Kilas Balik1179Please respect copyright.PENANAixufoJNySh
Kali pertama jumpa1179Please respect copyright.PENANA5Nh7EWF1jJ
Rasanya malam masih panjang 1179Please respect copyright.PENANAmNvX15JsFe
Aku masih belum lupa1179Please respect copyright.PENANAb7NYQcOxzr
Tatapan seorang yang tak berdaya1179Please respect copyright.PENANAFAhvGVVChy
Sayu, dingin tak bernyawa1179Please respect copyright.PENANAzhz9vvwiRj
Ingin diriku bertanya1179Please respect copyright.PENANAC9Wn1lXxJs
Apa kau baik-baik saja?1179Please respect copyright.PENANAZuQhuZ3yse
Tapi kuyakin kau hanya akan diam tanpa suara1179Please respect copyright.PENANA4stBoKJSkf
Karena kau tak tau diriku1179Please respect copyright.PENANALPqISKBmQe
Dan diriku tak mengerti dirimu1179Please respect copyright.PENANAInVKlfZRsp
---------------------------------------------------------
Senin Pagi adalah hari dimana paling dibenci oleh seluruh umat manusia di bumi, tapi tidak dengan diriku yang sangat menyukai hari senin.
Hari ini adalah hari yang paling kutunggu-tunggu, hari dimana aku akan mengikuti audisi pertamaku pada ajang yang diperuntukan untuk trainee sepertiku.
Iya, Namaku Jeon Heejin dan aku seorang siswi sekolah menengah atas tingkat dua sekaligus trainee.
Aku bukanlah seorang trainee di Perusahaan yang besar tapi dengan mengikuti ajang ini kuharap aku bisa dikenal oleh masyarakat luas sebelum debut ku yang entah kapan tanggalnya akan ditentukan.
Di persimpangan menuju sekolah tiba-tiba ada yang memanggilku, terdengar suara lantang yang tidak asing ditelingaku.
Akupun yang terkejut langsung menoleh ke arah suara itu berasal.
"Heejiiiinnnnn aaaahhh" Ternyata dia Ryujin sahabat karibku, dia berlari kecil menghampiriku di ujung jalan.
"Eoh, Ryujin ah. Apakah ini sudah jadi kebiasaanmu memanggilku dari kejauhan dengan suara yang lantang? Semua orang melihat kita apa yang akan mereka pikirkan tentang kita (sedikit tatapan sinis)"
Aku yang terkejut akibat perilaku Ryujin sontak berbicara seperti layaknya rapper diikuti wajahku yang berubah menjadi masam.
Aku tau apa yang akan dikatakan oleh Ryujin jika ia mengaitkan lenganya di lenganku maka bisa dipastikan dia merasa senang sekarang,
"Mianhae uri heejin ah (tersenyum merasa bersalah), aku sangat senang sekali bisa berangkat bersama dan mengikuti audisi di acara yang sama denganmu"
Aku yang tadinya sedikit marah pada Ryujin tiba-tiba tersenyum karena kata-kata Ryujin
"Apa kau sesenang itu mengikuti audisi bersamaku? Bagaimana jika kita sama-sama lolos maka kau akan bersaing denganku, bukan begitu?" Aku tersenyum dan berusaha menggoda Ryujin dengan kata-kataku tadi
Ryujin yang awalnya mengaitkan lenganya tiba-tiba melepasnya,
"Benar juga ya, bagaimana bisa aku bersaing denganmu? Aku sudah sedih hanya dengan memikirkanya"
Ryujin meneruskan perkataanya "Daripada memikirkan itu, bukankah kita harus saling mendukung satu sama lain?"
Aku sedikit sedih dan senang dengan jawaban Ryujin, namun aku senang jika Ryujin yang sekarang lebih dewasa dari sebelumnya.
Sudah sangat lama kami berteman dan yang kutahu Ryujin sangat kompetitif dan tidak suka mengalah namun setelah mendengar kata-kata Ryujin aku jadi lebih tenang bahwa Ryujin bisa menyikapi hal ini sebagai seorang sahabat sekaligus kompetitor jika seandainya kami benar-benar harus saling berkompetisi.
