“Kalau begitu, aku harus berterima kasih atas kebaikan mereka.”
203Please respect copyright.PENANARABtUxIgCY
Hayato tertegun mendengar kalimat itu. Nada super kalem yang diucapkan dengan suara dalam seperti itu terasa seperti menggelitik sanubari hingga ke tulang. Suasana canggung sempat tercipta di antara mereka berdua sampai Suguha tiba-tiba menyeletuk dengan sengaja.
203Please respect copyright.PENANAvcYCdveOIa
“Kak Kanda. Kak Seo,” ucap Suguha pelan. “Perkenalkan, dia adalah salah satu orang terbaik kami.”
203Please respect copyright.PENANA3hSjRIlsAc
“Orang terbaik? Apa levelnya sama dengan Eiji ya?” batin Hayato.
203Please respect copyright.PENANAPJCELHE2K9
“Koujima Ken. Senang bertemu dengan kalian,” ucap pemuda berambut ikal itu singkat. Entah perasaan Hayato saja, atau Suguha memang sempat menoleh keheranan padanya saat menyebutkan nama depannya. Apa ada yang salah ya?
203Please respect copyright.PENANAdcVecCdgr3
“Senang bertemu denganmu juga-" kalimat Dong-ha terputus saat pintu di dekat mereka berayun terbuka, menampilkan si pelayan yang langsung melempar tersenyum paling ramah.
203Please respect copyright.PENANAiwFafrCGWE
“Nona Muda sudah datang rupanya,” ujar pria tua itu sekadar basa-basi sebelum menoleh kepada Hayato dan Dong-ha. “Tuan Kanda dan Tuan Seo, Tuan Besar ingin bertemu dengan kalian. Nona Muda juga, silakan masuk.”
203Please respect copyright.PENANA6LAK3rApAx
Setelah Suguha dan Ken, Dong-ha masuk duluan. Hayato menyusul kemudian bersama si pelayan, sambil mengedarkan pandangannya untuk melihat kondisi ruangan tersebut. Saat terdengar suara pelayan tua yang mempersilahkan dirinya untuk menduduki sofa, tanpa sengaja pandangan Hayato tertuju pada sosok di belakang meja kerja. Waktu seakan terhenti kala pandangan mereka saling bertemu, antara manik kuning kusam milik Hayato dan manik violet beliau yang menyala terang. Sebuah perbandingan yang sangat kontras.
203Please respect copyright.PENANAvRIV4Gk630
Buru-buru Hayato membungkuk hormat kemudian beranjak ke sisi Dong-ha yang hanya dihalangi sebuah meja marmer dengan tempat duduk Suguha dan Eiji. Pemuda misterius bernama Ken berdiri bagai patung di belakang Suguha. Selagi si pelayan menuangkan teh untuk mereka berempat, Dong-ha melirik Hayato diam-diam. Di luar dugaan, ekspresinya datar-datar saja. Tapi tidak ada yang tau kalau jauh di dalam dirinya, dia sedang berusaha menahan emosi yang terus bergejolak.
203Please respect copyright.PENANAxmPlucgCik
Entah kebetulan ini bisa disebut sebagai keberuntungan atau justru kesialan. Alasan kedatangan Hayato dan Dong-ha ke wilayah ini tidak lain untuk menghancurkan seseorang, dan hal itu hanya bisa dilakukan oleh Hayato sendiri. Dan dia tidak berharap banyak untuk kembali dengan selamat karena keputusannya ini. Penyebabnya pun bukan main, menjadi pemberat bagi alasan Hayato untuk tidak tinggal diam. Karena pria yang saat ini sedang memandangnya dari belakang meja kerja dengan tatapan datar adalah pemimpin dari seluruh vampir di wilayah ini. Akatsuki Tokiomi, orang yang menyebabkan ayahnya tertidur selama tiga tahun dan belum pernah terbangun sampai sekarang. Surai sehitam malam, kulit berwarna cerah dan biji mata berwarna violet milik pria itu terpahat dengan jelas dalam ingatannya. Hayato tidak menyangka kalau mereka akan bertemu secepat ini.
