Pak Danang si Pria Corrupt
*Bank Syariah Swasta (Ruangan Administrasi Kredit)*
“Galih, itu kredit milik Bu Sarah sudah kamu cek lagi?” tanya seorang pria yang tiba-tiba saja datang membuka pintu ruangan tempat Galih bekerja yang mana pria itu sedang sibuk dengan tumpukan berkas yang harus diselesaikannya.
“Belum, Pak Andi. Ini lagi saya kerjakan. Kalau sudah selesai, saya akan langsung memberitahu ke Bapak,” jawab Galih pada bosnya yang menjabat sebagai Manajer Operasional itu dengan tangan kanannya memegang sebuah kertas.
Hari itu bank syariah swasta tempat Galih bekerja sedang sibuk-sibuknya. Kredit macet yang nasabah lakukan membuat pria itu harus bekerja lebih extra agar dapat menyelesaikan permasalahan itu semua. Tampak sudah sejak tadi pagi Galih bergelut dengan berkas yang begitu menumpuk di mejanya sambil dibantu dengan rekan-rekan kerjanya. Tetapi sampai siang, pekerjaan pria itu belum selesai juga dan dia terlihat seperti menyerah.
“Huhhh ... gila! Ini gara-gara Pak Bahrudin diganti, makanya jadi kelihatan siapa saja kredit yang macet,” ucap kesal Galih dengan menghela nafas panjang.
Memang pimpinan cabang tempat Galih bekerja itu baru saja diganti dan meninggalkan segudang masalah yang harus diselesaikan oleh orang-orang yang berada di bawahnya. Bukan lah rahasia umum lagi apabila banyak permainan orang dalam yang mencari keuntungan dengan membuat kartu kredit atau menggelapkan dana nasabah. Tetapi sekarang, Galih dan rekan-rekan kerja pria itu harus menerima getahnya karena pimpinan cabang sebelumnya telah banyak bermain kotor dan menyisakan permasalahan-permasalahan yang begitu banyaknya.
[newpage]
*Bank Syariah Swasta (Ruangan Pimpinan)*
Di lain tempat, pimpinan cabang baru di bank syariah swasta tersebut yang bernama Pak Danang sedang melobi manajer operasional di tempatnya bekerja untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
“Jadi gimana, Pak Andi? Ada karyawan kita yang bisa saya pake, gak?” tanya Pak Danang dengan raut wajah mesumnya dan bayangan di benaknya sudah terbayang tubuh gadis muda yang dapat dinikmatinya.
Pak Andi diam saja dan berkelut dengan isi pikirannya. Kepalanya tertunduk sedikit dan tidak tahu harus menjawab apa pertanyaan Pak Danang tersebut.Pak Andi sudah tahu kalau kejadian seperti ini bukan lah yang terjadi sekali dua kali padanya. Tetapi setiap kali dia menemui permasalahan seperti ini, pria itu sama sekali belum terbiasa meng-handle-nya. Apalagi pria yang sudah berumur 40-an itu termasuk pria yang lurus dan jauh dari hal-hal kotor seperti yang diinginkan oleh pimpinannya itu.
“Maaf, Pak Danang. Saya gak tahu juga ada karyawan yang bisa Bapak pakai atau tidak. Saya sudah lama tidak berurusan dengan hal itu,” ucap Pak Andi dengan raut wajah tegas dan tahu kalau perbuatan itu sangat lah salah.
“Aduh ... gimana, ini? Masa kamu gak denger info-info karyawan kita yang bisa dipake, sih?” tanya Pak Danang dengan raut wajah kesal dan intonasi suara yang sedikit meninggi.
Pak Andi hanya bisa terdiam mendengar ocehan Pak Danang. Pria itu memang sangat lah tidak tahu menahu tentang siapa saja karyawan yang bekerja di bank tersebut yang bisa dinikmati tubuhnya. Meskipun dia tahu, Pak Andi juga tak ingin mengatakannya pada bosnya tersebut.
“Dasar gila!” ucap Pak Andi dalam hatinya karena merasa marah dengan tindakan bosnya yang mempunyai sikap begitu rendah.
[newpage]
*Cabang Bank Syariah Swasta*
Baru beberapa minggu saja Pak Danang bekerja sebagai pimpinan cabang di bank syariah swasta tersebut. Tetapi tentang kemesumannya sudah tersebar ke seluruh karyawan yang bekerja di bank itu. Sama sekali tidak ada yang berani menegur Pak Danang karena acap kali sering melakukan pelecehan seksual secara halus. Terkadang pria itu mem-flirt karyawan-karyawan wanita yang ada di sana dengan candaan kotor ataupun ajakan untuk menemaninya bermain golf.
Pak Danang menggunakan segala macam tipu muslihat untuk membuat wanita yang menjadi target incarannya berhasil takluk dalam dekapannya. Hingga akhirnya ada salah satu karyawan di bagian pembukuan bank syariah tersebut yang terkena bujukan rayuan pria mesum itu.
“Jadi gimana, Rania? Kamu mau gak temenin saya? Nanti adalah tipis-tipis buat kamu,” ucap Pak Danang dengan tersenyum mesum sambil berdiri di depan meja gadis yang masih berusia 23 tahun itu.
