Orang sekitar kompleks perumahanku pemanggilku teh rahmi, aku cukup dikenal ibu di daerah sini, karena aku menjadi pelopor diadakannya pengajian rutin dan kegiatan lainnya yang bermanfaat untuk membuat usaha kecil ibu ibu sekitar. Walaupun aku punya pekerjaan lain yang cukup menyita waktu, aku selalu menyempatkan diri mengecek progres usaha kecil para ibu ibu, karena jika tidak dikontrol kadang capaian pada akhir bulan sering tidak sesuai target.
Aku menikah sejak usia 23 tahun dengan seorang pelaut yang sudah menjanjikan akan menikahiku sejak SMA, dia adalah cinta pertama dan sekaligus menjadi suamiku, namun pekerjaannya yang menjadi pelaut membuat dia jarang berada di rumah, paling lama dia hanya ada 1 bulan di rumah, sisanya di laut, meskipun nafkah yang dia berikan sangat besar mencapai 30 juta per bulan, tetap saja lama kelamaan ada hati yang merasa sepi untuk dibelai.
Apalagi diusiaku yang sudah 39 tahun, dimana nafsuku sedang sangat besar untuk dipuaskan secara sentuhan, namun kami hanya bisa melakukannya dengan VCS, suamiku menyarankan aku membeli dildo untuk memuaskan nafsuku, jadi selama dia tak ada dildo dildo lah yang menjadi pelampiasan nafsuku, pernah suatu ketika aku hampir berzinah dengan bawahanku yang masih mudah di kantor, namun saat itu ketika di hotel, ketika aku hendak membuka baju, aku tiba tiba tak ingin melakukannya, lalu aku pulang tanpa memberinya penjelasan.
Akhirnya dari pada memikirkan nafsu syahwat yang liar itu, aku memustuskan menyibukkan diri dengan kegiatan positif yang bisa bermanfaat bagi orang banyak, aku menyibukkan diri mengurus anak semata wayangku, bagas. Anak yang aku selalu manjakan sejak kecil, namun aku bersyukur justru dia malah menjadi anak yang sangat mandiri, namun dia selalu kesulitan dalam belajar sejak masuk SMP, padahal sejak SD dia selalu dapat peringkat pertama.
Pada saat setelah aku berdoa untuk kebaikan anakku, sebuah pertolongan datang, sebuah keluarga kecil yang baik hati dan ramah pindah ke samping rumahku, lama kelamaan kami saling kenal, sampai ketika kami saling berkenalan lebih dalam setelah pengajian, dek nurul mengatakan kalau dirinya adalah sarjana matematika, akupun menangkap sinyal pertolongan tuhan untuk pertemuan ini.
Setelah aku memintanya menjadi guru privat matematika untuk anakku dia langsung mengiyakan, aku pun sangat senang dia mau.
Singkat cerita dek nurul sudah 3 bulan menjadi guru privat anakku, tibalah anakku pada UN yang mendebarkan hatiku, aku mendoakan anakku agar bisa melewati ujian itu dengan lancar, tak perlu nilai yang sempurna, asalkan dia lulus aku sudah senang.
“gimana ujiannya sayang?” tanyaku pada malam aku pulang setelah bekerja.
“alhamdulillah baik mah, rasanya mengalir saja”
“kejawab semua dong”
“iya sih, tapi aku belum yakin dengan nilainya”
“gapapa sayang, asal kamu lulus mama sudah senang”
“iya mama, makasih” dia memelukku, sambil memegang payudaraku, aku tak mencegahnya, karena dia memang suka manja, menyusu saja dia baru berhenti kelas 2 SD. Setelah itu paling bagas hanya suka pegang pegang payudaraku saja.
Sampai pada suatu sore setelah aku pulang kerja, bagas menunjukkan nilai ujiannya padaku, aku langsung menangis dan memeluk cium bagas, nilai nilai nya sangat memuaskan, bahkan nilai matematikanya sempurna 100, aku sedikit tidak percaya, namun aku senang sekali.
Magrib ketika adzan sedang berkumandang, aku menggedor pintu rumah dek nurul, aku berkali kali mengucapkan terima kasih padanya, sambil menangis aku memeluk dek nurul, besoknya aku mengundang mereka untuk makan malam dirumah kami.
Esoknya mereka datang kerumahku, dek nurul beserta suami dan anak bayi mereka yang sangat lucu, aku menimang nimang anak dek nurul dengan gemas, rasanya sangat rindu menimang bayi, karena bagas tak punya adik lagi.
Kami makan makan sambil bersenda gurau, entah kenapa aku merasa suami dek nurul selalu melirik ke arah tubuhku, aku merasa bersalah tadi saat menyuguhkan air minum untuk mereka aku pasti menunjukkan pantatku pada dek ilham. Mungkin karena itu dia mulai terus menerus mencuri pandang ke arahku, tanpa ragu. Sampai kemudian mata aku dan dek ilham bertemu beberapa kali, senyumnya manis sekali, hatiku mulai berdesir, aku tahu tatapan itu, tatapan sama seperti ketika aku hampir berselingkuh dengan bawahanku.
Namun untuk yang satu ini, entah kenapa kami malah kian intens saling curi pandang, entah kenapa aku sedikit menggodanya dengan pura pura mengambil bantal yang jatuh saat kami ngobrol di sofa, aku menunggingan pantatku lagi padanya, seperti aku ingin menunjukkan bulatnya pantatku, entah kenapa aku merasa nakal.