203Please respect copyright.PENANA7P3gsYCP7Y
Jiwa Hayato selalu bergetar jika harus mengenang kejadian itu. Dia yang selama hidupnya berpikir bahwa dirinya dan keluarga kecilnya adalah manusia normal harus menerima kenyataan bahwa sang ayah adalah seorang vampir. Namun kenyataan itu terkuak dengan cara yang tidak pernah diharapkan. Semuanya masih tergambar jelas dalam ingatannya sampai detik ini. Setahunya, ayahnya terlibat pertarungan dengan Tokiomi di lobby mansion pamannya saat mereka berkunjung ke sana. Dan saat ia kembali, ayahnya telah tertimbun puing-puing reruntuhan bekas pertarungan dalam keadaan pingsan. Luka dalamnya terlampau parah, hanya keajaiban yang mampu membuatnya bertahan tanpa kepastian sampai hari ini.
203Please respect copyright.PENANArcNvdOcYY0
Dia datang ke kota ini lebih dari sebulan yang lalu atas bantuan dan fasilitas dari salah satu pamannya setelah perdebatan sengit dengan kakek yang tidak pernah ditemuinya sejak lahir. Pria tua itu baru menampakkan diri setelah mendengar kabar buruk yang menimpa putranya. Tidak bisa dibayangkan betapa kesalnya Hayato saat itu. Itu pun masih untung dia mau menyerahkan ayahnya untuk diurus oleh sang kakek.
203Please respect copyright.PENANApPBWZ6sWLX
“Jadi siapa nama kalian?” tanya Tokiomi tiba-tiba. Empat pasang mata yang berada di sofa serempak mengarah pada sumber suara.
203Please respect copyright.PENANAIYqzNbBLVF
“Saya Seo Dong-ha,” jawab Dong-ha sopan, menyusul Hayato.
203Please respect copyright.PENANAlXBf4bzWmT
“Saya Kanda Hayato.”
203Please respect copyright.PENANAU0kyerPtwJ
“Eiji bilang kalau salah satu dari kalian adalah dhampir. Yang mana orangnya?” tanya pria itu lagi. Kali ini terasa lebih rileks dari yang tadi.
203Please respect copyright.PENANAOBrdLkAvP5
Dong-ha dan Hayato saling berpandangan sebelum pemuda berkacamata lebar itu mengangkat sebelah tangannya.
203Please respect copyright.PENANAHSYDRqd5FQ
“Saya, Tuan,” sahut Hayato hati-hati.
203Please respect copyright.PENANAPnzj1qq99W
Ruangan itu terasa hening selama beberapa saat. Suguha dan Eiji memilih untuk tidak berkomentar walau dalam hati mereka juga merasa penasaran akan kelanjutan pembicaraan ini.
203Please respect copyright.PENANAxd6dqaIQft
“Aku tidak pernah melihat kalian sebelumnya. Pendatang ya?”
203Please respect copyright.PENANAD8zmYIivUn
Hm? Dong-ha tak sadar menoleh kepada Hayato. Tokiomi tidak mengenalinya? Sepertinya yang dikatakan Raika benar. Aroma seseorang sangat berbeda saat dia menjadi manusia dan saat tubuhnya berubah menjadi vampir. Jadi wajar saja jika Tokiomi tidak mengenalinya.
203Please respect copyright.PENANAfBLJhOhN3b
“Benar, Tuan.” Adalah giliran Dong-ha yang menjawab.
203Please respect copyright.PENANAn0y8DzGTrh
“Sudah berapa lama kalian disini?”
203Please respect copyright.PENANAdJI0br1fGA
“Saya sudah ada sebulan disini. Tapi dia baru datang tadi,” jawab Hayato.
203Please respect copyright.PENANAQIx2MSzZyZ
“Apa kau bekerja?”
203Please respect copyright.PENANA0iUTgmskb3
“Heh?” Hayato menggaruk pelipisnya yang mendadak terasa gatal. “Sa-saya bekerja di restoran milik paman saya yang tak jauh dari TKP.”
203Please respect copyright.PENANAIYPJSlpI61
“Begitu ya?” Tokiomi mengangguk samar. “Lalu bagaimana dengan Seo Dong-ha?”
203Please respect copyright.PENANAiKInZ61JgG
“Rencananya saya datang untuk bekerja di tempat Hayato juga, Tuan.”
203Please respect copyright.PENANALBf0FxuHFT
Tokiomi tiba-tiba mengibaskan tangannya. “Bukan itu yang kumaksud,” selanya membuat Dong-ha dan Hayato terheran-heran. “Hayato adalah seorang dhampir. Lalu bagaimana denganmu?”
203Please respect copyright.PENANACtscIPFaxW
***
203Please respect copyright.PENANAAOHr1bCybT
Hujan begitu deras malam itu. Di sebuah istana megah yang berdiri angkuh di tengah lingkaran pegunungan, sebuah mobil sport keluaran terbaru baru saja melaju melewati gerbang lingkar terdalam dan berhenti di depan beranda menara depan atau menara utara. Dua dari delapan pengawal yang berjaga segera menghampiri mobil tersebut, satu membawakan payung dan yang lain membukakan pintu.
