Sobri Handoko, 50 tahun, akhirnya menghela napas lega setelah berhasil memarkir mobilnya di halaman sebuah rumah yang hampir-hampir dikatakan kumuh itu. Jalan depan yang begitu sempit memaksa duda beranak satu ini harus berjibaku, mengeluarkan seluruh kemampuan mengemudinya hanya demi memarkir CRV hitamnya di halaman rumah yang sedari pagi tadi dicari carinya. Rumah itu berdesain kuno, bukan antik. Sepertinya rumah itu telah berdiri sejak zaman penjajahan Belanda dan belum pernah sekalipun direnovasi. Untungnya, rumah itu memiliki halaman yang cukup luas dan penuh dengan pepohonan hijau sehingga setidaknya sedikit membuatnya berkesan teduh dan menyenangkan para tamu.
6579Please respect copyright.PENANAEWXOa7HG0s
6579Please respect copyright.PENANAMnZFS8TVd0
Pak Sobri yang bertubuh kurus dengan keriput yang jelas nampak di sana sini, khas pria yang sudah menginjak usia tuanya, langsung menutup pintu mobilnya sendiri begitu ia keluar. Ototnya terlihat masih berisi di usia senjanya membuat ia belum tampak seperti kakek-kakek setengah renta. Di sisi mobil mewah tersebut, telah menunggunya seorang lelaki paruh baya yang berusia sekitar 30 tahunan yang tadi juga ikut membantu pak Sobri memarkirkan mobilnya
6579Please respect copyright.PENANAXflA8FWuDR
6579Please respect copyright.PENANAO36ypjusKs
Lelaki itu berparas tampan dengan jenggot tipis menggantung di dagunya. Waiau pakaiannya biasa saja, kaos oblong dengan sarung, namun tubuhnya terlihat begitu tegap. Penampilannya kontras sekali dengan Pak Sobri yang
6579Please respect copyright.PENANAD7E8RY6iQf
tampil sedikit perlente namun tetap saja wajahnya terkesan buruk rupa dan bahkan sinar matanya yang tajam melirik kiri kanan terlihat amat menyeramkan.
6579Please respect copyright.PENANAlYMnG8PVVZ
6579Please respect copyright.PENANADb8O5Xqwdd
"Assalamualaikum, Ustadz Mamat. Lama tak ketemu nih, apa kabar di rumah?" tanya pak Sobri pada lelaki yangjauh lebih muda dari dirinya itu sambil menjabat tangannya.
6579Please respect copyright.PENANASI2lvAdgXe
6579Please respect copyright.PENANAgjdyy4xtCq
Ternyata lelaki muda itu adalah Ustadz Mamat Salam, seorang dari lulusan Universitas Islam Madinah yang lumayan cukup terkenal di wilayah Cibubur. "Waalaikumsalam, Pak Sobri. Alhamdulillah saya baik-baik saja. Bapak juga sehat-sehat saja kan?" demikian jawab Ustadz Mamat mulai berbasa-basi dengan Pak Sobri yang baru datang. Dari cara berbicara mereka tampak bagaikan dua teman akrab yang sejak lama tidak pernah bertemu.
6579Please respect copyright.PENANATTnIHyWUcc
6579Please respect copyright.PENANAyvQhcIspzo
"Ya, begitulah baik-baik saja. Rumah ustadz terpencil begini, jadinya saya kesasar melulu, hehe." jawab pak Sobri menyambut ucapan ustadz Mamat sambil berusaha membuat gurauan.
6579Please respect copyright.PENANAKLPxnLCvC4
6579Please respect copyright.PENANAa03peQJQls
"Yah, beginilah keadaan saya, Pak. Mari silahkan masuk sajalah ke dalam," sambung ustadz Mamat mempersilahkan tamunya melewati pintu rumahnya.
6579Please respect copyright.PENANAqc3QZYPLu0
6579Please respect copyright.PENANAW797wwwR3z
Begitu masuk Pak Sobri langsung melihat sekelilingnya. Ternyata interior rumah tersebut tidak jauh berbeda dengan tampilan luarnya. Hanya ada sebuah meja dan empat buah kursi dari bambu di ruang tamu tersebut, tak ada yang lain.
6579Please respect copyright.PENANAy82W5kKJ3U
Ruang tamu dipisahkan dengan bagian belakang rumah tersebut oleh sebuah tirai hijau besar yang berfungsi sebagai hijab.
