“Jangan pergi, Ka!”kataku sambil memegangi tangannya. Dengan memohon aku menahannya agar tidak pergi.
“Aku harus pergi. Maaf buat semua dan terima kasih udah jadi sahabatku selama ini.”kata Dika melepaskan tangannya dariku. Lalu dia benar-benar melangkah meninggalkanku.
Dia Dika, gadis yang membuatku ingin selalu melindunginya, ingin membahagiakan dia, dan ingin selalu bersamanya. Dia gadis yang membuatku semangat menjalani kehidupan, membuat hariku menjadi berwarna, dengan semua hal konyol yang selama ini dia lakukan untuk menghiburku.
Entah apa yang membuatnya pergi, akupun tak tahu. Mungkinkah ini salahku karena bersikap dingin padanya? Tidak, aku sudah berubah banyak sejak bertemu dengannya. Aku selalu menanggapi leluconnya. Aku selalu mendengar semua ceritanya. Aku selalu berusaha menjadi sahabat yang baik untuknya. Ya, hanya sebatas sahabat, tidak lebih ataupun kurang. Status tidak penting sekarang, bisa bersamanya saja sudah membuatku sangat senang.
“ Dika cuma pergi sementara. Dia bakal balik ke kita.”kata Bian, sahabatku yang juga merupakan sahabat Dika.
“Aku bahkan gak sempat ngucapin salam perpisahan.”kataku menyesal.
Setidaknya Dika bisa pergi dengan baik. Memberikan kesan yang indah denganku. Bukan kabur tanpa alasan. Andai saja Bian tidak mengabariku kalau Dika akan pergi dan sudah di bandara, mungkin aku tak akan melihatnya hari ini. Dia benar-benar gadis misterius. Anehnya, dia membuatku tertarik padanya.
Meskipun akan berubah, aku harus tetap maju. Ya, hanya itu yang bisa kulakukan sekarang. Aku berharap saat bertemu Dika suatu hari nantiaku bisa buktikan bahwa aku maju menjadi lebih baik. Membuatnya bangga padaku sehingga dia tidak punya alasan untuk meninggalkanku.
Hari ini sebenarnya telah kutulis surat balasan untuknya. Surat terakhir dariku yang mungkin tak akan pernah terkirim kepadanya.
ns 15.158.61.20da2