“Astaghfirullah, Pak. Saya gak mau! Jangan gini dong, Pak!” ucap Rania dengan takut-takut dan mengumpulkan keberanian untuk mengatakan hal itu.
Pak Danang sudah beberapa kali melakukan godaan ataupun mengirimkan pesan pribadi secara langsung pada gadis berhijab itu. Tetapi dengan Rania, pesan dari bosnya itu selalu tidak dia balas apabila menyangkut hal pribadi.
“Hehehe ... gak usah sok suci gitu dong, Ran. Bapak tahu kok sebenarnya kamu mau, kan,” ucap pria yang masih berumur 30-an itu dengan tampang mesumnya. Terlihat bagaimana dia sudah sering kali menggoda bawahan ataupun membuat gadis-gadis muda menjadi berada di dekapannya.
Rania yang dalam kesehariannya berhijab dan selalu menjauh dari hal-hal maksiat seperti itu hanya bisa beristighfar di dalam hatinya. Pak Danang yang sekarang menjadi pimpinan di cabang tempat dia bekerja sangat lah membuat gadis cantik itu tidak nyaman dan merasa jengah dengan kelakuan cabulnya. Tetapi apa yang bisa dilakukan Rania, dia hanyalah bawahan dan sangat takut kalau pekerjaannya hilang karena tiba-tiba dipecat dari tempat kerjanya sekarang.
Pak Danang untuk sesaat berdiam diri di depan meja Rania. Pria itu menatap gadis berhijab yang ada di depannya dengan penuh nafsu. Merasa kalau gadis itu sebentar lagi akan berada di bawah pengaruh selangkangannya, membuat pria yang menjadi pimpinan di bank syariah swasta itu tidak sabar lagi untuk merasakan tubuh Rania.
“Saya tunggu chat dari kamu ya, Ran,” ucap Pak Danang tersenyum menyeringai lalu pergi begitu saja.
Rania menunduk dan beberapa saat kemudian dia mengangkat kepalanya, melihat ke arah tempat Pak Danang tadi pergi. Gadis yang mempunyai paras cantik dan sangat lah terkenal dengan sikap baiknya itu hanya bisa memohon kepada Tuhan agar dijauhkan dari mara bahaya yang mendekatinya.
[newpage]
*Beberapa hari setelahnya di ruangan Pak Danang*
PLOK ... PLOK ... PLOK....
“Ahhh ... Pak. Ougrhhh ... terus, Pak. Ahhh ... ahhh ... ahhh ... enak banget memek Rania. Shhh ... begitu, Pak Danang. Ugrhhh ... masukkin lebih dalem. Owhhh....”
Saat itu Pak Andi ingin melaporkan salah satu pekerjaannya yang telah selesai pada Pak Danang. Tetapi tiba-tiba saja langkahnya terhenti karena mendengar suara orang yang mendesah dari dalam ruangan kantor milik bosnya itu.
“Astaghfirullahaladzim,” ucap Pak Andi yang menyebut karena tidak sengaja melihat Pak Danang sudah dalam keadaan telanjang dan sedang menyetubuhi seorang wanita yang dia tahu itu siapa.
Wajah wanita itu terlihat sangat menikmati hal yang dilakukan oleh Pak Danang pada dirinya. Membuat Pak Andi tanpa sadar memegang daerah selangkangannya sendiri.
“Enak kan kontol saya di memek kamu! Ugrhhh ... siapa aja pasti bakalan ketagihan kalau memeknya udah ngerasain kontol saya. Ahhh ... makan nih kontol! Shhh ... nikmat, nikmat kan dientot!” Pak Danang begitu kasar mengentot wanita berhijab yang sedang menungging itu. Kedua tangannya mencengkeram pinggul wanita yang dientotnya dan pinggulnya mengentak-entak secara keras.
PLOK ... PLOK ... PLOK....
“Ahhh ... ahhh ... ahhh ... ahhh ... ahhh ... ahhh ... ahhh....” Suara desahan wanita itu begitu keras dan sampai terdengar keluar.
Pria yang mengintip perzinahan itu tanpa sadar menengok ke kiri dan ke kanan, melihat siapa tahu ada orang yang berada di sekitarnya. Saat Pak Andi sedang menengok itu ke area sekelilingnya, tiba-tiba dia terkejut saat fokus pandangannya kembali melihat perzinahan yang ada di dalam kantor Pak Danang. Pria itu melihat bosnya itu memberikan gesture untuk menyuruhnya masuk. Bagaikan kerbau yang dicucuk hidungnya, pria itu tanpa berpikir 2 kali masuk dan mengikuti apa yang di perintahkan oleh pimpinannya itu.
Awalnya dia malu-malu untuk memandangi persetubuhan atasannya dan karyawan baru yang masih muda itu. Namun sebagaimana laki-laki normal yang melihat wanita yang berbadan indah nan mulus sedang telanjang bulat didepannya membuat akal sehatnya pun kalah oleh nafsu. Pak Danang pun mengisyaratkan Pak Andi untuk bergabung dengan dirinya tanpa malu-malu. Akhirnya pun Pak Andi juga join dalam perzinahan yang baru pertama kali dilakukannya it.
