Pagi yang begitu cerah mewarnai kehidupan hari ini. Hembusan angin yang menerpa sangatlah mengejutkan.
Sabrina atau kerap di panggil Rina sedang tersenyum sambil memasang kaos kaki dan sepatunya dan sesekali menatap langit yang cerah tanpa ada tanda-tanda akan turunnya hujan.
Lanjut Rina pun berangkat ke sekolah menggunakan sepeda motor. Sampainya di sekolah ia segera menuju ke kelasnya yaitu kelas dua belas.
Rina meletakkan tasnya di atas meja paling depan sambil menatap seseorang lelaki yang duduk di kursi paling belakang bersama dengan teman lelakinya yang lain sambil berbincang-bincang.
Merasa seperti sedang di perhatikan lelaki itu mendongak menatap Rina yang berada tak cukup jauh dari hadapannya. Rina yang menyadari itu langsung mengalihkan pandangannya.
Lelaki itu berteriak pada Rina dengan mengatakan "Woi! Apa Lo liat-liat? Gue ganteng ya?". Sontak semua orang yang ada didalam kelas itu menatap Rina yang masih berdiri di depan mejanya.
Rina yang tak terima pun menjawab. "Aku lagi liatin tembok kelas sebelah." Dengan ekspresi datar lalu keluar dari kelas.
Rina sangat kesal dengan lelaki itu. Setiap kali Rina melakukan pergerakan lelaki itu pasti selalu berkomentar tentangnya. Mereka berdua sama seperti Tom and Jerry versi anak sekolahan.
Rina menghampiri teman-teman ceweknya yang ada di kantin yang tak jauh tepat berada di depan kelasnya sambil memperlihatkan kekesalannya pada lelaki itu.
"Malas banget sama Alfian! Setiap hari bikin kesal terus, semoga aja dia gak datang ke sekolah lagi, rese banget!." Celoteh Rina pada lelaki itu yang bernama Alfian.
"Jangan terlalu di benci takutnya nanti jadi cinta." Kata salah seorang teman Rina dan yang lainnya pun ikut tertawa.
Rina mengetuk-ngetuk kepalanya sebagai simbol penolakan dan berkata. "Amit-amit deh sama tuh orang yang ada aku tambah stres kalau liat dia lama-lama."
Tak lama kemudian seorang guru perempuan masuk kedalam kelas dua belas. Rina dan teman-temannya pun berlarian masuk kedalam kelas dan langsung duduk di bangku masing-masing.
Pelajaran matematika pun berlangsung dengan membuat beberapa siswa tertidur di bagian belakang termasuk Alfian. Rina yang melihat itu pun berinisiatif untuk mengadukan Alfian ke guru yang sedang mengajar.
Saling mengadukan itu sering kali di lakukan oleh mereka berdua bedanya Rina langsung melaporkannya ke guru sedangkan Alfian selalu meneriaki jika melihat Rina tidur dikelas saat mata pelajaran sedang berlangsung.
Rina bergerak menuju meja guru sambil membawa buku dan pulpennya jelas yang di bawanya itu hanya sebagai alasan. "Bu saya tidak mengerti bagian dua." Alibinya.
Sambil guru menjelaskan soal bagian dua disitulah Rina segera mengadukan Alfian. Dan guru itupun berjalan menuju Alfian dan teman-temannya yang berada di kursi paling belakang.
Lanjut guru itu menepuk pundak siswa yang sedang tiduran di kelas. Namun diantara mereka yang tidur tersisa dua orang yang masih belum bangun juga. Ialah Alfian dan Surya mereka berdua adalah teman sejati.
Guru itu sangat geram melihat kelakuan dua lelaki itu sehingga membuatnya terpaksa mencubit perut kedua lelaki itu hingga mereka berdua bangun.
"Kalian berdua berdiri di depan sampai mata pelajaran ibu selesai. SEKARANG!!."
Alfian yang masih setengah sadar hanya bisa mengusap wajahnya dengan pasrah sedangkan Surya melakukan perlawanan namun guru perempuan yang mengajarkan pelajaran matematika itu tidak mau mendengar alasan apapun hingga mereka berdua pun pasrah berdiri di depan sampai pelajaran selesai.