203Please respect copyright.PENANAoOhUp5uoIm
“Silakan, Yang Mulia Pangeran,” ucap si pemegang payung.
203Please respect copyright.PENANAzT6kI6etka
Seorang pemuda berambut hitam klimis mirip Kento Nanami versi muda keluar dari balik pintu penumpang tersebut dan menerima payung yang disodorkan padanya. Biji matanya berwarna biru terang, seakan bersinar indah dalam kegelapan malam. Dua pengawal yang tersisa membungkuk hormat ketika sosoknya melintas bersama enam pengawal beserta ajudannya memasuki bangunan menara.
203Please respect copyright.PENANA2LNw3vSZ2z
Memasuki lobby, cahaya lampu dalam ruangan menampakkan kecerahan kulitnya yang tidak pucat layaknya vampir dalam novel dan film. Sangat cerah dan terlihat begitu hidup hingga hanya para dhampir yang mampu merasakan eksistensinya sebagai seorang vampir. Langkah kakinya yang lebar dan stabil membawanya dengan cepat meninggalkan menara depan menuju jembatan yang akan membawanya menuju istana utama.
203Please respect copyright.PENANA6V6QO7htmm
“Selamat datang kembali, Yang Mulia Pangeran Ranga,” sapa setiap orang yang ia temui.
203Please respect copyright.PENANAheetROlgWF
Setelah sepuluh menit menyusuri jembatan dengan kecepatan di atas rata-rata, sampailah ia di halaman istana utama yang ukurannya tujuh kali lebih besar dari keenam bangunan lain yang mengelilinginya. Setiap menara memiliki satu jembatan yang menghubungkannya dengan istana utama, karena di bawah setiap jembatan itu terdapat parit yang mengelilingi istana utama. Tidak ada yang tau sampai mana kedalaman parit tersebut, kecuali Akatsuki II selaku perancangnya. Konon ia menggunakan kekuatannya untuk menggali parit dan meletakkan berbagai makhluk mengerikan di dalamnya. Semua orang percaya dengan cerita itu karena suara-suara aneh mirip raungan yang sering terdengar di lingkungan istana ini berasal dari dalam parit tersebut.
203Please respect copyright.PENANA3gh5p0pJKG
Seorang wanita berkacamata tipis dalam setelan dominasi hitam dan biru tua segera menyambutnya. Wajah cantiknya terlihat serius karena sebuah alasan. Namun Ranga santai saja menanggapi meski dia tau benar apa yang sedang terjadi.
203Please respect copyright.PENANAJmBkzTDj5L
“Paman Raja sudah kembali?” tanya Ranga sambil lalu.
203Please respect copyright.PENANAFxUrzhzXpx
“Tidak lama lagi, lebih cepat dari yang direncanakan,” jawab wanita itu serius. Dia berjalan tepat di belakang Ranga. “Anda sudah membaca email yang kukirim tadi sore kan?”
203Please respect copyright.PENANABHLJr5mAYg
“Iya, cepat juga kamu mencari informasi tentang mereka,” puji pemuda itu.
203Please respect copyright.PENANAVsE8BBpJfS
“Saya hanya melaksanakan perintah.”
203Please respect copyright.PENANAztHymnJrSN
Ranga tersenyum mendengar jawaban itu. “Kebetulan sekali kita membutuhkan orang baru untuk mengisi kekurangan di tim Singa Bulan,” ujarnya pada diri sendiri. “Apa mereka sudah menyetujui tawaran Paman Raja?”
203Please respect copyright.PENANAntodnuk7HH
“Belum sih. Tapi katanya mereka akan memikirkannya. Tawaran yang diberikan secara langsung oleh Raja sangat jarang loh. Aku yakin mereka sudah membuat pertunjukan yang sangat bagus untuk menolong Tuan Putri.”
203Please respect copyright.PENANAfXtiSDS2ts
“Tentu saja. Paman Raja tidak mungkin tertarik begitu saja. Kalau masalah menyelamatkan korban penjambretan beserta harta-bendanya, semua orang bisa melakukannya. Jadi kapan beliau akan tiba?”
203Please respect copyright.PENANAD4Tp4FWVE9
“Berdasarkan informasi dari menara depan, rombongan Raja akan tiba dalam dua jam.”