Hari demi hari pun berlalu, namun entah kenapa aku seolah menunggu dirinya menggoda diriku, namun mungkin karena dia bekerja di perusahaan yang cukup besar sehingga dia tak sempat memikirkan aku lagi, akhirnya aku mencoba melupakan dia dengan kegiatan bekerja dan pengajian lagi, semakin aku sibuk semakin aku lupa dengan syahwatku, aku merasa ini yang terbaik bagiku, aku berusaha menenggelamkan syahwatku sedalam mungkin agar aku bisa mengontrol diriku.
Anakku kini sudah masuk SMA, aku mulai memikirkan masa depannya, aku pikir tak masalah, direkening sudah aku siapkan sekitar 700jt untuk pendidikannya, memang sudah aku siapkan rekening untuknya sejak dia SMP, aku rasa itu cukup sampai dia lulus kuliah nanti, apalagi aku sangat memperhatikan anakku cukup hemat dalam urusan jajan, karena sejak SD aku selalu mendidiknya untuk membawa bekal makan ke sekolah, sehingga kadang dia tak jajan di sekolah.
Suatu hari aku seperti melihat perut dek nurul semakin membuncit, aku menduga kalau dia sedang hamil lagi.
“dek, kamu hamil lagi?”
“iya teh ini ke 5”
“ih kok gak dikabarin sih kabar gembiranya”
“hehe supraise kan”
Entah kenapa aku sangat bahagia dia hamil lagi, aku senang adikku itu mendapat kebahagiaan lainnya, tiba tiba aku terpikir ketika aku hamil dulu suamiku mulai dokter larang menjamahku, lalu aku terpikir kalau dek ilham jarang mendapatkan jatah malam dari dek nurul, pastilah nafsunya canggung, kemudian aku sadar pikiranku mulai mengarah ke alam seks sehingga aku membuang jauh jauh.
Kembali ke rutinitasku yang sibuk, aku sangat menikmati kesibukkanku, padahal 30jt per bulan sudah sangat cukup untuk kami berdua, namun bukan uang yang saat ini yang aku cari, melainkan aku hanya ingin berkontribusi untuk masyarakat, menebar kemanfaatan untuk orang lain, dan yang paling utama agar aku bisa melupakan nafsu syahwatku agar tidak menjadi bola liar yang bisa menghancurkan rumah tanggaku, meskipun banyak teman teman ku yang menyuruhku sewa berondong aja sesekali, namun hatiku tak bisa membenarkan pelacuran itu.
Suatu hari aku sedang terburu buru berangkat ke kantor, aku mencium kening anakku yang sedang sarapan, lalu aku mengambil tasku dan membuka pintu garasi, aku masuk mobil dan segera memasukkan kuncinya, namun setelah aku starter beberapa kali mobil itu tak kunjung mau menyala, karena berpikir terlalu lama akhirnya aku memutuskan naik angkuta umum saja di depan.
Aku turun dari mobil dan segera berjalan menyusuri gang menuju jalan raya, namun sebelum aku keluar gerbang keluar suara klakson mengagetkanku dari belakang, sontak aku menengok ke belakang, dari warna mobilnya sepertinya itu mobil keluarga dek nurul, mobil itu berhenti di sampingku dan menurunkan kacanya.
“teh, kok jalan kaki?” tanya dek ilham
“mobil teteh kayaknya rusak dek, tadi gamau nyala”
“oalah... ayo aku antar teh”
“gausah dek, nanti kamu telat”
“ayo gapapa teh, aku cuma cek lapangan hari ini”
“yaudah deh” lalu aku masuk ke mobil itu
Kami diam beberapa saat setelah dek ilham menanyakan alamat kantorku, ternyata memang satu jalur, dan kantorku lebih dulu sampai dibanding kantor dek ilham.
“gimana calon anak bayi kedua kalian dek?”
“kemarin waktu cek up sih katanya sehat teh, dokter cuma saranin jaga pola makan aja”
“oalah baguslah, semoga sehat sampai lahir”
“aamiin, nitip istriku ya teh, aku sering pulang malam belakangan ini”
“gausah khawatir, kalo pulang kerja teteh suka mampir liat dek nurul”
“makasih teh”
“boleh minta tisunya?”
“boleh teh”
Disini semua dimulai, aku berniat mengambil tisu sendiri, dan mungkin ilham juga berniat mengambilkannya untukku, akhirnya kami sama sama mengambil tisu saat itu, namun yang terjadi malah tangan kami yang saling bersentuhan, sepersekian detik karena kami saling kaget akan momen itu kami sedikit terpaku, dan aku buru buru menarik tanganku.
“eh maaf, ini teh”
“makasih dek” aku sedikit merasa gerah pada diriku
Entah kenapa saat itu aku berpikir sedikit nakal, aku mencoba menggoda dek ilham dengan menyilangkan kaki kanan ke kaki kiri, dengan menyempitkan baju gamisku, sehingga tercetaklah paha langsingku, aku mengalihkan pandangan ke jendela, namun dapat aku lihat dari sisi mataku kalau dek ilham beberapa kali mencuri pandang ke arah pahaku.
Beberapa menit kemudian aku membiarkan dia melakukan itu, entah sengaja atau tidak rasanya dek ilham mengemudi lebih pelan walau jalan tidak macet, namun semua harus diakhiri karena kantorku sudah dekat. Aku sudah berencana dalam hati akan menatap matanya sebelum aku keluar dari mobil ini nanti.
