Nayra berdecak kagum melihat Alana -sahabat Nayra- dengan handalnya memasukkan bola basket yang ia pegang ke dalam ring sehingga mencetak skor bagi tim Alana. Nayra sendiri sudah tidak kaget melihat sahabatnya yang sangat lihai itu. Mengingat bahwa Alana seorang atlet yang berprestasi dalam bidang ini.
"Good job, Alana!!!" Sorak Nayra pada Alana.333Please respect copyright.PENANAbr4YNXgJIA
Alana hanya membalas sorakan Nayra dengan senyum miring di wajahnya.
Mereka seakan saling melengkapi, Alana merupakan seorang atlet basket nasional yang sangat berbakat, dan Nayra yang memiliki prestasi tersendiri dalam bidang akademik.333Please respect copyright.PENANAbEwkEtN2JA
Jam pembelajaran pun selesai, bel pergantian jam telah berbunyi. Alana merangkul bahu Nayra dan menggiringnya menuju kantin.
"Woi! gas lah kantin dulu! laper dah ni gue, lo mau apa? gue traktir deh kali ini!" Seru Alana pada Nayra.
"Gak ah, udah lo cepetan beli sana, jangan lama-lama ntar keburu Bu Endang datang ke kelas," peringat Nayra pada Alana mewanti-wanti.
Setelah membeli makanan yang telah Alana pilih, mereka pun segera kembali ke kelas dan bergegas untuk mengganti baju mereka.
"Nay, gue suntuk banget dah di rumah. Papa, mama gue makin lama makin ngelupain gue. Mereka seakan ga nganggap gue ada di rumah itu. Abang gue juga makin sibuk kerja nya, mereka semua cuma mentingin uang terus," ujar Alana lesu.333Please respect copyright.PENANATryBDC7WY1
"Mereka masih nuduh lo tentang masalah kematian adik lo itu? Tapi Al, lo ngerasa ga sih kalau ada yang janggal sama kematian adik lo Rena waktu itu? Gelagat adik lo sebelum meninggal juga udah aneh kan, lo ga ada curiga gitu?" Terang Nayra pada Alana secara logis.333Please respect copyright.PENANA4KwYE1IEsf
"Lo ada benernya juga sih Nay, Terus sekarang gue harus apa?" Tanya Alana bingung.
"Gimana kalo kita cari tahu penyebab kematian adik lo waktu itu?" Usul Nayra pada Alana.
"Tapii, gimana caranya Nay?"333Please respect copyright.PENANAU7uoNqyLoc
"Gampang itu mah, nanti kita susun aja rencana nya nanti! Udah ah, ayo cepet, habis ini jam nya bu Endang udah mau mulai, nanti bisa marah tuh orangnya!" Ucap Nayra memburui Alana.333Please respect copyright.PENANAvLpeTtDao6
Mereka pun segera kembali ke kelas.
Bel pulang sekolah berbunyi, para murid berbondong-bondong menuju gerbang sekolah. Nayra dan Alana menjadi salah satu dari mereka. Mereka jalan beringan sembari membahas kembali rencana yang telah mereka susun sedemikian rupa.
"Pokoknya lo harus bisa ngejalanin rencana kita malam ini juga, lebih cepat lebih baik bukan?" seru Nayra pada Alana.
"Oke, tenang aja dah lo! Doain gue ya?" pinta Alana pada Nayra.
"Pasti lah itu! Eh, lo udah dijemput belom? Gue udah dijemput tuh, gue duluan ya Al!" Pamit Nayra pada Alana.
"Oh yaudah sana, palingan sebentar lagi juga gue udah dijemput,"
Pak Mamat -supir pribadi Alana- pun telah datang, ia segera pulang ke rumah untuk menjalankan rencana yang telah Alana dan Nayra buat.
Sesampai nya di kediaman keluarga Atmaja, Alana bergegas menuju ruang kerja Abang nya, sesuai dengan yang direncanakan karena Alana telah mencurigai gelagat aneh dari Vero -abang Alana- Vero seakan menyembunyikan sesuatu darinya, semenjak ia bergabung dengan perusahaan farmasi terkemuka di kota tempat tinggal Alana. 333Please respect copyright.PENANAoNEBxC0eb2
"Bu Ani, orang rumah ga ada di rumah semua kan?" Tanya Alana pada bu Ani selaku asisten rumah tangga keluarga Atmaja.
"Nggak ada non!" Balas bu Ani pada Alana.
"Berarti gue aman nih,"
Alana mulai mengobrak-abrik meja kerja Vero, meja yang sebelumnya tertata rapi, sekarang terlihat begitu berantakan karena ulah Alana.
Alana mengumpulkan beberapa dokumen yang telah ia curigai, ia mulai membaca satu persatu dokumen tersebut. Sampai pada salah satu dokumen yang terlihat paling beda diantara yang lain, dokumen tersebut sangat tebal dengan cover berwarna hitam kemerahan.333Please respect copyright.PENANAqH2HYYJsau
Alana membaca isi dokumen tersebut dengan seksama, tangan Alana bergetar hebat seiring dengan keringat yang bercucuran didahi nya seusai membaca isi dokumen tersebut.
