Vania hanya mengenakan handuk untuk menutupi tubuh mulusnya setelah selesai mandi. Wanita cantik itu terdiam sejenak menatap dirinya pada cermin besar di kamar. Sambil menatap tubuh indahnya, Vania berputar beberapa kali seolah ingin melihat adakah kekurangan dari tubuhnya. Di usianya yang sudah kepala 3, Vania cukup rajin merawat tubuh. Wanita itu juga rutin mendatangi Gym, maka tak heran lekuk serta kemolan tubuhnya sangatlah terjaga. Dalam benaknya, Vania memuji tubuhnya sendiri, senyumnya mengembang genit, entah apa yang dipikirkannya saat ini. Vania lalu meraih kuncir rambur dan merapikan rambutnya masih sambil menatapi cermin.
JGEEERRRRR!!
Suara petir menyambar kencang. Vania meloncat kaget karena suasana di dalam ruangan berubah gelap total seketika akibat lampu yang mendadak mati. Wanita cantik itu kebingungan serta panik.
“Tolong-Tolong-Tolong!!” Teriak Vania, mendadak rasa takut menggelanyuti dadanya.
Tak lama terdengar suara pintu kamar terbuka bersamaan dengan nyala lampu senter LED menerangi ruangan kamar tamu itu. Vania bisa bernafas lega menyadari Adrian ada di sana.
“Kamu nggak apa-apa?” Tanya Adrian.
Pria tampan itu memandangi Vania yang sedang berjongkok menutupi kedua telinganya di pojok ruangan dengan hanya mengenakan selembar handuk saja.
“Are you OK?”Tanya Adrian sekali lagi, Vania segera memeluk tubuh Adrian. Pria itu mengelus dan menepuk-nepuk bahu Vania mecoba menenangkan.
“Tenang, kamu aman di sini.” Bisik Adrian.Vania mengangguk kecil.
Vania segera melepaskan pelukannya. Wanita cantik itu baru menyadari kalau Adrian hanya memakai celana pendek saja. Tubuh kekar nan berotot, serta bulu dada yang lebat membuat Adrian tampak macho. Vania baru menyadari kalau Ia juga dalam kondisi setengah telanjang di hadapan rekannya itu.Adrian kemudian menolong Vania berdiri. Kemudian ia berjalan menuju lemari kecil, dibukanya dan mengambil sebuah kimono handuk. Diberikannya kimono itu pada Vania.
“Silahkan pakai ini.” Kata Adrian.
Vania meraih kimono yang diberikan oleh Adrian. Sebagai seorang pria normal tentu saja Adrian bernafsu melihat tubuh setengah telanjang yang seksi itu. Buah dada Vania terlihat sangat ranum, perut rata, pinggul dan paha proposional, kulitnya juga halus dan kencang. Namun Adrian berusaha menutupi ketertarikannya itu dengan bersikap tenang, tak mau mencolok dan berimbas pada cap sebagai pria hidung belang brengsek.
“Bagaimana kalau kita bersantai sambil minum di ruang tengah? Menunggu sampai listrik menyala lagi.” Kata Adrian sambil memperhatikan Vania memakai kimono.
“Ok, terima kasih ya.”
“No problem.”
Adrian kemudian meraih tangan Vania, Ia membimbing wanita cantik itu sambil menerangi jalan dengan senter LEDnya menuju ruang tengah.
4118Please respect copyright.PENANATyyfcXC4E1
***
Vania duduk di sofa ruang tamu yang kini sudah diterangi oleh emergency LED yang baru saja dinyalakan Adrian. Sedangkan Adrian masih mencari sesuatu di rak mini. Tak lama pintu depan terbuka, sosok pria dengan tubuh basah kuyup berdiri di depan pintu. Adrian dan Vania menengok kaget melihat sosok itu.
“Maaf Pak, sepertinya generator kita rusak.” Ternyata sosok itu adalah Nando.
“Oh gitu, besok tolong kamu panggil tukang serviz ya.” Ucap Adrian.
“Baik Pak. Ada yang perlu saya siapkan Pak?” Tanya Nando.
“Nggak ada, kamu balik aja ke kamarmu untuk istirahat.”
“Baik Pak.”
“Oh ya, jangan lupa siapkan emergency LED di dapur dan garasi ya, biar nanti aku yang matikan kalau listrik udah nyala.”
“Siap Pak.” Nando bergegas menuju dapur, saat melangkah pria itu mengangguk sopan pada Vania.
Nyala lampu LED yang temaram menerangi ruangan tengah. Sebenarnya terasa romantis bagi Adrian dan Vania. Suara rintik hujan deras terdengar syahdu, apalagi di cuaca yang dingin seperti ini. Adrian kembali menuang anggurnya ke gelas di tangan Vania. Pria itu banyak bercerita kejadian-kejadian konyol dan lucu yang dialaminya sehingga membuat Vania merasa rilex. Entah sudah berapa gelas anggur yang di minum wanita cantik itu. Vania sedikit mabuk, sudah lupa kalau sejam lalu ia sempat panik dan berteriak ketakutan hanya karena listrik padam.
