Kamelia mendesah galau. bagaimana ia harus menghadapi perjodohan yang di atur orang tuanya. sedangkan ia tidak pd dengan wajahnya yang bisa jadi calon suaminya akan lari. sudah berapa kali ia menolak perjodohan itu. namun kali ini ia tidak bisa mundur lagi. melihat foto laki laki ganteng yg di sodorkan oleh ibunya, Kamelia tidak yakin laki laki itu mau menjadi suaminya.
"Sudahlah mel, temui aja siapa tau ia jodohmu"
Akhirnya dengan bujuk rayu ibunya Kamelia mau menemui laki laki tersebut bersama orang tuanya di sebuah restoran keluarga. Saat itu Perasaan Kamelia campur aduk. Disisi lain Fahmi Arsyad laki laki yang di jodohkan oleh orang tuanya tidak sanggup menolak karena hutang budi yg diberikan oleh orang tua Kamelia begitu banyak. Padahal ia sudah mempunyai calon istri pilihannya yang belum sempat di kenalkan kepada orang tuanya. Berlahan Fahmi mendorong kursi roda yang diduduki Ayahnya.
“gmn kabar sobatku” ayah kamelia merangkul bàhu Rusdi Ayah Fahmi. Dengan tersenyum lebar ia menyambut dengan wajah bahagia.
"Alhamdulilah sehat selalu"
“wah, pasti kamu Fahmi.semakin gagah saja terakhir kita ketemu 7 tahun lalu yah” Fahmi mengangguk sembari tersenyum.
“kenalkan ini anak perempuanku Kamelia az zahra, dia tinggal bersama neneknya sejak smp sekarang ia kerja di perusahaan farmasi”
Sejenak Fahmi tertegun memandang wajah Kamelia.seorang gadis berkerudung biru mengenakan kacamata, bibirnya sedikit tebal dan giginya sedikit tongos.klo di banding dengan Farah calon istri pilihannya jauh berbeda. Farah gadis berkulit putih berwajah cantik walaupun sama sama berkerudungnya sungguh jauh berbeda. Namun Fahmi berusaha menyembunyikan keterkejutannya dengan tersenyum manis ketika menjabat tangan kamelia.
" coba kalian ngomong ngomong berdua siapa tau berjodoh" kata ayah kamelia.
Ketika berduaan kamelia langsung memutuskan tidak mau melanjutkan perjodohan ini
" jujur saja aku tahu kamu menolak perjodohan ini melihat diriku yg berwajah seperti ini" kata kamelia kalem. Namun Fahmi belum juga menjawab
" sudahlah putuskan aja kita nggak ada jodoh "
" sepertinya tidak bisa, aku nggak mau menyakiti orang tuaku"
" itu bukan alasan, jika di lanjutkan kita berdua akan terluka dan pernikahan ini nggak ada guna" Fahmi hanya mendesah.
" sebenarnya aku sudah ada calon tapi belum aku kenalkan dengan orang tuaku"
“ya sudah putuskan saja”
" tapi orang tuaku ingin kamu jadi menantunya"
“kenapa apa hutang budi keluargamu” Fahmi masih terdiam mendengarkan perkataan Kamelia.
“ingat ayahku membantu keluargamu dari biaya rumah sakit ayahmu dan membantu perekonomian keluargamu itu karena mereka bersahabat jangan menyalah artikan keikhlasan ayahku untuk membantu ayahmu”
“aku tahu, tapi aku nggak mau menyakiti orang tuaku jadi kita menikah saja jangan pernah menolaknya”
“bagaimana dengan calon istri pilihanmu?"tanya kamelia
" kurasa ia dapat mengerti keputusanku"
"Apakah kamu bisa menyukaiku dan mau membahagiakanku melihat perbedan fisik kita yg jauh berbeda???" Fahmi tak bisa menjawabnya
" tuh kan, biar aku yg ngomong klo kamu berat" Fahmi menahan Kamelia dengan memegang tangannya"
" jangan, aku akan mencoba menyukaimu dan membahagiakanmu" Fahmi mencoba meyakinkan Kamelia.