"Ayo kita berangkat bersama ke sekolah sebelum Pak Lim menutup pagarnya, aku tidak ingin naik pagar lagi" Ryujin menggenggam tanganku dan berusaha menarikku sambil berlari.
Sesampainya di sekolah, aku tertunduk karena kelelahan akibat berlari bersama Ryujin.
"Hhh... Hhh... Hhh...Pantas saja dirimu menjadi perwakilan lomba lari di kelas kita, hhh... hhh... ternyata ini kekuatan yang kau punya bahkan dirimu tidak terlihat kelelahan"
Aku yang berusaha mengatur napas dan tidak percaya bagaimana Ryujin berlari begitu cepat dan tidak terlihat lelah.
"Ya heejin ah, apakah hanya ini saja kekuatanmu? Aku tidak percaya kau selemah ini" Ryujin yang tertawa melihatku sangat kelelahan.
"Heejin ah, ayo kita masuk sekarang. Kita di tengah-tengah gerbang sekolah sekarang aku tak mau orang-orang mengomel karena kita menghalangi jalan mereka" Desak Ryujin kepadaku.
"AISHH, aku sungguh lelah Ryujin ah. Aku bisa mati jika kau memaksaku berjalan, tunggu sebentar lagi" Aku memaksa Ryujin untuk menungguku sebentar lagi.
"Jangan lemah, kau tidak akan mati jika hanya berjalan sampai ke kelas" Jawab ketus Shin Ryujin kepadaku.
"ISHHH, dasar jahat" Celotehku dalam hati, dengan terpaksa aku berjalan menuju kelas.
Jam istirahat pun datang, Ryujin dengan sigap langsung berlari menuju ke kantin.
"Lagi-lagi dia berlari, apakah dia tidak bisa tidak berlari. Makanan itu tidak akan kabur jika dia berjalan" Keherananku dalam hati.
Aku yang membawa bekal dari rumah, mencari duduk untuk kita berdua.
Sebenarnya aku tidak perlu membawa bekal sendiri karena sudah ada catering makan siang, aku hanya ingin menyemangati diriku dengan membawa bekal dari rumah.
Anggap saja ini doa dan semangat dari keluargaku.
"Selamat makan Appa, aku sangat merindukanmu semoga kau bahagia disana" sambil tersenyum melihat ke arah makanan dan langit seakan-akan aku berbicara kepada Appa.
Ryujin yang siap memakan makananya pun sudah siap melahapnya "Chalmokesemida(selamat makan)"
Aku melihat Ryujin yang sangat lahap menyantap makanan membuat diriku bersemangat untuk makan, lagi-lagi Ryujin telah membuatku tersenyum kembali karena hal-hal kecil.
"Pelan-pelan makannya, kau bisa tersedak nanti" Memperingatkan Ryujin untuk makan dengan perlahan, kamipun melanjutkan makan siang kami. Ryujin hanya mendongakkan kepalanya sedikit dengan menunjukkan sign okey ditanganya.
Setelah makan siang ini akan ada kelas tari kontemporer yang akan diajar oleh Pak Baek Ho Shik, aku penasaran akan ada kejutan apalagi di kelas karena Pak Baek selalu mengajar dengan metode menggunakan lagu dan drama yang lagi ngetrend di kalangan remaja namun dengan mengubah konsepnya secara drastis.
Saat pertemuan minggu lalu beliau menggunakan soundtrack yang ada di drama While You were Sleeping dengan gerakan yang lucu dan imut padahal soundtrack nya sungguh sangat romantis.
Aku harap minggu ini cukup mempelajari tari kontemporer baru atau paling tidak mengcover lagu dari boygrup atau girlgrup, aku sungguh tidak berpikir bisa membuat gerakan baru karena terbebani audisi yang kulakukan esok hari.
"Ryujin ah, apa ya yang akan Pak Baek lakukan pada kita nanti?"
"Aku juga tidak tahu, yang jelas bersiaplah untuk tari kontemporer dengan konsep aneh"
Kami yang masih mengunyah makanan hanya melempar senyum satu sama lain.
