirnya duduk berdua di meja yang sama, memesan makanan yang ternyata makanan dan minuman favorite mereka sama, lalu tibalah pesanan mereka dan mereka berdua pun menyantapnya sambil berbincang tentang apa saja.
Karena penasaran dengan kunci yang selalu dikalunginnya, Emmet pun bertanya, “Itu kunci apaan sih yang selalu kamu pake? Kunci loker? Atau kunci rumah?”
“Oh iya..” Yuki pun langsung memasukan kunci kecil tersebut ke dalam pakaiannya, “Ga apa apa koq, ga penting juga.” Sahut Yuki sambil kembali menyantap makanannya, “Udah ga usah dipikirin bukan apa apa koq.”
“Iya iya.” Jawab Emmet dan langsung melupakan kunci tersebut, toh mungkin cuma aksesoris kalung saja.
Tibalah saatnya pulang dan Emmet mengajaknya pergi ke parkiran untuk membicarakan hal yang lebih serius (karena di dalam CAMI sangat penuh oleh pengunjung). Tentu Yuki tidak masalah dan ikut pergi bersama dengan Emmet ke parkiran. Sepanjang perjalanan Yuki berpikir bahwa Emmet akan menyatakan perasaannya, lalu tibalah di tempat sepi di ujung parkiran.
“Yuki, tau ga, sebenarnya aku tuh ada..”
“Mau.” Jawab Yuki dengan memotong perkataan Emmet.
“Eh tunggu mau apa dulu nih.” Emmet pun salting karenanya.
“Mau jadi pacar, kamu mau nyatain kan? iya aku terima jadi pacar kamu.”
Mendengar itu membuat Emmet sangat bahagia dan akhirnya mereka pun resmi jadian pada tanggal itu.
- [TIMESKIP]
Selama beberapa hari mereka jadian, mereka pun intens teleponan, ketemuan, jalan bareng, sampai nonton bareng setiap harinya, karena Emmet dan Yuki berkata kalau mereka saling membutuhkan dan tidak betah lama lama berpisah, yuki sudah menganggap Emmet sebagai belahan jiwanya dan begitu juga sebaliknya.
Setelah sebulan pacaran, Emmet merasa kalau saat inilah waktu yang tepat untuk mengenalkannya pada orang tuanya, dan hari itu juga, saat Emmet menjemput Yuki di depan kosan, tiba tiba Emmet mengajak Yuki untuk pergi ke rumahnya, Yuki bingung untuk apa dia kesana namun Emmet tidak menjelaskannya dan terus memaksa, Yuki pun setuju karena sudah percaya dengan Emmet..
Tibalah kedua pasangan itu di rumah Emmet dan Yuki langsung disuruh masuk dan diperkenalkan pada kedua orang tua Emmet, dengan blak blakan Emmet berkata bahwa dia ingin menikahi Yuki di hadapan kedua orang tuanya.
Yuki senang namun juga kaget karena dia tidak menyangka kalau pertemuannya dengan kedua orang tua Emmet adalah untuk mengatakan keseriusannya untuk menikahinya.
Setelah di perkenalkan pada orang tuanya dan mereka berdua pun ngobrol dengan orang tua Emmet di ruang tamu, namun sepanjang ngobrol, Yuki terlihat senang namun juga murung dalam waktu bersamaan, duduknya saja terlihat gelisah, dan dari suaranya terdengar gemetaran seperti takut akan sesuatu, aneh menurut Emmet “bukannya seharusnya kalau cewe diajak nikah bakalan senang, ini koq kaya sedih.” tanya emmet dalam hatinya.
Kemudian ketika orang tuanya pamitan masuk ke dalam kamar, Emmet bertanya dengan suara sepelan mungkin, “Sayang koq kamu sedih gitu? Ga suka ya aku kenalin orang tua aku?? Maaf soalnya aku cuma pengen nunjukin kalau aku serius sama kamu.”
“Ga apa apa koq, justru aku seneng banget, malah bahagia tau kalau kamu serius sama aku.” Yuki lalu tersenyum pada Emmet kemudian sambil menundukan kepala Yuki berkata, “Makasih ya udah kenalin sama kedua orang tua kamu dan bilang kalau kamu udah serius, mungkin ini juga bakalan terakhir kalinya kita ketemu, ketika kamu tau rahasia aku pasti kita akan berpisah.”
“kamu kenapa? Kamu ada sakit sesuatu?? Koq bilang kaya gitu.” Tanya Emmet sambil panik.
Yuki tidak menjawabnya dan hanya memeluk Emmet sambil berkata, “Terima kasih ya hari ini adalah hari paling indah selama hidup aku.”
Tiba tiba pintu kamar orang tua Emmet pun terbuka dan kedua orang tuanya kini tampak sangat rapi dengan kemeja dan kebayanya, “Loh ibu sama ayah mau kemana??”
