1265Please respect copyright.PENANArlOTxTnxpW
.
Setelah lulus dari Universitas dengan jurusan pertanian, Arthur kembali ke desanya untuk meneruskan usaha perkebunan, persawahan dan juga peternakan milik keluarganya, meskipun usahanya tidak terlalu besar, dengan berbekal ilmu pendidikannya, Arthur merasa yakin usaha yang di wariskan oleh orang tuanya dapat dia kembangkan dan dia kelola dengan baik,
1265Please respect copyright.PENANAZk0IV3Lwch
Di desanya, Arthur juga dibantu oleh beberapa orang pekerja yang sudah bertahun-tahun mengabdi pada orang tuanya, meskipun beberapa pekerja yang telah lama ikut bekerja bersama ayahnya sudah memiliki usia yang sudah tua dan kurang produktif, namun Arthur tetap menghargai para pekerja lama yang telah setia mengabdi dan juga telah bersahabat dengan ayahnya selama ini, dengan tetap memberikan mereka pekerjaan-pekerjaan yang jauh lebih ringan, namun tetap memberikan mereka upah yang layak,
1265Please respect copyright.PENANAYvF8TJhesg
Dari pengalaman mereka, Arthur mendapat berbagai masukan untuk membangun dan mengembangkan usahanya, mereka juga menyarankan untuk melakukan berbagai perbaikan di lokasi pertanian, perkebunan dan juga di lokasi peternakan, dengan kerja keras dan usahanya, kini usaha milik keluarganya itu mulai lebih maju dan semakin berkembang, Arthur mulai merekrut para pekerja yang lebih muda untuk memegang tugas-tugas dan pekerjaan berat, setelah beberapa lama usahanya semakin terkenal hingga ke luar desa bahkan hasil produksinya telah berhasil dia pasarkan hingga ke penjuru negeri.
1265Please respect copyright.PENANADwkO0t2iPm
Arthur akhirnya menikah dengan seorang gadis desa bernama Mara, seorang gadis cantik jelita anak mantan kepala desa yang merupakan sahabat lama ayahnya, Mara menjadi istri yang sangat pengertian, selalu memberikan dukungan dan semangat untuk suaminya, kini mereka memiliki dua orang putri yang juga cantik-cantik seperti ibunya, anak pertama mereka adalah Lisa, gadis cantik yang sekarang duduk di bangku sekolah dasar sedangkan sang adik adalah Lily yang masih di taman kanak-kanak, Arthur dan Mara bekerja bersama-sama mengelola usahanya, mereka juga mengajarkan anak-anak mereka tentang pentingnya membantu orang lain, dan juga untuk selalu rendah hati meskipun mereka lahir dari keluarga yang serba berkecukupan,
.
1265Please respect copyright.PENANAbiH9cyxY2G
*****
.
Pak Dikin, seorang pria tua yang sudah lama bekerja di persawahan milik keluarga Arthur selama puluhan tahun, dia sudah lama ikut bekerja sejak usianya masih muda, selama ini dirinya amat setia dan tak pernah punya kesalahan, karena pengabdiannya itulah keluarga Arthur akhirnya menghadiahkan pak Dikin sebuah rumah untuk tempat tinggalnya, sebuah bangunan sederhana yang dulunya dipergunakan sebagai gudang atau tempat penyimpanan pupuk dan bibit, yang letaknya berada di ujung jalan desa dan tak jauh dari lokasi persawahan,
1265Please respect copyright.PENANAtaIgFsq9tx
Saat ini, usia pak Dikin sudah menginjak sekitar enam puluh tahunan, bahkan mungkin bisa juga lebih karena dia sendiri juga sudah lupa kapan tahun dia lahir, sudah banyak rambutnya yang memutih, tubuhnya pendek dan kurus, kulitnya yang hitam karena terbakar matahari sudah banyak keriputnya karena termakan usia, dan terlihat sebelah kakinya agak sedikit pincang karena pernah dipatuk ular saat sedang bekerja di sawah beberapa tahun yang lalu,
1265Please respect copyright.PENANAXiey0htS6T
Pak Dikin terlihat sudah sangat renta dan mulai dihinggapi berbagai macam penyakit karena faktor usianya, di rumahnya pak Dikin tinggal hanya berdua bersama cucu perempuannya yang bernama Reni, walaupun mereka tinggal di sebuah bangunan kecil yang terlihat sangat sederhana, karena sebagian besar bahan bangunannya masih menggunakan material papan dan kayu, dan beberapa bagian dindingnya masih terbuat dari bilik bambu, tapi meskipun begitu dia dan cucunya merasa sangat bersyukur masih memiliki tempat untuk tinggal dan bernaung, mereka menganggap bangunan kecil yang sangat sederhana itu sebagai istana mereka,
1265Please respect copyright.PENANAYtAn5cA8Je
Beberapa tahun yang lalu, anak dan menantunya meninggal karena kecelakaan, saat peristiwa itu terjadi Reni masih duduk di bangku sekolah dasar, pak Dikin terus berusaha merawat dan membesarkan cucunya sendirian, dirinya merasa sangat terbantu karena semua kebutuhan sehari-hari dan biaya pendidikan untuk Reni, sepenuhnya di tanggung oleh keluarga Arthur,.