“udah sampai teh”
“iya, makasih banyak yah dek, hati hati di jalannya” aku menatap matanya dalam dalam sambil senyum semanis mungkin dengan suara dimanjakan.
“oh iya teh, selamat bekerja”
“iya dek ilham juga”
Entah kenapa aku merasa senang telah menggodanya, seakan aku sudah menanamkan benih yang tinggal menunggu tumbuh dan berbuah, benih apa? Perzinahan?
Setelah itu entah kenapa aku sangat tidak fokus saat rapat, untungnya para temanku tak menangkap hal itu karena aku tidak kebagian berbicara, rasanya aku merasa sangat horny, aku sudah tidak bisa menahannya, namun aku mencoba memikirkan yang lain, mengerjakan yang lainnya juga, namun semuanya tak bisa membantu, aku terus kepikiran pergi ke toilet saja untuk masturbasi, akhirnya aku melepaskannya, aku mencari alat bantu yang bisa kumasukkan ke dalam vaginaku, namun aku tak menemukan sesuatu yang pas di ruangan itu, aku membuka tasku dan aku menemukan botol body lotion yang ukurannya cukup pas, tak terlalu besar atau kecil, dan tekstur botolnya yang lembut sehingga tidak membuat bibir vaginaku sakit.
Aku sudah tak bisa menahannya lagi, aku segera keluar dari ruanganku, menuju toilet perempuan, bagusnya toilet disini tertutup rapat semua, dan aku bisa sedikit mendesah. Aku segera menarik jilbab lebarku ke pundak, kulepaskan celana innerku, lalu celana dalamku, jelas kulihat penampakan basah pada permukaan celana dalamku, kemudian aku gantungkan celanaku itu, lalu aku duduk di closet.
Aku sentuh area vaginaku yang bersih tak berbulu, rasanya sudah basah sekali dan timbul rasa geli nikmat ketika aku menyentuhnya, aku mengambil cairan bening licin itu dan mengoleskannya ke botol lotion itu, setelah semuanya merata, langsung aku masukan perlahan ke dalam vaginaku, lancar sekali tanpa hambatan karena vaginaku sudah basah.
“aaaaahhhhh.... emmmmpppp...” aku mendesah sekecil mungkin karena takut ada yang mendengarkan di luar.
Aku mendorong botol itu sampai mentok dalam vaginaku, perlahan aku tarik lagi perlalahan, terus begitu beberapa kali.
Setelah vaginaku bisa beradaptasi dengan ukurannya yang cukup besar, aku mulai mempercepat gerakannya.
“aaah... nikmat.. sayang” aku membayangkan dek ilham menyodok liang surgaku, entah kenapa bayangan dia masuk tiba tiba dalam pikiranku.
Aku lakukan itu lagi lebih cepat, lebih cepat lagi, dan lagi.
Tak lama setelah itu aku merasakan sudah dekat ke puncak kenikmatan, aku mempercepat lagi tanganku sampai terasa pegal di bahuku.
“aaaaAAAAHHHH” aku berteriak kencang sebelum suaraku tak bisa keluar karena terasa sesak dan badanku bergetar, mataku membelalak dan naik ke atas, nikmatnya tak tertahankan, setelah itu aku pipis, dan pipis itu semburannya sangat kuat sampai menyentuh dinding toilet itu.
Aku diam beberasapa saat sampai kedutan di vaginaku terasa lebih tenang. Merasa cukup tanang, aku segera mencuci area vaginaku dan memakai celana innerku tanpa celana dalam karena basah. Setelah itu aku kembali ke kantor dan segera fokus lagi mengerjakan tugasku, setelah itu rasanya nafsuku lebih tenang.
*
Sepulangnya dari kantor aku melihat dek nurul dulu, kulihat kondisinya baik baik saja, aku pamit pulang setelah memberikan dia buah buahan yang segar. Setelah sampai di rumah aku duduk sambil membaringkan badanku yang letih, aku terbangun karena merasakan sentuhan di payudaraku, ternyata itu anakku bagas, saat sadar kerudung lebarku sudah di leherku dan payudaraku sudah di luar gamis dan cup Bhnya, aku membiarkan bagas menyusu padaku meski tak ada air susunya.
“kayaknya kamu harus punya adek biar gak nyusu mulu”
“hehe mau dong punya adek mah”
“makanya ayah kamu tuh suruh pulang”
“iya ih ayah gak bosen apa kerja mulu”
“ih kamu ini, kalo ayah gak kerja kita makan apa”
“ya makan nasi dong mah”
“huh kamu ini, ayo makan malam”
“iya mah”
Bagas bangun dan beranjak ke dapur, aku memasukkan payudaraku ke Bhku lagi, kamudian mengancingkan gamisku lagi dan membetulkan jilbab lebarku, bagas memang sudah biasa masak sejak SD, malam itu dia masak sayur sop dan beberapa menu lainnya, malam ini memang giliran bagas masak makan malam, karena kami selalu bergantian masak setiap hari, dia memang anak yang bisa diandalkan.
Aku sengaja tak memanggil tukang karena rencanaku besok bisa terealisasi, aku berencana jalan kaki lagi sampai ke gerbang agar diantar oleh dek ilham lagi, kemudian aku memperhitungkan jam berapa aku harus keluar rumah.
