4670Please respect copyright.PENANAQ6ePx7M997
4670Please respect copyright.PENANABbdcqNffN6
4670Please respect copyright.PENANAc9NJgekokk
Mereka melakukannya lagi, sejak awal hingga beberapa bulan belakangan. Kejadiannya terasa cepat. Laras wanita itu diterima bekerja, lalu aku menggodanya. Kami melakukan senggama untuk pertama kali di kamar anakku.
Susu montok Laras sudah menjadi milikku dari awal dia merasakan nikmatnya jika dua bulatannya ku gigit dan ku kenyot.
Hal itu menjadi tirik sensitif Laras, saat ku kenyot susu sebelah kirinya kami akan berakhir basah lalu ku setubuhi.
Dia menyukai saat kujilat basah seluruh tubuhnya, apalagi di bagian ketiak dia akan O tanpa genjot. Laras sesensitif itu.
Aku menyukainya yang tidak tau malu. Aku menyukai sikap sombongnya saat kusetubuhi atau sekedar kugerayangi didepan pembantu lain. Dia merasa bangga menjadi milikku dan tentu saja hal itu melambungkan egoku.
Seperti saat ini, saat kulihat ia sedang menyuapi anakku didapur, Bi inah tengah membersihkan kulkas, Tika tengah menyapu dan Pak bahar tengah menikmati kopi siangnya.
Aku tak merasa terganggu dengan tatapan segan mereka saat melihatku memasuki dapur dan menarik Laras berdiri lalu melucuti pakaiannya hingga telanjang. Meninggalkan anakku yang merengek namun diambil oleh Tika yang peka sehingga menggantikan Laras menyuapinya.
Laras tersenyum melihatku menelanjangi diriku sendiri dan ku balas dengan dengusan meremehkan. Pelacurku memang seperti itu. Dia terlihat menggoda ketika tersenyum bangga saat ingin kusenggamahi.
Saat kami berdua tengah bertelanjang didepan rekan pembokatnya. Kuangkat ia duduk diatas freezer yang tingginya pas dihadapan kontolku yang kuperkirakan saat menggenjotnya aku akan leluasa dan lebih dalam lagi.
Aku membelakangi para pembantuku yang terlihat biasa saja dengan kegiatan kami. Mereka terlihat terbiasa dengan sikap hyper ku terhadap Laras. Tentu saja aku menggaji kalian untuk tutup mulut!
Diatas Freezer Laras bersandar didinding belakangnya dengan kedua kaki menjuntai disisi Freezer. Kurenggangkan kaki itu lalu berjongkok untuk sedikit meludahi lubang memeknya. Harus basah! Karena aku menyukainya dalam keadaan becek.
Kumasukkan dua jariku sekaligus kedalam lubang memek itu. Ku posisikan jariku hingga berbentuk kait lalu kugaruk memek gatal Laras yang sudah mendesah tak menghiraukan orang-orang disekitar kami.
"ahhhhh.... ssshhhh..... Tuannn..." gataall tuannn..."
Tanganku yang bebas meraih tengkuknya agar bibir binal itu bisa kulumat. kusedot seluruh saliva yang kudapat, kuhisap lidah mungil Laras yang akhir-akhir ini menjadi canduku.
"nghhh" sial aku kelepasann menggeram.
Kutarik jariku dari lubang Laras yang sudah becek sekarang lalu kuarahkan moncong penisku dibelahannya. Saat kedua tungkainya kuletakkan dibahuku.
Ahhh... bagian favoritku saat melihat otot disekitar memek itu meregang saat aku membelah masuk, aku tak tahan saat jepitan memek itu menyedot kepala kontolku masuk. Laras selalu legit. Aku menyukainya.
Menjatuhkan tubuhku mengukungnya hingga membuat wanita itu terlipat dua dibawahku, kedua lututnya dibahuku menyentuh payudaranya sendiri hingga saat kugenjot ia akan merasakan gesekan antar kulit dia sendiri.
Wajahnya sudah memerah, bukan desahan lagi namun teriakan yang ia nyanyikan.
"Ahhhhh.... Tuannnn.... Lebih dalam Tuan. Laras gatal bangett... pengendi garukkk..."
Dia memegang pantatku mendorongnya kedalam berniat membantuku memperdalam genjotan kontolku.
Desahan kami bersahutan tanpa menghiraukan pandangan ketiga orang itu. Aku yakin Pak Bahar sekarang tengah keras melihat persetubuhanku dengan Laras. Tak jarang aku memergokinya mengeras saat tidak sengaja melihatku dan Laras bersetubuh.
Dasar pria itu bahkan belum keluar padahal aku yakin kopinya sudah habis.
Dari tempat mereka, mereka dapat melihat pantatku maju mundur menggempur selangkangan Laras. Mereka dapat melihat biji pelirku menampar bibir vagina wanitaku.
Satu pertunjukan menarik lahi untuk mereka. Di saat aku tidak bisa menahan hasratku untuk Laras.
BACA LEBIH LENGKAP DI TRAKTEER. LINK ON BIO.
4670Please respect copyright.PENANA4qrdc7Htqa