Prolog
1252Please respect copyright.PENANAIE5XehBqLg
(Kelahiran & Kematian)
1252Please respect copyright.PENANAafuDDs4ZSR
“Kelahiran & Kematian, hal yang tak bisa dihindari jika takdir telah tertulis.”
1252Please respect copyright.PENANAzrLwIVpTeX
🍁🍁🍁🍁🍁
1252Please respect copyright.PENANAt5hoCC6q48
•••
1252Please respect copyright.PENANA9gQpphIbSO
1252Please respect copyright.PENANAonADR7YzvQ
Kelahiran. Sebuah anugerah yang ditunggu oleh seseorang untuk hadir di Dunia yang fana ini, namun tak jarang ada pula yang tak menginginkan kelahiran.
Ayah dan ibu. Menginginkan kelahiran anak-anak mereka, untuk melihat indahnya Dunia ini, dan berharap jauh dari keburukannya.
Kebalikan dari kelahiran, kematian. Momok menakutkan yang sering ingin dihindari dan ditakuti oleh banyak orang, walaupun sejatinya mereka tidak akan pernah bisa lari atau pun bersembunyi dari kematian.
Namun, tak sedikit pula ada yang menginginkan kematian itu sendiri, baik untuk dirinya ataupun orang lain. Bahkan mereka rela melakukan segala cara untuk menemui kematian dan mengakhiri hidup yang terasa berat dijalani.
Kehidupan yang sudah dituliskan garis takdirnya dalam sebuah kitab dimasa lalu, sebelum lahirnya setiap umat manusia di Bumi ini.
Namun, Rasti sangat menyayangkan dan menyesalkan takdir kehidupan yang sedang dijalaninya. Semuanya terasa sangat berat dan menyiksa, hingga membuat dirinya menjadi sosok yang kadang lembut dan kadang juga kasar.
Kehadiran sesosok mahkluk dalam hidupnya begitu disesali dan tak diinginkannya, apalagi hadirnya dengan cara yang kotor dan memalukan serta membuat hidupnya hancur hingga luluh lantah.
Mahkluk mungil yang banyak dinanti oleh setiap pasangan pengantin baru, ataupun pasangan-pasangan yang menginginkan kehadiran keturunan ditengah-tengah kehidupan mereka.
"Ma, aku lapar."
Bisikan pelan dari arah samping membuat Rasti tersadar dari lamunannya, kemudian menoleh dan menatap datar pada bocah laki-laki berusia tujuh tahun itu.
Wajah polos yang terlihat lusuh dan hitam karena sering terbakar sinar matahari dan terkena debu jalanan itu menatap penuh harap padanya dengan binar mata yang terlihat teduh dan polos.
Rasa sesak dan gejolak amarah di dadanya kembali hadir saat melihat wajah itu. Wajah yang begitu mirip dengan sosok yang telah menghancurkan hidupnya.
Ditambah kehadiran bocah itu membuatnya semakin kacau dan ingin segera mengakhiri semuanya.
Jika diminta untuk memilih, antara kelahiran dan kematian, tentu Rasti akan memilih keduanya.
Dia ingin anak sialan yang ada dihadapannya segera lenyap dan mati. Kemudian Rasti berharap, dirinya dilahirkan kembali menjadi bayi yang suci dan bersih, serta dengan garis takdir yang lebih indah dan penuh kebahagiaan.
Dia berharap, lembaran kelam dan kotor serta penuh kekacauan itu tidak pernah ada. Dia ingin hidupnya kembali seperti dulu, tenang, senang, ceria, dan penuh kebahagiaan.
Bukan seperti sekarang ... Dia merasa tersiksa dan membenci takdirnya, apalagi dengan kehadiran Naufal, putra kandungnya.
1252Please respect copyright.PENANAkTxqzM6VNl
1252Please respect copyright.PENANAd8rsTBdnrB