"Bang Vero..... bang Vero salah satu dalang dibalik kematian Rena?" 333Please respect copyright.PENANA8Vz2rFWi8Y
Tubuh Alana membeku, kaku seperti batu dengan keadaan kaki yang lemas tak bisa digerakkan.333Please respect copyright.PENANAcl34bhdL9q
Alana merasa bingung dengan situasi saat ini, kepalanya terasa berat menerima semua informasi dari dokumen tersebut.
Alana kembali ke kamarnya, memberi kabar Nayra melalui ponsel nya.
"Hallo Nay....." ujar Alana lesu.
"Lo kenapa Al? Lo gapapa kan?" Tanya Nayra khawatir di seberang sana.
"....."
"Alana, cepat jawab gue!" gertak Nayra.
"Nay, gue ke rumah lo ya? gue bakalan ceritain semuanya ke lo nanti!" jawab Alana dengan tangan bergetar memegang ponselnya.333Please respect copyright.PENANAwuAko1lHYF
"Okee, gue tunggu, lo hati-hati ya di jalan," pinta Nayra.
Sambungan telepon mereka pun mati, Alana segera bersiap untuk menuju rumah Nayra. Alana menghampiri pak Mamat yang berada di teras untuk mengantarkan nya ke rumah Nayra.333Please respect copyright.PENANAHRfXt41KPQ
Sesampainya di rumah Nayra, Alana langsung disuguhkan dengan pemandangan Nayra yang sudah menunggu nya di teras rumah. Nayra segera menarik tangan Alana dan menggeret nya menuju kamar Nayra. Untung saja hari ini rumah Nayra terasa sepi, karena hanya dia yang berada di rumah saat ini.333Please respect copyright.PENANAvXlTbOTiDL
"Ayo Al, cepat jelasin ke gue apa maksud lo tadi?" Nayra mendesak Alana untuk menjelaskan maksud Alana di telepon tadi.333Please respect copyright.PENANAAJAGCFrS3D
"Nay..... abang gue.... abang gue jadi salah satu orang yang bikin Rena ga ada Nay. Gue bingung harus ngapain sekarang!" Jawab Alana dengan suara bergetar.333Please respect copyright.PENANAX9x8yFWAZJ
Nayra segera memeluk tubuh Alana yang bergetar hebat. Suara isakan Alana mulai terdengan. Nayra merasakan sesuatu membsahi bahunya yang tertupi pakaian.333Please respect copyright.PENANAAPupJKi3eh
"Udah, lo tenang dulu ya Al sekarang. Lo jelasin ke gue pelan-pelan gimana itu bisa terjadi?!" ucap Nayra menenangkan.333Please respect copyright.PENANA1yJxCbvlUZ
"Gue yang selanjutnya Nay...." badan Alana semakin bergetar tatkala ia mengatakan kalimat tersebut.333Please respect copyright.PENANA7l9eGSZ2Rv
"Al.... jelasin ke gue ya? Gue bakalan bantu lo sebisa mungkin Al," pinta Nyra pada Alana.333Please respect copyright.PENANAVGxfThOnW8
Alana menjelaskan secara rinci, mulai dari bagaimana ia menjalankan rencana yang telah mereka susun hingga bagaima ia bisa menemukan dokumen itu sebagai bukti kuat atas kelakuan Vero.333Please respect copyright.PENANAs4jfr6pffv
"Gue bawa dokumen nya Nay." Alana menyerahkan dokumen tersebut pada Nayra.333Please respect copyright.PENANAMLZTCRB7Gl
Nayra yang membaca dokumen tersebut terlihat shock setelahnya.333Please respect copyright.PENANAggOQf86mfY
"Gue bingung Nay, gue harus gimana sekarang, am I not worthy to live happily in this world?"333Please respect copyright.PENANAz2nPIQ5Kvs
"Lo tenang dulu ya Al, gimana kalo kita ngumpulin bukti lain dulu? Setelah itu baru kita bikin laporan ke polisi, gimana?" Usul Nayra333Please respect copyright.PENANAZYjcACVtQK
"Lo bener juga, gue bakal liat di ruang kerja nya papa juga, mungkin gue bakalan nemuin sesuatu. Gue capek Nay..." ujar Alana lesu.333Please respect copyright.PENANAYxNUMhwkNj
"Iya Al, lo sabar dulu ya, makan dulu gih sana, mama gue ada masak tadi pagi tuh,"333Please respect copyright.PENANAs4AD6tWcUQ
"Temenin..." jawab Alana manja.333Please respect copyright.PENANAqhvmrwdTxY
Mereka berdua makan dengan keaadan sunyi. Nayra menatap Alana yang makan dengan sangat lahap, ia cukup prihatin atas keadaan yang telah sahabatnya lalui.333Please respect copyright.PENANAvrgMhZFfmM
"Gue bakalan bantu lo sebisa mungkin Al, semoga keadaan lo cepet membaik ya," batin Nayra mengasihi keadaan Alana.333Please respect copyright.PENANA5PMqomXVn6