Besoknya pukul 07.10 aku mendengar suara mesin mobil menyala disamping rumahku, aku pikir itu dek ilham sedang memanaskan mobil sebelum berangkat, aku segera keluar rumah dan berjalan menuju arah gerbang keluar. Aku berjalan agak santai sambil menunggu dek ilham lewat jalan itu, dan benar saja, di belokan terakhir komplek itu suara klakson berbunyi, aku sangat senang sekali, hatiku girang.
“teh kok jalan lagi?”
“kemarin teteh pulang malam dek, jadi gak sempet manggil tukang”
“oalah yaudah ayo aku antar lagi”
“makasih dek”
Aku segera masuk dan duduk di mobil dek fajar, kemudian kami saling bertatapan beberapa detik, aku segera memakai sabuk pengaman pagi itu, ini sebenarnya diluar perhitunganku, karena aku melihat polisi di belokan, dan karena sabuk pengan itu, payudaraku menyembul dan menampakkan ukuran sebenarnya, namun justru aku menggunakannya untuk menggoda dek ilham, sebagai tambahan aku menyilangkan kakiku lagi agar pahaku tercetak, dan benar saja saja, mata dek ilham sering mencuri pandang ke arahku.
“suami teteh kapan pulang?”
“hem... kalo melihat jadwal biasanya sih 2 bulan lagi”
“wah kangen kangenan dong”
“hem iya” aku senyum sambil memeriksa jariku yang entah kenapa sedikit sakit, ternyata ada gumpalan ungu di sisi kuku jari manis kananku, tampak jelas terlihat karena jariku yang putih mulus dan lentik panjang.
“tangannya kenapa teh?”
“gatau nih luka”
“coba aku lihat” dia merah tanganku tanpa ragu, sambil fokus mengemudi tangan kirinya memegang tangan kananku dan melihat ke arah jariku beberapa detik.
“emh” nafasku mulai tak karuan dan badanku hangat.
“ini mah sih gumpalan darah teh, mungkin teteh potong kukunya kurang pas, jadi kuliat dalamnya luka karena kukunya yang dipotong tajem”
“oh gitu ya, yaudah tar aja teteh obatin”
“mau aku obatin juga gapapa teh” aku mulai menangkap rayuan dari dek ilham, namun aku tak mau jadi wanita murahan, aku mau dia berusaha untuk mendapat mutiara itu.
“ah gaperlu dek”
“maaf teh, kok teteh gak keliatan kesepian sih?”
“maksudnya?”
“nurul aja aku tinggal 3 hari sering nyuruh cepet pulang”
“kalo itu sih udah teteh perhitungkan dari awal, ini resiko menjadi istri pelaut, awalnya memang berat sih, namun kelamaan ya merasa biasa aja”
“kiarain merasa jomblo lagi haha”
“haha bisa aja”
“kasih atuh jarang dibelai”
“siapa?”
“itu yang besar” kami saling bertatapan, matanya mengarah ke dadaku, aku kemudian faham maksudnya.
“ih apaan sih?” aku menutup dadaku dengan memeluk dadaku, namun senyum nakal padanya. Aku tak menyangka dia langsung to the point dalam menggodaku.
“haha maaf teh”
“emang segini besar ya?” tanyaku masih menutup dadaku. Sambil tertunduk malu.
“ya kalo pengalaman yang pernah kulihat sih besar”
“lebih besar mana dari dek nurul?”
“mungkin besaran itu deh, tapi untuk pastinya harus dilihat ke dalam”
“iiih jangan harap ya” aku pura pura protes.
“haha udah turunin aja, gak keliatan juga, kan ketutup kerudung”
Perlahan aku menurunkan tanganku dan fokus melihat ke depan, dapat aku lihat dia mencuri pandang beberapa kali, aku biarkan saja itu terjadi.
Mobilnya berjalan lambat, sehingga kami sampai lama, ketika dia memandangi dadaku, aku nekat mengatakannya.
“udah puas dek liatinnya?” dia lalu fokus ke jalan
“belum teh haha”
“udah sampai nih, anggap aja itu buat bayarin udah dianter ya”
“ah tiap hari siap nganter ini mah”
“apaan sih, makasih ya dek”
“iya teh sama sama”
Aku segera keluar dari mobilnya, dan segera masuk ke kantor, namun hari itu aku merasa tidak terlalu bernafsu, rasanya aku menemukan semangat baru, semuanya serasa berbunga bunga, apakah ini namanya jatuh cinta?
Besonya hari jumat, aku kembali diantar oleh dek ilham, lagi, aku membiarkan dia menatap dadaku.
“mobilnya mau aku benerin teh?”
“dek ilham bisa benerin mobil?”
“dikit dikit bisa teh hehe”
“yaudah boleh deh”
“besok bisa teh?”
“boleh boleh, dek ilham bisa jam berapa?”
“jam 9 pagi mungkin”
“oke deh, berapa bayarnya”
“ah gausah, liat itu aja cukup”
“huuuuu sekarang bilang cukup, nanti minta yang lain”
“haha itu lain cerita teh”
“mesum ih, teteh bilangin dek nurul nih”
“jangan dong teh” raut wajahnya langsung berubah
“hahaha iya iya enggak” entah kenapa aku merasa ingin nakal.