“Gitu dong, Pak Andi. Ini cewek pasti buat kamu puas banget, kantor ini punya banyak bibit bagus yang masih belum terjamah pak. Rania aja awalnya ogah-ogahan eh sekarang malah minta terus.” ucap Pak Danang dengan senyum seringai di wajahnya.
[newpage]
Beberapa minggu sudah Pak Danang yang notabenenya merupakan pria nonis namun menjadi salah satu pimpinan di salah satu cabang bank syariah yang ada di Jakarta itu. Hasil Kepimpinannya sedikit demi sedikit semakin terlihat, dengan beberapa karyawati yang terkadang melepas hijabnya begitu saja ketika mereka bekerja. Tentu terkadang ada beberapa karyawati yang menegur sikap karyawati itu, tetapi oleh wanita tersebut dia berkilah kalau sedang membenarkan hijab yang dia pakai ataupun merasa kepanasan. Padahal AC di ruangan tempat dia bekerja sangat lah dingin.
Perubahan sikap bukan hanya terjadi pada para karyawati, Pak Andi yang merupakan manajer operasional di bank syariah itu sendiri, perlahan-lahan mulai terpengaruh dan berubah sikapnya karena terkena pengaruh buruk Pak Danang. Pria yang awalnya cukup lurus dan selalu taat dengan ibadahnya, sekarang menjadi jarang melakukan kewajibannya sebagai seorang umat muslim. Tak jarang Pak Andi lebih banyak menghabiskan waktunya ketika pulang bekerja di sebuah karaoke bersama bosnya itu.
*Tempat karaoke langganan Pak Danang*
LA ... LA ... LA....
Alunan musik dan LC yang sedang menyanyi itu menjadi pengiring obrolan mesum antara Pak Danang dan Pak Andi. Kedua pria yang sedang menikmati gemerlap dunia malam berbicara tentang para karyawati yang bekerja di bank syariah tempat mereka bekerja.Pak Danang terus saja mencekoki pikiran Pak Andi kalau sebenarnya salah satu karyawati di tempat dia bekerja sudah dia taklukan. Pria itu dengan bangganya memperlihatkan rekaman dirinya sedang menikmati tubuh salah satu karyawati yang berada di bawah pimpinannya.
“Ehhh ... bagus kan body-nya, Pak. Walaupun udah umur 30-an gini, tapi jepitan memeknya juara, Pak. Hahaha....” Pak Danang tertawa dan begitu bangga karena berhasil menaklukkan salah satu wanita yang sudah bersuami menjadi tunduk dengan batang kontolnya.
GLUG!
Pak Andi hanya bisa menelan ludahnya karena melihat ekspresi wanita yang dia kenal menjadi sangat lah begitu binal. Pria itu sedikit tidak percaya kalau salah satu rekan kerjanya yang dia kenal begitu taat dengan agamanya sampai melakukan hal zinah seperti itu.
“Gak usah iri begitu, Pak. Nanti saya kasih ke Bapak deh kalau saya sudah puas,” ucap Pak Danang dengan menepuk-nepuk pundak bawahannya itu.
“Gimana sama cewek bagian umum itu? Sudah bisa kamu pake belum?” lanjut pria berusia 30+ itu sambil memeluk gadis cantik yang berpakaian minim di sebelahnya.
“Belum, Pak. Susah banget untuk saya deketin. Kemaren aja--” Pak Andi kemudian menceritakan perihal hal yang menjadi kendala dirinya dalam mendekati salah satu karyawati yang berada di bagian umum di kantornya. Pria yang memang mempunyai sedikit sekali pengalaman dalam hal menaklukkan wanita itu sangat sulit untuk berhubungan dengan wanita itu karena dirinya sedikit takut-takut juga.
“Hahaha ... gak usah takut begitu, Pak. Cewek mah kalau udah kena kontol sekali, pasti dia jadi ketagihan dan minta terus.” Pak Danang tertawa terbahak-bahak karena mendengar cerita dari Pak Andi.
Melihat bawahannya yang begitu polos mendekati seorang wanita, membuat pria itu merasa menjadi tantangan agar Pak Andi bisa merasakan tubuh wanita yang diincarnya. Pak Andi menjadi sangat malu karena sikap Pak Danang. Tetapi melihat bagaimana bosnya itu bisa menikmati setiap wanita yang diincarnya, membuat rasa malu itu menjadi rasa iri dan ingin sekali belajar untuk menaklukkan wanita-wanita berhijab seperti Pak Danang.
[newpage]
*Suatu saat di Bank Syariah Swasta*
BRUG!
“Jadi masa sampai bulan ini kita gak bisa capai target, sih? Padahal udah saya bilang jauh-jauh hari kalau semester 2 tahun ini kita harus udah capai target!” teriak Pak Danang yang mengamuk karena hasil yang diinginkannya tidak tercapai.
Semua pimpinan cabang di bank swasta itu hanya bisa diam dan tidak berani untuk membantah atau berkilah karena memang hasil bulan ini sangat lah tidak memuaskan. Lama Pak Danang mengamuk dalam rapat yang diadakan setiap 1 semester sekali itu untuk mengevaluasi hasil kinerja di bank tersebut. Sampai akhirnya pria itu memanggil orang yang menurutnya bertanggung jawab dalam hal itu untuk datang ke ruangannya.