203Please respect copyright.PENANAYNGp8kYUHa
"Kalau begitu, segera perintahkan semua orang untuk mempersiapkan kedatangan Yang Mulia. Aku yakin akan ada pertemuan setelah ini untuk membicarakan perihal dua calon anggota baru itu."
203Please respect copyright.PENANA5J6kJTjwqP
"Baik, Pangeran!"
203Please respect copyright.PENANAOvFukwBKI5
***
203Please respect copyright.PENANAYAKP93f1Nj
Hayato berhenti di depan pintu sebuah apartemen dan mulai memasukkan nomor sandinya. Dong-ha berdiri di belakangnya, sesekali memukul kepala atau memijit keningnya. Jika mereka berdua mengangkat wajah, maka akan terlihat raut lelah dan lesu yang mengerikan. Seperti manusia yang hidup dalam kesusahan selama bertahun-tahun.
203Please respect copyright.PENANANU5slra31A
Mereka menghambur masuk begitu pintu terbuka. Berjalan sambil gemetaran menuju sofa kemudian duduk disana. Dong-ha langsung merebahkan kepalanya, sementara Hayato berusaha menuang air ke dalam gelas dengan tangan gemetaran hebat. Bukannya alay, tapi memang beginilah kenyataannya. Bertemu secara langsung dengan raja para vampir di wilayah Subaru bagian selatan bukanlah perkara mudah. Bukan hanya karena kharisma yang tidak terbantahkan, melainkan aura keotoriteran yang sangat kuat. Hayato bisa saja menahan napas saking tegangnya. Tapi bagaimana dengan Dong-ha yang seorang manusia?
203Please respect copyright.PENANAs0vBfLQEiY
"Minumlah," tawar Hayato sambil meletakkan gelas yang sudah terisi air di hadapan Dong-ha. "Kau pasti haus."
203Please respect copyright.PENANAyAvcU0N02J
Dong-ha meraih gelas itu dan meneguknya sampai tandas. "Terima kasih. Kebetulan lagi haus," ucapnya. "Waw, yang tadi itu kampret sekali ya."
203Please respect copyright.PENANAsPHoJpJ2TP
Hayato yang mendengar nada suara Dong-ha mulai kembali bersemangat langsung mengangkat wajah. "Benar. Aku tidak menyangka kalau kita akan bertemu dengannya secepat itu," ujar pemuda itu lesu. "Dia sama sekali tidak berubah sejak tiga tahun yang lalu."
203Please respect copyright.PENANAAWrnEexG1m
"Tiga tahun yang lalu?" Dong-ha langsung kepikiran. Dia sudah pernah mendengarnya dari Raika tentang apa yang telah dilakukan Tokiomi terhadap ayah Hayato. Tidak bisa dibayangkan betapa besar kengerian yang dirasakan Hayato saat bertemu dengan pria menakutkan itu untuk kedua kalinya.
203Please respect copyright.PENANAR6tShArDO2
"Bagaimana menurutmu? Dia tidak mencurigai kita kan?" tanya Hayato kemudian.
203Please respect copyright.PENANAYHShAuAgPY
"Kurasa tidak, reaksinya biasa-biasa saja saat berbicara dengan kita tadi," kata Dong-ha. "Selain itu, Nona Momoka juga sudah mengurus identitas kita di database pencatatan sipil. Kita tidak perlu khawatir meski mereka berusaha mencari tahu informasi mengenai kita."
203Please respect copyright.PENANAhPcWIMtOWg
"Kau benar." Hayato membaringkan tubuhnya di sofa yang ia duduki.
203Please respect copyright.PENANAZ7vz4YU7WS
"Lalu bagaimana dengan tawarannya? Kita tidak bisa menggantung mereka lebih lama."
203Please respect copyright.PENANAw9KFMlIVh1
"Aku tau. Tapi kita bisa terlihat mencurigakan jika menerima tawaran itu begitu saja."
203Please respect copyright.PENANAxmCDt5QuIb
"Benar juga sih," pikir Dong-ha. "Lagipula, dengan potensi Hayato, kurasa Raja Akatsuki tidak akan melepaskannya begitu saja. Apalagi kelihatannya mereka memang membutuhkan rekrutmen baru. Aku yakin mereka pasti akan berusaha mengejar Hayato."
