Ada banyak jenis ritel dalam dunia kerja ini seperti restoran, supermarket, minimarket dan lainnya. Cerita ini akan menceritakan sebuah dunia ritel tentang supermarket dalam bidang kebutuhan rumah tangga.
Banyak orang bilang bahwa dunia ritel merupakan dunia kerja yang tidak menyenangkan. Karena mempunyai sistem kerja yang berbeda jika kita bandingkan dengan sistem kerja pekerja kantoran. Ritel mempunyai sistem kerja shift-shiftan serta membuat para pekerjanya tetap harus bekerja di saat weekend. Di mana semua pekerja kantoran beristirahat namun berbeda dengan pekerja ritel.
Sistem kerja di Dunia ritel cukup banyak mempunyai resiko salah satunya ialah terjebak cinta dan seks dengan teman kerja. Tentunya karena waktu yang di luangkan dalam dunia ritel lebih banyak di kerjaan dibandingkan dengan keluarga. Seperti itulah salah satu kenyataannya.
3814Please respect copyright.PENANAPMOqX8BIQ8
****
Namanya Bopeng tentunya itu hanya sebuah nama panggilan karena pria satu ini memiliki nama lengkap Syahreza Dirmansyah. Alasan mengapa dia mempunyai panggilan bopeng bukan karena dia memiliki wajah bopeng.
Namun nama Bopeng sendiri ialah singkatan dari Bocah BertoPeng. Sejak kecil Bopeng mempunyai sedikit kelainan warna kulit namun tidak menyeramkan seperti yang dibayangkan. Wajah Bopeng tak buruk melainkan mulus tanpa jerawat, atau pori-pori di wajahnya.
Namun Warna kulit dalam wajah Bopeng memiliki warna Putih susu sedangkan dari bagian leher hingga seluruh tubuhnya memiliki kulit bewarna putih biasa. Perbedaan warna kulit antara wajah dan tubuhnya itulah yang membuat dirinya jadi terlihat sedikit aneh. Awalnya banyak orang mengira dia mengenakan sebuah pemutih diwajah namun dia sendiri menunjukkan bahwa itu memang warna kulitnya sedari kecil.
Meski awalnya dia marah namun lama kelamaan Bopeng berdamai dengan nama panggilannya sendiri. Padahal jika dilihat Bopeng memiliki paras yang cukup tampan namun karena ada perbedaan warna kulit itulah yang membuat dirinya sedikit aneh jika dilihat.
Bopeng kerja di sebuah supermarket yang menjual produk dalam kebutuhan rumah tangga dan bangunan. Banyak kategori produk yang dijual dalam supermarket tempat Bopeng bekerja seperti keramik, pasir, bata, juga ada juga elektronik rumah tangga serta juga menjual beberapa perlengkapan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Di super market ini Bopeng sudah bekerja hampir 4 tahun, setelah lulus dari Sekolah dia langsung mencari pekerjaan tanpa melanjutkan studinya dalam perkuliahan.
Ketekunan Bopeng dalam bekerja ini membuat dirinya menjadi seorang leader dalam usia yang sangat muda yaitu 22 tahun. Dia baru dipromosikan oleh manager yang bertugas di cabang dia bekerja belum ada setahun.
Saat ini Bopeng sedang berada di lorong tempat bagiannya sedang melakukan control tentang produk yang sudah dipesan customer beberapa hari yang lalu. Di tengah kesibukannya sedang mengecek lalu bunyilah sebuah notifikasi handphonenya.
Ting
Bopeng segera membuka pesan tersebut
1 Pesan Grup
"Saya tadi lihat di bagian kasir kosong sama sekali tidak ada kasir yang Menjaga.. INI BAGAIMANA? SIAPA YANG BERTUGAS MENJAGA KASIR? MASA IYA TIDAK ADA SATU ORANG PUN DIBAGIAN KASIR? INI LEADER JUGA PADA KEMANA? KENAPA BISA BAGIAN KASIR TIDAK ADA YANG MENJAGA??"
Bunyi pesan itu digrup dari managernya sendiri yang bernama pak Warto. Bopeng lalu bergegas berjalan meninggalkan lorongnya setelah melihat pesan tersebut. Kebetulan Ritel tempat Bopeng bekerja memang sangat luas bahkan luasnya mencapai 10.000 m2 untuk berjalan dari tempat dia kebagian kasir saja dia harus melewati beberapa lorong terlebih dahulu.
Dia berjalan lalu berpapasan dengan temannya yang sebagai leader juga yaitu Lerry.
"Peng,lu mau ke kasir ya?", tanya Lerry. Lerry sama halnya seperti Bopeng saat ini. Wajahnya nampak panik mungkin dia melihat bunyi pesan digrup juga.
"Iya bang", balas Bopeng dengan menganggukan kepalanya.
"Yaudah peng tolong kesana dulu ya, gua lagi handle customer", ucap kembali Lerry yang kemudian dia berbalik arah.
Bopeng segera mengiyakan Lerry kemudian dia melanjutkan perjalanan ke Bagian Kasir. Sesampainya di Kasir ternyata sudah ada 4 orang di sana. Di antara lainnya Ada Bu Lila orang yang mempunyai jabatan sama seperti Bopeng. Kodir dan Jale yang merupakan karyawan biasa atau jabatannya masih di bawah Bopeng. Serta Nika salah satu karyawan yang menjadi kasir tersebut.
"Ini ada orang banyak kenapa di bilang kosong sih?!", umpat Bopeng saat pertama kali datang itu.
"Tadi emang sempet kosong pak cuman karena lorong gua sama kasir deket jadi gua sama Jale kesini", jawab Kodir.
"Iyaa nih, emang yang bertugas harusnya siapa Nik?", tanya Bu Lila kepada Nika itu.
"Yang bertugas harusnya aku sama Mba Widia bu?"
"Cuma aku tadi lagi disini tiba-tiba dipanggil sama customer", jawab Nika itu.
"Mba Widianya mana?", tanya Bopeng.
Sedangkan Nika hanya mengangkat Bahunya untuk menjawab pertanyaan darinya. Kemudian datanglah seorang wanita yang baru saja diomongin yaitu Widia yang merupakan partner kasir Nika ini.
Widia datang dengan perasaan tergesa gesa juga
"Peng lu bantu ya coba handle dan urus semua ini, gua mau balik ke tempat gua dulu. Bikin panik aja masih pagi gini", ucap Lila kepada Bopeng.
"Yah bu gua juga masih kontrol produk yang mau di kirim sore ini", jawab Bopeng.
"Udahh lu urus dulu nih mereka", balas kembali Lila.
"Kodir Jale, balik ke lorong lagi", Perintah Lila.
"Baik Bu", jawab Serempak mereka.
Bopeng yang merupakan leader baru mau tak mau ya harus menuruti seniornya ini yaitu Lila.
Kini tersisa Bopeng serta dua kasir lainnya. Sebenarnya Bopeng bisa saja langsung balik karena kedua kasir ini sudah menjaga. Namun sebagai leader dan tuntutannya dia harus memberikan sebuah Nasihat kepada mereka berdua ini. Meski kedua kasir ini usianya jauh lebih tua dari Bopeng sendiri.
"Kenapa kasir bisa kosong?", tanya Bopeng kepada mereka berdua.
"Sorry peng, tadi mba Widia aku titipin karena aku dipanggil oleh customer kan. Abisnya di lorong tidak ada karyawan yang stay jadi customer manggil aku buat bantu", jawab Nika.