“Titip rumah ya Yuki, Emmet, maaf kita ada urusan diluar, nanti kalau Yuki mau pulang langsung aja ya, soalnya kita bakalan pulang malem banget.” Lalu ayahnya Emmet menjelaskan kalau sebenarnya hari itu mereka ada janji pergi ke rumah pamannya Emmet dan Emmet pun mengiyakan sehingga kini di rumahnya hanya ada Emmet dan Yuki saja.
“Nyehehehe kesempatan nih, mumpung sendirian sampe tengah malem.” Kata Emmet dalam hatinya, setelah kedua orang tuanya pergi, tiba tiba Emmet mengusap bahu Yuki dan memintanya untuk ciuman yang pertama kali.
Karena Yuki kalau hari ini adalah perpisahan, dia pun menyetujuinya sebagai kenang kenangan, dan untuk pertama kalinya mereka pun ciuman di atas sofa dengan romantisnya, awalnya hanya sekedar menyentuh bibir namun lama kelamaan Emmet terbawa nafsu dan ciumannya pun semakin panas, saking tidak tahannya, dengan nekatnya Emmet turunkan resleting gaun Yuki dan menurunkan gaunnya, dengan penuh nafsu Emmet lepaskan ciuman dan berpindah mengulum kedua toket Yuki sambil memainkan putingnya dan sesekali kalung kunci yang masih dipakai olehnya.
Sama seperti Emmet, Yuki yang sudah terbawa nafsu langsung meremas dan mengusap kontol Emmet yang masih terbungkus celana, karena pada saat itu Emmet mengenakan jeans dan sabuknya sulit untuk dilepas.
Emmet yang sudah tidak tahan lalu meminta bersetubuh dengannya, “Ayo lah sekali aja, mumpung ga ada siapa siapa, aku kan udah kenalin sama ortu, aku pasti ga kan tinggalin kamu.”
Jelas saja Yuki sangat kaget, dia pun panik dan membetulkan dress yang sudah turun lalu mengambil tas kecilnya dan buru buru keluar rumah.
Namun dengan sigap Emmet mengejar dan menarik tangan Yuki dan membawanya sampai duduk kembali ke sofa tersebut, “Tunggu dulu kenapa sih, dari tadi aneh banget, Aku minta maaf karena ga tau kalau kamu ga mau gituan, kamu pasti ga mau, aku sabar nunggu gituan pas nikah koq, tapi please jangan tinggalin aku.”
“Bu.. bukan gitu sayang.. a.. aku suka sama kamu, aku seneng kamu kenalin sama orang tua kamu, ta.. tapi bukan itu alasannya.” Yuki pun semakin panik dan menghindari Emmet yang semakin mendekatinya.
“Terus apa!!? Koq aku deketin juga kamu ga mau??”
Yuki tiba tiba menutup selangkangannya dengan tas kecil miliknya. Emmet melihat ke tas tersebut lalu berkata, “Aku kan udah bilang minta maaf, iya aku ga kan minta gituan lagi, tapi please jelasin dulu kenapa.”
Yuki semakin panik dan tidak tahan lagi menutupi semua ini, akhirnya Yuki memutuskan untuk membuka suara, sebelum menjelaskan yang sebenarnya Yuki menarik nafas panjang mempersiapkan dirinya, setelah tenang barulah Yuki berkata, “Ya udah lah, lagian ini bukan pertama kalinya ada orang kaya gini, ok aku bilang yang sebenarnya, aku juga udah siap dengan konsekuensinya bakalan kehilangan kamu buat selamanya atau bahkan bakalan memaki dan nampar aku..”
“Ih kamu ngomong apa sih, aku ga kan kasarin siapapun kali, apalagi kamu.”
Kemudian dengan terpaksa Yuki meraih tanganEmmet dan membawanya ke tengah rok gaunnya, Emmet seketika melepaskan tangannya dan kaget merasakan benda keras dan kecil disana, “i.. itu apaan?” Tanya Emmet sambil melihat wajah Yuki dengan ekspresi kaget
“Aku yakin setelah aku liatin kamu pasti marah besar dan pukulin aku.” lalu setelah mengumpulkan semua keberaniannya, Yuki pun mengangkat rok gaunnya dan memperlihatkan kontol dibalik chastity dari bahan metal, chastity itu terlihat kecil sekali, tidak sebanding dengan kontol Yuki yang terlihat sangat besar.
Emmet terdiam sambil melotot ke arah chastity itu, “i.. Itu apa sayang?”
“Iya itu Chastity, maaf aku ga jujur dari awal kalau aku sebenarnya sissy.” Jawab Yuki dengan suara sangat pelan, gemetar karena takut, dan menundukan kepalanya.