203Please respect copyright.PENANAVKu9xg6GM9
Di sebuah apartemen yang tepat berhadapan dengan apartemen Hayato, seorang pemuda tengah bersantai di ruang tengah sambil membaca berita dari tabletnya. Rambutnya ikal sepundak dan berwarna sehitam malam. Di sebelahnya berdiri sebuah tiang besi dengan sebotol infus bergelantungan. Cairan di dalamnya tampak berwarna merah muda, terhubung langsung ke pembuluh darah di punggung tangan kanannya melalui selang transparan.
203Please respect copyright.PENANA3PV0csO5Em
"Sudah hampir jam sembilan, apa Anda tidak tidur dulu?" celetuk seorang gadis berambut indigo sepinggang yang berdiri di sisi lainnya.
203Please respect copyright.PENANAxQBJzvYIGQ
"Tidak apa-apa. Mayu akan segera tiba. Aku akan istirahat setelah selesai dengannya," jawab pemuda itu datar tanpa melepaskan perhatiannya pada layar tablet di pangkuan.
203Please respect copyright.PENANAy70BQnGM0b
"Baiklah, Tuan," sahut gadis itu patuh.
203Please respect copyright.PENANA82sRY8Vy5B
Tak lama berselang, seseorang menekan bel dari luar. Pemuda itu pun mematikan layar tabletnya kemudian meletakkannya di atas meja, sementara gadis tadi berpaling ke arah pintu untuk menyambut tamu tersebut. Pintu terbuka bahkan sebelum sang gadis sampai, namun ia hanya membungkuk memberi hormat sebelum mempersilakan untuk memasuki ruang tengah.
203Please respect copyright.PENANAZu2ZzrK5OO
"Dimana dia?" Adalah seorang pemuda bertubuh tegap yang datang bertamu. Rambut kebiruannya terpotong rapi di atas tengkuk, kulitnya cukup cerah, dan tinggi badannya mungkin sepantaran Hayato.
203Please respect copyright.PENANARdxfcQeSxi
"Tuan sedang beristirahat di ruang tengah, Tuan Sasagawa," jawab sang gadis sopan.
203Please respect copyright.PENANAzOlmunkEpH
"Di ruang tengah? Dia belum berbaring di kamarnya?" pemuda itu mengerutkan kening.
203Please respect copyright.PENANAGmGWFMWr6H
Dia bergegas menuju ruang tengah yang dimaksud. Bilah orange bak kobaran api miliknya seketika berubah teduh kala ia dapati sosok yang dicarinya sedang duduk bersandar di sebuah sofa tunggal sembari memejamkan mata. Wajahnya pucat pasi dan bibirnya tampak sangat kering, membuatnya terlihat begitu lemah dan rapuh. Pemuda bernama Sasagawa itu tidak sampai hati membangunkannya dan memutuskan untuk duduk di sofa yang berhadapan tepat dengannya.
203Please respect copyright.PENANAKc0QGAhKGo
"Sejak kapan kondisinya seperti ini, Leah?" bisiknya pelan pada sang gadis yang sedang menyajikan teh untuknya.
203Please respect copyright.PENANAT1cQldeL9r
Gadis bernama Leah itu tampak kaget ditanya mendadak. "Sejak tadi sore, beliau tiba-tiba pulang karena merasa tidak enak badan sewaktu di kafe tadi," jelasnya hati-hati. "Makanya janji dengan Nona Suguya dan Tuan Muda Eiji dibatalkan."
203Please respect copyright.PENANA0Vq8NduKkn
"Kenapa bisik-bisik begitu?" tanya seseorang di antara mereka.
203Please respect copyright.PENANACRYEqLivSt
"Tidak kok. Bukan apa-apa," Sasagawa refleks mengambil posisi duduk tegap. "Sumpah."
203Please respect copyright.PENANAxEJtXPgNYD
Leah jadi ikut-ikutan pasang posisi tegak dengan teko di tangan. Dia tidak menyadari sama sekali kalau pemuda itu sedang memperhatikan mereka sejak tadi.
203Please respect copyright.PENANAUyESHyMaf3
"Kalian itu seperti orang pacaran yang tertangkap basah saja," gerutunya. "Jadi, bagaimana hasil pertemuan itu?"
203Please respect copyright.PENANA1QV3priCwv
"Untuk saat ini, mereka belum menerima tawaran Raja. Tapi mereka akan mempertimbangkannya terlebih dahulu," jawab Sasagawa.
203Please respect copyright.PENANA2p6llzifTq
Pemuda itu menghela napas berat. "Mereka tipe yang berpikir dulu ya," gumamnya. "Padahal biasanya orang-orang akan langsung tergiur dan menerima tanpa berpikir panjang."