*
Sabtu, 08.55
Tok tok tok
“pagi mas” bagas membuka pintu
“pagi gas, bilangin mama mas mau benerin mobil”
“iya mas, masuk aja”
“makasih gas” dek ilham masuk dan duduk di sofa
“mama, bagas futsal dulu ya”
“iya gas, jangan pulang terlalu siang ya” entah kenapa aku merasa senang bagas pergi keluar dengan teman temannya.
“iya mama”
“mau minum dulu dek?” tanyaku
“langsung aja teh, mau pinjam kuncinya”
“oiya ini kuncinya” aku menyodokan kunci, dia menjamah tubuhku dengan matanya, pagi itu aku mengenakan gamis hitam dan kerudung putih, setelah itu dia pergi ke garasi.
Aku mengikutinya ke garasi, entah kenapa aku merasa ini waktunya aku berduaan dengan dek ilham.
“dek ini minumnya” aku membawakan air jeruk dan beberapa cemilan
“makasih teh”
Aku duduk di kursi sambil membalas beberapa chat, termasuk chat dari atasanku yang entah kenapa sebulan terakhir sering menghubungi dengan macam macam topik pembicaraan, aku meladeninya agar dia merasa dihargai.
Beberapa menit kemudian aku mendengar mesin mobilku menyala lagi.
“udah bener teh” dek ilham keluar dari mobil
“oallah rusak apanya dek?”
Dek ilham menjelaskan kerusakannya, walaupun aku tak mengerti maksudnya aku mengiyakan saja, dia menyarankan agar aku sering ke bengkel untuk melakukan perawatan.
“makasih banyak ya dek”
“sama sama teh” aku melihat dia berkeringat dan tangannya belepotan
“di dalam aja dek, sekalian ngadem yah ngemilnya, cuci tangannya di dapur, masuk aja”
“iya teh makasih”
Aku menyalakan AC dan duduk di ruang TV, setelah itu kami ngobrol ini itu, sampai aku merasa haus.
“teteh ambil minum dulu ya”
“iya teh”
Aku beranjak dari duduk dan pergi ke dapur, tanpa ku ketahui ketika aku menuangkan jus jeruk, dari belakang aku merasakan pelukan. Aku memang merasa senang dek fajar melakukan itu, namun aku masih tak mau terlihat murahan di matanya.
“dek ilham lepasin”
“teh, jangan begitu, teteh yang sudah mengundangku kesini jangan abaikan aku sekarang”
“maksudnya?” aku menunduk malu, aku belum siap, ini semua diluar perhitunganku.
“aku tau teteh merasa kesepian, biarkan aku mencoba melepas nafsu teteh”
“tapi dek... teteh rasa ini salah”
“semuanya salah teh, termasuk undangan nakal teteh, tapi aku sudah terlanjur nafsu ke teteh, jadi teteh lepaskan saja semuanya bersamaku” dia mulai memegang guah dadaku lembut.
“ahhh”
“mendesah saja teh jangan ditahan” dia berbisik mesra ke telingaku
Dia masuk ke dalam jilbab lebarku, dan dapat aku rasakan jarinya mencari cara membuka bajuku, dan dia segera menurunkan resletingku setelah menumukannya, pagi itu aku tak memakai bh, hanya tengtop saja, dan itu membuat tangannya segera menemukan putingku, perlahan putingku mengeras bersamaan dengan vaginaku yang merasa bedenyut.
Aku merasa memang ini sudah waktunya berbuah, buah dari benih yang aku tanam, aku memutuskan akan melepaskan semuanya saat itu, akan kuserahkan tubuhku padanya, dapat kurasakan tonjolan keras menyentuh pantatku.
Aku menengok ke belakang, terlihat wajah dek ilham yang bersih dan manis, lalu bibi kami bertemu, aku memainkan lidah dan bibirku, kami berciuman seliar mungkin, kedua tangannya masih menjamah kedua sususku, rasanya aku harus melakukan sesuatu, aku menggerakkan tangan kananku, aku masukkan ke dalam celana trainningnya, aku kaget langsung menemukan batang pejantan disana, ternyata dari awal dia memang tak memakai celana dalam.
Beberapa menit kami melakukan itu.
“dek, jangan...”
“jangan apa teh?” tanya dia dengan nafsu yang merasa tanggung aku lihat.
“jangan disini, ayo ke kamar teteh”
Dia memangku badanku, dan aku menunjukkan jalan ke kamarku.
Kami duduk di kasur, saling berciuman, makin liar, seakan lidah kami saling beradu kemampuan.
Kami lalu saling melucuti pakaian, dek ilham sudah telanjang bulat, karena cuma pakaian yang dia pakai, baju kaos dan celana training, namun dia membiarkan aku memakai kerudung dan kaos kaki.
“ternyata benar, susu teteh lebih besar”
“makasih deh, hisap dong” pintaku malu, dia langsung menghisapnya dan tangannya mulai menyentuh vaginaku yang sudah basah, dia bermain main dengan cairan yang keluar dari vaginaku, kadang jarinya dia masukkan ke mulutku agar aku mencicipi rasa cairan vaginaku.
Aku juga tak mau diam, tanganku memegang batangnya, ukurannya lumayan, cukup besar, mungkin sedikit lebih besar dari batang suamiku, dapat aku rasakan kepala batangnya sudah mengeluarkan air mazi, menandakan dia sudah sangat nafsu, aku hanya mengocok ngocoknya.
