Mentari pagi mulai muncul menyinari jendelaku. Aku pun terbangun dari mimpiku dan bersiap untuk mandi. 20 menit kemudian, aku sudah di lantai bawah menikmati sarapan bersama keluarga. Sesekali kami bercanda dan mengobrol. Lalu ku pergi ke ruang perpustakaan dan membuka laci meja belajarku. Ada sekitar 7-10 kunci mobil di laci itu. Kuambil satu kunci dan pergi ke lantai basement. Sopirku sudah menunggguku.
"Selamat pagi, nona. Hari ini, mobil manakah yang nona ingin pakai?" sopir itu menyambutku dengan senyumnya.
"Ya, mobil merah itu." Aku menunjuk sebuah mobil Mercedes-Benz berwarna merah tak jauh dari tempatku berdiri.
"Baik, nona." Entah kenapa aku benci dengan senyum itu. Senyum itu mengingatkanku dengan seseorang.
Kami berangkat dan sampai di sekolahku. Sekolah yang bagiku cukup besar.
***
"Ara! Akhirnya lu datang. Gw lihat lu bawa mobil yang beda lagi ya?" Ini sahabatku, Jeni. Kami berdua adalah calon idol yang nantinya akan debut.
"Iya, lu juga biasanya bawa mobil beda terus." aku menjawab sambil tersenyum kecil.
"Eh, lu dateng juga. Tau ga ada murid baru nanti. Katanya cakepp." Ini sahabatku yang satu lagi, namanya So Ah. Kami dan murid lain menjadi geng yang terkenal di sekolah. Bedanya, So Ah tidak ada ketertarikan menjadi idol.
"Ah, lu mah. Mikirnya cowok terus!" Jeni tertawa diikuti kami.
Brak!!
Pintu dibuka disertai dengan masuknya si Botak, ah maksudku Pak Dewan. Kami memanggilnya begitu karena dia memang botak.
"Duduk semuanya! Saya ada pengumuman!" Tidak ada yang berani melawannya. Karena jika kami melawan, kami akan dihadiahi sejumlan ocehan dari mulutnya.
"Jadi, hari ini kita ada murid baru. Masuk!" Pak Dewan memanggil si murid baru untuk masuk.
Aku bisa melihat para siswi menatap murid baru itu dengan kagum. Jadi ini murid yang So Ah bilang cakep? Menurutku masih lebih cakep Ji Sung.
"Annyeong, aku Kim Han Su. Pindahan dari SMA XXX. Semoga kita bisa berteman baik." Seluruh kelas bertepuk tangan dengan meriah termasuk aku. Setidaknya aku harus terlihat baik didepan Pak Dewan.
Murid itu berjalan ke tempatnya sambil ditatapi oleh seluruh kelas. Para cewek menatap dengan tatapan kagum sedangkan para cowok menatapnya seolah-olah dia adalah saingan mereka. Dan aku hanya menatapnya dengan tatapan biasa.
Dia duduk di samping So Ah tepat didepanku dan Jeni. Aku bisa melihat So Ah berteriak dalam hati saat Pak Dewan menyuruh murid itu untuk duduk disampingnya.
"Hai." Dia menatap kami bertiga sambil tersenyum.
"HAI! Gw So Ah." So Ah langsung menjulurkan tangannya. Lalu disambut dengan tangan murid baru itu.
"Hai, gw Jeni." Jeni tersenyum sambil menjabat tangan murid itu. Hmm, haruskah kupanggil dia Han Su sekarang? Kurasa akan kepanjangan jika kupanggil murid baru.
"Dan lu?" Han Su menjulurkan tangannya sambil menatapku.
"A Ra." Aku kembali menatap papan tulis tanpa menjabat tangannya. Kuharap dia tidak marah. Karena aku malas banget kalau ketemu dengan tipe orang -yang suka caper- seperti dia.
Kulihat dari samping mataku, dia menarik tangannya dan menatap kedepan. Jeni menyenggol tanganku dan bertanya,
"Lu kenapa sih? Kasian tuh, mukanya udah kecewa." Jeni berbicara dengan pelan agar tidak terdengar oleh Han Su.
"Ya, gw gasuka aja sama orang kaya gitu." Aku menjawab sambil tetap fokus kedepan.
"Ya...tapi ga kayak gitu juga kali. Lu kan belum kenal sama dia." Jeni kembali berbisik.
"Yaudalah, nanti gw minta maaf. Selesai kan?"
"Oke, nanti ya? Pas istirahat?"
Aku hanya mengangguk tanda mengerti. Begitulah hari pertama kami bertemu.
ns 15.158.61.16da2