1265Please respect copyright.PENANAs3rjzhk17c
Pak Dikin merasa sangat beruntung memiliki cucu seperti Reni, meskipun usianya masih sangat muda, Reni sudah sangat mandiri, dia dengan telaten bisa mengambil peran sebagai pengurus kakeknya juga sebagai pengurus rumah tangga, setiap hari Reni dengan perhatian dan penuh kasih sayang membantu kakeknya, membersihkan rumah, mencuci pakaian dan memasak makanan untuk mereka berdua, tanpa pernah mengeluh sedikitpun,
1265Please respect copyright.PENANAXrnTbeVuwF
Sejak Reni masih sekolah, mereka sering duduk bersama saat malam tiba, menikmati suasana di tepi persawahan yang sangat sepi dan damai, di bawah temaramnya lampu pak Dikin juga selalu setia menemani cucunya belajar, pria tua itu selalu mengajak Reni berbincang tentang kegiatan mereka sehari-hari dan terkadang dia menceritakan kisah-kisah masa lalunya, agar cucunya merasa terhibur dan untuk mengusir rasa sepi, waktu pun terus berlalu, pak Dikin membesarkan Reni dengan penuh perhatian dan kasih sayangnya, hingga sekarang Reni tumbuh menjadi seorang gadis dewasa yang cerdas dan memiliki paras yang cantik, Reni memiliki kepribadian yang sopan, ramah, dan mudah bergaul, membuatnya disenangi banyak orang,
1265Please respect copyright.PENANAbsgaf6z6Pl
Sejak kecil Reni selalu tidur satu ranjang bersama kakeknya, namun semenjak dia menginjak usia remaja dia tidur sendiri di ranjangnya, hingga saat ini usia Reni sudah beranjak dewasa dia tidak lagi tidur seranjang dengan kakeknya, kakek Dikin tidur di lantai beralaskan tikar sedangkan Reni tidur atas kasur yang yang ukurannya memang sempit jika untuk dua orang,
1265Please respect copyright.PENANAKv6qw1XOXx
Pada suatu hari,
Sore itu, pak Dikin pulang dari pekerjaannya di persawahan, setelah tiba di rumah, dia berjalan ke arah sumur dan menimba air untuk mencuci kaki dan tangannya yang kotor, mereka memiliki kamar mandi yang lokasinya berjarak beberapa langkah saja berada di samping rumahnya, dengan dinding kamar mandi yang terbuat dari tembok yang tingginya hanya sebatas pundak orang dewasa, sedangkan letak sumur timbanya yang terpisah berada persis di luar kamar mandi,
1265Please respect copyright.PENANALi4HowUrxI
Sementara itu, di dalam kamar mandi pak Dikin dapat melihat bagian belakang pundak Reni yang putih bersih, terlihat Reni yang baru saja selesai mandi sedang mengeringkan tubuhnya dengan handuk, karena tubuh kakeknya yang pendek dan posisi Reni yang membelakangi kakeknya, dia tidak menyadari bahwa kakeknya telah pulang dan menuju ke sumur, suara gemericik air dari kakeknya yang sedang mencuci kaki, hanya terdengar samar-samar karena mereka terpisah oleh tembok yang rendah,
1265Please respect copyright.PENANAWrePVbYyfV
Ketika keluar kamar dari mandi, Reni terkejut melihat kakeknya yang sudah berada di dekat sumur baru selesai mencuci kaki,.