Cuaca dingin ditambah pengaruh alkohol lambat laun memunculkan sensasi dalam diri Vania. Sensasi birahi, apalagi Adrian terlihat begitu menarik. Wanita mana yang tidak tertarik dengan tampilan duda keren kaya raya tampan dengan balutan tubuh kekar nan atletis? Belum lagi sudah 6 bulan terakhir Vania tak merasakan sentuhan dari suaminya. Namun begitu, Vania berusaha untuk tetap mengontrol dirinya saat ini
JEGEEERRR!!!
Tiba-tiba suara petir menyambar lagi.Vania meloncat dari duduknya dan memeluk Adrian. Pria berwajah blasteran indo itu pun kaget. Gelas di tangan Vania jatuh dan isinya membasahi celana pendek Adrian.
“Aduh! Maaf! Maaf!” Kata Vania panik.
Vania melihat celana Adrian yang sudah basah oleh anggur yang tumpah dari gelasnya. Dengan tangannya dia berusaha membersihkan celana pendek Adrian. Pria itu menggenggam tangan Vania menghentikan kegiatannya.
“it’s ok, ok. No problem.” Kata Adrian.
Vania menyadari kalau ia tadi menepuk-nepuk selangkangan pria itu. Gede banget, kata Vania dalam hati ketika secara tak sengaja ia menyentuh dan menyadari di balik celana pria itu tersimpan benda tumpul yang ukurannya bisa dipastiklan jauh lebih besar dibanding milik suaminya. Adrian terbiasa tidak memakai apa-apa di balik celana pendeknya.Adrian kemudian mengambil gelas Vania dari karpet. Menuangkan kembali anggur dan memberikannya pada Vania.
“Ayo kita minum lagi.” Kata Adrian.
“Semoga itu tadi suara petir terakhir malam ini.” Vania tersenyum sambil melakukan toast.Mereka meminum anggur di gelasnya masing-masing.
Setelah menghabiskan beberapa gelas anggur, Vania bersandar di bahu Adrian, kepalanya diletakkan di dada berbulu lebat itu. Vania sudah masa bodoh. Ia benar-benar ingin merasakan otot-otot dada yang tampak kokoh dan kencang milik pria itu. Sebagai wanita tentu saja ia kadang kesepian tanpa suaminya yang sering berlayar berbulan-bulan lamanya. Melihat Adrian, tentu saja membuat Vania sedikit berfikir nakal. Apalagi kondisi saat itu sangat mendukung walaupun bukan kondisi yang disengaja.
Adrian meraih pundak tubuh mungil milik Vania, dirangkulnya supaya wanita itu nyaman di pelukannya, kemudian Adrian membelai lembut rambut Vania. Dirasakannya Nafas Vania terasa meniup halus bulu-bulu dadanya. Adrian berusaha bertindak gentle, sebagai seorang pria yang sudah lama ditinggal Istri tentu saja melihat body sexy seperti Vania membuatnya ingin langsung menggagahi wanita itu. Tapi ia harus menahan diri, karena wanita di sampingnya bukan seorang pelacur yang dengan gampang ditelanjangi dan dipakai. Wanita di sebelahnya adalah rekan bisnis sekaligus sahabatnya.
Keduanya terdiam sejenak saling merasakan kehangatan yang sama-sama sudah lama tidak mereka rasakan. Suara gemuruh petir dan hujan masih terdengar samar-samar. Tangan Vania mengelus-elus dada bidang pria itu bermain diantara bulu-bulu lebat, Ia mulai merasa nyaman. Adrian meraih gelas yang sudah kosong di tangan Vania, kemudian meletakkannya di meja. Setelah itu kembali bersandar di sofa sambil membelai-belai rambut wanita itu.Detak jantung Adrian yang semakin kencang terdengar di telinga Vania. Wanita itu memandang wajah Adrian.
“Kamu merasakan sesuatu?” kata Adrian berbisik. Adrian merasakan kalau wanita di sampingnya ini sudah mulai memberikan sinyal-sinyal birahi.
Dan entah siapa yang memulai, keduanya sudah saling berpagutan. Bibir dan lidah mereka saling bertemu. Saling tarik menarik, belit membelit, mencoba memberikan sensasi kepada lawannya, mengirimkan sinyal-sinyal birahi, membangkitkan hasrat yang terpendam. Tangan Vania sudah berada di selangkangan Adrian, mengelus-elus benda bulat besar dibalik celana pendek. Benda bulat yang sudah mengeras dan memanjang. Terasa besar dan kokoh bagi tangan Vania.
Selama ini Vania hanya tau benda seperti itu milik suaminya saja karena belum pernah ia berhubungan badan dengan orang lain. Tapi milik suaminya tidak sebesar dan sepanjang milik Adrian, mungkin saja ini karena Adrian merupakan pria keturunan, menjadikan ukuran penisnya lebih besar dibandingkan milik pria Indonesia pada umumnya.