“A..aku ga nyangka loh, yuki yang terkenal karena loli dan sangat imut ternyata sissy.” Jawab Emmet sambil terus memperhatikan chastity-nya.
“Ya itu makanya aku dari tadi ga enak sama kamu, aku terima koq kalau kamu mau tinggalin aku.” Jawab Yuki sambil menurunkan roknya.
Namun tanpa disangka Emmet justru berkata, “Boleh pegang ga?” Yuki kontan terkejut dan langsung memperhatikan wajah Emmet yang ternyata terlihat sangat antusias.
“Kamu mau pegang? Yakin?? Ya Boleh aja sih.” Jawab Yuki sambil kembali menaikan rok gaunnya.
Emmet pun dengan gemetaran memegang chastity besi berukuran kecil tersebut dan mengelusnya perlahan, tiba tiba terdengar suara lenguhan dari mulut imut Yuki, “Enak? Suka sayang?”
Yuki dengan malu malu menatap ke arahnya dan menganggukan kepala sambil tersenyum dan menjawab, “Suka banget.”
“Emang ga sakit say?? Maaf, soalnya kontol kamu kayanya gede banget ya?”
“Iya sakit dan bikin nanggung tapi sensasinya enak banget, kontol aku emang gede banget sayang, makanya aku pake ini, biar lebih kecil dan imut.”
Emmet tak henti hentinya terus mengusap dan mengocok chastity itu seolah ingin melahapnya, lalu dia berkata, “Jangan jangan kunci yang kamu pake buat chastity ini ya?”
“Iya sayang, kamu mau jadi keyholder aku ga? Aku kasihin ke kamu ya?”
“Hah? Kamu serius sayang? Emang ga pengen dibuka?”
“Pengen, malah udah gatel banget pengen dibuka, tapi aku suka sensasi kaya gini, malah dengan pake chastity kaya gini aku merasa feminim, merasa benar benar jadi perempuan seutuhnya, makanya, biar pun sakit tapi aku masih bisa nikmatin, justru kalau bisa kamu buang aja sayang.” Jawab Yuki sambil merangkulkan tangan di bahunya.
“Ya udah sayang, aku ambil kuncinya ya.” Emmet pun mengambil kalung dari lehernya, “Tapi aku mau liat kontol kamu dulu boleh? Pengen liat ukuran sebenarnya, pasti cakep kaya orangnya.”
Yuki kaget mendengar ucapannya dan segera menolak perkataan Emmet, “Jangan sayang!”
Namun karena sangat penasaran, dengan cepatnya Emmet melepaskan chastity itu dan seketika kontol besar dan panjang yang sudah sangat lama terkurung itu langsung terbebas dengan leluasa, Emmet pun sampai kaget, “gede banget sayang, ini ukuran berapa? Kamu ga salah pake chastity sekecil ini?” Tanya Emmet sambil menggenggam kontol Yuki dan mengusap naik turun dengan lembut.
“Aahh.. engga sayang.. Justru aku pengen lebih kecil lagi.. Eemmhh.. Kalau bisa yang datar sekalian biar ga berdiri lagi.. Aahh udah sayang pakein lagi.. Aku ga suka..”
“Sshh aahh tapi aku suka sayang, kapan lagi ngulum kontol jumbo cewe imut.” Emmet dengan cepat menunduk dan memasukan kontol itu ke dalam mulutnya, Sluurpp.. Sluurppp.. Sluurpp.. Sepongannya sangat kuat, cepat, dan penuh nafsu, apalagi ketika melihat Yuki mendesah keenakan, wajahnya yang imut terlihat lebih cantik ketika mendesah keenakan. “Enak sayang??”
“Eemmhh..” Yuki mengangguk dan memejamkan matanya seperti menikmati namun menahan sesuatu.
“Sluurpp.. Sluurppp.. Sluurpp.. Kenapa sih sayang? Koq kaya ada yang ditahan, ga mau ya?? Ga suka ya aku sepong?” Tanya Emmet sambil mengocok kontol besar itu.
“Suka.. suka banget malahan.. Eemmhh..”
“Terus kenapa kaya yang nahan sesuatu gitu, kocokan aku kurang ya? Apa mau dikocok sambil disepong? Kaya gini nih Sluurpp.. Sluurppp.. Sluurpp..” emmet pun kembali mengulum kontol itu namun hanya setengah dan bagian batang lainnya dikocok cepat olehnya, bahkan demi memanjakan Yuki, emmet sampai mengusap bijinya juga.
“Oohh please stop honey aahh, enough.” Yuki mengerang panjang, tubuhnya menegang sampai kepalanya terangkat, tangannya berusaha keras untuk menjauhkan kepala Yuki dari kontolnya, tidak mengerti dengan maksudnya, Emmet pun semakin kuat mengulum kontol Yuki dan semakin cepat mengocok kontolnya.