1265Please respect copyright.PENANAltbek3pLne
"eehh... kakek udah pulang, baru sampe apa dari tadi kek,?" ucap Reni
1265Please respect copyright.PENANAjjrbQ870l9
" iyaa dari tadi, makanya kalo mandi jangan sambil ngelamun, yaudah masuk sana, takut nanti ada yang lewat," ucap pak Dikin karena melihat Reni yang keluar kamar mandi hanya terbalut handuk yang ukurannya tidak terlalu besar, bagian bawah handuknya hanya mampu menutupi sebagian pahanya yang putih mulus, sedangkan bagian atasnya juga hanya mampu menutupi sebagian buah dadanya yang ukurannya sudah tumbuh besar, dan tentu saja dagingnya terlihat masih sangat kencang dan begitu sekal,
1265Please respect copyright.PENANAjaHBk3z1ce
“iyaa kek..” Reni kemudian masuk ke dalam rumahnya dari pintu samping sedangkan pak Dikin menuju ke depan rumahnya, kemudian duduk di kursi kayu yang berada di teras depan rumahnya untuk bersantai, ada beberapa orang pekerja yang hendak pulang terlihat masih berlalu lalang melewati jalan desa yang berada di depan rumah mereka, para pekerja yang yang lewat sebagian besarnya adalah lak-laki,
1265Please respect copyright.PENANAXdfpiMf70H
Reni yang hanya terbalut handuk melilit di tubuhnya, keluar membawakan air minum dan beberapa makanan ringan untuk kakeknya, bagian bawah handuknya yang sangat pendek, memperlihatkan lipatan di bawah pantat Reni yang masih sangat padat, sehingga saat dia membungkuk meletakkan makanan dan minuman, pasti akan terlihat bongkahan indah daging pantatnya serta dapat terlihat juga belahan liang senggamanya sedikit mengintip di bawah sana, orang-orang yang lewat pastinya akan terpaku melihat keindahan tubuh Reni, berkali-kali mereka menelan ludah karena jarang sekali mereka dapat melihat keindahan dan kemolekan tubuh gadis itu, apalagi saat ini Reni berpenampilan setengah telanjang,.
1265Please respect copyright.PENANAgnDzYXv8xm
Pak Dikin yang merupakan salah satu sesepuh di desa itu dan juga sudah bekerja puluhan tahun di keluarga Arthur, membuat dirinya di kenal oleh seluruh penduduk desa, dan hampir semua pekerja yang berasal dari desa lain pun cukup kenal dengan sosok pak Dikin,
1265Please respect copyright.PENANAE9bMClKyDQ
Sore itu, pak Dikin yang sedang duduk bersantai di depan rumah, menyempatkan dirinya saling sapa dengan orang-orang yang sedang lewat hendak pulang, bahkan tak jarang beberapa dari mereka sengaja berhenti sebentar di depan rumahnya untuk sekedar berbasa-basi, padahal tujuan utamanya adalah supaya bisa lebih lama memandangi setiap lekuk tubuh Reni yang hanya terbalut handuk,.
1265Please respect copyright.PENANAuwdxeNP5eE
"kamu ini, bukannya pake baju dulu sana, malu itu banyak laki-laki yang liatin kamu," ucap pak Dikin menegur cucunya,
1265Please respect copyright.PENANAOGoPTmfBOe
"hihihi... biarin aja sih kek, lagian juga kan tadi aku buru-buru gak sempet pake baju, soalnya kan emang udah kebiasaan setiap kakek pulang, langsung aku siapin minum," ucap Reni sambil nyengir kepada kakeknya,
1265Please respect copyright.PENANADxOoSAynqW
"yaudah.. sana masuk, pake baju dulu, gak enak diliat orang,"
1265Please respect copyright.PENANAN4ZwuWI4rk
"iya.. iyaa.. lagian emangnya kenapa sih kek,? Kan itung-itung sedekah,. Hihihii,." ucap Reni malah meledek kakeknya sembari masuk ke dalam,
1265Please respect copyright.PENANAzVsd3UEJqa
"hadeeh.. anak jaman sekarang, ya begitu kalo di bilangin,” pak Dikin menggerutu..
