x
335Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4CM1Sv8vIo
Dex, seorang remaja 15 tahun, menjalani hidup yang kelam. Setiap hari di sekolah, ia menjadi target para pembully yang menghancurkan kepercayaan dirinya. Puncaknya terjadi ketika para pembully Menghina Dex Bahwa Dia Anak Yatim Bersama Adiknya Dan Ibunya pasti Menyesal telah melahirkan 2 anak Haram
Perkataan itu pun membuat Dex Marah Dan ingin memukul Si pembully itu tetapi Dengan menatap mata si pembully Dex merasa Takut dan ingat perkataan Si pembully
335Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrpQKa3vQiZ
Dengan amarah yang membara, Dex pulang dari Sekolah. Di rumah kontrakannya yang sempit, ia mendapati adiknya yang baru berusia 10 tahun, Alin, kelaparan. Demi Alin, Dex berjanji akan melindunginya, meski dunia terus menimpakan beban berat di pundaknya.
335Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSWxrEAIdku
"Alin, tunggu di sini. Kakak akan beli makanan," ucap Dex, mencoba tersenyum meski hatinya penuh luka.
335Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqwfAH1YgcB
Dalam perjalanan pulang dari toko, Dex mendengar suara wanita berteriak minta tolong. Suara itu datang dari sebuah gang gelap. Dengan rasa penasaran dan keberanian yang tak biasa, Dex berlari menuju sumber suara.
335Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjtniRaaiEZ
Di sana, ia mendapati sosok mengerikan—seekor monster setinggi tiga meter dengan tubuh yang dipenuhi duri tajam, mata merah menyala, dan cakar yang meneteskan darah. Wanita itu terpojok di dinding, gemetar ketakutan.
335Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDMjeJgdyGZ
Tanpa berpikir panjang, Dex mengambil tongkat kayu di dekatnya dan menghantamkan tongkat itu ke tubuh monster. Tapi serangan itu sia-sia—monster itu bahkan tidak bergerak sedikit pun.
335Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsQnUSvLoWo
"Pergi dari sini!" teriak Dex kepada wanita itu. Wanita itu melarikan diri, meninggalkan Dex yang kini menjadi satu-satunya sasaran monster tersebut.
335Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYdDutAdp4r
Dex berlari sekuat tenaga, menuju lokasi konstruksi yang terbengkalai. Ia bersembunyi di balik tumpukan beton, tetapi monster dengan penciumannya yang tajam menemukannya dengan mudah. Cakar monster itu mencengkeram tubuh Dex, mengangkatnya tinggi ke udara.
335Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs8rH1KuCMM
"Aku akan mati...," pikir Dex dalam hati. Namun dalam kegelapan kesadarannya, muncul wajah adiknya yang kelaparan.
335Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV2sozSLl2o
"Tidak! Aku tidak bisa mati! Aku harus melindungi keluargaku!" jerit Dex dalam pikirannya.
ns 15.158.61.20da2