Bel pulang sekolah telah terdengar, waktunya untuk pulang. Rasanya hari ini sungguh sangat melelahkan dan waktu berlalu sangat lambat mungkin karena esok hari aku harus melakukan audisi.
Lagi-lagi aku juga harus pulang dengan Ryujin dan berpisah di persimpangan lampu merah dekat halte yang berada di sekitar rumahku dan disanalah Ryujin akan menaiki bus menuju rumahnya.
Entah mengapa tiba-tiba aku berceloteh sendiri sampai Ryujin menyadari bahwa aku berbicara pada diriku sendiri.
"Apa yang kau katakan pada dirimu? Apa ada masalah?" Tanya Ryujin dengan wajah bingung.
"Aku tidak siap untuk itu, apa kau tidak merasa terbebani?" Dengan tangan terkepal sambil mendorong lenganku kebawah aku melampiaskan kemarahanku.
"Terbebani karena apa?"
"Audisi" Aku tertunduk dengan tatapan seperti orang yang merasa down
"Aku sungguh tidak memikirkan hal itu, dan untuk kau heejin ah. Kau pasti bisa karena kau Jeon Heejin, kamu menari dan menyanyi dengan sangat baik daripada aku.
Tapi kau tidak mau menerima tawaran mereka (big 3)" Ryujin pun tersenyum dan berusaha menenangkanku sambil mengacak-acak rambutku.
"Yaa anak JYP, kau bahkan jauh lebih baik karena bisa masuk kesana tanpa harus tes"
"Itu hanya soal keberuntungan, kau juga bisa tapi kau tidak mau mengambilnya. Aku bahagia kau masih bisa bertahan hingga sekarang"
"Terima kasih telah menyemangati dan memujiku setiap waktu, Shin Ryujin" Aku dengan susah payah tersenyum dengan tulus didepan Ryujin.
Tidak terasa kami sudah berada dekat dengan persimpangan halte.
"Tidak terasa kita harus berpisah sekarang, jaga dirimu baik-baik dan jangan terlalu dipikirkan tentang audisi esok hari. Jika takdir memang mengijinkan, semua pasti akan baik-baik saja, aku yakin kamu bisa Jeon Heejin, Fighting!" Pesan Ryujin padaku.
"Araseo Ryujin ah, kau hati-hati di jalan dan jangan sampai ketiduran dan terlewat dari halte bus dekat rumahmu" Aku yang berusaha mengejek Ryujin yang sering ketiduran saat naik bis.
"Mwoya, kau mengejekku?" Ryujin yang siap-siap menojokku karena aku selalu mengejeknya.
"Aniyo, aku cuma bercanda. Itu bis mu sudah datang, cepat naik" Aku yang mendorong Ryujin masuk ke bis.
"Bye bye Ryujin ah" Salamku pada Ryujin.
Saat perjalanan menuju ke rumah, entah mengapa aku ingin meminum cola dan tidak jauh dari persimpangan halte aku menemukan mini market.
Aku mencari merk cola yang biasa kuminum.
Ternyata merk cola yang ingin kubeli tinggal dua, tiba-tiba saja ada tangan yang menyambar cola yang ingin kubeli dengan reflek aku menoleh ke arah sang pengambil cola.
Dengan wajah yang datar sambil menaikkan salah satu alisnya dia menjulurkan tanganya dan memberikan cola itu kepadaku setelah itu dia mengambil satu cola yang tersisa lalu pergi begitu saja.
1179Please respect copyright.PENANA9b1IUBeFLC
Aku yang menyadari bahwa aku masih berdiri di depan kulkas minuman langsung memukul dahiku "Sungguh memalukan Jeon Heejin, kau masih saja berdiri disini dan terdiam layaknya orang bodoh"
Aku yang telah sadar langsung menuju ke kasir dan membayar colaku "Berapa semua Ahjumma?"