Tidak terduga Yuki malah menangis sambil memohon padanya, “Please.. Please stop.. Stop honey please.”
Panik melihat Yuki menangis, Emmet pun melepaskan sepongannya dan duduk disamping Yuki, memeluknya dan menarik kepalanya ke dada Emmet, sambil mengusap kepalanya Emmet bertanya, “Kenapa sayang?”
Yuki tidak menjawab dan hanya mencengkram baju emmet sambil mengatur nafasnya yang semakin cepat seperti orang sudah berolahraga.
“Maaf sayang kalau aku ada salah, sekali lagi maaf kalau aku nyakitin kamu, aku ga tau kalau kamu ga suka disepong..”
Yuki pun mengangkat kepalanya dan tersenyum menatap Emmet, “Suka sayang, malah suka banget, ga nyangka ternyata kamu jago banget sepong dan ngocoknya, aku jadi ketagihan sayang, malah pengen lagi, tuh liat kontol aku sampe kedutan hebat.”
Emmet memperhatikan kontol Yuki dan benar saja, sudah memerah, sudah kedutan, bahkan uratnya pun terlihat sayang tegang, “Kalau gitu aku sepongin lagi ya, kali ini lebih cepet lagi biar kamu keluar.”
“Jangan!!” Teriak Yuki sambil menahan pundak Emmet, “Please jangan pernah gitu lagi, kalau bisa kamu kunci lagi, please.”
“Kenapa?? Katanya kamu suka banget.” Emmet kebingungan lagi melihat tingkah aneh Yuki. Dia pun kembali duduk di samping yuki sambil menatapnya dengan pandangan aneh dan kebingungan.
Yuki pun menjelaskan dengan kontol kedutan parah dan hampir orgasme, sambil mengatur nafasnya Yuki berkata,“Ga usah sayang, please jangan sepongin kaya barusan lagi, jujur aja rasanya enak banget, banget, banget, bahkan rasa enaknya sampai ke ubun ubun kepala, tapi lebih baik mending aku yang sepongin kamu, kalaupun kamu mau sepongin aku, please waktu pake chastity atau pelan banget, aku takut keluar.”
“Ya bagus dong sayang, aku ga masalah kamu crot di dalem mulut aku, justru aku seneng banget kalau kamu keluar di dalem mulut aku, pasti manis banget disemprot cewe cantik dan imut kaya kamu.”
Yuki senang sampai tersipu mendengar pujiannya, apalagi Emmet benar benar menganggap Yuki sebagai seorang perempuan, namun dengan tersenyum Yuki menjawab, “Honey, good girl dont cum.”
Emmet lagi lagi dikagetkan oleh Yuki, “Ka.. kamu serius? Terakhir kali kamu orgasme kapan?” Tanya Emmet sambil mengusap kontol dengan perlahan dan juga mengusap biji Yuki yang terasa berisi dan bergelembung.
“Seminggu setelah aku putusin jadi Sissy, aku baru tau kalau jadi cewe yang baik itu ga pernah keluar makanya aku selalu pake chastity dan selalu tahan.”
“Ya kapan kamu putusin jadi sissy nya? Aku penasaran berapa lama kamu tahan.”
Dengan malu malu Yuki menjawab, “Li.. lima..”
“Lima bulan lalu?? Atau lima minggu lalu?”
Lalu sambil tersenyum dan menggigit bibirnya Yuki menjawab, “Lima tahun sayang, ini kali pertama aku lepas chastity, heran aja kontol aku koq masih besar ya.”
“Kamu serius sayang? 5 tahun ga dilepasin?”
Yuki mengangguk dan langsung terlihat sedih, “Malah aku ga pengen dilepasin, pengennya pas nanti punya chastity yang lebih kecil aja.”
Emmet langsung merasa bersalah,“Maaf ya sayang, aku ga tau. Kalau gitu aku kunci lagi ya, tapi gimana caranya?? Punya kamu lagi tegak banget, susah lah.”
“Bisa sayang, paksain aja, teken sampe ke kunci, bisa koq, coba aja.”
Namun saat Emmet akan memasangkan kuncinya, tiba tiba Yuki menahannya, “Tunggu sayang, aku boleh minta sesuatu ga?”
“Boleh, apaan sayang?”
Lalu dengan malu malu Yuki meminta, “Crotin kontol aku dong, sebelum aku pake chastity ini, aku pengen ada sperma kamu dulu, maaf kalau aku aneh, tapi fantasi aku dari dulu kaya gitu sayang.”
