883Please respect copyright.PENANAA3vdzhpAHn
Author : Ihsan Iskandar
883Please respect copyright.PENANAPUplEV7FRh
Jam 12 Malam itu, Suasana Gelap jalan yang hanya diterangi beberapa lampu jalan. Kiri dan kanan jalan sangat sepi, bahkan dapat dihitung berapa kendaraan yang lewat dalam 10 menit. Seorang lekaki berumur 40 tahun sedang duduk di motornya Astreanya, dengan pakaian serba hitam, dia menunggu penumpang sambil menghisap rokok dengan santai.
883Please respect copyright.PENANAtBbo1bj5Kk
“Brrr…. Haaa… ntah kenapa malam ini terasa lebih dingin dari kamarin” Badan lelaki itu bergetar dingin dan mulai menggosok tangannya.
883Please respect copyright.PENANAasSyNvMwPa
“hmm… sudah jam 12 malam, aku harus pulang, tidak mungkin ada penumpang selain hantu disini hahaha… brrrr dingin…” Setelah melihat jam tangannya, lelaki tersebut menghidupkan mesin dan bersiap untuk pulang. Namun tepat sebelum menarik gas untuk berjalan, lelaki itu melihat wanita kemeja putih dan bercelana hitam seperti baru pulang dari kantornya.
883Please respect copyright.PENANAGbCuzGuWqw
“bagus, setelah mengantar dia, aku akan pulang” tanpa banyak tanya, lelakii tersebut mendekati wanita tersebut dan sangat terdengar jelas suara khas dari motor Astreanya. Ketika lelaki tersebut berhenti tepat di depan wanita itu. dia langung menawarkan untuk menghantarkannya. Tanpa jawaban dari wanita tersebut, wanita itu langsung duduk dan motor Astrea itu mulai memacu di jalan raya antar provinsi tersebut.
883Please respect copyright.PENANAf8L6ZdXr0e
“Nona, rumahmu dimana?”
883Please respect copyright.PENANAUMIc2CeUHd
“Terus saja, Mas…”
883Please respect copyright.PENANAozyZzMHjXB
“Baiklah, tapi bilang jika kita ingin berbelok ya nona”
883Please respect copyright.PENANAgSsHtPacIO
Dalam keadaan sunyi itu, karena takut bosan. Lelaki tersebut memulai percakapan dengan wanit a itu seperti “kerja dimana”, “kenapa sedirian”. Namun wanita itu menjawab dengan datar lelaki tersebut dengan mengatakan hal sama berulang-ulang “Terus saja, Mas…”.
883Please respect copyright.PENANAtfk1SsyWeU
(“mungkin dia takut padaku, lebih baik aku tidak mengobrol dengannya”) Setelah itu lelaki tersebut hanya diam dan hanya memacu motornya lurus kedepan dengan kecepatan standard. Namun beberapa detik kemudia setelah melewati jembatan kecil wanita itu berbicara.
883Please respect copyright.PENANA27iVXn8XNO
“Dimana, Mas…”
883Please respect copyright.PENANABgBos15cPz
“haa? Apa?” lelaki tersebut bingung dan hanya menjawabnya dengan pertanyaan juga.
883Please respect copyright.PENANAhAXjxSMGdB
“Dimana, Mas…”. “Dimana, Mas…”. “Dimana, Mas…”. “Dimana, Mas…”. “Dimana, Mas…”. “Dimana, Mas…”. “Dimana, Mas…”. “Dimana, Mas…”. “Dimana, Mas…”. “Dimana, Mas…”. “Dimana, Mas…”.“Dimana, Mas…”. “Dimana, Mas…”. “Dimana, Mas…”. “Dimana, Mas…”.“Dimana, Mas…”
883Please respect copyright.PENANAK6gXTKMG8x
“HEI HEI HENTIKAN!” Lelaki tersebut mulai geram dan membentak wanita itu untuk diam. Setelah itu, wanita itu benar-benar diam. Tapi karena kesunyian yang tiba-tiba datang itu, rasa takut dan meriding menyeruak dalam diri lelaki tersebut. dan lelaki itu mulai bertanya sambil melihat kebelakang.
883Please respect copyright.PENANAUW7l2K18Qc
“hei nona… maaf aku membentakmu… aku tidak bermaksu- GAHHHH!!! SETAN” melihat wajah wanita itu penuh dengan darah dan bahkan matanya berwarna kehitaman semua, lelaki tersebut tidak dapat mengendalikan laju motornya dan akhir suara keras terjadi.
883Please respect copyright.PENANA5h4JNjGJAT
“hmm… hmmm… hmm…”
883Please respect copyright.PENANAXRLlIlerfO
“Hei Huhsin Dosen SUDAH MASUK!” yang memanggilku adalah teman akrabku di Ponorogo ini, namanya adalah Dodi Setiawan. Kami memiliki jurusan yang sama di IAIN Ponorogo, yaitu Sastra. Mendengar hal itu, aku menutup buku dan mengembalikan ke raknya dan mulai keluar dari perpus menghampiri Dodi.