Ahjumma itu hanya tersenyum "Minuman yang kamu beli sudah dibayar oleh anak laki-laki yang membeli minuman yang sama denganmu, katanya besok hari ulang tahunya"
Ahjumma itu pun melanjutkan perkataanya "Ucapkan selamat ulang tahun padanya, dia kelihatan kesepian dan dingin, aku mengatakan ini karena dia sering berkunjung ke mini market ini dan aku juga mengenalnya dengan baik"
"Iya Ahjumma, tapi aku tidak mengenalnya dan belum tentu aku akan bertemu denganya lagi"
"Kau mungkin akan melihatnya di tv sesekali" Ahjumma mini market itu menggodaku.
"Apa dia artis Ahjumma?" Tanyaku penasaran pada Ahjumma mini market.
"Dia berasal dari agensi di depan sana, tidak jauh dari mini market ini"
"SM Ent..?" tanyaku yang tiba-tiba dipotong oleh Ahjumma itu.
"Jangan banyak bertanya dan cari tahu sendiri, ini sudah larut malam, tidak baik anak dibawah umur pulang terlalu malam" Goda Ahjumma mini market sambil menyuruhku pergi.
Setelah keluar dari mini market aku jadi berpikir tentang apa yang baru kualami, memang akhir-akhir ini aku tidak terlalu mengikuti kpop karena sibuk berlatih dan sibuk dengan sekolahku.
"Ini tidak akan mempengaruhiku, mungkin itu hanya kebetulan. Sekarang waktunya pulang dan berlatih untuk audisi besok" Tekadku dalam hati.
Akhirnya sampailah aku di rumahku "Wah, rasanya lega sekali bisa melihat rumah"
Aku membuka gerbang dan buru-buru melepas atribut yang ada di kakiku. Eommaku yang duduk di ruang tengah bersama Appa menungguku sejak tadi langsung menghampiriku saat aku tiba,
"Kenapa kau pulang larut malam sekali? Dan mengapa ponsel mu tidak aktif? Eomma dan Appa sungguh sangat khawatir"
"Eomma dan Appa tidak usah khawatir aku akan selalu berhati-hati" Jawabku menenangkan mereka
"Mengapa kamu selalu menolak untuk dijemput sopir? Eomma dan Appa sungguh khawatir jika terjadi sesuatu padamu"
"Aku lebih senang berjalan kaki Bersama Ryujin dan mengantarkanya ke halte setiap hari selain itu aku juga bisa menikmati perjalanan menuju ke sekolah dan yang paling penting lagi aku ingin menghilangkan traumaku"
"Ya sudah kalau begitu, kalo begitu kamu mandi lalu makan dan bersiap untuk tidur"
"Bu hari ini aku akan kembali ke agensi untuk latihan sebelum audisi besok" tuturku
"Tidak bisakah besok saja latihanya? Bukankah ini sudah terlalu malam?" Eommaku yang berusaha mencegahku untuk kembali ke agensi.
"Bagaimana bisa aku lolos audisi jika aku bermalasan-malasan seperti ini? Boleh ya Eomma?" Aku yang berusaha meyakinkan Eommaku.
"Tanyakan kepada Appamu saja"
"Appa mengijinkanmu kembali ke agensi tapi kamu harus diantar oleh sopir, Otteyo? Jika kamu menolaknya Appa tidak akan mengijinkanya" Appa yang mencoba menawarkan bantuan untukku.
"Heol,aku akan berangkat dengan sopir" Aku tersenyum sekaligus bahagia bisa melihat keluargaku yang saling mensupport satu sama lain.
Malam ini rasanya sangat lama, mungkin malam ini aku harus berberat hati untuk bermalam di ruang latihan sementara waktu.
Sementara aku bersiap untuk pergi ke agensi aku mencoba untuk mengirim pesan ke Ryujin.
RyuJin Tomang
Online
"Ryujin ah, apakah kau sudah tidur?"
23.20 Dibaca
Ajig, aku bersiap-siap akan tidur
Aku sungguh mengantuk sekarang, ada apa?