Lalu dia mendorong badanku terlentang, dan mengangkat pahaku, memamerkan vaginaku ke dapan wajahnya, dapat aku lihat wajah manisnya menjadi wajah penuh nafsu yang ingin dipuaskan, aku akan biarkan apapun yang dia lakukan saat itu, aku hanya ingin menikmati lagi, sentuhan tangan pejantan, aku sudah sangat rindu pada sentuhan itu.41089Please respect copyright.PENANAxWMD4zKKMk
Dia menjilatinya dengan penuh nafsu, aku menikmati jilatan lidahnya dengan desahan manjaku. Namun aku lebih tua darinya, entah kenapa aku merasa tak mau di dikte olehnya, aku bangun dan mendorong tubuhnya terlentang, kami melakukan aksi 69 dengan aku diatas, aku segera memasukkan batang itu ke mulutku dan memanjakannya dengan cairan mulutku, dapat kurasakan denyutannya beberapa kali.
Dia juga merasa dia adalah pejantan dan dia merasa dia harus memimpin, dia membalikkan posisi menjadi aku di bawah, dia menyodok mulutku dengan batangnya sementara jari dan lidahnya memanjakan vaginaku.
Beberapa menit kemudian dia menindihku, wajah kami saling berhadapan, pahaku sudah mengangkan karena siap disodok, namun dia masih belum memasukkan pusakanya. Dia mencium keningku 2 kali, lalu kami bersilat lidah lagi.
“sudah berapa lama kamu tak menikmati wanita?” tanyaku, karena aku tahu istrinya sedang hamil, pasti frekuensi intim mereka berkurang.
“2 bulan, sudah berapa lama memek kamu tak dimasuki kontol?” pertanyaannya menohok jiwaku.
“7 bulan”
“aku kira kamu main seorang dengan lelaki lain dengan kondisi ini, baiklah izinkan aku memasuki liang surgamu hari ini, aku ingin menikmatimu, dan aku juga berharap kamu menikmati kontolku”
Aku hanya terdiam dan mengangguk sambil menggigit bibi karena merasa kepala batangnya sudah ada di bibir vaginaku.
“maafkan kami ehhmmmmp”
Dia mengatakan itu sebelum memasukkan batangnya ke liar surgawi, entah siapa yang dia maksud, mungkin istrinya atau suamiku atau Dia. Dapat aku rasakan kekosongan selama ini dalam rongga vaginaku kini telah terisi, lancar dan terasa geli geli nikmat, sambil bibir kami berciuman lembut, dek ilham mendayung kenikmatan perlahan.
“aahm euh aaowh”
“ouh... memek kamu nikmat teh”
“puaskan aku dek”
“nikmati kontolku teh”
“nikmati memek aku dek, becekin”
“dengan senang hati teh”
“aahhh aaah ah ah ah aaah ahha aah ah ah” dia mempercepat dayungan nikmat itu.
“enak sayang?”
“nikmat dek, kontol kamu keras dan hangat ah ah”
“kakinya naikkan ke pinggangku teh biar masuk lebih dalam” aku mengatikan kakiku satu sama lain melingkar pinggangnya, dan membantu dia mendorong ke depan.
“ah ah ah aaah ah ah ahhhh emmmpp aku gak kuat dek”
“lepas kan sayang, biarkan aku menikmati memekmu yang berdenyut”
“ah ah cepetin dek ah aaah”
“aah aaoah nikmati kontol aku teh”
“nah gitu dek terusin”
“aah iya teh, cepet muncratiin teh”
“iya teh.... aaah aku cepetin nih”
“ah enak sayang...”
“bilang kontol teh biar aku semangat”
“ayo dek cepetin kontol kamu dek”
“lagi teh”
“kontol kontol kontol kontol kontol kontol kontol kontol aaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhh ehmmp akhhh” aku mengejang aku pipis mendapatkan orgasmeku membasahi badan dek ilham, namun dia malah menikmatinya, bahkan dia malah memompa terus vaginaku.
Lalu dia diam, membiarkan aku menikmati orgasmeku sejenak, bibiku menganga, lalu dia meludah ke dalam mulutku, aku menelannya. Kurasakan vaginaku berdenyut keras, mungkin itu yang membuat dek iham mendiamkan batangnya di dalam vaginaku, untuk merasakan denyutan vaginaku.
“enak teh?”
“ah enak banget dek”
“lagi?”
“tentu, aku tak mau hanya aku yang merasa puas, sodok lagi dek”
“baiklah aku mulai lagi yah”
“tafadhol sayang”
Dek ilham mulai mendayung lagi, memekku yang lebih sensitif membuat nikmat tak tertahan, tanganku mulai memegang sprei dengan erat menahan nikmat, aku biarkan bibirnya menjilati buah dadaku yang membusung keras.
“teteh udah kepala 3 susunya masih keras gini”
“nikmati sayang”
“siap teh”
Masih dalam posisi yang sama, padahal kasur ini basah karena pipisku, namun kami malah merasa kotor itu membuat perzinahan kami makin nikmat.