Kini mata Bopeng di alihkan Ke Widia yang nampak memandangnya sedikit bingung.
"Gua juga sama, abis Nika dipanggil ga lama gua juga dipanggil tau. Tuh customernya aja masih ada di lorong gua, tinggal gegara liat grup", jawab Kembali Widia.
Bopeng mengerti bahwa mereka berdua sama sekali tidak salah melainkan karyawan yang harus stay di loronglah yang salah. Mengapa mereka tidak ada hingga banyak customer yang memanggil para kasir ini untuk membantu.
"Hmm yaudahlah"
"Nanti gua coba jelasin ke pak Warto, untuk sementara minimal ada yang jaga dulu", jawab Bopeng ke mereka berdua.
Kemudian datanglah seorang Pria paruh baya yang lalu berbicara kepada mereka.
"Mbaa ayo bantu saya lagi, kok ditinggalin sih", ucap Pria itu. Matanya menunjuk kearah Widia yang berdiri bersama Bopeng dan Nika ini.
"Iya Pak ada yang bisa dibantu. Biar saya coba bantu?", tanya Bopeng kepada Pria itu.
"Gapapa mas tadi saya sudah dibantu sama mba ini dan saya mau minta bantuan mbanya ini lagi. Karena dari awal sama dia", jawab pria itu kembali.
Bopeng dan Widia pun saling memandang hingga Bopeng memberikan gestur untuk Widia segera menghampiri pria itu. Dan Widia pun menurut dan lalu kembali ke lorong dimana pria itu meminta bantuannya.
"Lu stay disini ya? Kalo ditanya kenapa sendiri lu jelasin aja yang lu liat", ucap Bopeng kepada Nika. Dan Nika pun nampak mengangguk kepada Bopeng.
Bopeng kemudian berjalan kembali ke lorongnya yang lokasinya juga cukup jauh. Ada perasaan sedikit kesal dia dengan beberapa teman leadernya. Bagaimana tidak harusnya yang shift pagi ini incharge kurang lebih ada 7 leader termasuk dia, Lila dan Lerry. Namun yang segera bergegas saat terjadi WA digrup itu hanya dia bertiga. Sedangkan 4 leader lainnya wajahnya tidak kelihatan.
Bopeng masih bersikap Positif thinking mungkin mereka sedang menghandle customer. Karena bagaimanapun prioritas utama perusahaan ini ialah handle customer.
Di sisi lain saat Widia sedang berbalik bersama Pria yang tadi memanggilnya itu. Kemudian Di lorong sudah ada 2 teman dari pria itu yang bertindak sebagai customer.
Kembalinya Widia di tengah mereka bertiga membuat mereka bertiga nampak senang kembali. Tentunya semata mata karena mereka ini ingin menikmati kemolekan tubuh dari Widia.
Widia memang memiliki tubuh yang cukup menggoda mata lelaki. Bagian pantat serta ukurang dada yang sedikit padat karena disertai dengan seragam yang ketat. Maka mata laki - laki mana yang tidak nafsu dengan Widia ini.
Widia sama sekali tak curiga dengan tatapan mata para lelaki ini melainkan biasa saja. Karena menurutnya wajah jika lelaki manapaun akan menatapnya seperti ini. Karena dia juga tahu bahwa tubuhnya ini akan menjadi makanan pandangan para lelaki.
"Dari mana aja sih mba? Kok maen tinggal tinggal aja", tanya pria yang dari tadi dilorong itu.
"Iya nih abis liat hape langsung kabur gitu aja, punya attitude kan mba", sahut pria satunya.
Sedangkan pria yang tadi memanggil Widia hanya diam saja.
"Maaf pak saya sebenernya bertugas sbagai kasir jadi tadi bagian kasir kosong jadi saya dipanggil", jawab Widia.
"Udah gapapa mba sini aja bantu kita, kalo manager kamu nanya nanti saya yang jawab", ucap kembali pria satu itu yang perawakannya masih muda. Diketahui nama Pria ini Andri, temannya yang berdiri Yono dan yang memanggil Widia itu Hendra.
Sejujurnya Widia sendiri tak paham dengan melayani produk yang ingin dibeli ini. Karena dia hanya bertugas sebagai kasir yang melayani sebuah transaksi. Karena tugas tentang produk ini harusnya dilayani oleh seorang salesnya sendiri. Namun karena permintaan customer ini dia mau tak mau harus melayani mereka.
Widia mengetahui bahwa mata Andri tak lepas dari pandangan kedua dadanya yang sangat menonjol ini.
"Dasar emang ye cowo matanya selalu aja natap ke dada", gumam Widia dalam hati.
Widia kemudian berada di tengah mereka bertiga, Andri di sebelah kiri Widia, di samping kanan Andri ada yono yang posisinya juga berada di sebelah Sidia namun Sedikit kebelakang. Dan di sisi kanan ada Hendra yang menghimpit Tubuh Widia.
Awalnya Widia sedikit risih di kerumuni tiga pria ini namun lama kelamaan dari dalam tubuh Widia ada sesuatu hal yang menyenangkan. Dadanya berdebar debar saat bau parfum dari ketiga lelaki ini terhirup ke hidungnya.
Keningnya pun mengeluarkan keringat perlahan lahan meski dia tahu bahwa ruangan ini Ber AC namun tubuhnya mengeluarkan keringat. Ada apa ini dengan tubuhnya. Widia awalnya sedang sedikit berjongkok hingga kemudian berdiri. Yang dia kagetkan ialah saat dirinya berdiri ada gesekan tangan dibagian Bokongnya yaitu tangan Yono.
Widia nampak kaget sedangkan Yono nampak senang. Kedua teman Yono malah jadi iri saat telapak tangan Yono bisa merasakan gesekan bokong milik Widia.
"Maaf mba maaf", ucap Yono.
"I-iya gapapa pak", jawab Widia berbohong. Karena wanita mana yang bersedia bokongnya disentuh oleh lelaki lain.
Jawaban dari Widia ini malah membuat kedua teman Yono ini nampak sedikit senang dan mulai menggodanya.
"Gapapa mba? Brarti boleh mba dipegang ehh maaf hehehe", ucap Hendra itu sambil memperhatikan Bempernya widia kembali.
"Bukan gitu maksudnya pak, kan itu ga sengaja"
"Ohh jadi Kalo sengaja ga boleh ya mba, bolehnya ga sengaja gitu hehehe",ledek Andri.
Bahu Andri langsung disenggol oleh Yono yang berdiri disampingnya.
Widia sebenarnya sedikit kesal dengan lecehan ketiga pria ini, ingin rasanya menampar mulut mereka itu. Namun kembali lagi karena mereka ini posisinya customer jadi mau tak mau dia hanya memberikan senyum palsu nya saja.
"Jadi mau pesan yang mana bapak-bapak?", tanya Widia mengalihkan pembicaraan dan mencoba senyum kepada mereka bertiga ini.
Mereka bertiga saling pandang dan lalu mulai memilih produk yang akan dibeli oleh mereka bertiga.
"Yaudah kita pesan ini 120 pcs mba apakah bisa?", ucap Andri.
Widia matanya langsung kaget setelah mengetahui jumlah quantity produk yang ingin dibeli mereka ini. Dia nampak senang karena meski pun dia kasir namun jika dia bisa menjual quantity produk ini tentunya akan ada sebuah bonus yang didapat olehnya.
"Baik bisa pak nanti kita melakukan transaksi ya pak", jawab Widia.