883Please respect copyright.PENANAavRJHZPnjq
“Maaf Dodi, kau taulah, kalo sudah membaca aku jadi lupa segala hal Ha…ha…ha…”
883Please respect copyright.PENANAOJVGrqNzuR
“yaa… tapi kalau kita kena marah, kau tetap kusalahkan”
883Please respect copyright.PENANAND8zkvDS3C
“berarti kita harus cepat!”
883Please respect copyright.PENANAuqYWhULsi9
Mendengar Ancaman dari Dodi aku langsung berlari menuju kelas dan meninggalkan dodi yang tertinga di belakang. Nama lengkapku Adalah Muhsin Iskandar Lubis. Mendengar nama belakangku kau pasti tau bahwa aku orang medan kan? Ya benar, aku merantau jauh ke ponorogo untuk kuliah disini, dan juga sudah impianku untuk jauh dari rumah dan menjadi perantauan.
Setelah kuliah selesai jam 2 siang itu, di depan Parkiran motor mahasiswa bersama Dodi, Dodi bercerita kepadaku mengenai cerita hantu “Wanita Pengantar Nyawa” telah memakan korban lagi. Dan ini sudah yang ketiga kalinya. Aku yang mendengar hal tersebut hanya mengatakan “oohhh begitu” kepada Dodi sembari mengeluarkan motorku dari parkiran.
883Please respect copyright.PENANABYLA1UuhV1
“haa… Muhsin, kau seharunya berhati-berhati setelah mendengar hal ini. Kau kan GOJEK. Tapi ya sudahlah, kau kan paling tidak percaya dengan yang namanya hantu”
883Please respect copyright.PENANA1PzRRhmS1A
“itu kau tahu, jadi kau tenang saja Dodi. Everything is okay. Don’t be so worried- ehh!?” karena terlalu konsen kepada Dodi, aku tidak sengaja menabrak motor orang lain dan Satpam datang dan memarahiku.
883Please respect copyright.PENANAchxhTlTWpq
“Yes I don’t need to worried about you. idiot” melihat Dodi tidak peduli denganku, aku terpaksa menerima siraman rohani dari satpam.
883Please respect copyright.PENANAWa8B0LIEYR
Malam hari tiba, aku masih mengendarai motorku untuk mencari penumpang. Ketika kau melihat jam ternyata sudah jam 12. Melihat itu, aku jadi teringat dengan cerita Dodi mengenai hantu yang sedang populer itu.
883Please respect copyright.PENANAnDseGAtB3h
“aku akan membuktikannya ke Dodi” dengan semangat membara, aku semakin memacu motorku untuk mecari penumpang tanpa peduli larangan Dodi. Selang-selang beberapa menit, aku melihat seorang wanita memakaii kemeja putih dan bercelana hitam seperti orang kantoran baru ingin pulang. Melihat kesempatan itu, aku langsung menhampirinya dan menawarinya. Ketik aku menawarinya aku melihat wajahwanita itu sangat putih putih, tapi ya sudahlah, tidak mungkin menolak rezeki kan.
883Please respect copyright.PENANAQsIQAGlMKE
Ketika kami jalan, aku menanyakan dia ingin kemana dan wanita itu membalas.
883Please respect copyright.PENANAyclPq21VIB
“Terus saja, Mas…” setelah jawaban itu, aku terus melaju lurus kedepan. Tapi ada yang ganjal dengan perkataannya (“Terus saja, Mas…”), itu lebih seperti dua kalimat, tapi karena ini mungkin hanya perasaanku. Aku hanya melaju terus.
883Please respect copyright.PENANADCdqS3d1T7
Sebelum kami jembatan kecil, wanita itu mulai berkata lagi.
883Please respect copyright.PENANAepR0sOghDr
“Dimana, Mas…?”
883Please respect copyright.PENANAWD3d6jOXXX
Mendengar hal itu, bukannya menjawab pertanyaannya, aku langsung memutar balik dan kembali ke jembatan kecil tersebut. ini memang mungkin hanya perasaanku. Tapi di statement dua itu lebih kepada pertanyaan mencari ‘sesuatu’ mungkin aku akan kena marah wanita ini. Tapi ini adalah taruhan.
883Please respect copyright.PENANAHof3BJJS9Y
Setelah sampai di jembatan kecil itu. walaupun sangat lebar dan terbuat dari semen, tapi masih terdapat sungai kecil dibawahnya. Ketika kami berhenti, wanita itu turun dan mulai melihat sungai kesisi jembatan.
883Please respect copyright.PENANALLsiXUXGah
Melihat itu, aku langsung turun dan melihatnya. Beberapa saat kemudian dia bertanya kembali.
