ini adalah salah satu tulisanku yang aku muat di salah satu aplikasi baca novel. jadi ini adalah cerita asli bukan punya orang. hanya saja nama gmail yang berbeda. selamat membaca.
6735Please respect copyright.PENANAzclu1EsxLZ
" Hoaaaam... " Siang itu aku menguap karena mengantuk, padahal siang hari ini, sinar terik matahari sangat panas. Aku bersandar di pada tiang dangau setelah letih membajak sawah yang akan ku tanami padi nanti. Sambil mengibas ngibaskan topi caping, mulutku bersiul mengikuti irama dangdut yang mengalun dari radio kecilku. Dari kejauhan aku melihat ibuku berjalan ke arah dangau tempatku beristirahat, dengan menyusuri pematang sawah ku perhatikan lenggak lenggok ibuku pada saat berjalan menyusuri jalan setapak itu.
6735Please respect copyright.PENANAXLRRWSItnk
" Bu...!!! Ibu, hati hati " Teriakku dari atas dangau tempatku beristirahat. Ibu melihat ke arahku dengan tersenyum dan melambaikan tangannya. Lalu aku turun untuk menyusul ibu dan membantu membawakan cerek air.
6735Please respect copyright.PENANAA8FwR5gpBw
" Udah Kus, biar ibu yang bawa "
6735Please respect copyright.PENANABVmp73zTjG
" Ah, tidak apa apa kok bu " Aku mengambil cerek air yang di bawa ibu. Aku pun mempersilahkan ibuku untuk berjalan di depanku, lalu kami melangkah menuju dangau untuk menyantap hidangan yang sudah di bawakan oleh ibu.
6735Please respect copyright.PENANAstoThsyLRw
Aku membuka bajuku dan menjemurnya di bawah matahari terik, karena berkeringat setelah makan sembilan tempe penyet buatan ibu. lalu aku memutar tuning radio mencari stasiun FM yang memutar musik dangdut kesukaanku.
6735Please respect copyright.PENANA0UHOFTyzJ6
" Aiiishhh...!!! " kok malah jatuh ke bawah kolong dangau sih " Kata emak yang mengira jepit rambutnya dan masuk ke sekat sekat lantai kayu dangau yang memang di dusun tidak rapat, emak tidak menyadari saat jepit rambut emak jatuh memantul dan nyelempit di ujung ruangan dangau.
6735Please respect copyright.PENANAHrDOIfPpKe
" Apa yang jatuh bu? "
6735Please respect copyright.PENANAK15JSRnYLZ
" Itu Kus, jepit rambut emak jatuh ke bawah "
6735Please respect copyright.PENANAILfqjIVJZd
" Ya udah mak, biar Kus yang ambil " Aku pun turun dari dangau dan berjalan ke bawah dangau karena dangau buatanku tinggi dan tingginya hanya beberapa centi dari kepalaku. Jadi aku tidak usah repot repot apa lagi capek untuk berjongkok, ku perhatikan sekitar dengan seksama, mataku celingukan ke sana ke mari mencari.
6735Please respect copyright.PENANAwlIix2w2Fw
" Sekitar mana jatuhnya mak "
6735Please respect copyright.PENANAJTRDZ5qEeF
" Ini Kus, tepat di bawah kaki emak. Coba kamu cari di sekitar situ Kus " Aku pun berjalan menuju ke arah yang emak katakan.
6735Please respect copyright.PENANAerlCFDMJRs
" Kata emak di sini, tapi mana. Kok gak ada " Setelah kepalaku celingukan ke sana kemari tapi tidak menghasilkan hasil aku pun mendongakkan kepalaku ke atas ingin memberi tahukan pada emak kalau jepit rambut gak ada, tapi betapa terkejutnya aku pada saat aku mendongakkan kepalaku aku melihat emak yang berdiri di atasku. Karena pada waktu itu emakku memakai daster motif kembang yang berwarna kuning. Aku langsung teringat saat melihat mulusnya kaki sampai paha emak, betapa mulusnya kaki emak dan montoknya paha yang emak miliki, sambil menelan ludah aku terus memperhatikan bagian tubuh paling bawah emak. Dengan memusatkan pandanganku, aku memicingkan mataku berusaha untuk melihat daerah V emak, tapi tidak terlihat karena tertutup oleh montoknya paha emak. Aku terus berusaha dan berharap emak untuk sedikit membuka kakinya agar aku bisa melihat daerah V punya emak. Kepalaku sedikit bergerak berharap dapat melihat pusaka dari nenek nenek moyang punya emak tapi tetap gak bisa mungkin karena emakku orangnya gemuk jadi paha yang montok itu menutupi pusaka keramat milik emak, tapi masih nihil. Tapi tiba-tiba ada satu kejutan. Tiba tiba emak berjongkok tepat di atasku, entah bagaimana caranya jongkoknya emak, sehingga aku bisa melihat dengan jelas semua pusaka keramat milik emak. Aku sangat terpana melihat bongkahan pantat emak sangat montok dan yang lebih mengejutkan lagi ternyata emak tidak memakai cawat. jujur ku akui jika bagian pantat emakku tidaklah semulus dan seputih seperti pantat pemain bokep yang sering aku lihat lewat handphone, tapi jujur seumur umur aku tidak pernah melihat pemandangan seperti ini secara nyata yang tepat tersaji di depan mataku, lalu aku meraba tititku yang memaksa di balik celana kolorku karena aku tidak pernah mau memakai celana dalam jadi ti
ns 15.158.61.8da2