"Tapi mba masa ga ada bonus sih kita udah beli sebanyak ini?", tanya Hendra itu.
"Bonus?"
"Iya bonus masa ga ada sih bonus gitu sih, ditempat lain ada banyak bonus lohh kalo kita beli banyak"
"Hmm, saya coba tanya kemanager saya dulu ya pak"
"Yaa kalo ga ada bonus dari managernya bisa kali dari mba nya hehehe", ucap kembali Andri sambil memperhatikan Bokong Widia.
"Sialan", umpat Widia dalam hati.
"Hehe saya coba tanya dlu ya pak", saat Widia hendak berjalan meninggalkan mereka. Kemudian Yono berkata.
"Eh keknya beli 30 pcs dulu aja deh, kan belum tahu juga kita btuhnya berapa", ucap Yono.
"Yah.. Jadinya 30 pcs pak?"widia merespon kaget.
"Iya mbaa soalnya kita ga tau sih btuh brapa. Lagi pula beli banyak disini juga g ada bonusnya kan", jawab Yono.
Diapun memainkan mata kepada Andri sambil tersenyum licik.
Widia tahu bahwa dia ini sedang dipermainkan oleh ketiga pria ini. Namun gejolak dalam hatinya berkata - kata. Dia memikirkan berapa bonus yang akan diberikan oleh perusahaan jika dia bisa menjual 120 pcs produk ini dan jika hanya menjual 30 pcs saja.
"Baik Pak kalo beli 30 pcs dlu bisa nanti kita melakukan transaksi", ungkap widia bersikap menjual mahal kepada ketiga pria itu.
Ketiga pria itu nampak kesal dengan ucapan Widia. Padahal mereka udah mencoba mempermainkan Widia ini namun mereka tak menyerah begitu saja. Dan mencoba menggoda Widia kembali.
"Bisa aja sih mba kalo kita pesen 120 pcs tapi minimal ada bonus kek dari mba nya. Kan mba nya juga bakal dapet bonus kan? Kalo mba nya bisa jual produk ini ke kita", ucap Hendra kembali.
"Hehe saya bingung pak mau ngasih bonus apa kan saya sendiri ga bisa kasih bonus apa-apa ke bapak-bapak", jawab Widia.
Namun jawaban Widia membuat mereka menjadi senyum licik kepadanya.
"Hmmm bisa kok mba", ucap Andri dengan mata mesumnya.
"Bisa?"
"Iyaa bisa... Kalo boleh bisa kali kita megang mbanya kalo bolehh" Ucap Andri.
Mata Widia langsung melotot kaget saat ucapan Andri itu. Kata-kata yang tak sopan keluar kembali dari Mulut Andri.
***
Di tempat lain saat Bopeng sedang melakukan kontrol produknya lagi. Dia pun selesai dan bersiap menuju ke belakang untuk mengembalikan form pengiriman produk yang akan dikirim ini.
Awalnya dia merasa tak ada curiga hanya berjalan biasa saja kemudian saat melewati lorong tempat Apip bertugas. Dia mendengar sebuah suara desahan kecil.
"Sssh sssh ssh ahh", desahan kecil itu sangat mengusik ditelinga Bopeng yang berjalan. Dia pun menyusuri kearah sumber suara itu. Dia berjalan ke sebuah rak dan lorong tempat Apip ini yang merupakan karyawan biasa.
Kemudian suara itu menghilang kan jejak dan tak terdengar. Aneh rasanya Bopeng padahal tadi mendengar. Namun Bopeng tetap berupaya mencari sumber suara tersebut. Mengira ngira kemana arah sumber suara yang tadi didengadngar.
Dia pun berdiri di sebuah rak tinggi yang berisi produk produk besar. Apa disini? Tapi disini sepi tak ada siapa-siapa. Seketika pikiran dirinya yang tadi mengira itu hal mesum berubah menjadi hal yang menyeramkan.
Karena dia teringat kembali bahwa Di bagian rak ini sedikit angker jika diceritakan oleh banyak anak. Karena sering terdengar suara tangisan wanita ketika malam.
"Sialan jangan jangan bukan suara cewe desah lagi begitu tp malah penunggu sini lagi yang gua dnger", ucap Bopeng pelan.
Ting
Hapenya Bopeng kembali berbunyi menandakan pesan Grup Whatsapp kembali. Namun yang mencuri perhatiannya Bopeng bukan lah pesan grup itu. Melainkan dia mendengar suara notifikasi lain yang bersamaan dengan notifikasi di hapenya.
Brarti didekat sini ada seorang karyawan sini juga, Bopeng berpikir dalam hati. Siapa dan dimana dia bersembunyi.
Ditengah lamunannya kembali Bopeng mendengar suara desahan wanita kecil lagi. Bopeng kali ini memasang telinga itu dengan baik rupanya berada didalam tumpukan rak ini. Bopeng mencoba mengintip ngintip melalui celah sedikit.
Akhirnya Bopeng mendapatkan sebuah celah untuk mengintip dari luar rak ini. Dia mencoba mengintip dari celah antara produk yang didisplay secara berdampingan di rak itu.
Matanya melotot seakan akan tak percaya ketika pandangan yang pertama kali dilihat olehnya. Didalam rak ini pencahayaan nya sedikit gelap karena sumber cahaya tertutup atau terhalangi oleh rak didepannya ini. Namun sedikit jelas sekali penampakan didalamnya.
Didalam itu dia melihat seorang wanita sedang menungging dengan seragam atas masih lengkap namun celanannya sudah melorot kebawah. Namun dia tak mengetahui siapa kedua orang ini yang sedang asik bersetubuh disini.
Karena dari celah ini hanya terlihat bagian paha serta Bokong wanita. Disertai goyangan-goyangan pelan didalamnya.
"Mmmph sssh ssh", desah pelan dr dalam.
"Aah aahh ahh", suara desahan lelaki itu namun dia tahu dari suaranya bahwa ini suara Apip. Namun suara wanita masih samar-samar. Lalu baru sebentar dia melihat celah itu kemudian.
Siapip lalu mendorong pahanya kedalam Bokong wanita itu dengan kencang dan melepas. Kemudian terlihat jelas junior Apip diarahkan ke atas pantat wanita itu.
"Hosh hosh hosh", desah suara apip disertai wanita itu.
"Anying siapa nih cewe yang diekap sama Apip", seketika penis milik Bopeng pun menjadi tegang melihat hal tabu yang didepannya ini. Dia mencoba melihat kini tubuh wanita terlihat sedikit jelas. Seragam atasnya sama seperti Bopeng berarti dia ini leader.
Bopeng mencoba menguping apakah ada percakapan didalamnya.
"Tp kasir udah aman bu?", tanya suara Apip itu.
"Udahh tadi si Bopeng juga ada disana", jawab Wanita itu dan ternyata suara itu merupakan suara Lila.
Sialan dia berarti kabur bukan untuk kontrol produk di lorongnya mungkin dia ingin melanjutkan persetubuhan yang tadi dia lakukan sbelum kekasir. Bopeng jadi membayangkan kembali bahwa memang seragam Lila saat dikasir sedikit berantakan dan dia nampak tergesa gesa.
Yang menjadi pertanyaan Bopeng ialah bahwa Lila ini berselingkuh dengan Apip. Padahal Lila sendiri sudah mempunyai suami dan 1 orang anak.
"Ohh untung yaa"
"Tp tadi suara itu kenceng banget loh takut aku kedenger sama didepan", ucap Apip.