“Ajeng, setelah rapat ini selesai. Silakan kamu datang ke ruangan saya!” ucap Pak Danang tegas dan raut wajah yang kesal.
*******
* Beberapa saat setelah rapat di Ruangan Pak Danang*
Ajeng diam menunduk dengan tubuhnya bergetar. Kedua tangannya saling mengepal dan dari raut wajahnya terlihat kalau gadis yang hari itu menggunakan hijab berwarna krem sangat ketakutan. Pak Danang selama 15 menit diam dan sama sekali belum melontarkan kalimat apa pun. Pria itu berpura-pura sibuk sambil sesekali melihat ke arah gadis yang sedang duduk di sofa ruang kerjanya.
“Jadi gimana kamu mau pertanggung jawabkan kelalaian kamu karena target kali ini tidak tercapai, Ajeng?” tiba-tiba Pak Danang berkata dengan muka dan intonasi suara yang serius.
Ajeng tetap diam karena ketakutan akan hukuman yang didapatkannya membuat mental wanita berhijab itu sedikit demi sedikit menggerogoti pikirannya.
“AJENG, KAMU DENGAR TIDAK!”
“I-i-ya-ya, Pak.”
Pak Danang akhirnya memberikan pilihan pada wanita yang berumur 33 tahun itu. Pria yang sudah bisa membayangkan akan menikmati lagi salah satu tubuh karyawati yang ada di kantornya memberikan pilihan pada Ajeng agar wanita cantik itu melayani nafsunya atau dia dipecat dari pekerjaannya.
“Astaghfirullah, Pak. Saya gak mau!” ucap Ajeng yang beristighfar karena Pak Danang mengharuskannya untuk memberikan tubuhnya agar dia melewati masalah itu.
“Hehehe ... kalau kamu gak mau, ya gpp. Tinggal saya pecat kamu--”
“Pak, jangan pecat saya, Pak. Tolong jangan pecat saya! Saya masih ada ibu yang harus saya nafkahi,” potong Ajeng yang matanya sudah berair menahan tangisannya.
“Kalau begitu kamu harus ikutin semua perintah saya. Itu bentuk hukuman kamu karena kinerja kamu semester ini sangat lah jelek, Ajeng!” ucap tegas Pak Danang dan lidahnya sedikit dia keluarkan.
Akhirnya Ajeng menjadi salah satu wanita yang di-training secara private oleh Pak Danang dengan tujuan terselubung agar menjadi budak sex-nya. Wanita yang dalam kesehariannya berhijab, perlahan-lahan berubah dengan melepaskan salah satu kewajibannya sebagai seorang wanita muslimah itu.
Ajeng menemani Pak Danang untuk dugem dan diubah style kesehariannya yang biasanya terlihat sebagai wanita baik-baik, sekarang diubah sering menggunakan pakaian sexy dan terlihat nakal. Pak Danang juga awalnya menikmati tubuh Ajeng dengan memintanya mengulum atau memberikan servis lainnya tanpa melakukan penetrasi pada vagina wanita cantik itu. Hingga akhirnya pria itu dengan paksa mengambil keperawanan Ajeng dan membuatnya menjadi tunduk dengan batang kontol miliknya.
PLOK ... PLOK ... PLOK....
“Suka kan dengan batang kontol saya, Ajeng. Shhh ... kamu ketagihan kan dengan kontol yang ambil perawan kamu ini!”
“Shhh ... iya, Pak. Ahhh ...Saya menyesal Pak… kalau saya tahu bakalan seenak ini berzinah. Ugrhhh ... sudah dari dulu saya minta Bapak buat ngentot memek saya. Ahhh ... terus, Pak. Ougrhhh .... terus zinahi memek wanita muslimah kayak saya. AGRHHH ... NIKMATGRHHH.....”
Setelah terjebak dalam rencana terselubung Pak Danang, Akhirnya keseharian Ajeng sudah menjadi budak sex Pak Danang. Dia yang dulunya adalah wanita muslimah dan terkenal dengan sikap sopan santunnya, sekarang telah berubah menjadi wanita nakal yang haus akan batang kontol di dalam lobang memeknya.
[newpage]
*Beberapa bulan setelah kedatangan Pak Danang*
Tidak hanya perubahan pada Ajeng, Perubahan para karyawati di bank syariah swasta pimpinan Pak Danang itu mulai terlihat. Mereka yang bekerja di bank tersebut dengan rentang umur 21 – 38 telah berubah menjadi seperti yang pria itu inginkan. Divisi marketing bank tersebut contohnya. Para karyawati yang biasanya melakukan promosi dengan konservatif atau dengan tindakan yang islami, namun sekarang sedikit demi sedikit mereka melakukan pendekatan dengan menampilkan tubuh sexy mereka atau memberikan langsung servis kepada para nasabah yang akan menabung di bank tersebut.
