Nayra mengerjapkan matanya yang terasa berat. Ia melihat sekeliling, hingga mata Nayra tertuju pada sahabatnya yang berada di sudut kelas. Seingat Nayra, mereka hari ini memiliki kelas tambahan, sehingga mereka pulang lebih telat dari hari biasa. Kondisi Alana -sahabat Nayra- sungguh mengenaskan, Alana berubah 180 derajat daripada biasanya.
"Alana......" lirih Nayra sambil menatap getir pada sahabatnya.
Wajah Alana terlihat sangat pucat dengan mulut yang dipenuhi oleh darah. Gelagat Alana -pun terlihat sangat aneh seperti seseorang yang sedang menahan rasa sakit sembari meraung-raung. Nayra bergidik ngeri melihat kondisi Alana saat ini yang terlihat mengenaskan.
Nayra berusaha bangkit, sampai ketika Nayra menyadari adanya bekas gigitan di seragam sekolahnya. Tubuh Nayra membeku. Nayra berusaha mencari jalan keluar sembari jantungnya yang berpacu dengan sangat cepat.
Hingga akhirnya, Nayra berhenti di ujung lorong. Langit sudah mulai menggelap, ia menatap lapangan sekolah melalui jendela besar di ujung lorong. Disana terdapat segerombolan siswa-siswi SMA Satya Mulia yang berlalu-lalang, namun gelagat mereka terlihat sangat aneh, terlihat mirip dengan gelagat Alana.
"Apa ini maksud dari pembicaraan papa semalam? Sepertinya..... kiamat bagi umat manusia akan segera tiba." Ucap Nayra datar.