"Yaa gimana ga kenceng aku, kamu itu masukin lubang anusku ya sakit atuhh"
Bopeng baru tahu bahwa ternyata penis milik apip tidak dimasukkan kedalam Miss V milik Lila melainkan lubang anusnya.
"Tp enak kan bu?"
"Hahaha iya nich berasa banget, kamu doang loh yang merawanin lubang aku yang ini. Suami aku aja belum pernah hihihi"
"Tp kalo lubang satunya ga bosen kan?", tanya Lila.
"Kaga lah bu, dua-duanya smaa enaknya kok"
"Abisnya dr kmaren kamu masukinnya ke yang belakang terus bukan yang ini hihi"
"Hahaha harus sering sering bu biar nanti pas maen ga kesakitan lagi kan ibu"
"Hihi yaa dehhh"
Bopeng merasa bahwa mereka berdua sudah bersiap kemudian bope g mengumpat dan cabut dari celah itu namun dia hanya berpindah ke lorong satunya.
junior milik Bopeng sangat tegang saat mengetahui perselingkuhan ini. Sejujurnya Bopeng sendiri sangat memaklumi adanya perselingkuhan didalam kerjaannya ini. Namun rupanya dia baru tahu bahwa perselingkuhan ini antara Lila yang merupakan leader kepada bawahannya.
Kemudian dia melihat produk besar yang menutupi itu terdorong keluar selayaknya pintu. Dan keluarlah Lila yang sudah berseragam lengkap sambil membenarkan kerudung yang menutupinya itu. Tak lama keluar juga Apip sambil tersenyum lebar. Mereka berdua saling lihat dengan senyum antara mereka.
Terbenak jelas dalam pikirannya bahwa perselingkuhan mereka ini akan menjadi kartu As untuk Bopeng. Dia pun menjadi membayangkan tubuh Lila ini. Meski usianya sudah menginjak kepala 3 namun tubuh Lila masih menggoda selayaknya wanita usia 25 tahunan.
Bopeng awalnya ingin kebelakang namun tujuan itu menghilang setelah dia mengintip kejadian antara Lila dan apip. Lila lalu berjalan kembali kelorong tempatnya. Bopeng mengikutinya dari belakang.
Lila sadar akan kehadiran Bopeng itu
"Peng, gimana kasir udah dijaga?", tanya Lila.
"Udah aman bu..", jawab Bopeng.
"Ribet banget si Warto nih segala ga ada kasir langsung ngoceh digrup"
"Ga tau apa gua lagi sibuk ngurus produk", ungkap Lila kembali berbohong. Bopeng hanya memasang wajah masam saat mendengar ucapan Lila.
Lilapun nampak bingung dengan raut wajah Bopeng ini.
"Kenapa lu? Masang wajah begitu?"
"Gapapa, lagi kontrol produk apa lagi ehem ehem gitu", jawab Bopeng.
Seketika Lila langsung tertegun kaget dengan perkataan Bopeng.
"Maksud lu apaan dah?", tanyanya.
"Hahaha gapapa bu,, tp kalo boker aman bu."
Lila kembali kaget saat Bopeng berucap seperti itu.
"Ga jelas lu ahh", ungkap Lila mencoba menjauh.
"Yaelah masih kaku ajaa lu,, kan abis di ehem ehem sama apip di belakang. Bilangnya sih ke gua cek produk padahal lagi nuntasin birahi hahahaha", ucap Bopeng kembali. Dan Lila pun menghentikan langkahnya kemudian dia berbalik. Namun Bopeng sengaja berjalan cabut meninggalkan Lila.
Lila mencoba mengejar Bopeng yang berjalan itu namun dengan sengaja Bopeng berjalan sedikit cepat.
"Pengg tunggu pengg"
"Pengg"
Lila terus memanggil Bopeng dr arah belakang. Dan Lila terus mengejarnya hingga kembali ke depan lorong tempat Lila dan Apip bersenggama itu. Apip sedang dilorong sambil mengecek produk dan kemudian melihat Lila yang mengejar Bopeng dengan tatapan bingung. Bopeng kemudian berhenti dan saling pandang kemata mereka masing-masing.
"Ciyeeee enak nih", ucap Bopeng dan kemudian pergi jalan kembali.
Sedangkan Lila malah nampak cemas dan Apip malah bingung dia menanyakan Ke Lila dengan gestur diwajahnya.
Ditempat Widia di sebuah pojokan lorong. Widia nampak sedang berjongkok diantara ketiga pria itu.
Clock.. Clock... Clock...
"Ssh ahh mantap mba mantap", desah Andri yang sedang menikmati penis nya yang dimasukkan kemulut oleh Widia.
Ketiga penis milik Andri, Yono dan Hendra sudah dikeluarkan oleh mereka. Ditodongkan lah penis mereka didepan wajah Widia yang berjongkok dan kini di belakang widia ada Yono yang sedang meremasi kedua bukit kembar milik Widia ini.
Kejadian sebelumnya..
"Bapak bertiga jangan kurang ajar ya!!", bentak Widia kepada mereka bertiga setelah dilecehkan.
"Sabar atuh mba gausah bentak gitu! Gini-gini saya customer loh", balas Hendra tak mau kalah itu.
"Tetep aja pak, bapak ga bisa semenanya gini!! Ini udah kurang ajar saya bisa laporin bapak bertiga tau!!"
"Yaudah yaudah mba sabar"
"Kalo mba ga mau yaudah gapapa kan kita ga maksa"
"Kita tetep beli 30pcs saja deh mba gausah 120pcs"
Yono pun berkata kepada Widia dan Widiapun akhirnya mencoba meninggalkan mereka. Tujuannya bermaksud untuk menemui Irza yang merupakan PIC dari Produk yang ingin dibeli oleh ketiga customer nya ini. Kebetulan saat ini memang Irza yang Incharge di shift pagi. Dia pun menjelaskan kepada Irza permintaan produk dari customer ini.
"Widih gila lu mba? Seriusan 30pcs? Mantap banget", ucap Irza itu.
"Yoii dong gue gitu"
"Tp ada bonusnya ga ya ini produk?"
"Ada mba anjirr ini mah bonusnya malah paling gede produknya diantara yang lain"
"Berapa emang?"
"1 produk ini itu bisa dapet bonus 100ribu, brarti kalo 30pcs udah dapet 3juta lu mba mantep ga tuh?"
Widia langsung kaget saat mendengar jumlah bonus yang akan didapatkan olehnya. Namun bukan soal 30 pcs melainkan pikirannya menjadi membayangkan jika produk ini terjual 120pcs brarti bonus yang didapat dia kurang lebih 12 Juta.
Diapun melamuni kembali tentang permintaan customer ini kalo mereka mau beli 120pcs brarti dia bisa dapat bonus 12 Juta. Bagaimana tidak senang dia, itu bonus bisa jadi bonus terbesar yang dia dapatkan dalam pekerjaan ini.
Namun di sisi lain jika customer itu ingin membeli 120 pcs ada pengorbanan dari dirinya ini.
"Gila juga bonusnya nih produk", gumamnya dalam hati.
"Ckckck kapan lagi gua bisa dapet bonus 12 Jt"
"Tp tetep aja tuh orang tiga brengsek gua yakin dia bakal mau beli. Yaudah gapapa lah barang kali kalo emang mereka butuh juga bakal beli lagi kekurangannya. Seengganya 3 Jt bonus juga udah lumayan buat gua ini"
Widia nampak berpikir jelas terus hingga Irza pun mengagetkan lamunannya.