Di samping itu terlihat Rina yang merasa menang dan senang melihat lawannya kena hukuman.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul sebelas lewat empat puluh menit. Waktu itu menunjukkan waktu istirahat siang.
Terlihatlah Rina sedang menyusun bukunya dan memasukkannya ke dalam tas. Alfian yang hendak keluar dari kelas memilih jalur barisan di dekat bangku Rina dan dengan sengaja menyenggol tangan Rina dan membuat benda yang di pegang nya jatuh berserakan di lantai.
Alfian tau Rina akan marah itulah kenapa dia berbalik dan segera meminta maaf tapi dengan cara yang tidak serius. "Maaf ya gue sengaja." Diakhiri dengan suara tertawa meledek.
Rina tidak cukup sabar untuk menahan diri dia pasti akan balas dendam tapi tidak sekarang. Dia masih punya banyak waktu untuk membuat Alfian meminta maaf dan berlutut di depannya.
Lanjut Rina pun segera mengambil semua barang-barangnya yang terjatuh lalu dilanjutkan masuk kedalam tasnya.
Rina keluar dari kelas ingin menuju kantin untuk membeli cemilan karena perutnya sudah terasa sangat kosong. Namun ia harus berdecak kesal ketika musuhnya beserta dengan teman-temannya sedang menguasai kantin.
Rina menatap tajam pada Alfian yang juga menatapnya sehingga mereka saling bertatapan. Alfian tahu bahwa Rina ingin datang ke kantin, akan tetapi karena adanya dirinya mungkin akan membuat Rina batal masuk ke kantin. Dan benar saja Rina membalik haluannya kembali kedalam kelas.
Gadis yang malang harus menahan lapar agar tidak menghabiskan tenaganya untuk berdebat tanpa henti dengan lelaki yang dianggap musuhnya itu.
Hari-hari disekolah pun menjadi sangat membosankan.
Ia melipat kedua tangannya di atas meja lanjut dengan menidurkan kepalanya disana.
Seseorang menarik pelan beberapa helai rambut milik Rina sehingga membuat gadis itu mendongakkan kepalanya dan melihat orang itu.
Rina terkejut bukan main saat melihat orang itu adalah Alfian yang berdiri di hadapannya. Rina menatap sekelilingnya yang ternyata kelas sedang dalam keadaan kosong. Rina pun bertanya dalam hati mengapa Alfian menemuinya disaat kelas sedang dalam keadaan dan sepi.
Alfian menyodorkan sebotol teh dingin dan air mineral serta beberapa cemilan yang biasa Rina beli. "Gue tau Lo pasti lagi lapar kan? Makanya gue bawain ini buat Lo, tapi jangan GeEr dulu ini gue lakuin sebagai permintaan maaf gue ke Lo karna selama ini gue udah jail plus udah nyusahin Lo."
"Baru sadar sekarang ya? Kamu itu udah nyusahin dari sebelum lahir." Ucap Rina sambil mengambil dengan cepat makanan yang masih di tangan Alfian, takutnya Alfian berubah pikiran dan membatalkan pemberiannya kepada Rina.
Alfian tercengang mendengar ucapan Rina barusan. Beberapa detik ia tertawa kecil karena melihat Rina marah sangat lucu baginya. Itulah mengapa Alfian sering mengganggu Rina.
Merasa sudah cukup lama ia bersama dengan Rina, Alfian pun bergegas pergi kembali ke kantin karena alasannya pergi ke kelas hanya sebentar saja dan tidak ada yang mengetahui bahwa ia pergi untuk menemui Rina. "Gue mau balik ke kantin, bye." Ucapnya sambil melambaikan tangannya.
Rina tak menghiraukan itu, ia memilih menyantap makanan gratis yang ada di atas mejanya. Sambil berpikir kenapa tumbenan Alfian jadi baik dan bagaimana Alfian bisa tahu cemilan kesukaannya?.
Beberapa siswa mulai berdatangan masuk kedalam kelas karena waktu istirahat siang sebentar lagi akan berakhir. Teman-teman cewek Rina pun juga sudah ada didalam kelas yang sedari tadi tidak diketahui kemana mereka pergi dan meninggalkan Rina sendirian di kelas.