Dibaca 23.25
Aku hanya ingin menanyakan keadanmu,
aku kan teman yang baik Haha
23.26 Dibaca
Tidak ada orang yang baik mengaku,
Mereka ada karena pengakuan
Dibaca 23.27
Aku akan kembali ke agensi untuk latihan,
Selamat tidur kalau begitu
23.28 Dibaca
Kau akan kembali ke agensi katamu?!
Kau sungguh keren Heejin ah
Dibaca 23.30
Aku hanya berusaha yang terbaik,
Apa kau tak tidur? Katamu kau mengantuk
Dibaca 23.31
Ini aku akan tidur,
Selamat berlatih dan jangan sampai melukai dirimu
Dibaca 23.33
Araseo, aku akan menjaga diriku baik2
Kau tidurlah, semoga mimpi indah
Dibaca 23.33
"Heejin ah, kapan kamu akan selesai? Pak Jung sudah menunggu di depan" Panggil Appaku
"Iya sebentar yah, aku akan ke bawah sebentar lagi" Aku cepat-cepat menuju ke lantai dasar untuk menemui Appa lalu pergi.
"Appa aku sudah siap, aku berangkat dulu ya" Pamitku pada Appa
"Iya sayang" Aku langsung memeluk dan mencium Appaku sebelum pergi ke kantor agensi seperti biasanya
Fajar telah menyongsong pagi ini dan aku yang masih tidur di ranjang empukku. Tiba-tiba saja alarm telah berbunyi dan aku langsung terduduk setelah mendengarnya. Dengan mata yang masih sayup-sayup mengantuk aku berjalan gontai menuju kamar mandi untuk mandi dan bersiap diri untuk audisi pagi ini, meskipun jadwal audisi jam sembilan aku pergi lebih awal agar bisa mendapat nomor antrean awal.
"Selamat pagi sayang, Kamu tidak merasa pegal-pegal saat bangun?" Tanya Eomma padaku
"Eomma jangan tanyakan padanya masalah kekuatanya, Noona paling kuat masalah ini sampai-sampai dia selalu tertinggal jika diajak untuk lari pagi" seluruh keluarga tertawa karena candaan Min Dong Hyuk Dongsaengku semata wayang.
"Kau ini selalu mencari masalah denganku setiap pagi, kau minta hadiah apa pagi ini ehm?" Aku berdiri bersiap untuk menjitak kepalanya
"Ampun Noona, masih pagi tidak boleh marah-marah nanti bisa cepet tua. Benar bukan?" Rayu Dong Hyuk padaku
"Sudah... Sudah... ayo makan sekarang jangan bertengkar lagi" Appa yang coba melerai kami berdua yang akan baku hantam
"Untung ini masih pagi, jika tidak aku akan memakanmu sampai habis"
Dengan geram aku langsung mengambil makanan yang ada didepankan daripada meladeni Dongsaengku yang durhaka ini.
Saat semua sudah memulai makan hanya terdengar suara piring, sendok dan sumpit yang saling beradu satu.
Appa selalu menjadi yang pertama menghabiskan makanan dan disusul Dong Hyuk lalu aku dan terakhir Eomma, jika ada Oppa pasti dia akan menghabiskan makanan paling cepat namun karena studinya di luar negeri dia tidak bersama kami sekarang.
"Pasti sangat menyenangkan jika Ha Jun Oppa disini bersama kami" Gumamku dalam hati.
Aku yang telah menyelesaikan makananku langsung menaruhnya di tempat cuci piring dan mencucinya sendiri. Tiba-tiba saja ponselku berbunyi "Pasti Ryujin" Dalam hati ternyata benar Ryujin yang menelpon.
"Ada apa Ryujin ah?"
"Kapan dirimu akan bersiap?"