203Please respect copyright.PENANAwGsqpgGjAi
"Sepertinya mereka lebih cerdas dari yang kita bayangkan."
203Please respect copyright.PENANAReaRGe3AWI
"Tapi yang begini lebih seru. Sayang aku tidak bisa menghabiskan banyak waktu di istana. Pasti menyenangkan kalau bisa mengerjai anak-anak baru."
203Please respect copyright.PENANA1optvjdVHy
"Tapi kondisimu lebih penting."
203Please respect copyright.PENANA1DnR5gDbl1
Pemuda itu tertawa tanpa menatap lawan bicaranya. "Kau jadi repot karena manusia lemah ini. Padahal aku sendirilah yang membawamu ke istana dan menjadikanmu bagian dari keluarga. Aku jadi merasa tidak enak padamu, Mayu."
203Please respect copyright.PENANAvcj47AK5bi
Setengah jam berikutnya, Mayu melangkah keluar dari dalam kamar sementara Leah menyusul dari belakang setelah menutup pintu. Tapi sebelum itu, dia masih sempat melihat wajah pucat pemuda tadi yang tengah tertidur dengan damai sebelum pintu kamar benar-benar tertutup sepenuhnya.
203Please respect copyright.PENANAjwPyXd4b33
"Aku sudah memasukkan obat ke dalam minumannya saat makan malam tadi. Selanjutnya Tuan akan tertidur sampai besok pagi," ujar Leah sambil menguncir rambutnya. Dia dan Mayu bersama-sama kembali ke ruang tengah lalu menghampiri jendela dan menyibak tirai jendela.
203Please respect copyright.PENANAPmh3esIcIf
"Pantas saja dia tidak bisa menahan kantuknya tadi," kata Mayu sambil tertawa pelan. "Setidaknya dengan cara ini dia bisa beristirahat dengan benar."
203Please respect copyright.PENANALAPWDbIfvp
"Kebetulan Mayu disini, stok obat-obatan Tuan Muda mulai menipis. Aku sudah mengirim rinciannya kepada Saraka, tolong diambilkan ya?" lanjut gadis itu kemudian. Cara berbicaranya berubah drastis, dari formal ke suasana yang lebih santai.
203Please respect copyright.PENANAkqiEWpWApu
"Baiklah. Dan bicara soal kedua calon anak baru itu..."
203Please respect copyright.PENANAdZH9LDo0vL
"Mereka tinggal di apartemen sana kan?" Leah menunjuk ke arah gedung apartemen yang berhadapan dengan gedung tempat mereka berada.
203Please respect copyright.PENANAZdfPr28xLR
"Benar. Aku mengikuti mereka sampai ke dalam," sahut Mayu serius.
203Please respect copyright.PENANAVmAUXPCut8
"Tuan masih ingin kau mengikuti mereka selama beberapa hari ke depan. Tapi stoknya bisa sampai tiga hari kok."
203Please respect copyright.PENANARk2Zsnqor5
"Tenang saja. Aku akan menyempatkan diri untuk mengambilnya. Aku bisa menyuruh seseorang untuk menggantikanku mengawasi mereka. Palingan cuma sehari kan?"
203Please respect copyright.PENANAUhRC2bcKeA
Leah tersenyum mendengar penawaran itu. "Kalau begitu sudah diputuskan."
203Please respect copyright.PENANAD812UZ32yG
Kembali ke sisi Hayato yang baru saja keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai celana training hitam. Sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk, ia keluar kamar untuk melihat Dong-ha. Pemuda itu sedang menonton tayangan berita sebelum bersiap untuk tidur.
203Please respect copyright.PENANAOvuNVQWzoX
"Kalau tidak salah, Raja Akatsuki punya dua orang anak kan?" tanyanya tiba-tiba. "Sulung laki-laki dan bungsu perempuan."
203Please respect copyright.PENANAaSMyeTdl8m
"Benar, itu yang dikatakan Raika," jawab Hayato.
203Please respect copyright.PENANAyDpd0eAhtD
"Berarti kita sudah bertemu semuanya? Bukannya Momoka bilang tidak akan mudah bertemu dengan si sulung."
203Please respect copyright.PENANA5tf9uJ6fi4
Hayato mengerutkan keningnya sebentar lalu kembali ke kamar untuk mengambil pakaian. Tak lama kemudian, dia kembali sambil memasang kaos cokelat tuanya. Bibirnya tidak mengucapkan sepatah kata pun sampai ia duduk di sofa lain dan mulai memainkan ponselnya.