"Kenapa sih lu mba? Malah bingung dan ngelamun?", tanya Irza
"Ahh gapapa yaudah nih pokonya permintaan customer gua lu isi ya", ucap Widia kepada Irza itu.
Dan Irza pun dengan segera melakukan pengorderan produk dan membuat Form pengiriman untuk dikirim ketempat Customer Widia ini.
Widia pun kembali kelorong tempat dia dan customer itu menunggu. Sebelum menemui mereka dia sempat mendengar perkataan mereka.
"Anjirr gua pikir tuh karyawan bisa di lobby ndri", ucap Yono.
"Sama gua pikir juga bisa. Mukanya udah binal gitu ye kan body juga mantep"
"Taunya cuman dapet pemandangan pantat dan toketnya aja"
"Ya mau gimana lagi, terus sisanya kita ga beli langsung aja kan kantor emang btuh 120 pcs produk ini. Mau ngomong apa kekantor lu pada", ujar Andri
Widia nampak senang saat menguping ucapan andri itu. Sudah kuduga mereka memang membutuhkan produk ini dengan kuantiti segitu. Mau tak mau mereka pasti akan membeli. Diapun tersenyum lebar saat mengetahui pembicaraan mereka dari menguping itu. Sampai ucapan dari Hendra membuat senyumnya sedikit menghilang.
"Eh kita beli 20 pcs aja gausah 30pcs belum dibayar kan?", tanya Hendra itu.
"Tapi bang kok malah jadi 20 pcs"
"Iyaa udah sisanya 100 pcs kita beli di cabang satunya, gua punya kenalan sih nih katanya karyawannya ada yang bisa diekap kalo kita beli produk dengan jumlah banyak", jelas Hendra.
"Seriusan lu bang?", tanya Andri tak percaya.
"Iyaa udah percaya sama gua.. Dibanding beli banyak disni ga dapet apa-apa boro-boro dapet enak dari mbanya. Megang pantatnya aja malah ngamuk dia"
"Hahaha ya ngamuk lah bang namanya juga cewe njir kita kan udah ngelecehin dia gimana sih lu",sahut Yono.
"Hahaha itu hal wajar yon dalam dunia sales buat mereka. Ga semuanya hanya ada transaksi jual beli tentang produk doang."
"Gua beli mobil aja bisa ekap Spgnya yonn, karena ketika mobil itu terjual mereka akan dapet bonus gede yang menanti"
"Jadi wajarlah kan kita cuman butuh itu dan mereka bakal butuh bonus juga"
"Lu bayangin nih kita kalo beli 120 pcs produk itu udah berapa duit yang kita keluarin. 1 produk seharga 6 jt Berapa tuh duit yang kita keluarin"
"Terus nihh.. Pasti mbanya itu bakalan dapet bonus juga jangankan 120pcs. Kita beli 20 aja dia juga udah dapet bonus yang lumayan"
"Iya sih bang masuk akal juga sih"
"Gua juga pas beli mobil bisa ekap spgnya", ucap Andri.
"Anjirr lu berdua jadi pengen beli mobil gua", jawab kembali Yono.
"Hahah yaudah mbanya mana nih? Jadi kita beli 20pcs aja bang?", tanya Andri kembali.
"Iya 20 aja sisanya kita beli dicabang satunya. Bisa dapet bonus nanti heheh dibanding sini cuman dapet bonus makian"
Mendengar ucapan mereka itu batin Widia menjadi kesal dan kecewa. Namun dibalik kekecewaannya ini ada rasa dia ingin sekali mendapatkan bonus 12 Jt ini yang akan terlewat kan.
Belum lagi bonus yang berada dibayangannya menjadi berkurang harusnya 30 pcs terjual malah jadi 20 pcs.
Batin Widia menjadi tersiksa apa dia harus membiarkan tubuhnya dipegang pegang oleh mereka. Atau harus melewatkan kesempatan bonus yang besar menanti.
Diantara semua pikirannya terlintas juga jika dirinya berhasil mengoalkan permintaan produk ini. Mungkin manajer juga akan memberikan apresiasi atas kinerjanya ini. Seorang kasir yang bisa menciptakan penjualan besar.
Saking sibuk melamun dia tak sadar bahwa ketiga customer nya itu sudah keluar dari lorong dan melihat dirinya disamping lorong.
"Mba dari tadi disini?", tanya Hendra itu.
"Ahh engga engga pak. Saya baru aja disini", Widia nampak gugup. Namun pikiran Hendra jadi menerawang bahwa Widia sepertinya menguping pembicaraan mereka ini.
"Ohh yaudah mba, gimana bisa? Tapi kita jadi pesennya 20 pcs aja ya. Mungkin sisanya nanti", ucap Hendra itu.
"Ohh jadinya 20 pcs? Ga jadi 30 pcs pak?", tanya Widia.
Sepeti yang berada dipikiran Hendra ini bahwa Widia sebenarnya menguping pembicaraan mereka sedari tadi. Lalu mulai timbullah kembali ide busuk dari Hendra.
"Iya mba, abisnya percuma beli disini juga ga bakal dapet bonus apa-apa. Kemungkinan kita bakal beli dicabang lain saja"
"Kok gitu sih pak? Tapi bapak beli dicabang lain juga ga bakal dapat bonus kok pak sama seperti beli cabang ini karena kita semua sama"
"Ahh itukan tentang perusahaan mba yang kita maksud kan bonus tentang pribadi. Mba juga taulah"
"Hmm emang iya apa pak bakal dapet bonus dari yang lain saya yakin ga mungkin lah pak"
"Lah sekarang mba malah sok tau hahaha, iyalah mba kita bakalan dapet bonus dari karyawannya di cabang ini. Saya punya kok kenalannya saya sering dapet bonus juga dari situ hahaha"
Ditengah Hendra yang sedang melobby kembali Widia Andri dan Yono hanya nampak senyum saja. Dia membiarkan Hendra yang sepertinya sudah sangat berpengalaman dalam melobby wanita ini.
"Emang bakal dapet bonus apa pak?", widia kembali bertanya.
"Yaa rahasialah. Yang jelas bonusnya juga lumayan secara value yang kita keluarkan kan besar"
"Kecuali... "
"Kalo mba bisa ngasih bonus yang sama ke kita gini kaya karyawan dicabang itu"
Widia nampak bergejolak hatinya, disisilain tentunya harga dirinya sedang dipertaruhkan dan disisi lain ada bonus yang dia pikirkan.
"Hmmmm kalo bapak beli disini semuanya bonusnya cuman.... "
"Megang... Megang megang saya doang kan pak??", tanya Widia tanpa menatap mata mereka dan menunduk.
Hendra dan kedua temannya saling lihat-lihatan lalu tertawa terbahak bahak.
"Hahahahaha"
Widia nampak melihat mereka dan menjadi bingung kenapa mereka malah tertawa. Bukannya ini tujuan mereka kan.
"Hahahah mba lucuu"
"Itu mah tawaran awal mba. Tapi mba udah bentak kita nolak kita marah-marah sama kita. Berharap harganya sama kaya awal kan lucu"
Widia nampak kaget saat ucapan yang keluar dari mulut Hendra ini.
"Maksudnya pak?"