Semua wanita yang polos pada awalnya, sekarang berubah menjadi wanita-wanita nakal karena pengaruh buruk Pak Danang. Para karyawati itu memang masih menggunakan hijab yang sering mereka pakai. Tapi pakaian longgar yang biasanya mereka pakai, sekarang sudah berubah menjadi pakaian ketat yang memperlihatkan lekuk tubuh mereka. Para karyawati juga tak malu untuk menggunakan wewangian yang bisa menggaet nasabah pria di bank tersebut. Mereka juga sesekali melakukan komunikasi pribadi dan akhirnya dapat mencapai target tempat mereka bekerja dengan memberikan servis kenikmatan pada para nasabah itu.
Contoh lainnya adalah banyak karyawati yang sudah tidak menggunakan hijab mereka lagi saat bekerja. Beberapa bulan yang lalu masih banyak karyawati yang saling mengigatkan satu sama lain tentang memamerkan aurat, namun sekarang hampir seluruh karyawati sudah banyak yang memaklumi kondisi tempat kerja mereka saat ini. Selain itu seringkali banyak karyawati yang sering lembur kerja dikantor yang padahal biasanya para karyawati langsung pulang untuk menemui keluarga mereka selain ketika kantor sedang sibuk.
******
Tiara yang merupakan pacar Galih dan termasuk salah satu teller di bank syariah tersebut melihat perubahan teman-temannya. Gadis yang masih berusia 25 tahun dan terlihat cantik dengan hijab yang dipakainya itu merasa curiga karena rekan-rekan kerjanya sangat lah berubah sekarang. Biasanya Tiara yang menghabiskan waktu makan siangnya dengan sholat ataupun makan siang bersama. Akan tetapi akhir-akhir ini di antara teman-temannya sering kali melewatkan waktu ibadah sholat dan lebih malah memilih menemui Pak Danang. Hingga akhirnya dia bersama Galih dan rekan-rekan kerja lainnya yang bisa terbilang masih lurus dan belum terkontaminasi dengan pengaruh buruk Pak Danang memilih untuk membuntuti bosnya itu.
“Cepet, Gal. Sebelum kita kehilangan jejak Pak Danang,” ucap Tiara sambil mengajak Galih dengan terburu-buru.
Tiara bersama Galih dan beberapa orang lainnya sepakat untuk membuntuti Pak Danang dengan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di kantornya itu. Tetapi ketika mereka baru saja keluar dari pintu bank tersebut, tiba-tiba saja satpam yang bekerja di sana langsung menghalangi laju langkah orang-orang itu.
Satpam tersebut memberitahu Galih dan beberapa orang yang ikut dengan pria itu kalau salah satu bos mereka memanggil mereka untuk menghadapnya sekarang juga di kantor. Tiara, Galih, dan beberapa orang itu saling pandang karena rencana mereka terkendala dengan masalah itu. Tetapi pada akhirnya Tiara tetap ngebet dan ingin membuntuti Pak Danang.
“Sayang, kalau ada apa-apa kamu langsung telepon aku, ya,” ucap Galih yang sedikit merasa khawatir dengan pacarnya itu.
“Iya, Galih. Aku pasti akan langsung telepon kamu. Sudah, ya. Nanti Pak Danang udah pergi jauh,” timpal Tiara lalu pergi saja meninggalkan pacarnya yang berdiri di depan pintu bank tempat dia bekerja.
*******
*Tempat langganan Karaoke Pak Danang*
Tiara dengan kecekatannya berhasil membuntuti Pak Danang hingga akhirnya dia berada di salah satu karaoke yang terkenal di Jakarta. Dengan memberanikan dirinya, gadis yang saat itu masih menggunakan pakaian kerjanya dan hijabnya masuk ke dalam gemerlap bangunan itu.
Suara orang menyanyi dan bau alkohol sudah sangat terasa oleh pacar Galih itu. Meskipun dia merasa takut, tetapi gadis cantik itu tetap melakukan hal yang sangat berbahaya untuknya. Saat Tiara sudah dengan berhati-hati mencari keberadaan Pak Danang, tiba-tiba saja gadis polos itu dikagetkan dengan tepukan orang di pundaknya.
“Tiara, kamu ngapain ke sini?”
“Ehhh ... P-a-a-ak Dan-n-a-ang.” Tiara berkilah kalau dia berada di tempat itu karena diajak salah satu temannya.
Namun Pak Danang tentu saja sudah menyiapkan tipu muslihatnya agar dapat memperdaya pacar Galih itu.
“Ohhh ... kamu lagi mau ketemu teman kamu. Tapi saya lagi nemuin salah satu nasabah di sini. Kamu mau ikut sekalian, gak? Soalnya mungkin aja lobi ini berjalan mulus kalau ada kamu,” ucap Pak Danang penuh arti.
Tiara sempat terdiam sesaat karena memikirkan pro kontra kalau mengikuti ajakan Pak Danang. Namun karena rasa penasarannya mengalahkan logikanya, akhirnya gadis cantik berhijab itu mengiyakan ajakan dari bosnya itu. Di dalam ruangan yang cukup besar tersebut, Tiara duduk di samping Pak Danang. Sedangkan di sekelilingnya sudah ada beberapa orang pria dan beberapa wanita cantik yang berpakaian sangat sexy.
LA ... LA ... LA....