" sepertinya pernikahan ini berujung penceraian, biarlah lebih baik menjanda daripada terus terusan di desak untuk menikah toh hasilnya sama" pikir Kamelia dalam keputus asaan masalah pernikahan.
" baiklah kita akan menikah mari bahagiakan orang tua kita" kata Kamelia
" dan mengorbankan perasaan kita untuk pernikahan palsu ini" sambung Kamelia dalam hati.
Akhirnya pernikahan Fahmin dan Kamelia di adakan. Dan tentu saja prediksi kamelia tepat. malam pertama pernikahan sampai detik ini Fahmi tak menyentuhnya sama sekali. Wajahnya yang datar dan dingin terlihat ketika mereka hanya berdua saja, Namun ketika di hadapan kedua orang tuanya sikapnya sungguh berbeda Fahmi sok perhatian dan mesra kepada kamelia. Sungguh pintar ia berakting benar benar aktor yang hebat. Kamelia tertawa dan menangis dalam hati di sisi lain ia menertawaka kelucuan sikap Fahmi yg bisa berubah ubah namun di sudut hati yg paling dalam ia menangis karena pernikahannya yg penuh kepalsuan. setidaknya Kamelia terhibur karena kebaikan dan keramahan kedua orang tua Fahmi yg menyayanginya serta kedua adiknya yg masih sd dan smp juga penuh keceriaan. Sehingga dapat melupakan kehidupan pernikahannya yg ironis. Waktu pun berlalu pernikahan Fahmi dan Kamilia sudah setaun berjalan. Namun tetap sama. Walaupun sekamar Fahmi tidak merasa Kamelia itu ada. Pulang kerja sebagai dosen muda disebuah Universitas ternama. Ia langsung tidur atau ngelembur sampai malam mengerjakan laporan. Begitulah setiap harinya.begitu juga kamelia bangun pagi sehabis sholat subuh bantu mertuanya di dapur menyiapkan sarapan setelah itu kerja pulang sore terus bantu masak utuk makan malam habis itu cuci cuci dan menyetrika baju.kadang juga lembur untuk menyelesaikan pekerjaannya bagian administrasi di sebuah perusahaan farmasi.
*******
Malam itu angin dingin terasa menusuk kulit. Kamelia meraskan dinginya juga menembus relung relung perasannya yang hampa. Berlahan ia menghembuskan nafas seolah olah ingin membuang duka lara tentang pernikannya yang ironis.
“sebaiknya aku akhiri saja dari pada keadaanya terus seperti ini, bodohnya aku menerjma pernikahan ini padahal aku tahu akhirnya jadi begini”
“mengapa aku mempercayai perkataan mas fahmi untuk mencoba menyukaiku dan berusaha membahagiakanku? Padahal aku tahu jawabannya. Apa aku terpikat dengan wajah cakepnya? Padah aku tahu seperti pungguk merindukan bulan. Mana mungkin mas Fahmi bisa menyukaiku setulis hati, Tapi aku tak bisa bertengkar masalah ini percuma. lebih baik diakhiri dengan baik baik daripada menambah luka di hatiku” guman Kamelia dalam hati.
" dik amel bisa bicara sebentar?" Tanya Fahmi tiba tiba
" ada apa mas?"
" begini, aku dapat beasiswa S3 di Australia dari unversitas tempat aku kerja . Kurang lebih Selama 2 tahun gmn menurutmu?"
" apa baiknya saja, tapi saya tanya apa mas sendiri untuk dapat besisswa itu?" Fahmi terdiam mendengar peetanyaan itu kemudian ia berkata
" aku akan berangkat bersama rekan kerja ku"
" jujur saja mas,aku tahu mas Fahmi masih berhubungan dengan mantan calon istrimu dan dia rekan kerjamu, iya kan ?" Kata Kamelia datar.terlihat Fahmi salah tingkah.