203Please respect copyright.PENANAe0H2dzHDBt
"Memang benar yang dikatakan Momoka kok," ujarnya kemudian. "Yang tadi itu namanya Eiji kan?"
203Please respect copyright.PENANAq6o0P0ZgZi
"Iya." Dong-ha mengangguk.
203Please respect copyright.PENANAaYaF1keiCf
"Kamu salah orang," tandas Hayato dibalas pekikan tidak percaya oleh rekannya.
203Please respect copyright.PENANAT37KyVpFuK
"Masa weh?"
203Please respect copyright.PENANAvBcQgfrAhF
"Iya, kamu belum membaca detilnya ya? Putra Raja Akatsuki itu bernama Kamiya. Penampilannya mirip-mirip lah dengan ayahnya. Berambut hitam juga. Eiji mah kentara kalo itu warna rambut alami," serangnya lagi. Dong-ha yang menyadari kesalahannya langsung bungkam. "Kabarnya, dia adalah salah satu prajurit irregular terkuat di Kerajaan Akatsuki. Dia sudah berkali-kali berhadapan dengan kematian, tapi selalu berhasil selamat."
203Please respect copyright.PENANAqX6gkui09S
"Apa dia hobi nge-prank malaikat maut?" Dong-ha mengerutkan kening.
203Please respect copyright.PENANAWaiJsBvK64
Hayato menggeleng. "Bukan begitu konsepnya, Seo Dong-ha. Kata Raika sih, dia seakan dilahirkan untuk menjadi seorang pembunuh."
203Please respect copyright.PENANAbvsrXPZS1T
"Berarti dia bisa menjadi penghalang untuk kita." Bola mata Dong-ha melebar perlahan.
203Please respect copyright.PENANAg4xTsbFsLp
"Makanya Momoka ingin kita menyingkirkannya lebih dulu," sergah Hayato serius. "Hancurkan Tokiomi dengan kematian putranya, lalu habisi selagi dia berada di titik terbawah dalam hidupnya."
203Please respect copyright.PENANABlubsKKG0X
***
203Please respect copyright.PENANA9j8VunxUYZ
Mayu baru saja keluar dari pintu sebuah apartemen. Di muka pintu tersebut tertempel plat besi berukirkan nama depan penghuninya, yaitu Gekkouin. Ken menunggunya di depan elevator, masih dengan poni menutupi kedua matanya.
203Please respect copyright.PENANArqkDmO9GaC
"Bagaimana kondisi 'kakak'?" tanya pemuda itu pada Mayu. Walau ekspresinya tidak terlihat, kekhawatiran terselip jelas dalam nada suaranya.
203Please respect copyright.PENANAiKcHHz70gl
"Dia sedang beristirahat dengan nyaman," jawab Mayu. Lalu dia tepuk pundak pemuda itu beberapa kali sebelum berlalu memasuki elevator. "Sebaiknya kita pulang sekarang. Kalian juga harus beristirahat dengan benar agar dia tidak khawatir."
203Please respect copyright.PENANANbCpccaMXp
"Baiklah," sahut Ken sedetik sebelum berpaling mengikuti Mayu memasuki elevator.
203Please respect copyright.PENANAXan0Lh6Ijm
Mereka sampai di lobby dalam beberapa menit. Langsung disambut empat orang pemuda lain dalam balutan setelan rapi dan dasi seperti Ken. Mayu beda sendiri karena hanya memakai leather jacket berwarna hitam di luar kaos abu-abunya. Celananya pun dari bahan jeans berwarna gelap, hampir mendekati hitam.
203Please respect copyright.PENANAMXXsk1UVGA
"Sepertinya ada yang mencoba bermain-main dengan beliau," ucap salah satu dari mereka setelah melihat kedatangan Mayu.
203Please respect copyright.PENANAWmkNM323hF
Mayu menyalakan sebatang rokok dan mulai menghisapnya. "Berapa?" tanyanya.
203Please respect copyright.PENANAq3mytOP1nA
"Ada tiga, mereka mengawasi pintu masuk sejak tadi."
203Please respect copyright.PENANA58AeD6IEtW
"Sepertinya mereka meremehkan kekuatan murid Nona Busujima," tukas Mayu sebelum menghisap rokoknya dalam-dalam lalu meremasnya hingga tidak berbentuk. "Biar aku selesaikan dulu. Kalian bisa membereskannya kalau ada gelombang berikutnya."
203Please respect copyright.PENANAYuy49SUdAv
"Baik, Wakil Kedua!"