“Boleh sayang, tapi maaf ya kalau kontol aku kaya gini.” Emmet pun melepaskan celananya dan memperlihatkan kontolnya yang berbeda jauh dengan milik Yuki. Yuki setinggi 145 cm, namun dengan kontol 23 cm. Sedangkan Emmet setinggi 175 cm hanya memiliki kontol sepanjang 8 cm saja, 15 cm jauh lebih kecil dari pada kontol sissy.
“Ga apa apa sayang justru aku suka sama kontol imut itu.” Yuki pun berlutut di depan Emmet dan mengocok kontol kecilnya, “Ssshh kontol kamu imut banget sayang, aku suka banget, kalau gitu aku mulai ya, inget nanti crot di kontol aku Slurrpp.. Slurrpp.. Slurrpp..” Yuki benar benar menikmati kontol Emmet dengan mulutnya. Beberapa kali sekali dia keluarkan kontolnya dari mulutnya dan mengocok dengan tangan lembutnya sambil terus memperhatikan ekspresi wajah Emmet yang keenakan, Yuki pun mendekati kontol itu dan mencium aroma wanginya, “hmm aahh wangi kontol banget.”
“Sayang, kontol kamu udah kedutan tuh, pasti kamu terangsang banget ya, mau aku sepongin lagi? Kali ini pelan pelan koq.”
Yuki pun menatap mata Emmet dengan tatapan yang sangat dalam, sambil mengocok kontol kecil itu Yuki membalas sambil mengerang, “Sshh aahh.. Gatel, gatel banget malahan sayang, ga tahan pengen banget kamu sepongin kaya barusan nih liat sampai netes pre-cum.” Ujar Yuki sambil mencolek ujung kontolnya dimana cairan bening dan kental keluar dari ujungnya, “Tapi mending ga usah ya sayang, jangan pernah sepong kontol aku lagi, biarin aku frustasi, SE LA MA NYA Sluurpp.. Sluurppp.. Sluurpp..” Lalu dengan nakalnya Yuki langsung nyepong kontol Emmet dengan penuh nafsu.
“Sshh aahh iya sayang.. Aahh aahh.. Aku ga kan nyepong kontol kamu lagi.. Aahh aahh anjir enak banget sepongan kamu sayang aahhh aku ga tahan lagii.. Sini kontol kamu sayang, aku semprotin.”
Yuki pun langsung melepaskan kulumannya sambil memegangi kontolnya sendiri supaya tidak kedutan, Emmet pun mengocok kontolnya sendiri sambil sesekali menekan dan bergesekan dengan kontol Yuki, bahkan dengan isengnya menekan nekan ujung kontolnya dengan ujung kontol Yuki yang terus keluar cairan pre-cum, terasa sangat hangat, sangat lembut, sangat licin, dan sangat enak, setelah mengerang panjang akhirnya Emmet crot di atas batang kontol Yuki.
“Uuhh banyak banget sperma kamu sayang.” Yuki pun langsung mengambil chastity miliknya, kemudian langsung memasangkan dan menekan dengan paksa sampai kontolnya kembali ke sarangnya namun kini dengan sperma orang kesayangannya, “Anget banget sayang, makasih ya udah kasih aku kenang kenangan, enak banget.” Ujar Yuki sambil memeluk Emmet.
Melihat spermanya keluar dari celah chastity, Emmet pun mengusap dan meratakan dengan chastity nya, lalu mengocok seperti sedang coli, “Gimana sayang? Enak?”
“HIhihi ga kerasa tapi enak banget sayang.” Selama beberapa saat Yuki memperhatikan Emmet bermain main dengan chastity nya, mengocok dan meratakan dengan sperma yang keluar dari celah chastity, setelah kering dan tidak terasa lagi, Yuki pun kembali memeluk Emmet sambil berkata, “makasih sayang, udah nerima aku apa adanya.”
“Sama sama sayang.” Kemudian Emmet dan Yuki kembali ciuman dengan sangat mesra, setelah beberapa saat, Emmet lepaskan pelukannya dan berkata pada Yuki, “Kalau gitu, seminggu sekali aku lepasin buat crotin kontol kamu, gimana? Kamu mau?”
“Mau banget sayang, tapi kamu janji ya jagain aku?”
“Janji, aku pasti bakalan jaga perasaan kamu.”
“Sshh aahh.. Bukan cuma perasaan sayang, please jagain kontol aku supaya ga crot, aku ga suka sayang.”
Emmet pun mengecup bibirnya lalu menjawab, “Pasti sayang, ku pastikan kontol kamu ga kan pernah crot lagi, pasti sekarang gatel ya?”
“Uuhh gatel banget sayang.” mata yuki bahkan sampai sayu saking gatal dan frustasinya, “kontol kamu berdiri lagi sayang, kamu mau genjotin pantat aku?”
Emmet yang masih memeluk Yuki lalu meremas pantatnya dari belakang, “Uuhh gede dan berisi, mau banget dong sayang, pasti enak.”