"Yaa masih pura-pura ga tahu"
"Saya yakin mba dari tadi disini nguping kan omongan kita bertiga gausah bohong deh"
"Percuma buat apa mba kita ngeluarin value gede cuman megang badan mbanya doang mending kita cabut lah beli dicabang ini"
Kini Widia malah makin terjebak dengan permainan mereka bertiga ini. Dia menjadi menyesali tawaran pertama diawal itu. Dia benar-benar menyesal akan sikap dirinya sebelumnya.
"Goblok aturan pas awal aja gua udah mikir kek gini ", gumam Widia dalam hati
"Udah deh mba kita udah kelamaan disini, mending langsung transaksi aja kita beli 20 pcs. Soalnya kita mau ngejar beli dicabang ini sisanya", ucap kembali Hendra. Ucapan ini sekaligus menjadi tantangan untuk Widia menurut Hendra. Apakah dia akan melepaskan atau menerima tawaran dari Hendra dan temannya ini.
"Emang dapet bonus apa sih pak?"
"Haduhh mbanya masih nanya nanya terus. Udah kita beli 20 pcs aja transaksi deh sekarang", kini Yono mulai ikut masuk dalam permainan ini.
"Ssstt udah yon tenang dulu, barang kali mbanya mau kan.", ucap Hendra kepada Yono.
"Emang mbanya bersedia ngasih kita bonus?"
"Hmmmm"
"Ya mba kan kita sudah sama sama dewasa dan gede yaa. Mba tau pasti isi otak kita apa dan taulah apa yang harus mba lakuin buat kita bertiga"
Widia nampak bingung kembali dan terus menunduk.
(Gapapa sekali doang kan), ucap pikiran Widia. (Inget suamimu widia ingett), sahut kembali pikiran lainnya. Seakan akan dipikiran widia ini ada sosok Widia sendiri dimana yang satu baik dan yang satu pikiran jahatnya.
(Udah widia kamu bakal dapet bonus gede loh)
(Jangan Widia uang ga ada apa-apa nya dibanding harga diri kamu ini)
(Ssst widia gausah muna juga badan kamu sendiri pengen kan ngerasain sesuatu yang berbeda hihihi)
(Jangan lakukan itu widia jangan)
(Seengganya kamu ga perlu kasih semuanya, kasih bonus yang sedikit menguntungkan saja untuk mereka)
" Mbaa!!!", ucap Hendra kembali dengan nada sedikit tinggi.
Widia langsung mengangkat kepalanya keatas dan kaget.
"Mbanya malah ngelamun ini kita udah buang-buang waktu nih mbaa", ucap Hendra kembali.
Terlintas kembali ucapan pikiran jahat widia lainnya yang terakhir dimana dia tak perlu memberikan semuanya melainkan hanya kepuasan sendiri untuk mereka bertiga ini.
"Saya tau isi otak bapak bertiga apa. Hmmm bapa mau bonus dari saya kan?", tanya Widia namun kali ini sikapnya menjadi berbeda. Dia tak nampak gugup melainkan menjadi menggoda mereka. Dibusungkan lah kedua dadanya ini didepan mereka sehingga membuat pancingan mata mereka bertiga kearah dada widia. Hendra kemudian tersenyum licik saat respon dari Widia itu.
Disisi hati baik Widia ada perasaan sedih dan malu namun semua itu tertutupi oleh pikiran jahat dirinya.
"Hehehe saya mulai suka nih sama mbanya", ucap Hendra itu.
"Jadi mbanya udah bersedia nih kasih kita bonus?"
"Hmmm iya.. Tp saya ga bisa kasih semuanya tp saya kasih kepuasan buat bapak bertiga. Gimana?", tanya Widia kembali.
"Maksudnya?"
"Saya tau pasti otak bapak betiga itu pengen tubuh saya kan? Pasti pengen sama tubuh saya bukan?"
"Teruss?"
"Jadi mba bersedia nih hehehe"
"Saya bersedia tapi bukan untuk itu. Gimana kalo sebagai gantinya saya kasih kepuasan lewat lainnya.?"
"Lainnya?"
"Iyaa mungkin punya bapak bertiga bisa saya keluarin lewat ini", ucap Widia sambil menujuk bibirnya.
"Maksudnya diisep doang?"
"Hahaha"
"Iyaaa selain itu bapak boleh kok ngeraba pantat atau dada saya ini jika bapa mau tp asal ga gituan"
Kemudian mereka bertiga saling pandang dengan tatapan licik satu sama lain.
"Hmm boleh aja sih mba, tapi kita tetep ga beli 120 pcs. Paling kita tambahin lah stengahnya tau 60 pcs?"
"Gimana?"
"Mba cuman kasih itu buat kita. Padahal dicabang ini kita bertiga udah jelas jelas bakal dapet yang lebih dari mba tawarin"
Sialan ternyata mereka tetap pada pendirian mereka untuk tetap membeli sisanya dicabang itu.
Namun batin widia tetap mencoba melawan dan menawar tawaran itu.
"Yaahhh masa cuman 60 pcs.. Tambahin lahh lagi pula emang dicabang itu karyawannya punya bemper depan kaya saya gini", ucapnya kemudian meremas dada kanannnya sendiri sambil menatap dan mengigit bibir bawahnya itu.
"Saya sendiri ngerasa kalo dada saya ini lebih enak dibanding lainnya lohh. Suami saya aja sukaaa"
Mereka kembali saling melihat dan mulai berdiskusi kembali. Setelah berbisik bisik lalu mereka menemui jalan tengahnya.
"Yaudah 80 pcs mba"
"Kasih kita kepuasan lewat bibir mba nanti kita beli 80 pcs", ucap Hendra.
80 pcs? Gapapalah ga kecil juga menurut Widia ini. Lagi pula hanya sebuah hisapan saja bukan. Ketiga pria ini tak mengapa-ngapakan tubuhnya.
"Hehehe yaudah deh"
"Yukkk ikut sayaaa"
Ajak widia kembali kelorong membawa mereka bertiga kesebuah lorong dimana tidak ada CCTV.
Widia pun nampak berjongkok ditengah kerumunan mereka bertiga.
"Kok diem, ayo dong keluarin punyanya masing-masing. Katanya mau dilepasin ini hihihi", Ucap Widia menggoda.
Dengan cepat ketiganya langsung mengeluarkan penis mereka dari sleting itu. Widia nampak kaget dengan beberapa ukuran penis mereka. Ada macam-macam ukuran penis. Namun yang paling besar milik Andri, besar dan panjang.
Hendra punyanya besar namun lebih pendek dari milik Andri. Sedangkan punya Yono masih berada dibawah ukuran Andri dan Hendra. Namun yang pasti dipikirannya ialah bahwa ketiga penis milik mereka bertiga ini jauh lebih besar dari milik suaminya sendiri. Bahkan punya Yono yang paling kecil di antara ketiganya saja masih sedikit lebih panjang dibanding dengan punya suaminya itu.
Widia mulai memegang penis milik Andri tentunya matanya sedari awal menotice sesuatu yang sangat besar dan menganggu pandangannya. Tangan kanan memegang milik Andri dan kiri memegang milik Hendra.
Yono nampak kesal karena kedua tangan Widia hanya memegang milik temannya ini.
"Aah mba kok punya saya ga dipegang sihh", kesal Yono.
Kemudian Widia tersenyum dan menepuk nepuk penis milik Yono. Kemudian berbicara.
"Hihi kamu nanti dulu ya.. Tangan aku cuman dua jadi megang punya abang-abang kamu dulu hihihi", ucap Widia menggoda.
