Perkenalkan namaku Eloise Grey. Namaku sama seperti hidupku abu-abu. Hari ini, aku tepat berumur 17 tahun. Harusnya aku bahagia, aku tahu itu. Tetapi aku tidak bisa. Orang tua yang seharusnya mendampingiku saat ini tidak ada. Kecelakaan pesawat terbang itu telah merenggut mereka selama-lamanya dariku. Rumah besar ini terasa sepi. Aku tidak bisa mengecewakan para pelayan dengan berlarut-larut dalam kesedihan. Aku pejamkan mataku memohon kepada Tuhan untuk menjaga mereka di sana. Lalu aku tiup lilinya, aku bisa mendengar riuh suara tepuk tangan bersamaan dengan ucapan selamat. Dalam sekejap tergantikan oleh keheningan. Ruangan keluarga ini berganti menjadi lorong gelap berkabut.
Badanku berdiri, kakiku berjalan sendiri seperti ada magnet yang menarikku. Semakin cepat, mungkin lebih tepatnya aku berlari. Dan terhenti di depan sebuah pintu baja berkarat. Pintu itu terbuka sendiri. Bunker berlapis platina. Banyak senjata yang disimpan dalam lemari kaca. Tinggi lemari ini berkisar 7 kaki. Kalian harus tau ini benar-benar keren. Langit-langit bunker di terangi oleh rasi bintang yang tersusun dari kristal berwarna emas keperakan.
" Bagaimana? Indah bukan?" Kata sebuah suara di belakangku. Aku tidak berani bergerak. Detak jantungku bertambah cepat. Dammit! Kausku semakin basah karena keringat dingin yang terus bercucuran. Hentakan sepatunya semakin jelas. " Jangan takut gadis manis! Aku tidak akan menebas kepalamu" Kata suara itu lagi. Suara itu serak dan sedikit sengau. "God!" Teriakku terkejut. Lelaki paruh baya berdiri di depanku. Rambut putih panjang di gelung asal-asalan, matanya berwarna hitam keputihan, sweater hitam long neck dengan kalung rantai emas bertumpuk-tumpuk di padukan dengan celana skinny kuning terang dan sneaker hitam Tom Ford.
Aku hanya bisa menelan ludah melihat penampilannya. Aku rasa untuk ukuran pria paruh baya dia sangat stylish. Oh ya! Jangan lupakan jam tangan bulgari genta magsonicnya yang berharga seratus ribu dolar melingkar di pergelangan tangan kirinya. Tiba-tiba saja dia menjabat tanganku. " Perkenalkan namaku Diamond Volk senang bertemu denganmu. Kamu harus tau bahwa baumu sangat menggairahkan." Katanya sambil mengendus-endus tengukku. Sebelum aku sempat menjawab dia kembali berkata, " Aku tahu semua tentangmu, bahkan rahasia tergelap dalam hidupmu aku tahu." Aku tatap matanya, hanya ada keseriusan yang terpancar di sana. "Apa maumu ?" Tanpa sadar kata-kata yang berkecambuk di kepalaku terlontar. Dia hanya tersenyum dan membalik telapak tanganku. Jari-jarinya yang sedikit kasar meraba-raba pola di telapak tangaku. "Ekhm ..., bisakah anda melepaskan tangan saya tuan Volk." Pernyataanku membuat buru-buru melepaskan tanganku.
"Selamat datang di lorong ke tujuh Farkas atau munkin lebih tepatnya asrama untuk calon The Signed divisi Farkas. Aku adalah mentormu di sini. Akhirnya penantianku selama seabad ini tidak sia-sia." Ujarnya kali ini membuatku bertambah bingung. Sekarang kepalaku terasa pening. Kalian harus tau ini benar-benar gila. "Jelaskan semuanya kepadaku Tuan Volk, tentang semua hal gila ini."Kataku. "Tentu saja Nona Grey! Mari ikuti saya."Ajaknya. Kemudian didorongnya salah satu lemari kaca yang berada di pojok ruangan. Dorongan lemari kaca itu menciptakan bunyi decitan yang memekakkan telinga. Sebelum aku sempat menutup telinga bunyi itu telah berhenti.
Dihadapanku sekarang berdiri sebuah pintu berlapis emas dengan ukiran pedang Excalibur yang di lilit oleh mawar berduri. Disertai dengan simbol-simbol kuno seperti sebuah segel berputar melingkari pedang. Benar-benar sangat indah. " Jadi kau bisa melihat segel itu. Ternyata ungkapan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya benar-benar ada. Awesome."Teriak pria itu kegirangan. "Maksudnya Anda tidak bisa melihatnya Tuan Volk? Yang benar saja, pendar segel ini semakin terang." Kataku. Dia mengedipkan matanya seakan bingung dengan pernyataanku. Sebelum akhirnya dia menjawab, " Kami mungkin kuat namun kami bukan yang terbekahi yang bisa melihat menembus kabut." Aku terdiam mendengar jawabannya. Semakin lama aku bersamanya membuatku terlihat seperti orang bodoh. Tidak tahu apa-apa.
Aku hanya bisa menganga tidak percaya melihat Tuan Volk. Tiba-tiba saja dia sudah memegang pistol hitam berkaliber 9mm. Peluru itu menembus pintu. Kalian pasti tidak akan percaya jika tidak melihatnya secara langsung. "Wanita tua cepat singkirkan segel ini atau aku tidak akan segan-segan mencabut kedua tandukmu."Geram Tuan Volk. Kalian harus lihat wajahnya benar-benar merah padam. Dia kembali ancang-ancang menembak peluru, sebelum pintu itu terbuka. "Diam kau anjing gila, bukan aku yang memasang segel ini. Apakah kau bodoh karena tidak di beri tulang oleh majikanmu."Jawab sebuah suara. Suara ini benar-benar menggoda. Seorang wanita yang sangat cantik keluar dengan gaun brokat hitamnya. Hanya saja yang membuatku menyerngitkan dahi adalah di kepalanya ada dua tanduk besar berwarana hitam dan jangan lupakan sayap kelelawarnya. Tunggu aku tidak salah lihat. Aku gosok kedua mataku, God ini nyata.353Please respect copyright.PENANAGozFgjQbd0
353Please respect copyright.PENANAIZO0wyq7T3
353Please respect copyright.PENANAfxODRCY2dI
TBC
353Please respect copyright.PENANA9BPY9N7xbO