" begini mas fahmi, kita saling terbuka saja. Sebaiknya kita akhiri pernikahan ini baik baik. silahkan menikahi mantan calon istri mas Fahmi,prediksiku mas bisa saja berselingkuh dariku. Daripada seperti itu nikahi saja dia dan setelah mas pulang kita cerai dengan baik baik. Aku akan berusaha mencari cara untuk mendapatkan kerelaan orang tua mas Fahmi untuk melepasku sebagai menantunya dan menerima wanita yang mas cintai.kejarlah kebahagiaan dan karir mas Fahmi" kata Kamelia dengan mata yg berkaca kaca. Terlihat Fahmi kebingungan dengan kata kata Kamelia.
" besok ijinkan aku menemui wanita itu aku ingin berbicara dengannya, gmn? " akhirnya Fahmi menyetujuinya.
Saat itu si sebuah cafe Kamelia menemui Farah gadis pujaan Fahmi sekaligus rekan kerjanya.
Yah bagai langit dan bumi. Wajah Farah cantik putih berseri, pandangannya tajam meunjukan kecerdasan otaknya.kerudung pink menambah pesona anggun di wajahnya. Pantas Fahmi tidak bisa lepas dari daya tarik Farah. Setelah berbincang panjang lebar Kamelia memutuskan menyerahkan Fahmi untuk di jadikan suami Farah.
" sungguh kak Kamelia orang yg baik bagaimana klo saya jadi istri kedua maa Fahmi dan kakak tidak usah bercerai"
"Maaf saya tidak bisa, yang saya harapkan kebahagian mas Fahmi. Dan aku akan mencari kebahagianku sendiri mungkin aku akan mendapatkan suami yg lebih baik" kata Kamelia kalem. Dan akhirnya berngkatlah Fahmi ke australia bersama Farah. Enam bulan pun berlalu. Saat itu Fahmi siap siap melamar Farah. Sejak sampai di Australia baru besok adalah hari yg longgar untuk bertemu Farah secara pribadi di karenakan penyesuaian studynya dan perkrjaan untuk mendapatkan uang agar bisa di kirim ke orang tuanya. Tak berpa lama Rizal sahabat akrabnya juga saudara sepupu menelponya
" hai Fahmi maaf ya aku tidak bisa menjenguk ibumu dirumah sakit?"
" loh memangnya kenapa??"
" kenapa? Apa kamu nggak tahu kalo ibumu kan masuk rumah sakit sebulan yang lalu oprasi kangker getah bening"
" apa, kenapa istriku gak bilang apa apa"
" beruntungnya kamu Fahmi punya istri seperti itu walaupun gak cantik ia merawat orang tuamu dengan baik, bahkan dengar dengar semua biaya ia yg tanggung. Dan aku baru tahu klo ia tidak memberitahukan kamu masalah ini takut studymu terganggu." Setelah telfon dari Rizal berakhir. Tubuh Fahmi terasa lemas. Dan segera ia menghubungi Kamelia
" iya mas, jangan khawatir semua baik baik saja. Memang aku nggak ngabari mas takut nanti study dan kebahagiaan mas hancur. Tapi yang penting keadaan ibu udah sehat dan dalam tahap pemulihan"
Usai berbicara dengan Kamelia Fahmi termenung
" ya Allah sungguh egoisnya aku. Sungguh aku jadi manusia rendah. Sudah durhaka ke orang tuaku dan istriku, suami macam apa aku ini"
Keesokan harinya Fahmi menemui Farah.
“sudah lama menungguku”
“tidak lama,kok”
“em,…gmana aku harus mengatakanya”
“memang ada apa mas Fahmi???”
“farah, sebelumnya aku minta maaf sepertinya kita akhiri hubungan ini”
“mas, apa maksudmu??”
" sungguh aku bukanalah laki laki yang baik untukmu."
“tapi mas aku menyukaimu, aku siap di sampingmu apapun yg terjadi”
" maaf farah aku tidak bisa bersamamu akan banyak orang yang terluka karena aku jika kita lanjutkan hubungan ini, kuharap engkau dapat menemukan calon suami yang pantas untukmu"
" lalu apa alasannya???" Fahmi hanya terdiam tak mampu berkata.