Kemudian Yuki melepaskan pelukannya, mundur satu langkah dan menurunkan resleting gaunnya yang otomatis membuat gaun itu terjun bebas ke kakinya, seketika tubuh telanjang Yuki langsung terpampang sangat jelas, pinggulnya terlihat ramping, perutnya rata, dan toketnya berisi sebesar cup B, kontol Emmet langsung kedutan hebat ketika melihat tubuh telanjangnya, benar benar seperti loli namun dengan chastity yang menahan kontol jumbonya.
Yuki yang sudah telanjang langsung naik ke atas sofa sambil menungging menunggu kedatangan kontol Emmet yang 15 cm jauh lebih kecil dari padanya, namun bukannya langsung menggenjot Yuki, Emmet malah mendekatkan wajahnya ke pantat Yuki dan menghirup aromanya, “wangi banget sayang.” Lalu merapatkan wajahnya dan menjilati dan mengulum lubang anus Yuki.
“Aahh aahh.. enak sayang.. Ahh ahh. oohh.” Desah Yuki yang keenakan lubang pantatnya dijilat dan dikulum Emmet.
Slurrpp.. Slurrpp.. Puaahh “Akhirnya aku bisa ngerasain pantat sissy.” PLAKK!! Dengan nakalnya Emmet menampar pantat Yuki dengan kuat sampai Yuki teriak kesakitan.
Emmet tertawa sambil mengocok kontolnya sendiri dan berkata, “you ready honey?”
“Oh Can't stand it, baby, let's go in, push as hard as you can..” Kata Yuki sambil menggoyangkan pinggulnya.
Emmet kemudian merapatkan batang kontolnya ke lubang anus Yuki dan memainkannya dengan mengusap dan menekan nekan kepala kontolnya dahulu sampai akhirya JLEB!! dengan sekali tusukan kontol Emmet pun masuk seluruhnya.
“aah.” Yuki pun kaget sekaligus merem melek ketika dimasuki kontol Emmet dengan sekali tusukan.
“Aah siaall enak banget, sayang!!” Emmet pun mengerang disusul dengan desahan Yuki dikala Emmet mulai menggoyangkan pinggulnya maju mundur langsung dengan kecepatan penuh karena sudah tidak tahan lagi.
Emmet kemudian menundukan tubuhnya dan meraih kontol Yuki yang sudah terkurung chastity dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya meremas toket Yuki yang sudah berukuran besar.
“Rasain nih kontol gw dasar loli banci!!” Dengan sekuat tenaga Emmet menggenjot pantat Yuki sekaligus mengocok chastity Yuki dengan cepat.
“Ahh ahh.. Haahh enakk.. Enak banget sayaang.. Oohh..”
Emmet kembali bangkit dan mencengkram kedua sisi pinggul Yuki sambil berkata, “Ah anjir ngapain gw kocokin, banci kaya lu ga pantes buat dikocokin.” Plak!! Plak!! Plak!! Emmet pun menampar kedua pantat Yuki bergantian kiri dan kanan sambil terus menggenjot pantatnya.
“Ahh ahh.. Haahh.. Enak.. enak bangeet sial.. Oohh.. iya sayang.. Ooh ohh.. Kontol ku emang ga guna.. Tolong kamu buang aja kuncinya.. Ohh hohh.. Biar terkurung selamanya.” Yuki pun merem melek keenakan sambil menahan orgasmenya.
“Uuhh pasti sayang kontol besar dan jumbo kamu bakalan terkurung buat selamanya.” Emmet pun menarik kalungnya sekuat tenaga lalu melempar kuncinya sejauh mungkin.
“Aahh makasih banget sayang.. Oohh aku seneng akhirnya kuncinya bisa ilang juga” Yuki pun membalikan tubuhnya sampai menghadap Emmet dan mereka kembali ciuman, meski sebenarnya kuncinya mengenai lemari dan kembali ke arah mereka, hanya berjarak 3 meter saja dari pandangan mereka.
“Aahh sayang aku mau keluar, boleh dimuka loli kamu ga?? Please.”
“Boleh banget sayang, mau buang dimanapun boleh, aku udah jadi milik kamu seutuhnya.” Yuki pun langsung melepaskan kontol emmet dan berlutut di hadapannya.
Emmet segera mengocok kontolnya lalu menggesek dengan muka loli itu, akhirnya Emmet merasa akan segera orgasme, dia pun kembali mengocok kontolnya dan mengarahkan ke wajah imut itu, dalam hitungan detik CROOT!! CROOTT!! CROOTT!! Sperma pun langsung berhamburan dan memenuhi wajah imutnya. “Aahh enak bangeet.”