"Aku sudah bersiap dan baru saja aku menyelesaikan sarapanku"
"Aku kira dirimu masih dalam dunia mimpi" Ejek Ryujin padaku
"Enak saja, adanya dirimu yang selalu terlambat" Dengusku dalam telepon
"Aku akan berangkat setelah ini, tunggu di halte bis saja. Kita akan naik bis menuju kesana"
"Ne, aku akan menunggu disana Tuan Putri" Ejek Ryujin padaku
"Siap Ryu Jin Tomang"
"Mengapa kau selalu memanggilku dengan sebutan itu, itu sungguh jelek" Ryujin yang mulai
marah akibat ejekanku
"Kamu suka tiba-tiba menghilang lalu tiba-tiba datang seperti jin tomang, maka dari itu hilangkan kebiasaanmu yang suka berlari kau sungguh akan seperti jin tomang jika begini terus. ck... ck... ck..."
Aku terkekeh pelan karena telah bisa membuat Ryujin marah karena candaanku pagi ini.
"Ya sudah, kututup telponya rasanya aku ingin meledakkan diriku karena ulahmu" Ketus Ryujin
"Sabar-sabar ini masih pagi Shin Ryujin" Tawaku kesenangan ulah usilku pagi ini
"Okey, kututup telponya sekarang. Tut... tut... tut..."
Aku langsung berkemas setelah tahu Ryujin sudah bersiap-siap untuk pergi ke audisi. Aku berpamitan pada Eomma dan Appa sebelum berangkat, seperti biasanya aku berangkat menggunakan bis atau berjalan kaki bersama Ryujin.
"Eomma harap audisimu berjalan sesuai harapanmu dan jangan berkecil hati jika itu tidak sesuai harapanmu, hanya emas yang berharga mahal yang ditempa berulang kali" Pesan Eomma padaku sebelum aku berangkat menuju tempat audisi.
"Fighting Uri Heejin-i! Kamu pasti bisa" Support dari Appa sambil mengepalkan tanganya yang dipenuhi urat-urat yang terlihat tua adalah favoritnya.
Setelah berpamitan, aku langsung berangkat menuju ke halte dimana aku akan menemui Shin Ryujin disana sangat ramai karena mugkin ini masih pagi.
Namun mendadak banyak anak remaja yang berteriak histeris, sungguh aku tidak tahu mengapa banyak anak remaja yang menjerit.
Seorang artis atau idol sepertinya lewat aku melihatnya menaiki van berwarna hitam dan melambaikan tangan kepada fans nya, anak remaja yang berada di sekitarku histeris saat memanggil namanya,
"Jaeemiin ah.... Saranghae"
"Jaeemiinn aah... Saengil Chughahae" teriak anak-anak remaja disekitarku.
Aku yang melihat sekilas wajahmu mengingatkanku pada seseorang dan wajahnya pun tak asing bagiku "Siapa dia?"
Aku berusaha mengingat siapa dirinya, setelah mengingatnya aku reflek membelalakkan mataku "Maja, dia yang kutemui di mini market kemarin malam"
Saat ku bertanya pada orang di sekelilingku "Jeogiyo, Siapa itu tadi yang kau teriyaki?"
"Dia Na Jaemin NCT Dream"
"Apakah dia idol?"
"Majayeo, Ada apa ahgassi ?"
"Tidak apa-apa ahgassi" Aku yang berusaha mempertahankan senyumku
Aku mencoba menenangkan pikiranku dan sejenak lamunanku buyar akibat tepukan di pundakku, "Hey, ada apa Heejin ah? Apa terjadi sesuatu?"
Aku yang masih mengatur napasku segera menjawab pertanyaan Ryujin "Kau bisa membuat diriku terkena serangan jantung Ryujin ah, aku benar-benar terkejut"
"Kau terlihat melamun padahal disini sangat ramai, aku langsung berlari dari ujung sana karena takut terjadi sesuatu padamu eoh? Apakah kau sakit?"
"Tidak, aku hanya memikirkan sesuatu yang terlintas sekilas di kepalaku"
"Apa yang baru saja kau pikirkan, Malhaebwa!" Ryujin yang berusaha memaksaku
"Akan aku ceritakan saat kita tiba di tempat audisi nanti"
"Yaksohkhae?" Ryujin yang mencoba menarik jari kelingkingku dengan jari kelingkingnya.
"Ehm, Yaksohk" Akupun menautkanya di jari kelingking milik Ryujin.
1179Please respect copyright.PENANAO8qsKhIg24