"Hahaha makannya Yonn.. Gedein tuh titit Wajar cewe sukanya sama yang gede kek gini", ledek Andri.
"Iya Yonn.. Lagi titit kek gitu dikeluarin hahahah", tambah kembali Hendra meledeknya.
"Ahh tai", ucap Kesal Yono dia nampak cemburu dengan Widia yang memilih temannya ini.
Sedangkan widia malah bodoamat dengan sikap Yono yang ngambek dengannya. Memang kenyataannya sepeti itu bahwa kedua tangannya hanya bisa memegang dua penis.
Yono pun berpindah kini berada di belakang widia yang jongkok. Widia mulai mengecup satu satu kepala penis milik Andri dan Hendra.
Cup.. Cupp
"Sssh anjirr kecupan bibirnya ngiluu bangg",ucap Andri.
"Ahhh yoii ndrii mantep bener baru dikecup doang", balas Hendra juga.
Yono batinnya makin cemburu dan iri melihat sikap kedua temannya yang sedang menikmati kecupan Bibir Widia kepada penis mereka. Demi membalas rasa irinya karena penisnya tak di apa-apa kan oleh Widia. Dia pun meremas kedua dada milik Widia.
"Anjiir bangg, toketnya sekel bangett sssh", ucap Yono saat asik meremas itu.
"Wahh nyuri start lu yon, udah gerepein toketnya aja"
"Hahaha lagi pula kan lu udah enak bang dapet kecupan, boleh lah gua maenin toketnya"
Widia malah nampak menyukai dengan dirinya ini sekarang.
Meski awalnya menolak namun lama kelamaan tubuhnya sendiri menikmati permainannya sendiri ini.
Widiapun memasukkan Penis milik Andri duluan.
Clock... Clockk... Clocck..
Dimasukkanlah perlahan penis milik Andri iti. Andri nampak menikmati dalamam mulut widia yang sangat hangat dan basah itu. Tangan kiri Widia pun memegang penis milik Hendra dan Yono kini sudah membuka kancing seragam Widia hingga BH warna Krem milik widia sudah terlihat.
"Sssh mbaa enak bangett", ucap Andri.
Widia masih memainkan penis milik Andri itu di mulutnya sendiri. Di maju mundurkan lah kepalanya sambil menatap Andri. Kemudian karena mulai merasa iri juga sama seperti Yono. Hendra menarik kepala widia untuk mengeluarkan penis milik Andri itu. Dan memasukkan penis miliknya.
"Ssh gantian dongg", ucap Hendra. Kini gantianlah penis milik Hendra yang berada didalam mulut Widia. Dan penis milik Andri hanya merasakan genggaman tangan kanannya Widia.
Clock... Clock.... Clock...
Bunyi permainan penis milik Hendra dimulut Widia. Kini widia merasakan bahwa meki miliknya mulai sedikit lembab didalam. Apa dia sudah mulai basah.
Pastinya sebagai wanita yang memiliki hawa nafsu tentunya hal seperti ini akan membuat gua miliknya sendiri menjadi basah. Bukan cuman karena dua penis yang sedang dia nikmati ini melainkan tubuhnya sendiri sedang dijamah oleh satu laki-laki. Bahkan kedua dadanya sudah keluar bebas dari Bra miliknya. Hingga tonjolan putingnya pun sudah menjadi makanan jari-jari milik Yono.
"Ssshh sssh", widia mendesis kenikmatan.
Kini penis milik Andri lah yang berada didalam mulut Widia ini. Andri nampak senang setelah kembali merasakan penis miliknya mulai dimakan dan dinikmati oleh Widia ini.
"Assh mantep bener mbaa mulutnya"
"Iyaa ndrii aslii gua jadi lakinya, gua suruh setiap pagi ngasih ke gua gini sssh aahh", sahut Hendra..
"Iyaa bangg samaa sssh gua jugaa"
Saking menikmati Permainan dari Widia ini. Kepala widia sejujurnya sedikit pegal karena harus bergeser ke penis milik Andri juga ke milik Hendra ini. Memasukkan bergantian penis milik mereka kedalam mulut hangatnya.
Ditempat lain dibagian bawahnya dia sadar bahwa kini ada kepala yang menyeli dicelah antara kedua tangannya yang sibuk memainkan penis milik Hendra ini. Kepala Yono sudah menyelip di antara celah itu dan mulai menghisap dan menikmati dada milik widia yang terbuka bebas. Tangan kanan Yono dipakai untuk mengocok sendiri penis miliknya itu.
Lick... Lick... Lickk
"Sssh anjirr dri, siyono udah nyusu aja dia tuh", ucap Hendra. Kemudian Andri melihat Kepala Yono yang sedang asyikk mennyusu itu.
"Sshh iya bang sialan jugaa tp gapapa bang mulut mbanya ini juga enakk"
Clock... Clock
Lickk.. Lickk...
Clock...slurrrpp slurrrp.
Dhisaplah penis milik mereka brdua. Kepala widia jujur nampak makin pegal. Namun dia mulai mempercepat gerakan kepalanya ini.
"Sssh aku maenin milik ini dulu yaa sayangg.. Abis itu kamuuu", ucap Widia bebrica kepada penis milik Hendra.
Dan dia mulai fokus memainkan penis milik Andri sekarang. Merasa penis miliknya menjadi antrian. Kini Hendra mulai mengikuti jejak Yono dan mulai berjongkok. Digeser lah tubuh widia ke sisi kiri agar sisi kanan dada milik widia kosong hingga ditempati oleh Hendra ini.
Kini masing-masing kedua dada milik widia sudah penuh slotnya. Disisi kiri dimaenkan oleh yono dan kanan oleh Hendra.
"Sssh anjirr lu berdua gua juga pengen tuhh ngisep toketnya ituu", desah Andri.
Lick.. Lick.. Lick
"Udah nikmatin aja lah punya lu kan juga lagi enak tuh"
Karena kepala widia kini kosong dipeganglah kepalanya oleh Andri ini dan mulai mendorong lebih dalam kepalanya. Agar penis muliknya bisa lebih dalam menikmati mulut widia.
Clock.. Clock. Clockk..
Slurpp
Slurpp
Slurpp
Kepala widia yang masih mengulum penis milik Andiri sedikit kaget bahkan responnya sedikit mengigit penis milik Andri.
"Aww sssh kasar bgt mbaa", ucap Andri.
Tentunya Widia merespon itu saat kaget bahwa permukaan mekinya dari luar sudah dipegang oleh tangan milik Hendra.
Mungkin Hendra pun kini sudah tahu bahwa gua miliknya itu jadi lembab karena ini.
"Basah broo aslii udha becek nih", ucap Hendra.
Andri masih menikmati permainan mulut Widia itu tak memperdulikan Hendra berbicara. Matanya merem menikmati hangatnya mulut widia yang dirasakan oleh penisnya didalam ini.
Widiapun sama seperti Andri tak peduli dan masih menikmati penis milik Andri yang memenuhi mulutnya itu.
Clock
Clockk
Slurrrp
Sluuurpp
Slurppp
"Ahh ssh mbaa aduuuh jangn digituin", desah Andri saat ngilu dirasakn olehnya. Karena ujung lidah widia menyapu halus lubang penis milik Andri ini.
Slurrp
Lickk... Lickk.. Lickk.
Dimasukka kembali penis milk Andri itu dan dikocok didalam lagi. Andri mulai tak kuat dengan permainan dari Widia meski hanya lewat mulutnya saja. Dan tiba-tiba tanpa widia sadari juga.