Emmet berlari mengambil ponselnya lalu memotret wajah imut Yuki yang berlumuran sperma sambil memintanya beberapa pose seperti peace juga ahegao, puas memotret, Emmet pun menyapu spermanya sendiri dengan jarinya dan mengarahkan ke mulut Yuki, dengan senang hati Yuki menelan habis semua sperma yang diberikan.
Mereka pun kembali duduk berdampingan disofa itu, kali ini Emmet yang memeluk Yuki, “Sayang terima kasih ya, maaf aku cepet banget keluarnya, udah kecil cepet keluar juga, beda banget sama kontol kamu sayang, pasti tahan lama.” Sambil memainkan chastity itu.
Yuki pun mengusap kepalanya Emmet dan menjawab, “Ga apa apa sayang, justru aku puas banget, makasih ya udah genjotin aku dengan kasar, aku suka banget loh dikasarin sama kamu.”
“Tapi aku janji bakalan tahan lama, aku pasti belajar sayang supaya bisa kuat.”
Tiba tiba Yuki mengulum kontol Emmet sampai berdiri tegak kembali, “Mau ronde kedua sayang?” Tanyanya sambil melihat ke salah satu kamar.
“Itu kamar orang tua aku loh, eh tapi ga apa apa denk kayanya seru.” Emmet pun mengambil kunci chastity yang tadi dilemparnya dan membuka kunci itu.
“Koq dilepas sayang??” Lalu dengan membawa chastity dan gemboknya, tanpa disangka Emmet tiba tiba menggendong Yuki ke kamar orang tuanya, dia pun melempar Yuki ke atas kasur dan langsung menaiki kasur setelah melempar chastity dan gemboknya, sambil tertawa Emmet memaksa Yuki untuk menungging namun dengan menaikan pinggulnya lebih tinggi lagi, “Siap siap sayang, aku entot kamu sampai tersiksa hahaha.”
“Uuhh mau dong sayang, please siksa aku selama berjam jam.”
Lalu setelah mengatur nafasnya, tiba tiba dengan sekali hentakan kuat kontol Emmet langsung masuk ke dalam anus Yuki. PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!! Emmet benar benar menggenjot pantat Yuki sekuat tenaganya, sekencang yang dia bisa sampai membuat tubuh kecil Yuki terpental pental naik turun mengikuti hentakan kontolnya, “MAMAM NIH KONTOL GW DASAR LOLI BANCI!!” Teriak Emmet sambil menggenjot pantat Yuki sekuat tenaganya sambil mengocok kontol besar dan panjang Yuki secepatnya.
Yuki yang langsung keenakan pun langsung ahegao dengan mulut menganga sambil menjulurkan lidahnya saking enaknya digenjot Emmet dan tidak lama dari itu Yuki langsung mencengkram kuat sprei kasurnya, berusaha mati matian menahan orgasmenya yang akan keluar. “Bagus, bagus sayang, tahan, tahan terus orgasmenya, jangan sampai keluar, loli banci kaya kamu ga pantes buat orgasme, cuma kontol aku doang yang boleh.” Ujar Emmet sambil memeluk tubuh kecil Yuki dan mengocok kontolnya semakin cepat dan menggenjot semakin kencang.
“Oohh oohh.. Iya sayang.. Aku tahan.. Aku tahan sampai kapanpun.. Oohh ayo sayang.. Genjot lebih kuat lagi.. Oohh oohh kocok lebih cepat lagi sayang.. Oohh Bikin aku tersiksa nahan orgasme ini please.. Oohh oohh.. Please sayang genjot jauh lebih kuat lagi.. Kocokin yang cepet kepalanya doang.. Bikin aku tersiksa sayang aahh.” Yuki pun meracau tidak jelas sambil melotot dan keringat dingin pun langsung membanjiri tubuhnya.
Tidak lama dari itu Emmet pun menggenjotnya lebih keras lagi dan menahan kontolnya sangat dalam sampai akhirnya Emmet pun orgasme untuk pertama kalinya di dalam pantat Yuki. “AAHH ENAK BANGEETT!!” Teriak Emmet sambil menikmati orgasmenya.
Setelah puas dengan orgasmenya, Emmet yang masih ingin mengerjai Yuki kemudian membalikan tubuhnya, nyepong kontol besar dan panjang itu sambil mengocok sisa batang kontolnya, Yuki pun mendesah kuat, mengerang, dan menggeliat, berkali kali Yuki terus meminta semakin kuat dan cepat untuk menyiksa dirinya, kontol jumbo itu benar benar gemetaran dan kedutan, berkali kali cairan pre cum keluar namun Yuki terus menahan orgasmenya supaya tidak keluar.
“Tahan sayang, sebentar lagi keluar Sluurpp.. Sluurppp.. Sluurpp..”
