Chapter 2.
Ternyata mendengar cerita saja tidak cukup bagiku. Aku terpikir minta Ain untuk mengambil foto saat dia sedang berhubungan intim dengan Lukas.
“Bisa gak kamu ambil foto-foto kalian saat gituan? Aku penasaran pengen lihat.” Pintaku tanpa basa basi.
“Astaga Mas, kamu ini aneh banget.”
“Penasaran aja kayak gimana wajah kamu saat gituan ama lelaki lain? Pasti wajah kamu puas banget ya?”
“Gimana ya?”
“Makanya kirim dong foto kamu saat gituan!”
“Aku gak janji Mas, tapi aku coba kalau bisa ada kesempatan buat itu.”
“Wah makasih banget kalau kamu mau ngelakuin itu buat aku.”
Ain geleng-geleng kepala. Tapi dia sepertinya mau menuruti keinginan aku.
Beberapa hari kemudian, saat sedang berkencan dengan Lukas, Ain mengirimkan beberapa file foto. Saat itu aku sedang menonton TV. Dadaku deg-degan penasaran seperti apa foto mereka. Aku menatap foto-foto itu dengan campuran rasa cemburu dan gairah.
Betapa tidak Ain mengirimkan foto-foto vulgar dirinya saat berpelukan tanpa sehelai benangpun dengan Lukas. Terlihat wajahnya begitu cantik saat sedang dilanda nafsu birahi. Ada beberapa foto-foto yang semuanya tentang mereka berdua sedang bertelanjang berdua. Tapi hanya ada satu foto yang paling menarik. Mereke berselfie sambil kontol Lukas terlihat setengahnya masuk ke memek Ain. Aku sangat terangsang hebat melihat foto itu dan segera melakukan onani.
***
Setelah beberapa kali menerima foto-foto dari Ain aku sangat senang. Tapi foto-foto meski sangat menggairahkan belum membuat aku puas.
“Foto kamu keren dan erotis banget Ain. Thanks ya. Eh tapi, kalau kamu bikin video kayaknya lebih seru ya?”
“Astaga Mas, kamu ini udah minta foto aku turuti, kini minta video, apa ini gak berlebihan?” dia bertanya, matanya melebar.
“Aku ingin video. Agar aku bisa melihat semuanya secara lebih nyata,” jawabku, suara pelan namun tegas.
Ain tampak ragu. “Mas, itu susah banget kayaknya. Apa kamu benar-benar pengen itu?”
“Ya, aku pengen melihatnya. Pengen tau seperti apa kamu kalo lagi puas, please,” kataku, hatiku berdebar-debar.
Dia menghela napas panjang, tampak berat dengan permintaanku. “Baiklah, tapi kamu harus tahu ini bukan hal yang mudah untukku.”
Ain akhirnya setuju untuk merekam video saat mereka bersama, dan aku menantikan saat-saat di mana aku bisa menontonnya dengan antusias. Di dalam pikiranku, semua ini terasa seperti menara kaca yang sangat rapuh; aku tahu suatu saat, semua ini bisa hancur.
Malam itu, aku berbaring di tempat tidur, membayangkan semua yang dilakukan oleh Ain dengan lelaki selingkuhannya. Fantasi yang aneh dan menyakitkan. Dalam keanehan situasi ini, aku merasa ada semacam kebebasan, meskipun dibalut dengan rasa sakit yang mendalam. Namun, entah kenapa, aku terjebak dalam labirin ini, terus menantikan saat-saat di mana aku bisa menyaksikan rekaman itu. Itulah awal dari semuanya ini.
Akhirnya aku mulai menerima video-video dari Ain. Aku sangat menikmati bagai menonton video bokep. Setiap menonton aku selalu onani. Dan sekarang malam ini aku sedang menonton Ain dengan tiga lelaki. Gila benar harusnya aku marah dengan kebejadan istriku tapi aku justru menikmati ini dengan penuh gairah. Kontolku ngaceng meski tidak begitu keras dan aku belum mau mengocoknya karena bisa-bisa langsung muncrat hanya beberapa kocokan sebelum videonya tuntas.
Dalam video itu istriku mengerang-erang keenakan digenjot seorang lelaki berbadan kekar berkulit gelap yang aku tahu bukan Lukas. Tapi Lukas juga ada di sana. Memek istriku terlihat menggembung akibat kemasukan kontol besar itu. Ain istriku bertubuh mungil dengan tinggi 155 cm. Tapi dia memiliki payudara lumayan besar dan pinggul yang bahenol. Sayang aku tak pernah bisa memuaskannya. Sesekali terlihat dia mengulum kontol lelaki yang satunya lagi. Karena mungkin agak ngos-ngosan kalau dientot sambil nyepong. Kontol itu tak kalah besar dari kontol yang mengobok-obok memek Ain.
Sementara tangan istriku yang satunya mengocok kontol lelaki lainnya lagi. Kontol yang dia kocok juga sangat besar dibanding milikku. Mata Ain terlihat nanar di video itu. Kemudian dia menungging dan digenjot lagi hingga terguncang-guncang payudaranya. Terlihat kalung salib menggantung di leher Ain istriku.
“Ouwhhhh yessss ini enak banget….. ouwhhhh puji sukur… aku bisa menikmati ini…ohhhh yessss!”
“Rasakan nih memek binal… rasakan kontol aku lonteh!”
“Iya aku lonteh aku doyan kontol gede….ouwhhhhh ouwhhhh!”
Memang keseharian Ain terlihat sebagai muslimah berhijab. Tapi akibat tergila-gila oleh bajingan bernama Lukas dia pindah agama menjadi seorang wanita katolik. Dengan tetap tampil berhijab dalam kesehariannya dan tetap jadi istriku. Mengingat semua itu terkadang membuat aku kesal. Aku mencoba untuk tidak perduli malah merasa kontolku makin mengeras. Baru kali ini aku lihat video Ain bersetubuh dengan tiga lelaki sekaligus. Biasanya dengan mantannya yang bernama Lukas itu yang bikin istriku menjadi binal. Pernah sekali dengan dua lelaki. Tapi kini dengan tiga lelaki membuat aku benar-benar bergairah menontonnya. Wajah istriku benar-benar terlihat sangat cantik saat sange dientot kontol besar.
“Kontolllllll …….. ouwhhhhh arghhhhhh… aku keluarhhhhhh!”
Istriku menjerit menjemput orgasme terakhirnya. Dia kelojotan dengan amata terbeliak. Memeknya muncrat-muncrat bersamaan dengan aku mengocok kontolku yang langsung saja menyemprotkan cairannya.
Namun, di sudut hati kecilku, aku selalu bertanya-tanya, sampai kapan aku bisa hidup dengan cara ini? Sampai kapan aku bisa berpura-pura bahwa ini adalah kebahagiaan?
Bersambung
ns 15.158.61.8da2