Andri langsung menyemprotkan ke dalam cairan yang sedari tadi terpendam dalam penis miliknya.
Crooot... Croot.. Crooot.
Widia tak sempat mengeluarkan penis milik Andri dan membiarkan penis nya menembak cairan itu didalam mulutnya. Rasa asin dan aneh mulai mengisi ditenggorokannta. Tenggorokan nya merasakan cairan hangat itu mulai mengalir kebawah.
"Ueeek ueekk sssh"
Widia mengeluarkan penis milik Andri yang sudah mulai lemas itu. Matanya sedikit berait karena merasakan cairan penis milik Andri mengisi kedalam tenggorokan nnya.
"Aahhh nikmat banget mba.. Ssh mantep deh mau ditelen", ucap Andri.
Batin widia bukan mau menelan namun karena memang Andri sendiri tak memberikan apa-apa jika dirinya sudah berada di ujung.
Widia masih membayangkan rasa hangat yang mengental di tenggorokannya dan nampak diam. Isi tenggorokannya ingin segera meminum air. Namun salah, bukannya mendapatkan air malah dia mendapatkan penis milik Hendra yang sudah mengantri itu.
Padahal widia masih sedikit mual dengan rasa cairan milik Andri di tenggorokannya. Namun Hendra tak mau melepaskan dan membuang-buang waktu. Ditarik lah kepala widia untuk segera memasukka penis milik Hendra yang masih mengacung tegang ini.
"Kalo mbanya pegel tenang saya bantu pake tangan saya", ucap Hendra memng gerakan kepala widia untuk bergoyang goyang itu.
Sejujurnya widia sendiri sudah pegal namun karena terpaksa. Batinnya sendiri sedikit merasakan lelah juga karena sudah menerima tawaran ini. Seketika dia malah sedikit menyesali dirinya mau seperti ini.
Dimasukkan lah penis milik Hendra ini sedangkan Andri mencoba meremas hanya untuk merasakan dan mengobati rasa penasaran dengan toket milik Widia.
Sluurp
Clockk
Clockk
Clock
Widia masih mencoba menikmati penis milik Hendra dan membiarkan dirinya membiarkan service sebaik mungkin untuk penis milik Hendra.
Disisi lain
"Ahhh aah"
Croot... Croot.... Croooot...
Yono menembakkan Cairan penis milik nya ke lantai karena dia keasikan mengocok penis miliknya sendiri. Sambil memainkan dada milik Widia.
"Hahahah anjirr yooon belum juga nikmatin mulutnya udah keluar aja", ledek Hendra.
"Iya nih payah banget lu, lu ga tau sih rasa mulut mbanya beeeh ngilu penis lu men", sahut Andri
Yono sendiri sedikit menyesali dan kecewa akan penis nya sendiri karena selemah ini.
"Hihihi bagus dehh jadi aku ga perlu masukin penis dia kedalam mulutku ini",gumam widia dalam hati.
"Ahh ga kuat gua abisnya toketnya padet banget lama juga kan ngantri buat dimasukin ke mulutnya. Andri aja lama apalagi lu bang"
"Hahahah serah lu dah dasar lemah lu", balas Hendra.
Kini Hendra nampak menikmati kembali mulut Widia itu.
Clocck... Clockk.... Clockk...
Slurrp...
Lick...
Widiaa memainkan hal yang sama dilakukan kepada Andri tadi yaitu menyapu lubang penis milik Hendra dengan ujung lidah milik Widia sendiri.
"Sssh anjiirr geliiiii", desah Hendra.
"Hahaha iya bang tadi gua juga digituin", balas Andri.
"Ahh enakk bangeett, begoo lu yooon ga ngerasain diginiin"
Yono melihat lidah milik widia dengan tatapan binalnya itu. Ujung lidah widia menyapu halus dan cepat lubang penis milik Hendra. Sialan dia nampak kesal dan iri sekali kepada Hendra dan Andri yang mendapatkan Service seperti itu.
"Ahhh sssh anjiir udah masukin mbaa lagiii"
Hendra mendorong kepala widia kembali dan dia ssdikit menggerakan dengan paksa kepalanya itu.
"Ahh nahh ginii sssh biar cepet sssh "
Widia nampak sedikit ngilu saat kedua tangan Hendra sedang memegang dan mendorong paksa semaunya.
Namun disisi lain ada benarnya mungkin dengan cara ini penis milik Hendra bisa keluar.
Clock... Clockkk... Clockkk
"Ahhh sssh aaah manteepp benerr sssh"
Slurpp... Slurpp..
Clock... Clockk..
Slurpp... Slurpp..
"Ahh mbaa teleenn"
Widia seketika sadar bahwa Hendra mulai memberikan aba-aba mencapai puncaknya. Dia tak ingin kejadian seperti penis milik Andri yang menembak dahsyat kedalam tenggorokannya. Dia bersiap untuk mengeluarkan penis milik Hendra. Namun sayang.. Hendra mengantisipasi itu dan menahan kepala widia untuk tetap membiarkan penis milinya didalam.
Croooot.... Croooot... Croooot.... Croooot...
Tembakan cairan milik Hendra juga menembak dan mengalir deras ke tenggorokannya. Lagi dan lagi dia merasakan hangat dan kentalnya sebuah cairan yang keluar dari penis milik lelaki lain selain suaminya sendiri.
Padahal tenggorokannya sendiri masih lengket karena cairan milik Andri yang masih mengental didalam. Kali ini ditambah oleh milik Hendra.
"Ahhh mantaapp"
Hendra mengeluarkan penis miliknya dari mulut widia. Dan kali ini widia nampak mencoba bersikap biasa saja karena sebelumnya juga sudah merasakan rasa ini.
"Aghh ssshh"
Desah widia. Ketiganya pun langsung memasukkan penis milik mereka bersiap kembali. Dan mereka berdiri. Sedangkan Widia nampak masih diam berjongkok mencoba mendorong cairan yang di tenggorokannya dengan ludah yang dibuatnya sendiri.
"Nahh ayo mba transaksi"
"Service mba memuaskan meski kita ga dapet ehem ehem tp sebagai bonus atas mbanya kita beli 120 pcs", ucap Hendra.
Widia harusnya senang namun dia masih mencoba menelan nelan ludahnya sendiri itu. Dia harus meminum cairan ini. Kemudian Widia berdiri ditengah mereka. Bahkan ketiganya pun memberikan ciuman bibir yang mesra kepada widia masing-masing dan widia juga menerimanya. Hingga lipstik merah yang mewarna bibir widia mulai pudar dan hilang karena ciuman itu.
Disisi lain di ujung lorong ternyata ada sepasang mata yang mengintip kelakukan mereka berempat ini.
"Gila yaa... Hari ini gua dapet bonus apa sampe dua kali mergokin temen kerja gua yang udah punya laki begini", ucap Bopeng sambil meremas penis miliknya sendiri.
Ternyata selain mempunyai kelainan warna kulit yang spesial Bopeng juga diberkahi oleh pendengaran dari kupingnya yang sangat baik. Dia mendengar sebuah desahan yang padahal lokasinya cukup jauh dari tempat dia mendengarnya ini. Hingga dia mencari sumber suara tersebut dan menemukan kegilaan ini.
"Sebisa mungkin gua ga mau dah cari istri anak retail"
"Wanita bersuami yang punya hasrat gila membelok kek gini sialann", umpat Bopeng sendiri.
ns 15.158.61.48da2