" maaf suatu saat kamu akan mengetahui. Selamat tinggal Farah ku doakan engkau mendapatkan kebahagian." Kata Fahmi pelan dan segera pergi dari hadapan Farah. Tak urung air mata mengalir deras di pelupuk mata Farah. Hatinya hancur meliahat kepergian Fahmi.
Setelah bertemu Farah segera Fahmi memesan tiket pulang ke Indonesia.
Sore hari yang sejuk. Kamelia duduk duduk bersama kedua mertuanya di teras. Kamelia duduk selonjor di bawah sambil meijit kaki ibu mertuanya.sedang ayah Fahmi duduk di kursi roda sambil menikmati teh herbal buatan Kamelia
“sudah mel, nanti kamu capek ibu nggak apa apa udah sehat”
“belum bu ini kaki ibu masih kaku habis oprasi. perdaran darah kurang lancar, nggak apa apa amel nggak capek 15 menit lagi ya” kata Kamelia terlihat senyum di wajah ibu Fahmi.
“Assalamualaikum” tedengar suara Fahmi
“waalaikumsalam, Ya Allah fahmi kenapa pulang?" Kamelia dan kedua Orang Tua Fahmi tersentak kaget meliahat kedatangan Fahmi yang tiba tiba.Fahmi merangkul tubuh ibunya dan menangis. Ibunya menepuk punggung Fahmi
" ibu udah nggak apa apa ,istrimu sudah merawat ibu dengan baik"
“gimana aku bisa tenang mendengar kondisi ibu, biarlah uang karir apapun itu bisa di cari yang penting Ibu dan ayah sehat.gimana aku bisa tega membiarkan Kamelia merawat kalian berdua”
“nggak apa apa mas saya masih sanggup semua sudah teratasi.” kata Kamelia.
" terima kasih banyak sudah merepotkan kamu pasti berat buatmu "
"Nggak apa apa"
" Fahmi kamu mandilah dan istirahat pasti lelah di perjalanan."
" mas mandi saya siapakan makan dan teh hangat" kata Kamelia seraya membawa koper Fahmi ke dalam Rumah.ketika beruduaan dengan Fahmi Kamelia bertanya
" kenapa mas pulang, bagaimana dengan Farah? Bagaimana study mas. Kan sudah saya bilang semua bisa aku atasi.kejarlah kebahagiann mas" mendengar itu Fahmi menghelai nafas panjang
" bagaimana aku bisa merasa tenang dan bahagia melihatmu berat merawat kedua orang tuaku. Aku merasa menjadi suami dan anak yg berengsek. Demi egoku yg gila membiarkan ini terus terjadi."
“maafkan aku selama ini sungguh aku bukan suami yg baik untukmu”
" sudahlah nggak apa apa ini jalan takdirku ya aku jalani saja, lantas bagaimana dengan Farah"
“aku putuskan tidak melanjutkan hubungan kami, setelah kupikir klau aku jadi menikah dan kita bercerai banyak orang yg terluka pasti aku akan di benci oleh orang tuaku, mkn juga aku di pikir selingkuh, pokoknya banyak maslah yang timbul dan dirimu pasti terluka walaupun engkau ikhlas dengan hubungan kami ”
" aih, kok baru sekarang mikirnya memang manusia ini kurang peka" batin Kamelia.
Malam itu Kamelia nerasa canggung tidur sekamar dengan Fahmi tidak seperti biasanya dulu walau sekamar ia tidak memperdulikan keberdaan fahmi karena sikapnya yang dingin dan acuh begitupula Fahmi walau sekamar dengan kamelia ia tidak bersikap seolah olah kamelia tidak ada benar benar menyakitkan.
perlahan Kamelia merebahkan tubuhnya di pinggir ranjang tanpa menghadap Fahmi ia menutupn tubuhnya dengan selimut berusaha untuk tidur. Tiba tiba Fahmi membuka selimut kamelia dan memeluknya dari belakang. tangan fahmi meraba raba dan meremas area sensitif tubuh Kamelia. Sontak ia kaget dan detak jantungnya berdebar keras.kamelia tidak bergerak ia menggigit bibirnya menahan degub jantungnya yang semakin keras. Fahmi mencium rambut dan Leher Kamelia.