Yuki tidak mengerti dengannya, bukannya dia meminta untuk tidak diberikan orgasme, dan Emmet pun berkata tidak akan pernah memberikannya orgasme, namun sekarang justru berkata akan keluar. Namun pertanyaan itu akhirnya terjawab, Emmet tiba tiba berlutut dengan lubang kontol menempel pada lubang kontol Yuki yang sudah dilebarkan, setelah mengerang kuat, tanpa mengocok kontolnya sendiri, Emmet pun orgasme kuat dan masuk ke dalam kontol Yuki.
“Aahh enak banget sayang..” Ujar Emmet sambil merem melem menikmati sisa orgasmenya, lambat laun kontolnya mengkerut, dan Emmet langsung memasukan jari telunjuk ke dalam kontol Yuki supaya spermanya tidak keluar lagi, “Bisa masuk, kamu sering sounding ya?”
Yuki pun dengan malu malu mengangguk dan menjawab, “Ya kan 5 tahun ga dilepas, ga bisa ngocok lah, bisanya sounding lewat lubang chastity, eh ketagihan lebih gede, jadinya melar deh hihihi.”
“Dasar loli nakal, kalau gitu aku kocokin ya.” Lalu dengan lembutnya Emmet mengocok kontol Yuki dengan keluar masukan jari telunjuknya, seketika Yuki mendesah keenakan, dengan mata merem melek dan mencengkram sprei karena merasa akan orgasme.
Sambil terus keluar masukan jarinya, Emmet bertanya, “Gimana sayang?”
“Enak banget sayang.”
“Bukan itu, Kita masih lanjut kan? Aku ga masalah koq pacaran sama banci, apalagi bancinya imut dan cantik kaya kamu.”
Yuki pun membuka mata dan tersenyum ke arah Emmet, “Janji ya, ga kan tinggalin aku, dan bakalan jagain supaya aku ga ngecrot?”
“Janji sayang, aku juga janji bakalan siksa kamu terus kaya barusan, gimana?”
Yuki pun tersenyum dan memeluk Emmet sampai membuat jarinya keluar dari kontolnya, “Romantis banget sayang, aku emang paling suka disiksa cowo ganteng kaya kamu.” Lalu mencium bibirnya dan mereka pun ciuman untuk 5 menit kedepan.
Sampai akhirnya Emmet melepaskan ciumannya dan bertanya, “Masih mau lagi?”
“MAUU.. MAU BANGET.” Yuki bersorak kegirangan sampai terduduk di atas kasur.
“Kamu koq ada toketnya? Mana rasa dan bentuknya mirip banget sama cewe asli.”
“Aku kan selalu suntik hormon sebulan sekali, terus setiap hari konsumsi estrogen, sama minum susu kedelai tiap hari, makanya tumbuh.”
“Pantesan, bisa dibikin tobrut ga? Aku pengen kaya anime anime, loli tapi tobrut hehehe.” Pinta Emmet sambil tersenyum dan Yuki pun mengiyakan.
“Bisa koq sayang, tinggal pesan pembesar dari china aja bisa bikin aku tobrut koq, kalau gitu biar aku yang genjot kamu ya, ayo tiduran sayang.”
“Asik akhirnya ngerasain WOT, eh SOT denk, Sissy On Top.”
“Hahaha.” Yuki pun tertawa mendengar humor receh Emmet.
“Sampai pagi ya sayang, sampai aku cuma crot air doang, aku penasaran gimana rasanya digenjot sampai lemes, apalagi sama sissy imut kaya kamu.”
Yuki mengangguk dan mencium bibirnya sekali kemudian langsung memasukan kontol kecil Emmet sampai mentok, “Siap siap ya sayang, aku bakalan bikin kantong biji kamu kering hehehe.”
“Ayo sayang bikin sperma aku kering, tapi janji tahan orgasme kamu ya, kalau kamu bisa tahan sampai ortu aku pulang, dan aku keluar terus sampai cuma air doang, aku janji bakalan buang kunci chastity kamu ke toilet dan demi menunjukan keseriusan aku bakal ambil tabungan aku buat operasi kebiri, kamu mau kan buang biji kamu?? Sekalian kita tutup jalur orgasme kamu supaya cairan pre-cum juga ga keluar, dan kita naikin hormon sexual kamu supaya kamu setiap hari terangsang dan selalu frustasi.”
Yuki terkejut mendengar ucapannya, “Seriusan? Mau banget sayang, itu impian aku dari dulu, kalau gitu aku puasin kamu hari ini dan aku janji ga kan pernah orgasme sampai benar benar ga bisa orgasme lagi.” Lalu dengan sepenuh hati Yuki menaik turunkan pinggulnya, menggoyang kontol tersebut, sampai membuat Emmet keenakan.
1990Please respect copyright.PENANA1ejcHqM2G0
[TAMAT]
1990Please respect copyright.PENANAgzquyahb6u