Dari bibir Adrian sudah beralih ke leher dan telinga. Ciuman dan jilatan pria itu membangkitkan libido Vania yang sudah dipengaruhi alkohol. Libido yang sudah berbulan-bulan tidak terlampiaskan. Vania memang sedang sangat ingin menikmati pria. Keduanya sudah masa bodoh dengan statusnya masing-masing. Mereka mencoba saling menikmati malam hujan dan dingin dengan saling menjilat, memeluk dan meremas. Tangan Adrian sudah bergerilya di buah dada yang masih terbungkus kimono, merayap melingkari lingkar badan wanita Vania. Suara hujan beriringan dengan desah manja.
“Ouucchhhhh….” Lenguh Vania.
Buah dada indah segenggaman tangan Adrian terlihat bulat dan padat, kencang seperti gadis remaja. Lidah Adrian langsung menyerbu berputar, menghisap puting susu kecil yang sangat menggairahkan. Tangan pria macho itu memilin-milin puting Vania. Bergantian pria itu bermain di dada ranum milik sang betina yang sangat menggairahkan.
Sedangkan sudah sedari tadi tangan Vania berada di balik celana pendek Adrian. Mempermainkan benda keras dan gagah milik pria itu. Mengocok-ngocok, mengelus-elus di sepanjang batang penis panjang itu. Belum pernah Vania memegang penis selain milik suaminya apalagi benda sepanjang dan sebesar milik Adrian. 21 cm dan 5 cm diameter batang penis itu, Vania menerka dalam hati.
Adrian membaringkan Vania. Lidahnya bergerilya di perut rata dan halus milik wanita cantik itu. Vania terlihat menggelinjang akibat jilatan-jilatan Adrian di perutnya. Desahan kecil terdengar keluar dari mulut Vania, sedangkan tangan wanita itu tidak mau melepaskan penis Adrian dari gengamannya. Adrian sudah tidak tahan lagi, nafsunya sudah di ubun-ubun. Ia menarik lepas celana dalam yang dikenakan Vania. Adrian menelanjangi Vania. Dilihatnya selangkangan Vania yang tidak ditumbuhi bulu, halus dan rata karena rajin shaving. Belahan vagina yang tembem rapat terlihat menggairahkan di temaram cahaya lampu LED.
Vania pun bangkit, dilepaskannya genggamannya pada penis pria itu. Vania melepaskan kimono handuk yang masih tersangkut di lengannya.Sedangkan Adrian berdiri di hadapannya. Pria itu sudah telanjang bulat. Penisnya yang besar dan panjang tampak tegang mengeras kencang. Vania kini bisa melihat dengan jelas batang penis pria macho itu.
Terlihat batang penis yang sangat kokoh dan di hiasi oleh urat-urat tegas di sekelilingnya dengan jembut tipis di sekitarnya. Vania meraih kepala penis itu tanpa ragu dan malu. Sudah terlanjur sudah telanjang bulat keduanya, tanggung kalau tidak diteruskan begitu pikir Vania dalam hati. Walaupun harus berhianat kepada suaminya tapi semuanya sudah tidak bisa dicegah, nafsunya sudah ada di ubun-ubun. Vania mencium kepala penis itu, menjilati sekitar lobang kencing Adrian. Tangan Adrian menghentikan aktivitas Vania. Vania menurut saja.
Adrian menindih tubuh Vania di sofa. Keduanya kembali terlibat ciuman. Vania kelejotan kegelian ketika ujung penis Adrian bermain di selangkangannya, menekan dan menggesek klitorisnya. Memicu awal orgasme tubuh sexy itu.Vania segera meraih penis Adrian, dan diarahkannya di depan lubang kenikmatan miliknya. Adrian tau kalau wanita itu sudah tidak tahan lagi. Perlahan tapi pasti dengan sangat perlahan Adrian menanamkan benda kebesarannya itu ke dalam tubuh seksi Vania. Keduanya memang sudah tidak tahan lagi untuk melampiaskan nafsu sex mereka.
Mata Vania terpejam ketika penis besar itu perlahan membuka liang kemaluannya yang sudah lama tidak dimasuki kelamin laki-laki. Kepala penis itu terasa agak sedikit sakit ketika mulai memasuki liang kelaminnya. Tapi Adrian melakukan dengan perlahan dan pasti, benda bulat panjang itu masuk menyeruak sedikit demi sedikit. Vagina itu sudah sedikit basah tanda sang betina sudah terangsang.
4118Please respect copyright.PENANAC7zufLwVO2
BERSAMBUNG4118Please respect copyright.PENANAnSAbzt1OZc
Cerita "MENGINAP SEMALAM" sudah tersedia dalam format PDF FULL VERSION dan bisa kalian dapatkan DISINI4118Please respect copyright.PENANAnSzFQIbRH9