" bau rambutmu harum, kulitmu halus " kata Fahmi terus mencium leher Kamelia dengan penuh gairah. Baru kali ini Fahmi menyentuh tubuhnya. Kamelia terasa terbang di awan tanpa pernah membayangkannya. Lalu Fahni membalik tubuh Kamelia sehingga berhadapan rapat dengannya. Kamelia melihat wajah ganteng dan menawan milik Fahmi sangat dekat. Sorot mata Fahmi terlihat berbeda. Biasanya dingin dan datar walaupun ia tersenyum sebaliknya sekarang pancaran kehangatan terlihat jelas.
“ternyata mata kamu cantik" Fahmi kemudian mencium bibir Kamelia dengan lembut Tangannya mulai melepaskan baju Kamelia satu persatu kemudian Fahmi mulai menyetubuhi diri kamelia. Baru kali ini Fahmi menunaikan tugas sebagai suami. Malam itu adalah malam pertama berhubungan suami istri bagi kamelia. Kebahagian menjalar di relung hati Kamelia. Ia tak pernah menyangka bisa memiliki Fahmi seutuhnya.
Menjelang subuh Kamelia bangun tidur dalam pelukan Fahmi.
" mas, adzan subuh udah waktu sholat mas mandi lalu sholat"
“mandi bareng yuk sayang”
Kata Fahmi menggoda. Kamelia tersipu malu.
" ayo cepat nanti keburu siang" Kamelia mengalihkan pembicaraan.
" nanti lagi ya"
" apa??"
" bercinta lagi"
" mas ini." Pipi Kamelia merona segera buru buru pergi ke kamar mandi. Fahmi hanya tertawa kecil ternyata istrinya manis klo di goda.
Saat di dapur Kamelia mulai memasak tiba tiba dari belakang Fahmi memeluk tubuh Kamelia. Sontak Kamelia kaget.
" mas nanti di lihat orang"
" sebentar saja,toh ini masih pagi" sebenarnya di depan pintu dapur Ibu Fahmi sempat melihat mereka tapi mengurungkan niatnya masuk dapur.tersungging senyum di wajah ibu Fahmi.
" akhirnya kalian bersatu juga" sebenarnya ibu Fahmi merasakan kejanggalan pernikahan dan sikap anaknya pada istrinya. Ibu Fahmi menahannya sebab ia menyukai kebaikan menantunya. Dan ia yakin Kamelia adalah wanita yg terbaik buat putra sulungnya.
Sekarang Fahmi dapat melihat sisi lain dari Kamelia walaupun tak secantik Farah namun kebaikan dan kecintaan pada orang tuanyalah yg membuat Fahmi semakin suka kepada Kamelia.
Malam yang indah tetlihat bintang kejora besinar terang di ujung langit. Kamelia menikmatinya bersama Fahmi di balkon kamar mereka yg terletak di tingkat 2. Kamelia menyandarkan kepalanya di bahu Fahmi dan dengan erat Fahmi memeluk tubuh Kamelia.
" aku menyukaimu"
" aku juga" jawab Kamelia
" tapi aku sekarang pemgangguran apa masih suka padaku"
" masih sangat suka, tenang saja rejeki Allah banyak. Sebentar .
." Kamelia menjulurkan tangan seakan akan mengambil bintang kejora dan meletakan di dada Fahmi
" tenanglah masa depan keluarga kita secerah bintang kejoara pasti ada jalan selama kita mau berusaha" Fahmi tersenyum dan mencium dahi Kamelia
" terimakasih sudah bersamaku berada di sisiku dan berusaha sabar dengan sikapku" rona bahagia tergurat diwajah Kamelia di dalam hatinya ia berdoa agar pernikahannya selalu samawa di dunia dan di akherat.