6579Please respect copyright.PENANAiJi73Y8EXI
6579Please respect copyright.PENANAOWNnYV2EHu
"Mari-mari, silahkan duduk, pak Sobri. Seadanya saja, jangan malu-malu. Anggap rumah sendiri," ustadz Mamat mempersilahkan tamunya duduk di ruang tamu.
6579Please respect copyright.PENANAMsmFkfXsUQ
6579Please respect copyright.PENANAAFz36TtAUy
"Ummi, ummi... coba tolong ambilkan minuman, abbi kedatangan tamu nih," teriak Ustadz Mamat pada isterinya yang ada di balik hijab.
6579Please respect copyright.PENANAyBuBhNxVWb
6579Please respect copyright.PENANAd3IlK7Q1Si
6579Please respect copyright.PENANAFR1XD82QFv
Begitu Pak Sobri duduk, mereka kembali melanjutkan dialog yang renyah dan santai. Sepertinya mereka sudah lama kenal dan terlihat begitu akrab. "Hehe, lalu bagaimana kabar buku terbaru Ustadz, kira-kira kali ini akan mengambil tema baru apa, atau melanjutkan pelbagai tema lama tapi yang tetap hangat itu?" tiba-tiba Pak Sobri memulai pembicaraan yang sedikit serius.
6579Please respect copyright.PENANAeISF9WuGI3
6579Please respect copyright.PENANAp0VIW18B5c
Sudah sekitar 2 tahun lebih Ustadz Mamat bekerja sama dengan Pak Sobri dalam penerbitan buku-bukunya. Pak Sobri yang cukup kaya dan dermawan itu dengan ikhlas membantu Ustadz Mamat menyediakan dana untuk penerbitan buku buku berisikan tema agama. la adalah mantan juragan tanah yang ingin bertobat dari perbuatan-perbuatan nistanya di masa lalu dan berguru pada Ustadz Mamat. Saat ini pun, kedatangan Pak Sobri adalah untuk membahas soal penerbitan buku-buku agama.
6579Please respect copyright.PENANAb86nAe1TyV
Sejak dahulu, mereka membahas segala sesuatu tentang penerbitan buku, pada umumnya hanya lewat tilpon. Paling hanya sekitar 4-5 kali mereka bertemu di kantor penerbitan. Namun kali ini, Pak Sobri ingin berbicara langsung dengan Ustadz Mamat di rumahnya. Selain untuk bersilaturrahmi dengan Ustadz Mamat, pak Sobri sebagai ayah satu orang putri ini memang ingin mengunjungi putri dan menantunya yang juga tinggal di daerah Cibubur. la sendiri tinggal di Bandung. Oleh karena itu, tadi pagi Pak Sobri sedikit kerepotan mencari rumah Ustadz Mamat yang ternyata cukup terpencil, karena memang ia baru pertama kalinya mengendarai mobil sendiri memasuki daerah terpencil itu, beberapa kali ia harus turun dan menanyakan jalan pada orang yang lewat.
6579Please respect copyright.PENANAzDoVvB48n6
6579Please respect copyright.PENANAUk46N7L8vy
"Kemungkinan besar sih bertemakan Ramadhan, Pak. Seperti yang kita tahu bulan Ramadhan kan sudah dekat, jadi sepertinya ini waktu yang tepat untuk menerbitkan buku bertemakan Ramadhan, sehingga dapat dipakai renungan." demikian Ustadz Mamat berusaha menerangkan isi karangan bukunya.
6579Please respect copyright.PENANAQY7B2YSBUM
6579Please respect copyright.PENANA8tKbX9eN84
Mulailah mereka membahas banyak hal seputar penerbitan buku, mulai dari budget, deadline, dan desain buku. Mereka begitu asyik berbincang hingga hampir-hampir mereka tak mendengar ketika isteri Ustadz Mamat memanggil suaminya dengan suara yang halus hampir tak terdengar.
6579Please respect copyright.PENANACQOiJbiczt
6579Please respect copyright.PENANA7Qt9p8UDlm
"Abi, ini silahkan dicoba minumannya bersama," demikian desah suara lembut nan merdu terdengar dari balik tirai.