Ruangan yang sudah terasa sangat panas karena tindakan-tindakan mesum dari pria yang tidak dikenal oleh Tiara itu membuat gadis itu merasa sangat tidak nyaman. Tetapi ketika mendengar kalau mereka adalah nasabah salah satu bank tempat dia bekerja, membuat gadis cantik itu menahan rasa takutnya dengan tetap berpikir positif. Sampai akhirnya gadis itu tiba-tiba saja langsung didekap oleh Pak Danang dan dilakukan pemerkosaan di ruangan itu.
“PAK DANANG! LEPASIN SAYA PAK! TOLONG ... TOLONG ... TOLONG....”
Tiara memberontak dengan matanya menyapu sekelilingnya, berharap orang-orang yang ada di ruangan itu membantunya. Tetapi saat tatapan Tiara saling bertabrakan dengan salah satu tatapan wanita yang ada di situ, dia langsung menyadari kalau semua ini adalah jebakan Pak Danang. Gadis itu langsung merasa sangat bodoh karena begitu beraninya datang seorang diri ke dalam perangkap yang sudah dibuat pria itu.
“TOLONG, PAK! LEPASIN SAYA! SHHH ... SAYA LAPORIN KE POLISI KAMU, PAK! TOLONG ... PAK, JANGAN KAYAK GINI!” teriak Tiara yang terus saja memberontak dari cengkeram kedua tangan Pak Danang.
“Hehehe ... coba aja kamu lapor polisi. Paling juga video kamu ketika saya perkosa menyebar di media sosial,” timpal pria cabul itu dengan senyum jahatnya. Dalam otak Tiar terbayang foto ataupun video tentang tubuh polosnya yang dilihat oleh banyak orang. Memikirkan hal itu, pacar dari Galih itu langsung berteriak dan menangis histeris. Tetapi hal itu malah membuat Pak Danang semakin beringas untuk menaklukkan gadis berhijab itu.
PLAK!
“Gak usah teriak-teriak, gak akan ada yang denger teriakan kamu, Lonte!” ucap garang Pak Danang dengan menampar pipi Tiara.
KHIKS ... KHIKS ... KHIKS....
Tiara menangis dengan sesenggukan dan pakaian yang dipakainya sudah robek di beberapa bagian. Bongkahan kembar yang bahkan masih tertutupi dengan BH yang dipakai oleh gadis cantik itu sudah terlihat seperti mengintip dan menantang agar meremasremasnya. Pak Danang semakin kasar dan liar saja dalam memperkosa Tiara. Pria itu dengan tampang mesumnya akhirnya berhasil melucuti celana yang dipakai oleh pacar Galih. Dengan skill yang sudah dia asah sejak lama, pria itu akhirnya membuat Tiara merasakan rangsangan yang diberikannya.
“Shhh ... TOLONG! Shhh ... Pak, lepasin saya. Shhh ... jangan begini! Shhh ... Pak Danang, AMPUN! Tolong ... Galih tolong aku. Khiks....” Tiara terisak-isak dan tubuhnya menggeliat, mencoba melepaskan diri dari dekapan tubuh Pak Danang.
Namun karena perbedaan kekuatan, tenaga gadis berhijab itu sama sekali tidak bisa mendorong tubuh pria yang sedang memperkosanya itu. Hingga akhirnya Pak Danang berhasil memasukkan batang kontolnya ke dalam lobang memek Tiara dan mendapatkan keperawanan gadis berhijab yang sangat cantik parasnya itu.
“OUGRHHH ... AMPUNGRHHH ... SAKITGRHHH....” Tiara meraung dengan tenaga di tubuhnya itu perlahan-lahan menghilang. Kedua kakinya dipegang oleh wanita yang membantu Pak Danang untuk berhasil mencicipi tubuh gadis cantik itu.
“Hehehe ... gimana kontol saya? Nikmat kan, Tiara?” tanya Pak Danang dengan terkekeh.
PLOK ... PLOK ... PLOK....
Secara liar dan tidak memikirkan apa yang dirasakan oleh Tiara, Pak Danang menikmati lobang memek wanita yang baru saja kehilangan keperawanannya itu. Sambil tidak peduli dilihat oleh orang-orang yang ada di dalam ruang karaoke itu, pimpinan cabang dari bank syariah tersebut merenggut kenikmatan berkali-kali dengan mengentot pacar Galih. Pak Danang tidak peduli apa yang dirasakan oleh Tiara. Pria itu hanya tahu untuk membuat gadis muslimah itu tunduk dan akhirnya menjadi salah satu wanita pemuas nafsu sex-nya.
“Shhh ... gimana Tiara kontolnya. Ugrhhh ... enak kan, enak dientot kayak gini!”
“Ampun, Pak. Shhh ... sakit! Shhh ... Pak lepasin saya. Shhh ... ampun!”
Selama beberapa hari Tiara menjadi pemuas nafsu sex Pak Danang. Kebetulan keesokan harinya adalah tanggal merah, hal itu membuat pria mesum itu menjadi mempunyai banyak waktu agar bisa mentraining gadis cantik berhijab itu. Tak peduli Tiara melolong, memohon, ataupun berteriak ampun agar melepaskan dirinya. Pak Danang terus saja menikmati tubuh gadis yang baru saja kehilangan keperawanannya itu. Hingga akhirnya Tiara yang perlahan-lahan terkontaminasi dengan kegilaan Pak Danang dan membuat pacar Galih begitu menikmati pemerkosaan yang dilakukan oleh pria tersebut.
