Di pagi buta, seorang gadis telah terbangun. Sibuk melipat selimut kumalnya. Senyuman tipis tersemat di bibir mungilnya tatkala melihat adik kecilnya masih setia meringkuk dibalik selimutnya.496Please respect copyright.PENANALJNgRyZ7Xj
496Please respect copyright.PENANA5jx0lN6jQk
"Dika, bangun." Ditepuknya pelan tubuh adiknya. Namun hanya erangan saja yang terdengar. Adiknya tampaknya masih terbuai ke alam mimpi.496Please respect copyright.PENANApqRPtl73RQ
496Please respect copyright.PENANA5JXxGnUpWX
"Dika bangun. Sholat subuh." Tak menyerah, gadis bermata cokelat itu menepuk bahu adiknya. Namun kali ini tepukannya lebih keras.496Please respect copyright.PENANAjvfMpLPK7u
496Please respect copyright.PENANA3YLijnzxPv
"Iya, Kak... Iya..." Setengah sadar adiknya berucap demikian.496Please respect copyright.PENANAuJxtCKsDN8
496Please respect copyright.PENANAZA4vOKCT0T
Merasa adiknya belum mau terbangun dari tidurnya, gadis itu memutuskan untuk melakukan cara jitunya. Dibisikinya pelan adiknya itu, namun caranya itu ternyata ampuh. Adiknya sontak terbangun.496Please respect copyright.PENANASwHwTLjUth
496Please respect copyright.PENANASS1ymtDJcY
Mata anak lelaki itu masih setengah terpejam, namun gadis itu hendak beranjak pergi untuk menyucikan diri.496Please respect copyright.PENANAecPtgcpZP4
496Please respect copyright.PENANAOddQ3PAJ7t
"Buruan kamu wudhu, Ka."496Please respect copyright.PENANAxoZmpntouW
496Please respect copyright.PENANAMZYC9xlfwy
Begitulah kalimat gadis itu sebelum melengos pergi. Melewati daun pintu dari kayu lapuk. Hendak ke sumur belakang rumah.496Please respect copyright.PENANAsD459KDDw6
496Please respect copyright.PENANAv8VImnt8VM
Adiknya disana bersungut-sungut. Sedikit sebal kakaknya telah memecahkan mimpinya. Padahal ia baru saja menang pertarungan kelereng raksasa. Hadiah sudah di depan mata, pupus karena kakaknya.496Please respect copyright.PENANACcx2swC0p6
496Please respect copyright.PENANAMQbUrKbamP
Kakaknya itu selalu tahu cara membangunkannya. Apa lagi bisikannya tadi?496Please respect copyright.PENANA3Akhp95qjK
496Please respect copyright.PENANA7kFhwZbLUC
'Nenek Parende suka anak-anak yang malas bangun, Dika.'496Please respect copyright.PENANAMapAkZbjAl
496Please respect copyright.PENANADk1Z2Luex9
Bergidik ia mengingat kalimat kakaknya itu. Tak mau berlama-lama sendirian di kamar mereka, anak lelaki itu segera menuju tempat kakaknya berada.496Please respect copyright.PENANAROZwmooLys
496Please respect copyright.PENANA68AXBW6yB1
496Please respect copyright.PENANAzdfvXmlCf8
🍑🍑🍑496Please respect copyright.PENANArYno0cbESU
496Please respect copyright.PENANAd1kqE9O6F1
496Please respect copyright.PENANAiz6cGPh2mY
Gadis berjilbab putih lusuh itu meraih tas kantong kreseknya. Memeriksa apa ada sesuatu yang lupa dibawanya. Ia memang sudah menyiapkan peralatan sekolahnya sejak semalam. Namun tak ada salahnya melihatnya lagi.496Please respect copyright.PENANArEkE4yjd6l
496Please respect copyright.PENANA70k8aFDdCP
"Matematika. Ada."496Please respect copyright.PENANA9ttsEPCpO2
496Please respect copyright.PENANAUax4njfcN4
"IPA. Ada."496Please respect copyright.PENANAZAfTLfCV01
496Please respect copyright.PENANA9EeVJHNNeA
"Bahasa Indonesia. Ada."496Please respect copyright.PENANAP2NQd14sdl
496Please respect copyright.PENANAFVMm2afPDS
"Oke, aku bawa semuanya." Gadis itu tersenyum cerah. Kemudian ia menoleh kepada adik lelakinya yang sedari tadi sibuk menunduk. Entah apalagi yang terjadi padanya.496Please respect copyright.PENANAIwuLJxIAoO
496Please respect copyright.PENANAM7jyeZ8IJi
"Kamu kenapa, Ka?" Tanyanya penasaran. Namun tak ada suara dari adiknya itu.496Please respect copyright.PENANA4u0Yicl9wZ
496Please respect copyright.PENANAU7TWk2HNzO
"Dika? Buruan, kita harus ke sekolah." Ujar gadis itu sedikit tak sabaran.496Please respect copyright.PENANASki9u952HY
496Please respect copyright.PENANAHAm5JE6jVF
Walaupun hari masih gelap, namun ia harus bergegas menuju sekolahnya. Pasalnya sekolah tempatnya mengenyam pendidikan sejauh 5 km. Tentu jika berjalan kaki memerlukan waktu yang cukup lama.496Please respect copyright.PENANAG2q32WasLM
496Please respect copyright.PENANAnEpY3UrlOP
"Dika nggak mau sekolah, Kak." Balas adiknya kesal.496Please respect copyright.PENANAdPzkzTFact
496Please respect copyright.PENANAYtNr27G5y4