6579Please respect copyright.PENANABq0gMTAT6b
Pak Sobri pun mengerti karena memang para akhwat biasanya memerdukan dan merendahkan suara bila berbicara dengan suaminya. Sungguh beruntung Pak Sobri bisa mendengar suara suci nan merdu tersebut, apalagi sesaat kemudian sepasang tangan yang begitu putih, mulus, terawat, tanpa cela milik seorang isteri yang shalihah dengan jari-jarinya yang lentik keluar dari bawah tirai sambil menyodorkan nampan. Dengan mendengar suara dan melihat jarinya saja, darah kejantanan Pak Sobri yang sudah 5 tahun menduda dan tak tak pernah puas ingin selalu merasakan belaian wanita itu langsung berdesir.
6579Please respect copyright.PENANAYhM4JlBTW0
6579Please respect copyright.PENANAHjoRkK0e6t
Namun ia cepat-cepat menghapus pikiran kotornya, ia sadar bahwa wanita di balik tirai itu adalah isteri Ustadz Mamat yang merupakan gurunya. Walaupun sebenarnya, Pak Sobri telah lama sekali benar-benar penasaran terhadap isteri Ustadz Mamat tersebut, bahkan terbersit keinginan untuk berkenalan, melihat dan menjamah kulitnya yang pasti halus sangat terawat.
6579Please respect copyright.PENANA1eLsvtNiAE
6579Please respect copyright.PENANA6RTACCl3ea
Pak Sobri pun mengingat-ingat akad nikah Ustadz Mamat yang dihadirinya sekitar satu setengah tahun yang lalu di Bandung. lsteri Ustadz Mamat bernama Aida Handayani, anak pertama dari pasangan Arief Ubaidillah, seorang keturunan Arab, dan Siti Nurhana, mantan sinden cantik asli Bandung. Pasangan itu mempunyai 4 orang puteri yang, kata orang, semuanya cantik-cantik dan taat beragama. Baru Aida yang telah menikah dengan Ustadz Mamat, yang lainnya masih gadis.
6579Please respect copyright.PENANAIrwvec8DeQ
6579Please respect copyright.PENANAGDM2ONXI9c
Putri kedua mereka bernama Farah Wulandari, lulusan Fakultas Sastra Universitas Indonesia yang kini menjadi seorang penulis novel islami. Adiknya
6579Please respect copyright.PENANAwLaogHk5FI
yang masih 20 tahun, Nurul Tri Lestari, masih menjalani kuliah di Fakultas llmu Komunikasi Universitas Indonesia. Sedangkan yang paling bungsu, Asma Maharani, masih duduk di bangku SMA di Bandung.
6579Please respect copyright.PENANAWT7akyk5v4
6579Please respect copyright.PENANAOeSUWozDHD
Pak Sobri mendapatkan informasi itu semua dari Ustadz Mamat sendiri ketika beliau akan menikah. Waktu itu memang Pak Sobri turut membantu persiapan pernikahan tersebut karena ia juga tinggal di Bandung. Pikiran kotor Pak Sobri pun langsung melayang tinggi, "Melihat tangan udah bikin horny, bagaimana kalau gue bisa melihat seluruh tubuh Ukhti Aida yang katanya cantik itu, huhu, bagaikan kena undian berhadiah ratusan juta." demikian pikir pak Sobri.
6579Please respect copyright.PENANA0OQZv5Cqfu
6579Please respect copyright.PENANAp9ypsgYS4m
Sebelum bertobat dan berguru dengan Ustadz Mamat, Pak Sobri adalah seseorang yang boleh dibilang cukup bejat. Dengan harta yang dimiliki, ia sering main perempuan. Entah berapa orang pelacur yang sudah ia pakai. Minuman keras dan judi pun telah menjadi makanan sehari-harinya. Sampai-sampai isterinya tak kuat menahan beban berat seperti itu dan jatuh sakit kemudian meninggal. Sejak kematian isterinya itulah Pak Sobri mulai ingin bertobat, dan kebetulan ia bertemu dengan Ustadz Mamat.
6579Please respect copyright.PENANA1uNVGXg1CF
6579Please respect copyright.PENANAtp0KsUB19a
Ustadz Mamat membimbingnya untuk kembali ke jalan yang benar, dan sebagai gantinya pak Sobri membantu Ustadz Mamat menerbitkan buku-buku Islam. Namun akhir-akhir ini, beberapa teman lamanya datang ke rumahnya dan Pak Sobri pun sedikit terpengaruh dan kembali menyewa pelacur-pelacur di Bandung. Jadi wajar kalau pikirannya pun kini dipenuhi dengan imajinasi imajinasi yang kotor membayangkan tubuh dari istri gurunya itu.