203Please respect copyright.PENANAj3EEZqgA3y
Setelah membuang rokoknya di tong sampah terdekat, Mayu melangkah keluar dari gedung apartemen diikuti Ken dan dua orang lainnya. Sisanya melangkah memasuki sudut tergelap lobby dan menghilang bagai asap tertiup angin. Tanpa mengedarkan pandangannya, ia menghirup segarnya udara malam di sekitar apartemen. Sepertinya tuannya memilih lokasi yang bagus karena ada banyak sekali pepohonan dan tumbuhan hijau di sekeliling apartemen ini.
203Please respect copyright.PENANANpoMyaH0mY
Tanpa mereka sadari, tiga bayangan hitam sedang mengawasi mereka dari tiga lokasi berbeda yang tersebar di depan apartemen. Mereka saling berbagi informasi satu sama lain melalui telepati, bersiap-siap menyerang Mayu beserta rombongannya di saat lengah.
203Please respect copyright.PENANAnDInfOMy9o
Selagi mereka mengawasi gerak-gerik Mayu dan kawan-kawan yang melangkah menghampiri mobil mereka yang baru saja terparkir di depan beranda apartemen, mendadak saja sosok pemuda itu menghilang tepat sebelum membuka pintu penumpang. Padahal lagak Ken dan dua rekannya biasa saja. Mereka tampak mengobrol asyik dengan wanita yang mengemudikan mobil besar tersebut.
203Please respect copyright.PENANAnFPA0c7IVL
"Dimana wakil pimpinan mereka?" orang pertama bertanya kepada rekan-rekannya.
203Please respect copyright.PENANAZ0iWwX0rJt
Belum sempat ia mendapat jawaban, sebuah tangan besar dengan cakar setajam belati menembus dadanya dari belakang hingga menghancurkan jantungnya. Orang kedua tewas dengan kepala yang digeprek hingga gepeng, sedangkan orang ketiga yang posisinya paling belakang langsung melarikan diri setelah melihat kedua rekannya dihabisi. Namun langkahnya terhenti oleh sosok tinggi Mayu yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Bilah oranye terangnya menyala dalam kegelapan sebelum ia bergerak maju untuk menebas menggunakan cakar besarnya. Ken dan kawan-kawan yang masih menunggu di beranda serempak menoleh saat mendengar suara jeritan korban ketiga.
203Please respect copyright.PENANAXTNbS4UwTP
"Izumi, sekarang giliranmu tuh," celetuk pemuda yang bersandar di pintu mobil.
203Please respect copyright.PENANAdCGVP5bKoa
Pemuda cantik yang berdiri di sebelah Ken menoleh sewot sambil memasang ekspresi sejelek mungkin. "Iya, iya... tanpa kau suruh pun akan kukerjakan!" ledeknya seraya mengarahkan telapak tangannya ke depan. "Teknik Kutukan: Tungku Api Biru!"
203Please respect copyright.PENANAAVzoAh20Jr
Sebuah energi menyerupai api biru kehijauan langsung berkobar di tangan pemuda bernama Izumi tersebut, tak lama sebelum munculnya api biru yang membakar ketiga mayat hasil karya Mayu malam ini. Prosesnya sangat cepat hingga ketiga mayat itu dapat terbakar habis tak bersisa sebelum Mayu tiba di hadapan mereka.
203Please respect copyright.PENANAcR5tDqFmcZ
"Kerja bagus, semuanya," ucap Mayu sambil membuka pintu penumpang. "Khususnya kamu, Izumi."
203Please respect copyright.PENANAZtCQG34zmX
Ken dan kedua rekannya bergegas masuk ke dalam mobil sementara Mayu melepaskan kedua sarung tangan hitamnya yang berlumuran darah. Mereka pun langsung tancap gas meninggalkan lingkungan apartemen menuju keramaian jalan raya. Tanpa sadar kalau sosok berambut hitam sedang memperhatikan mereka dari jendela lantai tiga belas sedari tadi. Bilah merah tuanya menyala terang di tengah kegelapan ruang tengah.
203Please respect copyright.PENANArPfDUgtHtI
"Sampaikan pada Mayu kalau dia tidak perlu repot ke istana besok. Aku sendiri yang akan pergi untuk mengambil obatnya," ucapnya dingin.
203Please respect copyright.PENANABoKVpryqpE
Leah yang berdiri di belakangnya pun membungkuk sopan sembari menyahut pelan. "Baik. Akan segera saya sampaikan, Yang Mulia."
ns 15.158.61.8da2