“ah ah ah cepetin dek”
“ah iya teh aku bentar lagi mau sampai”
“aku juga dek, ayo barengan”
“iya teh kasih tau kalo mau muncrat”
“iya sayang, cepetin kontolnya sayang”
“memeknya becekin teh”
“itu tugas kontol kamu sayang”
“yaudah, nikmati kontol aku teh”
Kami terus saling mengucapkan kata saling menggoda dengan kalimat kalimat penuh nafsu, membuat dek ilham mendayung lebih cepat, kontolnya masih keras dan hangat, dapat aku rasakan gesekan alat kelamin kami makin intens dan basah, ditambah cairan vaginaku keluar banyak menampakkan gundukan lendir putih pada batang dek ilham.41089Please respect copyright.PENANAVLVtLDRWBw
Suara peraduan kelamin kami makin jelas terdengar, mulut kami saling menjilati, tanganku memegang sprei semakin kuat, kakiku melingkar di pinggangnya mendorong dia agar menyodok lebih cepat, sedangkan tangan dek ilham memegang kepalaku yang masih berjilbab lebar dan sikunya menahan beban badannya.
Sodokannya makin cepat, rasanya aku mau orgasme lagi.
“dek teteh mau depet”
“barengan teh” dia mempercepat sodokan
“aah ah ah... emmmph ah akhhhh muncraaaat ah” aku pipis banyak
“aku dapat teh aaahhhhhhhhhhhhhhhh aaaaaaaaaaaakhhhhhh”
Dia memuntahkan spermanya setelah aku beres pipis.
“croooooooot croooot croooot croooooooooot crooot...”
Bibir kami masih saling bertemu ketika kami saling mendapat puncak kenikmatan, dapat aku rasakan spermanya masuk ke liang rahimku, terbesit bagaimana kalau aku hamil, namun aku merasa itu urusan nanti.
Dek ilham pulang setelah memakai bajunya kembali, aku memaksanya pulang meskipun dia ingin kami mandi bersama, namun dia sudah pergi terlalu lama, aku takut dek nurul curiga. Akhirnya dia mengerti dan pulang, aku yang masih merasa lemas hanya mengunci pntu kamarku agar tidak ada yang masuk, aku lalu terlelap di kasur yang basah akan pipisku itu.
*
Sementara kasur lamaku aku jemur, aku tidur memakai kasur lantai, aku segera mencuci sprei dan pakaian lain yang terkena air pipis enakku. Lalu aku memasak untuk makan siang untuk aku dan anakku, dia pulang futsal bersama temannya dan terlihat lelah, aku langsung menyuruhnya mandi sebelum makan.
Malam itu pun aku tidur nyenyak sekali.
*
Kami hanya berhubungan lewat chat setelah itu, dia sering menggodaku untuk main lagi, namun belakangan ini kami belum bisa saling menemukan waktu yang tepat, karena pekerjaan dek ilham yang banyak, dia sering keluar kota belakangan ini karena ada proyek baru. Aku pun tak bisa ikut dengan dia karena ada pekerjaan yang harus aku selesaikan disini.
Sampai 2 minggu setelah itu, bagas izin keluar untuk futsal lagi sabtu pagi itu, dia bilang kelasnya masuk putaran final kompetisi sekolahnya, aku pun mendoakan dia supaya menang.
Sebenarnya aku tak merencakan ini sebelumnya, tiba tiba aku pikir waktu yang tepat sekarang untuk dek ilham menjamah badanku lagi hari ini.
“dek, dirumah kah?” tanyaku lewat chat
“lagi cek lapangan teh”
“wah padahal bagas lagi pergi nih”
“aduh maaf teh, aku juga mau banget, tapi hari ini cek sama bos besar jadi gabisa”
“yaudah, semangat bekerja kontol perkasa”
“makasih memek becek”
Aku merasa sangat nafsu, namun aku masih bisa menahan yang seperti ini, aku rebahan di sofa ruang tv, dan tak terasa aku tertidur.
Entah berapa lama aku tidur, sampai aku terbangun karena seseorang memangku badanku ku kamarku, dek ilham?
“kapan masuk?”
“barusan, salah siapa gak dikunci”
“katanya ada kerjaan”
“bosnya gajadi datang, jadi aku kasih ke anak magang kerjaannya”
“dasar, gasabar yang pengen memek teteh”
“hahah tau aja, kasih kontol aku gak mandi lendir memek 2 minggu”
“huuuu salah siapa istrinya malah dihamilin” balasku
“ya udah rezekinya dapat anak lagi itumah, teteh mau aku hamilin?”
“coba aja kalau bisa, tapi nanti kontol kamu gak bisa masuk lagi loh”
“cari memek lain dong hehe”
Kami saling mengobrol sambil aku terlentang dan dia duduk menatap wajahku, tangannya sudah masuk ke vaginaku, karena pagi itu aku tak memakai celana dalam, vaginaku yang basah langsung bisa dia jamah. Aku pun membuka resleting celana bahannya, mencari batang keras agar bisa aku kocok. Lalu kami berciuman.
Setelah itu kami saling melucuti baju, kali ini kami telanjang bulat, dia langsung menindih ku dan menyodok memekku dengan kasar, tangannya mencengkram kedua payudaraku dengan kasar. Sepertinya dia nafsu sekali padaku, aku pun mulai bermain kasar dengannya, aku memegang rambutnya dengan erat sampai dia kesakitan. Entah kenapa kami saling menikmati permainan kasar kami itu.
“sakit anjing” dia bilang dengan wajah penuh nafsu
“kamu juga pegang tetekku sampai merah bangsat” kami saling mencaci
“ahh anjing kau memeku becek sekali pelacur”
“bajingan kau panggil aku pelacur, kontol kamu yang anjing, istri hamil malah ngewe istri tetangga”
“dia kau babi, nikmati aja kontol aku”
“iya anjing anjing anjiiiiiiing kontol kamu enak anjing aaaaaahhhh sodok yang dalam bangsat”
“pelacur jahanam, suami kerja malah ngewe istri orang, aaah memek kamu gak tau malu apa, aku ini suami dari guru anak kamu pelacur, kamu malah ngewe sama dia”
“dia kamu anjing, kamu sendiri menikmati memek aku kan? Hah?”