6579Please respect copyright.PENANAxdXlcwjHgg
Seperti doa yang langsung terkabul, tiba-tiba sebuah angin kencang menerobos masuk dari arah pintu depan dan langsung menembus tirai hijau besar itu. Ustadz Mamat baru sadar kalau ia telah lupa menutup pintu depan tadi. Seketika itu pula tirai itu terbuka lebar menampakkan dengan jelas apa yang ada di baliknya. Pak Sobri pun mendapatkan apa yang baru saja diimpikannya.
6579Please respect copyright.PENANAZP0hbsr1Zj
6579Please respect copyright.PENANA7ld57lisow
Aida Handayani, isteri Ustadz Mamat yang baru berusia 26 tahun itu sedang terduduk sambil sedikit menunduk. la tampak kaget ketika tirai di hadapannya tertiup angin sehingga terbang dan terbuka lebar. Dan begitu ia menyadari kalau tamu suaminya yang seumuran ayahnya itu sedang memandangi tubuhnya, ia langsung berusaha menahan gamis panjang dan cadarnya agar tidak ikut terbang. la menahan cadarnya dengan tangan kanan sedangkan tangan kirinya berusaha menutup bagian dada yang terhias dua gunung montok dan juga perutnya yang sangat langsing datar.
6579Please respect copyright.PENANA4WFInAhX1h
6579Please respect copyright.PENANA5PteMCpYEL
Namun sayangnya, angin nakal itu cukup lama berhembus sehingga Pak Sobri mampu menatap dan mengingat setiap detail tubuh ummahat yang cantik itu dengan jelas. Usaha Ustadz Mamat menutup tirai itu pun tampak sia sia karena tidak juga mampu menutupi tubuh isterinya dari pandangan lapar mata tamunya tersebut. Seketika Pak Sobri meneguk ludahnya sendiri. Ternyata isteri gurunya itu tak hanya cantik, tapi juga seksi dan bahenol. la harus banyak berterima kasih pada angin tadi yang telah menunjukkan segalanya, masa bodoh apakah itu angin iblis, pikirnya.
6579Please respect copyright.PENANAtAFJ0FXw9g
Dahulu ia hanya mampu membayangkan kira-kira wajah Aida sejak mengetahui ayahnya keturunan Arab. Ummahat itu pasti mempunyai hidungyangmancung. Pak Sobri memang tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas, hanya bagian matanya saja karena Aida memakai cadar. Namun mata yang indah dan tajam itu telah cukup memberitahu bahwa pemiliknya adalah seorang bidadari yang cantik jelita dengan kulit yang putih mulus tanpa cela.
6579Please respect copyright.PENANA8XWMrXeXzT
6579Please respect copyright.PENANAdhuRMzcvpm
Namun yang paling membuat birahi Pak Sobri meledak-ledak adalah gunung kembar di dada Aida. la mampu melihatnya dengan jelas karena posisi Aida yang sedikit menunduk tadi. Ummahat itu ternyata memiliki payudara yang berukuran melebihi normal. la taksir dari cetakan bra di gamisnya tadi bahwa isteri Ustadz Mamat yang begitu alim itu berukuran 38. Ukuran payudara sebesar itu benar-benar mampu membuat para pria begitu bernafsu untuk meremas dan menghisap putingnya yang pasti masih segar, walaupun se shalihah apapun pemiliknya tak ada yang wanita yang sanggup melawan nafsunya sendiri jika buah dadanya diremas dan putingnya dipilin, dicubit serta digigit oleh lelaki yang tahu bagaimana caranya menaklukkan wanita.
6579Please respect copyright.PENANA4Arnjp7KGs
6579Please respect copyright.PENANAyLkYMtXpSK
Tak hanya besar, payudara Aida pasti juga mempunyai bentuk yang kencang, montok dan indah. Pak Sobri dapat mengetahuinya ketika Aida memeluk perutnya sendiri, payudara itu tampak membuncah-buncah seakan memanggil manggil minta dihisap dan diremas. Body ummahat itu pun sekilas tampak proporsional, begitu seksi menggairahkan bagaikan bentuk gitar Spanyol.