[newpage]
Berselang beberapa bulan setelah Pak Danang menjabat sebagai pimpinan bank syariah tersebut, terlihat bagaimana perubahan yang terjadi di lingkungan tempat dia bekerja. Sering kali terdengar suara desahan dari ruangan Pak Danang dan itu diketahui oleh beberapa karyawan pria yang ada di sana. Beberapa kali juga mereka melihat beberapa rekan kerja wanita mereka yang awalnya pakaiannya dalam keadaan rapi, tiba-tiba saja sudah dalam keadaan kusut saat keluar dari ruangan kantor Pak Danang.Tetapi hal itu menjadi rahasia umum di antara karyawan-karyawan pria yang ada di sana karena mereka tidak mempunyai cukup bukti untuk melihat apa yang terjadi di dalam ruangan Pak Danang.
Semua karyawan wanita yang ada di bank syariah tersebut memperlihatkan juga perubahan mereka dalam tata berbicara. Dulunya para wanita itu yang bertutur kata sopan, sekarang menjadi vulgar dan tak jarang berkata kotor. Pak Danang begitu menikmati pekerjaannya di tempat bank syariah tersebut. Hingga akhirnya pria itu mengundurkan diri dan pindah ke bank konvensional. Satu persatu wanita-wanita muslimah yang telah dia pengaruhi dengan kenikmatan duniawi akhirnya ikut pindah bersama Pak Danang. Pria itu dengan mudahnya membawa para wanita itu untuk ikut bekerja di bawah pimpinannya agar mereka setiap hari nya bisa mendapatkan kenikmatan dari batang kontol milik pria tersebut.
Galih pun sama sekali tidak mengetahui apa yang terjadi pada pacarnya setelah kejadian di mana pacarnya itu membuntuti Pak Danang. Hanya beberapa kali saja dia bertemu dengan Tiara dan secara perlahan dia melihat perubahan pada diri pacarnya itu. Tetapi karena pria itu sangat lah berpikir positif dan itu hanya perasaannya saja karena wajar apabila seorang wanita ingin terlihat cantik dan mulai sering berias diri, pada akhirnya dia membiarkan hal itu semua.
Hingga akhirnya hubungan pria bodoh itu dengan Tiara mengharuskan mereka berhubungan jarak jauh karena gadis itu kini pindah mengikuti ke mana Pak Danang pindah bekerja di tempat baru. Awalnya terjadi cek cok antara pasangan tersebut namun setelah Tiara ngotot dengan pilihannya karena di tempat baru dia akan mendapatkan gaji yang lebih besar maka Galih terpaksa mengiyakan pilihan Tiara.
Beberapa bulan setelahnya, Galih baru mengetahui tentang apa yang terjadi. Tiba-tiba ada yang mengirimkan akun Instagram seseorang yang cukup asing baginya. Namun karena penasaran dia mencoba mentelusuri media sosial orang itu. Isi dari akun tersebut dipenuhi oleh konten-konten tentang seorang wanita yang suka memamerkan kehidupan mewah dan tubuh sexy nya.
[newpage]
*Pantai*
Di sebuah bibir pantai yang tidak banyak pengunjungnya, tubuh Tiara dalam posisi menungging dengan kedua tangannya bertumpu pada sebuah batu besar. Pria yang berada dibelakang tubuh gadis cantik itu mengentak-entak keras batang kontolnya pada lobang memek Tiara yang telah sangat becek. Tidak terkecuali payudaranya yang bergoyang ke sana kemari. Bongkahan kembar yang menggantung di dada Tiara itu menjadi objek rangsangan dari Pak Danang.
PLOK ... PLOK ... PLOK....
“Shhh ... iya, Sayang. Shhh ... lihat aku sekarang lagi dientot Pak Danang. Shhh …kontolnya besar. Ugrhhh … kontolnya lebih besar dari punya kamu, TOLOL! Owhhh … gila ini ngentot nikmat banget, Galih,” ucap Tiara yang menatap layar handphonenya dan sedang melakukan video call pada pria bodoh itu. Dengan sengaja dia memperlihatkan area lehernya yang sudah terdapat sebuah kalung yang seharusnya tidak dipakai oleh Tiara. Payudaranya dan kalung yang bergoyang juga seolah-olah meledek Galih kalau batang kontol Pak Danang yang sedang mengentotnya sangat lah nikmat.
“Shhh … Galih yang tolol. Ugrhhh … mulai sekarang kita putus! Ahhh … ahhh …ahhh … aku udah tergila-gila dengan batang kontol Pak Danang. Shhh … kita sudah terlalu berbeda sekarang. Ougrhhh … aku sudah menikmati diri aku menjadi pemuas kontol Pak Danang, aku udah gabisa lagi sama kontol kecil seperti punya pria cupu kayak kamu Goblok” lanjut gadis berusia 23 tahun itu sambil mengubah posisi pegangan handphonenya yang ada di tangan kanannya menjadi melihat saat batang kontol pria yang sedang mengentotnya keluar masuk lobang memeknya.