Alfian dan teman-temannya juga sudah terlihat melewati pintu kelas. Berjejeran dengan Rina, Alfian berhenti beberapa detik lalu menjangkau botol air mineral yang ada di atas meja milik Rina. Lalu berjalan ke bangkunya sambil membuka tutup botolnya.
Baru saja Alfian ingin meneguk air itu tiba-tiba Rina berteriak tidak terima dengan perlakuan Alfian yang tidak bisa di tebaknya. "Kalau gak ikhlas bilang!?." Sambil berdiri menghadap Alfian.
Alfian mengangkat telunjuknya yang bisa diartikan sebagai diam atau jangan. Maksudnya adalah diam atau jangan melanjutkan perkataanya agar teman sekelas tidak menaruh curiga yang berlanjut.
"Pelit amat! Air minum udah setengah gini aja marah-marah, sedekah dong. Tapi kalau gak ikhlas bilang." Mendengar itu seantero kelas pun tertawa.
Rina yang tidak mau dianggap pelit oleh teman-temannya pun mengikhlaskan air minumnya diambil alih oleh Alfian.
Saat ini keadaan kelas sedang free tidak ada guru. Siswa kelas dua belas pun bertebaran dimana-mana, ada juga yang tetap berada di dalam kelas dan ada juga yang berada di kantin.
Terlihatlah Rina dan teman-temannya sedang berada di kantin. Sedangkan Alfian dan teman-temannya berjalan keluar dari kelas yang tidak tahu mereka akan kemana.
Melihat Rina sedang ada di kantin dan tidak sedang sendirian. Alfian pun mengarahkan pasukannya menuju kantin. Dan sampainya di kantin ia beserta pasukannya bergabung dengan grupnya Rina. Sebenarnya Rina bukanlah ketua di grup cewek hanya saja Alfian hanya tertuju pada gadis yang sangat biasa itu namun terlihat lucu menggemaskan dan berbeda dari yang lain.
Lanjut semua anak kelas dua belas atau teman kelas Rina dan Alfian menatap mereka tercengang menatap mereka berdua silih berganti. Mereka berdua bagaikan kucing dan tikus setiap kali bertemu dan mereka tidak boleh di satukan karena itu akan membuat perdebatan.
Rina menatap Alfian beberapa detik lalu memalingkan wajahnya sambil menelan saliva nya lalu di lanjutkan dengan menghembuskan nafas, sepertinya Rina sedang menahan diri untuk tidak membuat keributan dengan Alfian.
Rina menatap sekelilingnya yang terasa hening. "Krik-krik" Ia juga menirukan suara jangkrik.
Kedua grup bergabung dan saling bertukar bicara kali ini Rina sangat diam. Dia tidak boleh berdebat dengan Alfian, Rina terlihat tegang sedangkan Alfian terlihat biasa-biasa saja.
Tak lama kemudian bel pulang berbunyi sehingga membuat anak kelas dua belas berlarian masuk kedalam kelas untuk mengambil tas mereka lalu pulang ke rumah masing-masing.
Saat ini Rina masih berada di dalam kelas ia baru saja ingin keluar dari kelas langkah demi langkah diambilnya seiring dengan langkahnya suara seseorang berlari menghampirinya dan tiba-tiba saja orang itu menarik rambutnya dari belakang lanjut berdiri di depan Rina sambil tersenyum.
Rina terkejut bukan main orang itu tiba-tiba menarik rambutnya tanpa alasan. Dan ternyata orang itu adalah Alfian. Kini lelaki itu sedang berdiri sekitar kurang lebih dua meter darinya sambil tersenyum seakan tak berdosa. Lanjut Alfian segera berlari menjauh dari Rina karena takut jika Rina akan balas dendam dan memberinya pelajaran.
Seiring dengan langkahnya terdengar suara Rina yang meneriaki Alfian yang sudah berada jauh hingga tak terlihat lagi punggung lelaki itu. Sepertinya Alfian telah bergegas pulang kerumahnya.
1100Please respect copyright.PENANAmKEJ5HYAkl
1100Please respect copyright.PENANAtt5YAcCdTk