6579Please respect copyright.PENANAe7TiVq6QQy
Merasa risih akan tatapan Pak Sobri yang seperti menelanjanginya itu, Aida langsung berdiri dan berjalan cepat ke belakang menjauh dari ruang tamu. Namun malang bagi Aida, karena angin belum juga berhenti bertiup saat itu. Ketika ia berjalan, Pak Sobri sempat melihat dengan jelas bayangan celana dalam dan belahan pantatnya yang tercetak jelas di gamisnya yang kebetulan berbahan tipis dan berwarna cerah karena ia sedang ada di rumah. Pantat ummahat yang seksi dan bahenol itu bergoyang-goyang ke kiri dan ke kanan, berputar mengebor naik turun, seolah sedang menggoda mengundang tangan lelaki untuk meremas-remas dan mencari belahan tangahnya.
6579Please respect copyright.PENANAoAQGEHzHlJ
6579Please respect copyright.PENANA5LHSfOirHD
Pak Sobri bagaikan telah tak mampu lagi menahan nafsu birahinya yang selama ini terpendam. la ingin langsung saja menyelipkan kemaluannya yang cukup besar dan telah mulai berdenyut-denyut ke selangkangan ummahat itu. Namun karena ia sadar bahwa masih ada Ustadz Mamat di hadapannya, maka ia pun menyembunyikan gundukan daging di selangkangannya yang sudah berontak. la mencoba bersikap tenang, walaupun bayangan seorang Aida Handayani yang berpayudara besar dan berbody sintal nan seksi itu begitu memancing semangat kejantanannya.
6579Please respect copyright.PENANAOBA9u3aSPg
6579Please respect copyright.PENANAFJrrnSrcf9
"Pak Sobri, anda tidak apa-apa?" demikian teguran Ustadz Mamat dengan nada yang bersifat mengingatkan memecah semua khayalan cabul pak Sobri.
6579Please respect copyright.PENANA5khrt5FSHn
6579Please respect copyright.PENANAZQ9DNNr3lM
"Owh, tidak ada apa-apa, cuma pusing sedikit. Sampai dimana tadi pembicaraan kita?" demikian pak Sobri berusaha menutup-nutupi gejolak birahinya yang semakin meninggi.
6579Please respect copyright.PENANAwX7FCvsYG1
Mereka pun kembali memperbincangkan bisnis sampai sekitar 45 menit. Selama itu pula Pak Sobri terus melirik ke arah hijab berwarna hijau itu, berharap ada angin lagi dan ia bisa melihat tubuh ummahat seksi impiannya tadi. Namun semuanya sia-sia, sampai pembicaraan itu selesai, tak ada lagi kejadian aneh di rumah itu. Hingga akhirnya Pak Sobri pun dengan rasa sedikit penasaran pamit dan langsung menuju ke rumah anak perempuannya yang berada di daerah Cibubur juga, namun sepanjang jalan pak Sobri tetap melamunkan istri Ustadz Mamat.
6579Please respect copyright.PENANAylxH3GHLFp
6579Please respect copyright.PENANAyAIfPRSCCM
"Aida Handayani, ahh... aku harus bisa merasakan tubuh indahmu itu, persetan sudah menikah dengan Ustadz Mamat, bagaimana dan apapun terjadi aku harus mendapatkan dan merogolmu." pikir Pak Sobri di dalam mobil sambil mengocok-ngocok kemaluannya sendiri ketika menyetir mobil setelah ia membuka rits celana dan mengeluarkan si 'otong'nya dari celana dalamnya.
6579Please respect copyright.PENANApjpnxX11WX
6579Please respect copyright.PENANAiXUTzsT18c
Di malam itu pak Sobri tak dapat tidur dengan tenang, di dalam bayangan mimpinya Aida telah berhasil dijebak dan berada sepenuhnya di dalam genggamannya. Santai guling yang dipeluk dan ditindihnya semalaman itu diimpikannya adalah tubuh telanjang Aida yang meliuk meronta-ronta menggeliat putus asa ketika berhasil dikuasai dan direjang di kasurnya sebelum akhirnya dengan rintih memilukan merasakan sadisnya nafsu pak Sobri.
6579Please respect copyright.PENANAMn4WDs536e
6579Please respect copyright.PENANA35RNAJuUMu
***
6579Please respect copyright.PENANAXMvJ2UAlrs