Tiara bisa melihat jelas bagaimana Galih yang seperti menganggap kalau yang dilihatnya itu hanya lah mimpi. Tetapi wanita itu tertawa, tersenyum, dan menggoda nakal mantan pacar bodohnya itu. Gadis cantik itu sesekali menjulurkan lidahnya, memperlihatkan betapa dia menikmati menjadi wanita yang sesungguhnya. Tiara sekarang sudah menjadi wanita yang berbeda. Perilaku dan sifatnya telah berubah 180° dari dulu dia yang menjadi seorang wanita muslimah yang taat dengan agamanya. Bahkan dari cara berpakaiannya pun gadis cantik itu sudah mengubahnya. Dia yang dulu selalu memakai pakaian longgar dan menutup seluruh auratnya, namun kini sudah terbiasa berpenampilan sexy. Kalung yang melingkar di lehernya pun entah menandakan kalau dia telah pindah keyakinan seperti Pak Danang atau hanya pajangan saja.
“Ahhh ... ahhh … ahhh … sudah dulu ya Mantan Pecundang. Ougrhhh … terus, Pak. Agrhhh … genjot lebih dalem kontolnya di memek Tiara! Shhh … aku mau lanjut lagi ngentot lagi,” ucap Tiara lalu menjulurkan lidahnya, meledek Galih dengan raut wajah sangenya.
“Hehehe ... pacar lagi telepon, tapi dia lagi dientot!” ledek Pak Danang sambil meremas-remas pantat Tiara.
“Ougrhhh ... gara-gara Bapak. Ahhh ... kontolnya enak banget. Lagipula dia bukan pacar Tiara lagi pak. Shhh ... terus, Pak.
Ahhh ... ahhh ... ahhh ... entot Tiara!” timpal Tiara sambil menengok ke belakang dan menatap sayu pria yang sedang menikmati tubuhnya itu.
“Enak banget ya ngentot gini, Tiara?”
“Shhh ... enak, Pak. Ohhh ... enak! Kontol ini yang ngubah saya jadi kecanduan ngentot. Shhh ... kalau ngentot seenak ini. Ugrhhh ... saya mau dientot sama Bapak tiap hari dari dulu!”
PLOK ... PLOK ... PLOK....
Di temenin dengan angin laut yang mengenai tubuh mereka. Kegilaan Tiara dan Pak Danang makin menjadi-jadi. Tidak peduli waktu dan tidak peduli apabila ada orang yang melihat mereka sedang mengentot. Kedua orang yang sudah dalam kegilaannya itu hanyut ke dalam kenikmatan duniawi yang membawa mereka melayang. Tiara juga yang awalnya diperkosa dan melakukan perlawanan pada pria yang memperkosanya, sekarang berubah menjadi wanita yang menyukai permainan kasar pria itu. Tubuhnya tidak bisa sinkron dengan akal sehatnya. Rasa kenikmatan duniawi membawa kegilaan pada gadis cantik itu dan membuatnya lupa dengan segala hal yang menyangkut sebuah dosa.
“Bye cowo cupu! Gue mau nikmatin kontol besarnya berkali-kali lipat dari kontol lo!” Sambil mengejak dan berhubungan badan dengan pak Danang, Tiara pun meraih HP nya untuk mematikan Video Call itu.
Entah tau dari mana Tiara mengetahui ukuran kontol Galih yang kecil namun Setelah cukup puas mempermalukan Galih, Tiara pun akhirnya mengakhiri video tersebut dan berhenti menghubungi Galih untuk selama-lamanya.
627Please respect copyright.PENANA2GmPL3g3bL
Beberapa bulan kemudian setelah Galih hilang kontak dengan Tiara dia mendapat kiriman Video rekaman pacarnya yang sedang melakukan pesta seks dengan banyak pria dan wanita lain, setelah dilihat-lihat kembali dia juga seperti mengenali beberapa wanita yang ada di video tersebut. Hal itu membuat hati pria itu hancur berkeping-keping. Tiara yang merupakan wanita yang sangat dicintainya berubah menjadi wanita yang tidak dikenalnya. Wanita lugu yang ia kenal sudah berubah.
“Hehehe ... Galih Sayang. Shhh ... lihat aku! Ougrhhh ... aku sekarang lagi dientot sama banyak kontol. Ahhh ... kontolnya besar-besar lagi, gak kayak kontol kamu, kan,” ucap Tiara di depan kamera yang tubuhnya itu hanya menggunakan lingerie sexy dan memperlihatkan payudara serta lobang memeknya yang sudah ditumbuhi bulu-bulu halus. Galih kehilangan pacarnya dan orang-orang yang menjadi rekan kerjanya. Mentornya dulu yang mengajaknya untuk bekerja di bank syariah tersebut pun sudah menjadi salah satu wanita yang dipengaruhi hal buruk oleh Pak Danang. Para wanita yang dibawa oleh Pak Danang kini kehidupannya sudah berubah 180°. Mereka yang awalnya adalah seorang wanita ataupun gadis muslimah, sekarang menikmati kehidupannya secara bebas. Mabok-mabokan, sex bebas, drugs, dan kenikmatan duniawi lainnya mereka lakukan agar bisa memuaskan dahaga dari pria yang membuat mereka menjadi seperti itu.
End.
ns 15.158.61.20da2