“iya pelacur, memek kamu nikmat banget” dia makin mempercepat sodokannya pada vaginaku
“kontol anjing kontol anjing kontol anjing kontol anjing kontol anjing kontol anjing aaaaahhhhhhhhh”
“memek kamu muncrat pelacur” dia mengatakan itu setelah aku pipis deras sekali
“ayo anjing jangan berhenti sodok terus”
“iya pelacur berjilbab lebar, gak malu kamu sama jilbabmu”
“diam kau, sodok saja ayo muncrat di memek aku anjing”
“aku mau keluar pelacur aaaaahhhh”
“tusuk yang dalem sebulum muncrat akhi bangsat sayang”
“aaaahhhhhhhhhh aaaah keluar teh aaaah”
Dia menusukkan batangnya sedalam mungkin, lalu memuncratkan spermanya di dalam liang surgaku, dapat aku rasakan hangatnya dan banyak sekali.
Kami sudah lemas, perlahan kesadaran kami hilang, dia masih menusukkan batangnya dalam vaginaku saat tertidur, entah berapa lama. Dalam tidur aku terbangun karena aku merasa vaginaku dijamah lagi, namun karena setengah sadar aku membiarkan dia menggagahiku lagi, lalu dia mengeluarkan spermanya lagi, kami tertidur lagi.
Aku terbangun, lalu mendorong badan dek ilham ke samping, dia masih lelap, aku lemas sekali, setelah memakai gamis aku ke dapur minum air jeruk, bagas belum pulang rupanya, setelah itu aku mandi, menyegarkan badanku.
Aku membiarkan dek ilham tidur sampai ashar, lalu aku membangunkannya karen ponselnya terus berbunyi dari tadi, itu ternyata dek nurul. Dia pamit pulang setelah memakai baju dan mencium bibirku.
Bulan depannya suamiku pulang, waktu itu bagas masih di sekolah, suamiku sampai rumah jam 9 pagi, aku langsung memeluknya karena rindu berat, aku mengangis di bahunya.
Aku langsung menyuruhnya duduk di sofa setelah menurunkan semua celananya, langsung aku angkat gamisku dan aku lempar celana dalamku entah kemana, langsung aku tunggangi dia di sofa sampai dia muncrat di dalam vaginaku, aku lampiaskan itu sebagai rindu bermakna dalam.
Tiga minggu kemudian aku merasa mual saat di kantor, kepalaku pusing, hatiku mulai menduga kalau aku hamil, aku langsung ke dokter kandungan, dr. Nita, dia memeriksaku. Aku hamil.
“selamat ibu, ini usianya sudah 2 bulan”
“2 bulan?”
“iya bu”
Kesimpulanku mengatajab bahwa ini buah dari hubunganku dan dek ilham.
“dokter, apakah dokter bisa menjaga rahasia ini?”
“rahasia apa?”
“dokter, saya sangat bahagia kalau saya mengandung anak ini, namun jika suami saya mengetahui kandungan saya sudah 2 bulan dia akan curiga dok”
“saya faham, jadi ibu mau bagaimana”
“jadi anak ini adalah hasil perselingkuhan saya dengan orang lain, apakah dokter bisa menjaga rahasia itu? Saya mohon saya akan bayar berapa pun”
“baik ibu, saya mengerti posisi ibu, saya juga pernah mengalaminya, dan tentu kita tak mau keluarga kita hancur, akan saya sesuaikan waktu kehamilan ibu dengan terkahir kali kalian melakukan hubungan intim”
“kami melakukannya 3 minggu lalu dok”
“baiklah, waktunya tidak terlalu jauh bu, saya akan atur semuanya, asal kita saling mengerti”
“dokter mau berapa?”
“saya meminta kebijakan itu saja”
“10 juta dok gimana?”
“baik bu, tenang saja, asal tiap bulan itu cek kandungan ke saya, saya akan atur semuanya”
“makasih dokter”
Aku memberinya 10jt untuk uang tutup mulut, beberapa minggu kemudian setelah suamiku bekerja lagi aku memberitahunya kalau aku hamil, dia sangat senang, begitu juga bagas.
Aku juga mengabari ke dek bagas kalau dia harus berhenti meminta servis seks dariku karena aku mengandung anaknya. Dia memahami kondisi ini, dan aku menjelaskan rencanaku dengan dr. Nita.
Beberapa bulan kemudian bayiku lahir, dr. Nita mengatakan pada suamiku kalau bayinya lahir prematur, suamiku yang tidak faham dunia medis hanya iya iya saja dengan penjelasannya, padahal bayinya sehat sehat saja, kelahirannya memang sudah tepat waktu, disebut prematur agar suamiku tidak curiga kalau ini adalah hasil hubungan gelapku.
Bayi perempuan, cantik sekali. Bagas menjaganya dengan sepenuh hati. Hubunganku dengan dek ilham? Kami masih melakukannya, kini safeplay saja, yang paling aku sukai adalah kata kata kasarnya, namun aku menikmatinya. Sampai suamiku pensiun, hubungan ini tidak tercium.41089Please respect copyright.PENANA5DMebQ2CSn