883Please respect copyright.PENANAI0YbH4cUJx
“Dimana Mas?” mendengar itu, aku langsung menjawabnya
883Please respect copyright.PENANAPlmk63aR9v
“aku tidak tahu”
883Please respect copyright.PENANAOLX71wDMUb
“apakah dia pergi meninggalkanku?” wanita itu mulai bertanya lagi tanpa merubah posisi badannya yang menghadap kearah sungai. Karena aku tidak tahu jawabannya, aku bertanya kepadanya kembali.
883Please respect copyright.PENANARBhGbjXefZ
“apakah dia mencintaimu?”
883Please respect copyright.PENANAidhcuPK1Ib
“Dia berkata seperti itu…”
883Please respect copyright.PENANA5z0aX7WlVi
“Kalau dia mencintaimu, dia pasti menunggumu”
883Please respect copyright.PENANAHmkF1Xdbm4
“BAGAIMANA KAU TAHU!?” Wanita yang dari kalem tiba-tiba berteriak keras itu membuatku terkejut dan ingin berlari, namun aku menahan itu dan mulai menjawabnya.
883Please respect copyright.PENANAkJNndYAyBV
“Apakah Nona Mencintainya?”
883Please respect copyright.PENANA4X5cTruLpG
“…” wanita itu terdiam, tapi aku bertanya dengan pertanyaan yang sama. Dan akhirnya dia menjawab.
883Please respect copyright.PENANA5WKOHB3Pfo
“aku… mencintainya… sangat mencintainya…” wanita itu menjawab dengan suara dangat memilukan, dan kemudian dia mulai menangis sambil berdiri.
883Please respect copyright.PENANAN3oF1U6RDA
“kalau kalian berdua saling mencintai, kalian pasti menunggu satu sama lain. Kau hanya harus bersabar. Dia pasti datang menghampirimu- hmm apa itu?” aku yang memberikan masukan padanya, lagnsung melihat kebelakang karena mendengar suara orang memanggil “tuti” di belakang. Aku melihat seorang pria yang memakai kemeja putih dan celana hitam sama seperti wanita itu. melihat itu, aku langsung memberitahukan wanita yang sedang menangis itu.
883Please respect copyright.PENANAJ7sH5FG9Do
“Mbak, kekasihmu menunggu di belakangmu” mendengar itu wanita itu langsung melihat kebelakang dari wajah terkejut namun sedih mulai terlihat jelas diwajahnya. Wajah yang sangat pucat itu berubah menjadi warna kulit seperti biasanya.
883Please respect copyright.PENANAqAATDRMKmu
“Ternyata selama ini… dia menungguku…” wanita itu berkata sambil tersedu-sedu. Dan setelah beberapa detik menangis, dia melihatku. Wajah yang yang sangat cantik, dipadu dengan air mata kesedihan, bukan, itu adalah air mata kebahagiaan dengan senyuman yang sangat indah. Dirinya mulai terlihat samar-samar dan semakin menghilang. Tapi sebelum menghilang aku mendengar jelas kata-kata yang membuat siapapun mendengarnya akan merasa hangat.
883Please respect copyright.PENANAY7mPbYwdCS
“Terima kasih…” Wanita itu hilang dari hadapanku tanpa jejak. Setelah beberapa detik berlalu, aku yang berdiri sedari tadi tiba-tiba jatuh terduduk lemas di tanah. (“wanita itu hilang? Bagaimana bisa? Dia bukan hantu kan?”) aku berfikir keras akan hal itu dan setelah beberapa menit berpikir aku kembali berdiri dan mendapat kesimpulan.
883Please respect copyright.PENANAHJfenUk4eZ
“karena sudah terlalu malam dan mungkin karena aku mengantuk, halusinasi bisa saja terjadi. itu benar, itu benar. hahaha” sambil tertawa percaya diri aku kembali melajukan motorku pulang ke kost-san ku dan segera melupakan kejadian yang terjadi tadi.
883Please respect copyright.PENANAhGpbziT0BX
Catatan Penulis:
Terima kasih Sudah membaca Teman! Comment ya! ^^ Baca Juga cerita saya lainnya:
Pahlawan Perang Dunia
Terindu Kemerdekaan
Perjalanan Mistis GOJEK
Life in Word
883Please respect copyright.PENANAYzd86qUrdq
Follow terus lini tulisan saya di:
Blog : www.setegukkisah.blogspot.com
Wattpadd :Ihsan_Iskandar
Penana :Iskandar
Storial :@Iskandar3
883Please respect copyright.PENANAo3rLP1iyRn
Sosial Media saya Juga Dong:
Email : Ihsaniskandains@gmail.com
Instagram : Pentears
Facebook : Ihsan Iskandar
883Please respect copyright.PENANApbVI2oveZo
883Please respect copyright.PENANAdTfA7Q2IjT
883Please respect copyright.PENANAdOe0K1psaW
883Please respect copyright.PENANAtTUNCwCRly
ns 15.158.61.19da2