Sukses gadis itu tersentak. Tak pernah sekalipun ia pernah mendengar adiknya mengatakan itu. Namun kenapa tiba-tiba seperti ini?496Please respect copyright.PENANA969OStjdCT
496Please respect copyright.PENANAtGsiwWgum1
"Dika... Kamu kenapa?" Tanyanya melembut. Ia ikut berjongkok, sembari menatap lekat wajah anak lelaki itu.496Please respect copyright.PENANAFmihMivAol
496Please respect copyright.PENANAgUm5FdZgTQ
Dika terdiam. Enggan menatap wajah kakaknya.496Please respect copyright.PENANA3WGrnj8Ps2
496Please respect copyright.PENANAMiE6nWtakZ
"Ayo cerita ke Kakak." Pinta gadis itu lembut. Diusapnya kedua bahu adiknya.496Please respect copyright.PENANA5ZWHO7rBEp
496Please respect copyright.PENANAFE02vJcgcJ
Tangisan anak lelaki itu akhirnya pecah. Tangan mungilnya teracung menunjuk kedua sandal jepit lusuhnya.496Please respect copyright.PENANAoLPXu3Kxe9
496Please respect copyright.PENANAKn0sMo9QZu
"Di sekolah teman-teman mengejek Dika, Kak. Bilang Dika make sandal jepit, bukannya sepatu. Dika malu Kak..."496Please respect copyright.PENANAJPJO3VmIA7
496Please respect copyright.PENANAmR4orRIrFR
Mendengar ucapan adiknya, gadis berjilbab putih itu menahan getir. Dengan segala keterbatasan mereka, hal itu bisa menjadi cemohan. Namun, adiknya tidak boleh menyerah hanya karena itu.496Please respect copyright.PENANAOgQaUhtoUf
496Please respect copyright.PENANA41QXTuRQ6L
"Dengarin Kakak, Ka." Dipegangnya kedua bahu adiknya. Tatapan matanya lembut namun tegas. "Kamu jangan nyerah hanya karena itu. Ingat Bapak, Ka. Bapak selalu berusaha untuk kita."496Please respect copyright.PENANAsTAfT4tSa9
496Please respect copyright.PENANAOkQCTBAJzH
Perlahan tangisan adiknya mereda. Tatkala terbayang-bayang sosok kepala keluarga mereka. Yang bahkan sebelum kakaknya terbangun, sudah pergi mencari peruntungan dari alam. Bapak adalah satu-satunya yang mereka miliki. Dan tidak akan pernah menyerah demi tercapainya masa depan mereka yang lebih baik.496Please respect copyright.PENANAO6yvgrP0B7
496Please respect copyright.PENANAlk2ZqNDCXe
"Udah jangan nangis. Lain kali kalo kamu dengar itu, senyum aja. Anggap angin lalu. Oke, Ka?" Tanya gadis itu dengan senyuman merekah indah.496Please respect copyright.PENANAH92X144sM7
496Please respect copyright.PENANArCI0WXxWFg
Dan anggukan pelan adik kecilnya menjadi balasannya. Kedua kakak beradik itu akhirnya berjalan menuju sekolah. Dengan kantong kresek sebagai pengganti tas, dan sandal jepit kusam. Namun tak mengapa, dengan serba apa adanya, mereka tetap berhak menuntut ilmu.496Please respect copyright.PENANA8HEoqePpMN
496Please respect copyright.PENANASOGg41HpNm
Embun menggelayut di dedaunan. Kabut membentang di persawahan. Mentari perlahan naik ke atas cakrawala. Kampung masih sunyi senyap. Hanya suara tapak kaki dua kakak beradik yang terdengar membelah sunyi.496Please respect copyright.PENANAZRxvkwwqVt
496Please respect copyright.PENANAvCmz9r7QID
Perjalanan menuju sekolah memang cukup panjang. Sekolah Dasar adiknya sekitar 3 km dari rumah. Sementara sekolahnya lebih jauh lagi.496Please respect copyright.PENANAyDZOOzxVII
496Please respect copyright.PENANAGDPgJCzG5V
Usai mengantarkan adiknya, gadis berjilbab putih itu segera menuju ke sekolahnya. Sekolahnya terletak di perbatasan kampung. SMP biasa dengan murid yang jumlahnya tiga ratusan. Walaupun begitu, gadis itu tetap bersyukur masih bisa bersekolah.496Please respect copyright.PENANA2sDY2DFaA1
496Please respect copyright.PENANATZsGR3zmNq
Langit semakin terang. Jalanan mulai ramai. Tak ayal, matanya menangkap satu-dua teman berseragam batik yang sama melintas dengan sepedanya. Gadis itu tersenyum. Ia kenal mereka. Salah satunya teman sekelasnya yang rumahnya lumayan dekat ke sekolah, berkisar 2 km. Dengan sepeda, tentu ia lebih cepat lagi.496Please respect copyright.PENANAH8A1ngYzfl
496Please respect copyright.PENANAz6LZ75wf4Q
'Tak apa, Kia. Bersyukur.' Peringatnya pada diri sendiri.496Please respect copyright.PENANACBcG9XXzP5
496Please respect copyright.PENANArmUbXZJpb5
Berjalan riang dengan senyuman terkembang. Keterbatasan tak akan menghalanginya untuk bisa sekolah.496Please respect copyright.PENANAAvYlc1rmWd
496Please respect copyright.PENANAIpP9YCmsYG
Karena ia harus punya masa depan.496Please respect copyright.PENANAgM1gv0YkY8
496Please respect copyright.PENANA0qgxEY13t5