1265Please respect copyright.PENANAJzhVdnf0fS
Ketika malam tiba, mereka berdua makan malam bersama, pak Dikin masih belum menyadari perubahan pada cucunya yang sekarang telah menjadi gadis dewasa, dia masih menganggap Reni sebagai cucunya yang dulu sering ia gendong dan bawa berkeliling bermain di area persawahan, Pak Dikin masih menganggap Reni yang sekarang masih tetap sama dengan Reni yang dulu, seorang bocah kecil yang pintar dan lucu,
1265Please respect copyright.PENANAmIZY8yEBr2
Setelah selesai makan malam, Reni membereskan meja, pak Dikin keluar rumah untuk menghisap sebatang rokok dan bersantai sejenak, pekerjaannya tadi siang membuat tubuhnya terasa sedikit letih, Reni yang sudah selesai membereskan meja dan mencuci piring, kemudian menyusul dan menemani kakeknya duduk di luar rumah,.
1265Please respect copyright.PENANAnBTFvJ02Yv
“kamu kan udah lulus sekolah setahun lebih, emang gak ada niatan untuk cari kerja,? " ucap pak Dikin membuka obrolan,
1265Please respect copyright.PENANAN0bX0odv4Q
"Sebenernya sih ada, tapi aku bingung mau kerja apa,?" jawab Reni,
1265Please respect copyright.PENANAV4TLwrSJG1
"yaa.. Kamu kenapa gak nyoba cari kerja di kota, di sana pasti banyak kerjaan kan.?," ucap pak Dikin menimpali,
1265Please respect copyright.PENANAhP5HFU67kC
"terus kalo Reni kerja di kota, nanti yang ngurus kakek siapa,?"
1265Please respect copyright.PENANApejXNs78BM
"Kalo kakek jangan kamu pikirin, yang penting kamu bisa dapet kerjaan, punya penghasilan sendiri, kamu tenang aja kakek masih bisa ngurus diri sendiri, lagian kakek juga kan masih kuat, masih seger,, niih liaat," pak Dikin mencoba meyakinkan, sambil menaikkan kedua lengannya untuk menunjukkan otot-otot yang ada di tangannya,.
1265Please respect copyright.PENANAcFbZNqNqPY
"Gaya banget kalo ngomong, badan udah sering masuk angin jugaa,, hihihihi, " ucap Reni meledek, “Kalo kuat itu ototnya nonjol ke atas kakeeek,,,, lah ini mah malah melambai-lambai ke bawah,, hahaha,, " Reni tertawa puas terus meledek kakeknya yang memang kulitnya sudah banyak keriput,
1265Please respect copyright.PENANAXHVZ0Esgob
"hadeeeh... yaudah terserah kamu aja lah,," ucap pak Dikin jengkel,
1265Please respect copyright.PENANAahfBkGMRp8
"Hahahaa... yaudah siih, lagian juga Reni udah dapet tawaran kerjaan, pokoknya kakek tenang aja,"
1265Please respect copyright.PENANAbODcknuJ29
"Kok kamu gak cerita, kerja apaan, dimana,?" ucap pak Dikin penasaran,.
1265Please respect copyright.PENANAFrrLK84oYd
"ada deeh.. rahasiaaaa,,, nanti juga kakek tau,.hihihiii,,"
1265Please respect copyright.PENANAuCMnfyW8ht
"Hadeh,, hadeeh,, terserah kamu aja, yang penting kerjaan nya halal, " ucap pak Dikin sedikit memberi wejangan,
1265Please respect copyright.PENANAKZBfsSkoOy
"iyaa,, kakeeek,, "